Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011

(1)

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO

(Theobroma

cacao

L

)

3% DALAM BENTUK OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SURAYYA MORIZA NIM : 110600003

DOSEN PEMBIMBING : IRMANSYAH RANGKUTI, drg., Ph.D

NIP.19540210 198303 1 002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2015

Surayya Moriza

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011. x + 37 halaman

Obat kumur bahan kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit periodontal mengandung alkohol yang memiliki efek samping serostomia dan perubahan warna gigi yang permanen jika pemakaian pada jangka panjang, sehingga lebih dianjurkan menggunakan obat herbal. Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional (herbal) salah satunya adalah kakao (Theobroma cacao L) yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba alami. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) konsentrasi 3% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi plak. Penelitian ini adalah penelitian pre-posttest control group design dengan rancangan penelitian

double blind study. Sebanyak 40 orang mahasiswa FKG USU angkatan 2011 dipilih secara acak sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak yaitu kelompok perlakuan menggunakan obat kumur ekstrak kulit buah kakao dan kelompok kontrol menggunakan obat kumur plasebo. Kedua kelompok diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur tersebut 2 kali sehari selama 7 hari. Pengukuran skor plak dilakukan dengan indeks plak Loe dan Silness dan diperiksa


(3)

dengan uji anova repeated dan uji t tidak berpasangan. Hasil yang didapat pada penelitian ini memperlihatkan penurunan rerata skor indeks plak yang signifikan pada penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% dibandingkan dengan obat kumur plasebo mulai pada hari ke-1. Ekstrak kulit buah kakao 3% dalam bentuk obat kumur berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak dibandingkan dengan obat kumur plasebo karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) pada hari ke-1 dan ke-7.

Kata kunci : ekstrak kulit buah kakao, obat kumur, skor indeks plak. Daftar rujukan : 30 (2001-2014)


(4)

Faculty of Dentistry Departement of Peridontia 2015

Surayya Moriza

Effect of 3% Cacao Bean Husk Extract (Theobroma cacao L) as Mouthwash against Plaque Accumulation to FKG USU Students Class of 2011.

x + 38 pages

Chemicals mouthwash used to treat periodontal disease contain alcohol which has the side effect of xerostomia and permanent discoloration of the teeth if used of the long-term, so it is advisable to use herbal medicine. Indonesia is rich source of traditional medicine (herbal) one of them is cocoa (Theobroma cacao L) that potential as natural antioxidants and antimicrobials. The purpose of this study was to know the effect of 3% cacao bean husk extract (Theobroma cacao L) as a mouthwash against plaque accumulation. This research is a pre-posttest control group design study with a double blind study. A total of 40 people FKG USU student class of 2011 randomly selected according inclusion and exclusion criteria and were divided into two groups randomized treatment group using a mouthwash cacao bean husk extract and the control group using a placebo mouthwash. Both groups were instructed to use the mouthwash two times a day for 7 days. Measurements is done by using Loe and Silness plaque index and examined on days 0, 1 and 7. Data analysis is using a computerized program with anova repeated test and unpaired t test. The results obtained in this study showed a decrease in the mean plaque index scores


(5)

placebo mouthwash start on day 1. Cacao bean husk extract concentration 3% as a mouthwash can decrease plaque accumulation compared with placebo mouthwash because there is a statistically significant difference (p <0.05) on days 1 and 7.

Keywords: cacao bean husk extracts, mouthwash, plaque index score. List of references : 30 (2001-2014).


(6)

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO

(Theobroma

cacao

L

)

3% DALAM BENTUK OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SURAYYA MORIZA NIM : 110600003

DOSEN PEMBIMBING : IRMANSYAH RANGKUTI, drg., Ph.D

NIP.19540210 198303 1 002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(7)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan Dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 03 Juli 2015

Pembimbing : Tanda tangan

1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ……… NIP. 19540210 198303 1 002


(8)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi Pada tanggal 25 Juni 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………

Anggota : 1. Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ………

2. Armia Syahputra, drg. ………

Mengetahui : KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ……… NIP. 19540210 198303 1 002


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Razali dan Ibunda Afridah (alm) yang telah tiada, namun keduanya tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, mendoakan, membimbing dan memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada kedua adik tersayang Razi dan Arif, serta keluarga dekat lainnya penulis juga berterima kasih atas segala semangat dan dukungannya sehingga skripsi ini terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi

serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang telah membina dan mengarahkan penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing skripsi yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.

