Latar Belakang KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga diharapkan mampu menumbuhkan dan memperdalam cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan hal tersebut maka perlu dikembangkan situasi belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya. Salah satu strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan perkembangan abad 21, yang di kenal dengan era globalisasi maka diperlukan profesionalisme di segala bidang termasuk dunia pendidikan MPR :1998. Dalam bidang pendidikan, Indonesia dewasa ini paling sedikit menghadapi tiga persoalan yang serius. Pertama, krisis moral yang begitu dahsyat di dalam masyarakat. Kedua, sistem pembelajaran yang belum begitu memadai di sekolah-sekolah. Ketiga, mutu pendidikan yang masih rendah khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah Sindhunata, 2001:1. Namun demikian pemerintah beserta berbagai kalangan telah dan terus menerus berupaya mewujudkan peningkatan mutu pendidikan, antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana-prasarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan buku dan alat pelajaran, pelatihan dan peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta peningkatan manajemen sekolah. Walaupun berbagai hal tersebut telah dilakukan tetapi belum mampu menunjukan peningkatan kualitas yang berarti, terutama sekolah-sekolah di pedesaan atau daerah tertinggal. Sedikitnya terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yang merata, Depdiknas, 2002:1. Faktor tersebut adalah : Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang masih menggunakan pendekatan education production function atau input-out put analysis kurang begitu optimal, karena selama ini dalam menerapkan pendekatan tersebut kurang memperhatikan proses pendidikan. Banyak kalangan berasumsi bahwa sekolah apabila in – put nya baik akan menghasilkan out-put yang baik pula. Padahal proses pendidikan sangat menentukan out – put pendidikan. Kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik- sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi pusat yang kadang-kadang kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah kehilangan kemandirian, keluwesan, motivasi, kreatifitasinisiatif untuk memajukan dan mengembangkan lembaganya termasuk peningkatan mutu sekolah. Ketiga, kurangnya peran serta warga sekolah guru dan warga masyarakat orang tua siswa dalam menyelenggarakan pendidikan dewasa ini. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering diabaikan, padahal terjadi tidaknya perubahan di sekolah sangat tergantung pada guru. Partisipasi masyarakat dewasa ini umumnya masih sebatas pada dukungan dana, sedangkan dukungan lainnya yang berupa moral, pemikiran, barang dan jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah terutama mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakt orang tua sebagai stakeholder. Berdasarkan pada kenyataan tersebut diatas dan sejalan dengan upaya pemerintah yang dituangkan dalam UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah serta petunjuk pelaksanaan operasionalnya melalui PP No. 25 tahun 2000, maka perlu adanya desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah karena sekolah merupakan unit pelaksana terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam pula. Dalam melaksanakan perannya, sekolah harus dinamis, kreatif dan efektif dalam mengevaluasi dan mengembangkan pendidikan di sekolah masing-masing . Pendekatan pengelolaan pendidikan seperti inilah yang dinamakan Manajemen Berbasis Sekolah. School based Management . SMP Negeri 2 Brebes adalah salah satu dari 8 SMP Negeri di Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes, yang menyelenggarakan pendidikan sejak tahun 1960 dengan NSS. 201032916003, kepemilikan tanah hak pakai, luas seluruh bangunan 2083 m2, waktu belajar, pagi hari, status gedung milik pribadi, sifat gedung permanen, luas tanah, 7070 m 2 Alamat sekolah jalan Veteran 1, 2 Telp. 0283 671219 Brebes 52212, batasan sebelah utara Jln. Jend. Sudirman, sebelah selatan sungai irigasi, sebelah timur SMP Negeri 4 Brebes, sebelah barat: Jln. Veteran. Adapun profil sekolah SMP Negeri 2 Brebes adalah sebagai berikut : Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kecamatan Brebes Kabupaten : Brebes Propinsi : Jawa Tengah a.Kepala Sekolah 1. Nama : Drs. Rosikin Salami, S.H., M. Pd. 2. Pendidikan Terakhir : S2 3. Jurusan : Administrasi Pendidikan b. Tamatan Tamatan yang dihasilkan selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut: Pada Tahun 20042005 siswa yang tamat sejumlah 98, rata- rata NEM 6,5 sedangkan siswa yang melanjutkan 98 . Prestasi hasil belajar siswa akademik maupun prestasi lain – lain non akademik, di SMP Negeri 2 Brebes diantaranya : 1. Juara I lomba pidato bahasa inggris tingkat Kabupaten Brebes. 2. Juara II lomba pidato bahasa inggris tingkat Karesidenan Pekalongan. 3. Juara I Lomba Cepat Tepat LCT matematika Tingkat Kabupaten Brebes. 4. Juara I Lomba Cepat Tepat LCT bahasa inggris Tingkat Kabupaten Brebes. 5. Juara III lomba matematika tingkat Karesidenan Pekalongan. 6. Juara III lomba basket tingkat Kabupaten Brebes. 7. Juara II lomba gerak jalan tingkat Kabupaten Brebes. 8. Juara I lomba MTQ tingkat Kabupaten Brebes. 9. Juara I Lomba seni lukis tingkat Kabupaten Brebes 10. Juara I lomba tata upacara dan PBB tingkat Kabupaten Brebes 11. Juara III Lomba Matematika tingkat Provinsi Jawa Tengah c. Angka mengulang siswa Jumlah siswa mengulang pada SMPN 2 Brebes tahun 20042005 kelas 1 2 orang , kelas 2 tidak ada sama sekali 0 d. Kondisi siswa yang diterima pada SMPN 2 Brebes pada tahun 20052006 adalah : Jumlah pendaftar 414 orang, sedangkan jumlah yang diterima 307 orang. f. Kondisi Guru, S2 1 orang guru tetap, S1 7 orang guru tetap, S1 11 orang guru tidak tetap, D3 13 orang guru tetap, 2 orang guru tidak tetap, dan D2D1PGSLP 8 orang guru tetap. g. Jumlah siswa pada SMPN 2 Brebes pada tahun 20052006, sejumlah untuk kelas 1 : 305 orang, kelas 2 : 305 orang dan kelas 3:330 orang. h. Jumlah ruang siswa pada SMPN 2 Brebes pada tahun 20052006 sejumlah untuk kelas 1 : 7 ruang, kelas 2 : 7 ruang dan kelas 3:7 ruang. i. Pengurus Komite Sekolah Pengurus komite pada SMPN 2 Brebes sebanyak 8 orang, terdiri dari unsur tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, orang tua murid, pengusaha, ulama dan unsur masyarakat. Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Rosikin Salami, S.H., M. Pd., Beliau menjadi Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Brebes sejak tahun 2000 s.d sekarang. SMP ini mempunyai tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh mayarakat yaitu siswa lulusan SMP Negeri 2 Brebes dapat diterima di SLTP Negeri. Pelaksanaan proses pendidikan di SMP Negeri 2 Brebes ini melibatkan 43 guru. Sekitar 80 guru berlatar belakang pendidikan S1 dan selebihnya D III . Banyaknya guru yang berlatar belakang pendidikan S1 ini dinilai oleh kepala sekolah sebagai kenyataan yang menggembirakan. Adapun upaya kepala sekolah SMP Negeri 2 Brebes dalam meningkatkan mutu pendidikan diwujudkan dalam pembinaan profesionalisme guru dalam melaksanakan KBM melalui kemampuannnya dalam mengelola kelas, pembentukan kelompok diskusi, peningkatan pelayanan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP, pengadaan bahan-bahan kepustakaan untuk guru dan siswa.

B. Fokus Penelitian