IV.6.3. Aspek pengembangan proses
Berdasarkan evaluasi terhadap prilaku beberapa agroindustri unggulan misalnya agroindustri VCO sebagaimana ditunjukan pada Tabel 49
dirumuskanlah skenario pengembangan proses dengan menganalisis berbagai proses kunci yang perlu mendapat prioritas penanganannya. Metode yang
digunakan adalah menyusun matriks prioritisasi proses mengikuti petunjuk Brelin et.al
1997 Tabel 49 Aspek pengolahan pada keseluruhan industri VCO di Sulawesi Utara
Peubah Keterangan
1 Proses
- Mesin - Manual
Kualifikasi mesin Tipe BPTP Kalasey-Sulut
Kapasita terpasang mesin 100 butirjam 500-1000hari unit
2
SDM
Jumlah kualifikasi 5-8 orgunit unqualificated
Sistem kerjaupah 1. upah tetaphari
2. target 500 butir 500=bonus 3. upah tetaphari + bonusbutir
Struktur organisasi - Pemilik-pekerja – pasar
- Pemilik – pekerja – mitra - pasar 3
Produk
Jenis VCO
Total produksi 200 – 400 lt blnunit
Standardisasi SNI 01-2891-1992 KA; 01-2902-1992
FFA Mutu produk lokal
0.18 KA; 0.03 FFA Produk sisa
Ampas kelapa Ket: peluang diversifikasi usaha – makanan ternak.
Berdasarkan pengamatan terhadap agroindustri unggulan dilakukan identifikasi proses-proses kunci kegiatan dari hulu sampai hilir suatu tahapan
proses produksi yang menentukan keberhasilan produksinya. Analisis dilakukan untuk melihat dampak proses kunci terhada faktor sukses kritis Brelin et.al
1997.
Matriks Prioritisasi Proses Elemen utama dari matriks adalah proses kunci dan faktor sukses kritis
CSF yang dilengkapi dengan nilai kunci pemeringktan yaitu nilai dampak
proses kunci pada CSF dan, nilai kinerja proses. Jumlah nilai dampak proses terhadap CSF dikalikan dengan nilai kesenjangan kinerja proses sehingga
diperoleh nilai kesenjangan terbobot. Nilai terbesar dari kesenjangan terbobot ditetapkan sebagai Prioritas utama penanganan awal dari pengembangan proses.
Biasanya penetapan elemen-elemen dari matriks dilakukan dengan diskusi kelompok ahli yang disebut Tim Kepemimpinan Mutu quality leadership team –
QLT. Pada penelitian ini karena QLT belum terbentuk, maka elemen-elemen ditetapkan setelah dilakukan wawancara mendalam in-depth interview dengan
para pelaku agroindustri pemilik, bagian pengolahan, bagian pemasaran, kemudian hasilnya dimasukkan dalam matriks sebagaimana ditunjukan pada
Gambar 40.
Faktor Sukses Kritis
K es
en ja
n g
a n
K in
er ja
P ro
se s
K es
en ja
n g
a n
T er
b o
b o
t
1
Penyiapan b.baku 2
3 1
3 1
1 11
7 10-7=3
33
2
Penyiapan alat 1
2 1
2 1
1 8
3 10-3=7
56
3
Pengolahan 3
3 1
1 3
2 13
3 10-3=7
91 1
4
Transportasi 2
1 2
1 1
2 9
3 10-3=7
63
5
Uji mutu 1
3 1
2 2
2 11
4 10-4=6
66
6
Pemasaran 3
2 3
1 3
3 15
4 10-4=6
90 2
7
Seleksi T.kerja 1
2 1
3 1
1 9
5 10-5=5
45
8
Sistem informasi 2
2 1
2 2
2 11
3 10-3=7
77 3
9
Manajemen 1
1 3
2 1
3 11
3 10-3=7
77 3
10 = Nilai Proses yang Sempurna
P er
b a
ik a
n m
utu p
ro d
uk
Kunci Pemeringkatan
Dampak roses pada CSF:
1 = Rendah 2 = Sedang
3 = Tinggi Kinerja Proses:
1= Tidak cukup 5 = Oke
9 = Baik
Proses Kunci
Ope ra
si Efe
kti f
b ia
y a
Te k
a na
n p
es a
in g
P enda
p a
ta n
Te n
a g
a k
er ja
a nd
a l
P re
fe re
n si
p el
a ng
g a
n
Gambar 40 Matriks Prioritisasi Proses Agroindustri Unggulan
P ri
o ri
ta s
Ki ne
rj a
P ro
se s
J um
la h
D a
m p
a k
Perioritas utama penanganan proses kunci sesuai analisis matriks prioritisasi proses adalah 1 Pengolahan, 2 Pemasaran dan 3 Sistem informasi dan
Manajemen. Pengolahan meliputi teknologi yang digunakan, metode pengolahan dan, efisiensi. Pemasaran meliputi penanganan produk, pengemasan, penjualan,
estimasi pangsa pasar dan, promosi. Sistem informasi meliputi pengelolaan sistem data, pemahaman pasar global dan, antisipasi perkembangan teknologi.
Manajemen meliputi pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen terhadap kegiatan operasional industri terutama dalam rangka pengembangan produk. Fungsi-fungsi
tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
IV.6.4. Aspek pengembangan pasar