3. Drs. Awaluddin Saragih selaku ketua Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU yang turut meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.


(10)

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Sahabat-sahabat tersayang macho grup : Vinda Anggela Dewi, Surtiva M Pulungan, Novita Eka Putri Butar-Butar, Fajar Fitriah Lestari, Laidini Ayu Siregar, Rizqa Ayunda, dan juga teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia: Restu, Annysa, Dwi, Fellicia, Diah Okty, Febrina, Felix, Robert, Sona, Lisna, Dziah, Elang, Julia, Xinyi, Intan, Eka, Michelle, dan Anushiya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena masih terdapat keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kedepannya. Semoga hasil karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat dan diridhoi oleh Allah SWT.

Medan, 25 Juni 2015 Penulis,

(Surayya Moriza) NIM : 110600003


(11)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...

HALAMAN PERSETUJUAN………

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

KATA PENGANTAR……… iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR TABEL….……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN………... X BAB 1 PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah………... 3

1.3 Tujuan Penelitian……… 3

1.4 Hipotesis...………. 3

1.5 Manfaat Penelitian………... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……… 4

2.1 Plak Dental………. 4

2.1.1 Struktur dan komposisi dental plak..……… 4

2.1.2 Mekanisme terbentuknya dental plak... 4

2.1.3 Kontrol Plak...………. 5

2.2 Obat Kumur……… 6

2.3 Kakao (Theobroma cacao L)…...…. 6

2.3.1 Taksonomi Kakao...………. 7

2.3.2 Struktur Kulit Buah Kakao...…...……… 7

2.3.3 Kandungan Kulit Buah Kakao...………. 8

2.3.4 Peranan Ekstrak Kulit Buah Kakao Sebagai Antibakteri. 8 2.4 Kerangka Teori………... 11


(13)

