2.1.12 Praktek Pencegahan Filariasis
2.1.12.1 Praktek Minum Obat
Cara pencegahan penyakit yang paling efektif adalah mencegah gigitan nyamuk pembawa mikrofilaria. Apabila suatu daerah sebagian
besar terkena penyakit ini, maka pengobatan massal dengan DEC, ivermectin, atau albendasol dapat diberikan setahun sekali dan sebaiknya
dilakukan paling sedikit selama lima tahun Widoyono, 2005:141. Pemberian obat massal bertujuan untuk memutuskan rantai penularan
filariasis, obat yang diberikan pada program POMP dapat membunuh mikrofilaria yang ada didalam darah Depkes RI, 2008:3.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kusumawardani 2009, faktor determinan yang berpengaruh terhadap perilaku minum obat
pada Pengobatan Massal filariasis antara lain, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan.
1 Jenis Kelamin
Proporsi minum obat pada jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan kebanyakan jenis kelamin
laki-laki adalah pekerja sehingga memungkinkan responden sedang tidak ada di tempat saat pembagian obat berlangsung. Orang dengan
jenis kelamin laki-laki juga tidak minum obat dikarenakan mereka adalah tulang punggung keluarga. Mereka tidak ingin pekerjaanya
terganggu apabila setelah minum obat muncul efek samping seperti mengantuk dan mual.
2 Pekerjaan
Orang yang bekerja dan menerima obat lebih rendah dari pada orang yang tidak bekerja namun menerima obat. Hal ini bisa
terjadi karena orang yang bekerja mempunyai lebih banyak kesibukan sehingga tidak ada di tempat saat pengobatan massal
berlangsung dan kebanyakan mereka menganggap bahwa efek samping obat filariasis merupakan sesuatu yang negatif atau tidak
mengenakkan bagi dirinya karena dapat menganggu pekerjaan mereka.
3 Pengetahuan
Pengetahuan memiliki pengaruh terhadap perilaku minum obat seseorang. Orang yang memiliki pengetahuan baik tentang
filariasis lebih patuh minum obat dibandingkan dengan orang yang memiliki pengetahuan kurang baik.
2.1.12.2 Penggunaan Obat Anti Nyamuk