Dana Alokasi Umum KONDISI PEREKONOMIAN EKONOMI ACEH

yang diterima kabupatenkota selalu mengalami peningkatan, sedangkan mulai tahun 2008-2009 ada kabupaten yang mengalami penurunan penerimaan dana alokasi umum seperti Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Aceh Besar, sementara itu untuk kabupatenkota lainnya cenderung mengalami peningkatan penerimaan DAU. Sebagaimana salah satu tujuan pemberian DAU adalah untuk memperkecil kesenjangan keuangan antar daerah, diharapkan dengan adanya dana tersebut daerah yang miskin dapat mengejar ketertinggalan dengan daerah kaya. Pengalokasian DAU ada hubungannya dengan persentase kemiskinan suatu daerah. Apabila daerah tersebut memiliki jumlah penduduk miskin lebih besar, maka akan mendapatkan DAU yang besar pula. Sumber : Kemenkeu dan BPS data diolah Gambar 13. Grafik penduduk miskin tahun 2005 dan DAU tahun 2007 kabupatenkota di Provinsi Aceh. Dari Gambar 13 terlihat bahwa secara umum daerah memiliki persentase penduduk miskin yang besar juga mendapatkan DAU yang besar, jika dilihat dari korelasinya yang sebesar 0.756. Hasil ini menjelaskan bahwa pemberian DAU untuk kabupatenkota pada tahun 2007 sudah sesuai dengan formulasi DAU yang memasukan indikator jumlah penduduk miskin. Pada tahun 2009 dimana formula DAU sudah mengalami perubahan dari tahun sebelumnya dengan artinya bahwa DAU yang diterima oleh daerah tidak harus lebih besar dari tahun sebelumnya. Terlihat pada Gambar 14 bahwa ada korelasi antara jumlah penduduk miskin dengan DAU yang diterima oleh kabupatenkota. Nilai koefisien korelasi mencapai 0.777. Sumber : Kemenkeu dan BPS data diolah Gambar 14 Grafik penduduk miskin tahun 2007 dan DAU tahun 2009 kabupatenkota di Provinsi Aceh. Sementara itu jika kita melihat hubungan antara persentase kemiskinan, PDRB perkapita dan dana alokasi umum yang diterima oleh masing-masing daerah berbeda-beda. Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2006 nilai PDRB perkapita nya mencapai Rp. 28.07 juta dengan persentase penduduk miskin pada tahun 2005 sebesar 35.14 persen dan aana alokasi umum yang diterima pada tahun 2007 sebesar Rp. 285.679 milyar. Sementara itu jika dilihat pada tahun 2005 persentase penduduk miskin terbesar terdapat di Kabupaten Pidie yaitu 35.27 persen, dimana daerah ini merupakan salah satu daerah konflik bersenjata pada masa pergerakan Gerakan Aceh Mardeka. Jika dilihat PDRB perkapita Kabupaten Pidie hanya mencapai Rp. 6.00 jutaan dan menerima dana alokasi umum paling besar pada tahun 2007 sebesar Rp. 431.940 milyar. Sumber : BPS dan Kemenkeu data diolah Gambar 15 Dana alokasi umum Tahun 2007, PDRB perkapita tahun 2006 dan persentase kemiskinan tahun 2005 kabupatenkota di Prov. Aceh. Catatan : besarnya lingkaran menunjukan persentase penduduk miskin Kabupaten Aceh Utara dimana jumlah penduduk miskin yang mencapai 35.14 persen menerima dana alokasi umum lebih kecil dari Kabupaten Pidie. Hal ini disebabkan oleh Kabupaten Aceh Utara menerima dana bagi hasil yang besar dari pemerintah pusat. Pada saat ini masih beroperasi PT. Arun LNG dan PT. Pupuk Iskandar Muda yang memberikan kontribusi besar terhadap pajak walaupun jumlah produksi yang terus menurun. Sementara itu dana alokasi umum yang diberikan pada tahun 2009 juga terlihat bahwa Kabupaten Pidie masih mendapatkan dana yang terbesar, yaitu Rp. 417.380 milyar atau turun dari tahun 2007 sebesar 3.37 persen. Ini menunjukkan bahwa kebijakan hold harmless sudah tidak berlaku di Provinsi Aceh. Kabupaten Pidie 35,27 Aceh Utara 35,14 Pidie masih memiliki persentase penduduk miskin yang tinggi mencapai 33.16 persen pada tahun 2007 dengan PDRB per kapita tahun 2007,yaitu Rp. 4.06 juta. Persentase penduduk miskin tahun 2007 terkecil terdapat di ibukota provinsi Aceh yaitu Kota Banda Aceh 6.61 persen dengan PDRB perkapita tahun 2007 sebesar Rp. 8.31 juta. Jumlah penduduk miskin Provinsi Aceh pada tahun 2007 mencapai 1,083,700 jiwa atau 26.65 persen. Sumber : BPS dan Kemenkeu data diolah Gambar 16 Dana alokasi umum tahun 2009, PDRB perkapita tahun 2007 dan persentase kemiskinan tahun 2007 kabupatenkota di Prov. Aceh. Catatan : besarnya lingkaran menunjukan persentase penduduk miskin

4.7 Pengangguran

Pengangguran merupakan masalah yang selalu dihadapi dalam proses pembangunan. Daerah yang tidak dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan lapangan pekerjaan akan menyebabkan peningkatan pengangguran. Apabila jumlah pengangguran yang terus meningkat akan menyebabkan masalah sosial. Jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Aceh memang cukup tinggi yaitu 14.00 persen pada tahun 2005 dan turun menjadi 9.31 Pidie 35,27 Aceh Timur 28,15 Pidie 33,31 Aceh Tenggara 21,60 persen pada tahun 2009. Hasil pendataan SAKERNAS 2010 jumlah pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun keatas di Provinsi Aceh mencapai

8.60 persen atau sekitar 166,275 jiwa.

Sumber : BPS Aceh data diolah Gambar 17 Kepadatan penduduk tahun 2009 dan jumlah pengangguran tahun 2008 -2009 kabupatenkota di Provinsi Aceh.

4.8 Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia IPM adalah salah satu indikator kinerja pemerintah dalam proses pembangunan. Nilai IPM yang terdiri atas 3 komponen yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan paritas daya beli memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan manusia di daerah. IPM merupakan salah satu indikator kinerja daerah, khususnya dalam hal evaluasi proses pembangunan sumber daya manusia. Selain itu IPM juga Kepadatan Penduduk JiwaKm 2 Jumlah Pengangguran Persentase

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Analisis Dampak Program Alokasi Dana Kampung Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kampung di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh

7 61 130

Analisis dampak dana alokasi umum terhadap ketimpangan pendapatan di provinsi Aceh tahun 2004-2009

1 6 275

Desentralisasi fiskal dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi Yogyakarta

1 12 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Pegawai (Studi Emipis Terhadap Kabupaten/Kota Di Provinsi J

0 2 18

ANALISIS HUBUNGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL TAHUN Analisis Hubungan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Tahun Anggaran 2011-2014(Studi E

0 3 15

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI.

1 4 12

DANA ALOKASI UMUM, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI BALI.

0 0 17

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 7