2.5 Kerangka Konsep………... 12

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN……… 13

3.1 Jenis Penelitian………... 13

3.2 Rancangan Penelitian………. 13

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian………...………. 13

3.3.1 Tempat penelitian... 13

3.3.2 Waktu penelitian... 14

3.4 Populasi dan Sampel……….. 14

3.4.1 Populasi……… 14

3.4.2 Sampel………. 14

3.4.3 Besar Sampel………...………. 15

3.5 Variabel-variabel Penelitian. ……… 15

3.5.1 Variabel Bebas.……… 15

3.5.2 Variabel Terikat .………. 15

3.5.3 Variabel Terkendali... 15

3.5.4 Variabel Tak Terkendali... 16

3.6 Definisi Operasional……….. 16

3.7 Alat dan Bahan………... 17

3.7.1 Alat………... 17

3.7.2 Bahan………... 18

3.8 Prosedur Penelitian……… 18

3.8.1 Prosedur Ekstraksi...………. 18

3.8.2 Peracikan Obat Kumur…...……….. 21

3.8.3 Prosedur Pemeriksaan...……... 24

3.9 Skema dan Alur Penelitian…..………. 25

3.10 Pengolahan dan Analisis Data……….. 26

BAB 4 HASIL PENELITIAN………... 27

BAB 5 PEMBAHASAN……… 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 34

6.1 Kesimpulan………. 34

6.2 Saran……… 34

Daftar Pustaka………. 35 Lampiran


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Theobroma cacao L………... 7

2. Kulit buah kakao... ……… 8

3. Pemisahan biji dan kulit buah kakao..………..…... 19

4. Kulit buah kakao dipotong kecil-kecil.…...……… 19

5. Kulit buah kakao dikeringkan...………… 19

6. Kulit buah kakao yang telah dihaluskan.……….... 20

7. Proses maserasi ekstrak...………... 20

8. Proses penyaringan hasil maserasi...………... 21

9. Ekstrak kental setelah diuapkan…...………... 21

10. CMC ditimbang...……… 22

11. CMC ditaburkan dalam akuades...……….. 22

12. Larutan di-mixer...……… 22

13. Ekstrak ditimbang...………...… 23

14. Sorbitol ditakar... 23

15. Obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol……… 23

16. Grafik rerata indeks plak pada kelompok perlakuandan kelompok kontrol pada hari ke-0, 1 dan 7…...………... 29


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria skor indeks plak Loe and silness...…. 16 2. Data demografis kelompok perlakuan dan kelompok kontrol... 27 3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU Angkatan

2011 pada kelompok perlakuan dan kontrol hari ke-0, hari ke-1,

dan hari ke-7...………. 28 4. Data perbandingan rerata indeks plak pada kelompok perlakuan

hari ke-0, hari ke-1, dan hari ke7……... 29 5. Data perbandingan rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari

ke-0, hari ke-1, dan hari ke7……… 30 6. Perbedaan rerata indeks plak pada kelompok perlakuan dan


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Farmasi USU 3. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian

4. Kuesioner

5. Lembar persetujuan setelah penjelasan 6. Hasil Analisis Data


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan kesehatan gigi sampai saat ini masih kurang mendapatkan perhatian bagi sebagian besar masyarakat, sehingga sangat memungkinkan masyarakat menderita gangguan gigi dalam kondisi yang cukup parah.1 Penyakit gigi terbanyak adalah karies dan penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut tertinggi kedua setelah karies yang banyak diderita oleh penduduk Indonesia.2 Oleh karena itu, pencegahan karies dan penyakit periodontal didasarkan pada pengendalian plak, yaitu berupa kontrol plak. Kontrol plak adalah tindakan menghilangkan dan mencegah plak terbentuk pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. Kontrol plak yang efektif adalah dasar dari pencegahan dan perawatan pada semua kondisi inflamasi pada jaringan periodontal.3 Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan khemis. Kontrol plak secara mekanis dapat berupa menyikat gigi dan pembersihan daerah interdental, sedangkan secara kemis dapat berupa penggunaan pasta gigi dan obat kumur.4,5

Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional (herbal) yang telah digunakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia secara turun temurun.6 Banyak penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang semuanya bertujuan untuk menghasilkan obat-obatan dalam upaya mendukung program pelayanan kesehatan gigi, khususnya untuk mencegah dan mengatasi penyakit gigi dan mulut.7 Salah satu cara pencegahannya secara kimiawi adalah penggunaan obat kumur yang mengandung bahan alam. Selama ini, obat kumur bahan kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit periodontal yang mengandung alkohol memiliki efek samping serostomia dan perubahan warna gigi yang permanen jika pemakaian pada jangka panjang, sehingga lebih dianjurkan menggunakan obat herbal.8 Salah satu tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba alami adalah kakao (Theobroma cacao).8,9 Kulit buah kakao merupakan bahan limbah yang


(18)

