IDENTIFIKASI DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA ALAMI KULIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DARI VARIETAS CRIOLLO DAN TRINITARIO PADA LARUTAN BUFFER YANG BERBEDA

IDENTIFIKASI DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA ALAMI KULIT KAKAO
(Theobroma cacao L.) DARI VARIETAS CRIOLLO DAN TRINITARIO
PADA LARUTAN BUFFER YANG BERBEDA
Oleh: RINA FARDIANA ( 02330118 )
Biology
Dibuat: 2007-02-02 , dengan 3 file(s).

Keywords: KAKAO, LARUTAN BUFFER

Kulit Kakao merupakan limbah yang belum termanfaatkan secara optimal sampai saat ini. Sebab
kulit buah Kakao sebagai bahan sisa dapat mencapai 2.000.000 ton/tahun, permukaan kulit
luarnya yang paling banyak mengandung pigmen sekitar 16% dari berat kulit seluruhnya atau
setara dengan 320.000 ton/tahun sehingga sangat potensial dimanfaatkan (Wulan, S.N., 2001).
Kulit buah kakao juga mengandung 19% protein; 6,2% lemak dan 16% serat kasar (Suwardi,
1978). Berbagai jenis kandungan tersebut merupakan potensial bahan dasar sebagai pewarna
alami.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zat warna
yang ada pada masing-masing varietas kulit kakao (Theobroma cacao L). Sekaligus untuk
mengetahui stabilitas zat warna alami pada masing-masing varietas kulit kakao (Theobroma
cacao L) pada larutan buffer yang berbeda.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian yang

digunakan adalah, rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial. Penelitian
dilaksanakan mulai tanggal 26 Juli 2006 sampai 10 Agustus 2006 di Laboratorium THP, Biologi
dan Kimia Universitas Muhammadiyah Malang.
Sampel dalam penelitan ini adalah limbah kulit kakao (Theobroma cacao L) varietas criollo dan
trinitario masing-masing sebanyak 3 kg.
Berdasarkan penelitian, zat pewarna yang terdapat pada kulit kakao (Theobroma cacao L.)
varietas trinitario merupakan pigmen dari kelompok flavonoid. Sedangkan zat pewarna yang
terdapat pada kulit kakao (Theobroma cacao L.) varietas criollo merupakan pigmen dari
kelompok flavonoid yaitu antoxantin yang dimodifikasi dengan adanya antosianin. Sedangkan
uji stabilitas warna menggunakan larutan buffer dengan pH yang berbeda ternyata menghasilkan
penampakan warna, intensitas warna, nilai pH dan nilai absorbansi yang berbeda pula.