dihasilkan dalam industri coklat, yang diketahui mempunyai kandungan polifenol yang tinggi. Kulit buah kakao telah terbukti mengandung zat anti kariostatik dan zat antibakteri lainnya.10,11 Kulit buah kakao mengandung senyawa campuran flavonoid atau tanin terkondensasi atau terpolimerasi seperti antosianidin, katekin, quinon, leukoantosianidin yang kadang-kadang terikat dengan glukosa.2,9 Senyawa-senyawa bioaktif tersebut diketahui memiliki sifat antibakteri, sehingga dengan adanya kandungan zat-zat tersebut maka sangat potensial untuk dimanfaatkan bagi kesehatan rongga mulut karena memiliki peran sebagai antibakteri.12 Penelitian sebelumnya dari Matsumoto dkk, telah melakukan penelitian mengenai ekstrak kulit buah kakao pada tikus yang terinfeksi Streptococcus mutans yang mengalami penurunan karies dan terjadinya pengurangan akumulasi plak dengan konsentrasi hambat minimum 1,0 mg/ml.12,13,14 Namun, pada penelitian tersebut tidak ditentukan nilai kadar bunuh minimum (KBM) dari ekstrak kulit buah. Beberapa hasil penelitian lain mengenai efektivitas ekstrak bahan herbal terhadap Streptococcus mutans dapat diestimasikan bahwa KBM suatu ekstrak herbal berkisar 2-4 kali lipat dari kadar hambat minimum (KHM) ekstrak tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini konsentrasi ekstrak kulit buah kakao yang digunakan yaitu 3%.

Berdasarkan penelitian Sartini tahun 2007 juga menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah kakao dapat menghambat pertumbuhan bakteri Sthaphylococcus aureus

dan Streptococcus mutans dengan tingkat konsentrasi yang berbeda.9 Kulit buah kakao hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian besar masih merupakan limbah perkebunan. Hal ini akan menimbulkan masalah ketika produksi cokelat terus meningkat karena limbah kulit buah kakao juga akan semakin meningkat. Maka dibutuhkan inovasi baru yang dapat memaksimalkan pengolahan kulit buah kakao.15

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh ekstrak kulit buah kakao 3% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi plak.


(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut timbul permasalahan bagaimana pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% terhadap akumuasi plak?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan pengaruh ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) konsentrasi 3% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% terhadap penurunan akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah kakao terhadap akumulasi plak. Selain itu dapat memotivasi masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan rongga mulut menggunakan obat kumur herbal.

2. Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah kakao terhadap akumulasi plak di masyarakat. Hasil penelitian dapat digunakan untuk melakukan penyuluhan mengenai obat kumur dan pencegahan penyakit periodontal pada masyarakat.

3. Manfaat untuk peneliti

Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah wawasan dalam menganalisis obat kumur ekstrak kulit buah kakao terutama yang mempengaruhi akumulasi plak.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 1978, plak dental dapat didefinisikan sebagai hasil dari kolonisasi dan pertumbuhan mikroorganisme di permukaan gigi yang terdiri dari berbagai macam spesies mikoba dan bahan lainnya yang terdapat dalam matriks ekstra selular. Plak dental adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menempel pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat.16

2.1.1 Struktur dan komposisi plak dental

Plak dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva berada pada dan di atas dento-gingiva junction dan terdapat juga pada sepertiga gingiva dari mahkota gigi, daerah interpoksimal, pit dan fissur dan pada permukaan kasar lainnya. Plak subgingiva berada dibawah dento-gingiva junction. 17

Komposisi utama plak dental adalah mikroorganisme. Sekitar 2 x 108 bakteri terdapat dalam 1 mg plak dental. Lebih dari 500 spesies bakteri yang berbeda dijumpai di dalam plak. Mikroorganisme non bakteri yang dijumpai didalam plak adalah spesies mikoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat diantara matriks interseluler, yang juga mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit. Matriks interseluler diperkirakan sekitar 25% dari massa plak terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkular dan produk bakteri. 16

2.1.2 Mekanisme terbentuknya plak dental


(21)

1. Pembentukan pelikel

Pelikel adalah selapis tipis protein saliva yang melekat pada permukaan gigi setelah beberapa menit menyikat gigi. Pelikel terdiri dari berbagai glikoprotein saliva yang berasal dari saliva, cairan sulkular, bakteri, dan jaringan sel induk. Pelikel meningkatkan efesiensi perlekatan bakteri pada permukaan gigi.

2. Kolonisasi awal pada permukaan gigi

Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram-positif, seperti Actinomyces viscosus

dan Streptoccus sanguis. Pengkolonian awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental.Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Pada perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dan lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram-positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.

3. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak

Pada kolonisasi sekunder dan pematangan plak, interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara

Fusobacterium nucleatum dengan Streptococcus sanguis, Prevotella loeschei dengan

Actinomyces viscosus, dan Capnocytophaga ochacea dengan Actinomyces viscosus. Pada stadium akhir pembentukan plak yang dominan adalah koagregasi diantara spesies gram-negatif, misalnya koagregasi Fusobacterium nucleatum dengan

Porphyromonas gingivalis.

2.1.3 Kontrol plak

Kontrol plak adalah menghilangkan dan mencegah akumulasi plak dan deposit lunak (materi alba dan debris makanan) pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan.4 Kontrol plak juga menghambat terbentuknya kalkulus, dapat menyembuhkan peradangan gingiva dan bila kontrol plak dihentikan akan


(22)

menyebabkan kekambuhan peradangan. Jadi kontrol plak adalah cara efektif untuk perawatan dan pencegahan gingivitis dan merupakan bagian yang penting dari semua prosedur dalam perawatan dan pencegahan periodontitis.5

Pada saat ini kontrol plak yang paling banyak dilakukan adalah secara mekanik, yaitu dengan menggunakan sikat gigi, obat kumur dan alat bantu yang lain seperti sikat gigi interdental dan alat irigasi oral yang dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, maupun skeling dan penyerutan akar yang dilakukan dokter gigi. Selain itu kontrol plak juga dilakukan secara kimiawi, antara lain dengan bahan antimikroba.5

2.2 Obat Kumur

Berkumur merupakan salah satu metode dalam cara membersihkan gigi dan mulut dan sering dilakukan setelah menyikat gigi.3 Asadoorian melaporkan bahwa penggunaan obat kumur disukai oleh masyarakat karena penggunaannya yang mudah dan dapat menyegarkan nafas.18 Obat kumur merupakan larutan yang mengandung bahan antimikroba dan beberapa diantaranya dapat membantu menghambat pertumbuhan plak supra gingiva dan gingivitis.19 Sebagian besar individu, memiliki keadaan rongga mulut yang berbeda-beda, sehingga kontrol plak tidak bekerja optimal dalam menjaga kesehatan gingival15 Obat kumur sangat bermanfaat untuk pasien yang cacat fisik atau kurang termotivasi sehingga sulit atau tidak optimal dalam menghilangkan plak dengan baik. Berdasarkan bahan aktifnya, obat kumur dapat di kelompok atas : (1).Bisguanida, (2) Campuran fenol (3) Ammonia kuarternari (4) Germisida (5) Bahan Oksigenase (6) Ekstrak Herbal dan (7)

Halogen.5,18. Pada penelitian ini, obat kumur ekstrak kulit buah kakao termasuk dalam kelompok obat kumur ekstrak herbal.

2.3 Kakao (Theobroma cacao L)

Kakao (Theobroma cacao L.) adalah anggota dari bromeliaceae yang berasal dari hutan di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Dua subspesies yang ditanam adalah calabacillo (T. Cacao L. subsp. Sphaerocarpum) yang berasal dari Amerika Selatan dan criollo (T. Cacao L. subsp. Cacao) dari Meksiko.20 Buah kakao terdiri


(23)

dari kulit buah, pulp, keping biji dan plasenta. Buah kakao terdiri dari 75% kulit buah, 3% plasenta, 22% biji.21 Kakao merupakan tanaman pangan diketahui kaya akan senyawa-senyawa bioaktif, terutama polifenol, yang mempunyai khasiat sebagai antioksidan dan antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen dan bakteri kariogenik.8 Kakao juga mempunyai kapasitas antioksidan lebih tinggi dibanding teh dan anggur merah.9

Gambar 1. Theobroma cacao L22

2.3.1 Taksonomi kakao

Kakao merupakan satu-satunya diantara 22 jenis marga Theobroma, suku

Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah sebagai berikut :22

Devisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Malvales

Suku : Sterculiaceace

Jenis : Theobroma cacao L

2.3.2 Struktur kulit buah kakao

Kulit buah kakao merupakan bagian terbesar dari buah kakao.21 Warna kulit buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya ada dua macam yaitu : buah muda berwarna hijau putih dan bila masak menjadi berwarna kuning dan buah muda


(24)

yang berwarna merah setelah masak menjadi oranye. Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling.22

Gambar 2. Kulit buah kakao23

2.3.3 Kandungan kulit buah kakao

Berat kulit buah kakao kurang lebih 75% dari berat buah masak secara keseluruhan.21,24 Kulit buah kakao merupakan limbah dalam industri cokelat yang diketahui mengandung sejumlah besar polifenol dan serat makanan, seperti selulosa, pektin dan lignin.20 Kulit buah kakao mempunyai komposisi kimia yang cukup kompleks. Salah satu senyawa kimia yang bersifat antimikroba yang dikandungnya adalah polifenol, kadar total polifenol kulit buah kakao 12,6%.21,25 Termasuk dalam senyawa polifenol yaitu tanin, pektin, flavonoid dan epikatekin 8,15 Kandungan senyawa aktif polifenol yang terdapat pada kulit kakao memiliki peran sebagai antimikroba, antivirus dan antioksidan.24 Kulit buah kakao diketahui juga mengandung senyawa aktif alkaloid yang juga memiliki sifat antimikroba yaitu theobromin (3,7-dimethylxantine ) sebesar 0,4% .25 Komposisi kimia lainnya yaitu air 12,98%, total N 32,52%, protein 9,65%, lemak 0,15% dan serat kasar 33,9%.21 Kulit buah kakao diketahui juga mengandung unsur Kalsium, Fosfor dan Kalium.26

2.3.4 Peranan ekstrak kulit buah kakao sebagai antibakteri

Daya hambat ekstrak kulit buah kakao terhadap bakteri dapat disebabkan oleh kandungan antibakteri dalam ekstrak kulit kakao serta karakteristik bakteri itu sendiri.15 Penelitian Verikates B dkk, menyatakan bahwa terjadi penurunan bakteri


(25)

kakao.11 Pada ekstrak kulit buah kakao terkandung senyawa bioaktif yang bersifat antibakteri, yaitu alkaloid dan polifenol yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri.15 Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik yang memiliki atom atom nitrogen dan bersifat basa ( alkali ) dan dapat menyebabkan koogulasi protein sel bakteri, sehingga menyebabkan penghambatan pertumbuhan bakteri. Koagulasi protein akan mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri yang menyebabkan lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh, sehingga menyebabkan kematian sel bakteri.26

Flavonoid pada ekstrak kulit buah kakao termasuk golongan senyawa fenolik yang mempunyai ikatan glikosida.26 Flavonoid dalam aktivitas antibakteri, memiliki berbagai mekanisme diantaranya menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi bakteri. Pada

proses penghambatan sintesis asam nukleat, cincin β flavonoid berperan pada ikatan

hidrogen dengan beberapa basis asam nukleat dan ikatan ini nantinya mampu menghambat sintesis DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). Aktivitas antibakteri dengan menghambat fungsi membran sitoplasma dapat dilakukan dengan menurunkan permeabilitas membran dinding sel bakteri, namun flavonoid dengan variasi yang lain dapat menghambat fungsi membran sitoplasma hingga mengakibatkan kematian bakteri. Aktivitas perusakan membran dapat diawali dengan mengganggu lipid bilayer dengan menembus secara langsung ke lapisannya dan merusak fungsi barrier. Hal ini menyebabkan fusi membran yang menyebabkan kebocoran material intramembaran dan agregasi. Penghambatan energi metabolisme bakteri dilakukan dengan penghambatan sintesis makromolekul. Penghambatan energi metabolisme terkait dengan aktivitas DNA, RNA, dinding sel dan sintesis protein.15,22,24

Penelitian Azila mengatakan bahwa tanin pada kakao adalah salah satu bahan aktif yang mengganggu dinding sel bakteri dan dapat menghambat pembentukan plak. Tanin pada kakao juga dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans.27 Tanin bersifat antibakteri dengan adanya gugus pirogalol dan gugus galoil yang merupakan gugus fenol, kedua gugus tersebut bereaksi dengan protein dari membran


(26)

sel bakteri dan mengkoagulasinya. Senyawa fenol dapat menurunkan tegangan permukaan yang menyebabkan kenaikan dari permeabilitas membran sel, sehingga air dapat masuk ke dalam sel yang menyebabkan sel pecah dan mengalami kematian. Tanin yang terkondensasi akan berikatan dengan dinding sel bakteri memiliki efek toksik dan mencegah pertumbuhan serta melakukan aktivitas protease kepada bakteri.15

Selain mengandung tanin ekstrak kulit buah kakao juga mengandung pektin. Aktivitas antibakteri pektin dilakukan dalam tingkat selular, molekul, dan ikatan kimia. Pektin mampu menurunkan proses proteolisis dari bakteri. Proses proteolisis merupakan proses pemecahan asam amino yang dapat menghasilkan energi bagi bakteri. Namun dengan adanya pektin, pektin mampu menurunkan proses proteolisis dari bakteri, sehingga bakteri kekurangan energi dan proses metabolisme bakteri tidak berjalan dengan lancar. Bahkan jika hal ini terjadi terus menerus akan menonaktifkan sel bakteri, menganggu proses pertumbuhan, bahkan dapat mematikan bakteri.15

Penelitian Srikanth dkk, menunjukkan bahwa kulit buah kakao dapat mengurangi jumlah bakteri Streptococcus mutans dan deposisi plak. Hal ini dikarenakan kulit buah kakao mempunyai komponen aktif yang bersifat antibakteri yaitu epikatekin yang merupakan subgrup dari polifenol berfungsi menghambat GTF (Glikosiltransferase) dan berfungsi sebagai bakterisidal. Efek polifenol terhadap kesehatan rongga mulut dapat menurunkan karies dan menguatkan jaringan keras gigi. Kandungan fenol yang terkandung dapat merusak dinding bakteri sedangkan kandungan epikatekin dapat menghambat pembentukan glikan dari sukrosa dan menghambat perlekatan Streptococcus mutans pada pelikel gigi.14 Banyaknya kandungan senyawa aktif dalam ekstrak kulit buah kakao menyebabkan senyawa aktif akan lebih mudah dalam menghambat bakteri.26


(27)

2.5 Kerangka Teori

Kulit buah kakao (Theobroma cacao)

Senyawa zat aktif

alkaloid

Tanin Pektin Flavonoid Koogulasi

protein sel bakteri  lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh Menganggu permeabilitas membran sel bakteri Menghambat sintesis asam nukleat, fungsi membran sitoplasma, dan metabolisme energi bakteri Proses proteolisis bakteri menurun  metabolisme bakteri terganggu

Kematian sel bakteri

Pembentukan plak Menghambat GTF (Glukosiltrans ferase) pada sel bakteri Epikatekin Polifenol


(28)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas : Obat kumur ekstrak kulit

buah kakao 3 %

Variabel Terikat : Indeks plak Loe dan Silness

Variabel Terkendali : 1. Volume obat kumur 2. Lama penggunaan obat

kumur

3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

Variabel tak terkendali : 1. Metode menyikat gigi 2. Diet


(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental ulang atau

pre-posttest control group design.28 Rancangan penelitian ini subjek dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok yang tidak diberi perlakuan.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun peneliti tidak mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok perlakuan.

Perlakuan : H0  X  H1  X  X  X  X X X  H2 Kontrol : H0 Y  H1 Y  Y Y  Y  Y Y H2 Keterangan :

X : Obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% Y : Plasebo

H0 : Pengukuran indeks plak hari ke-0 sebelum perlakuan H1 : Pengukuran indeks plak hari ke-1 setelah perlakuan H2 : Pengukuran indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat penelitian

Proses pembuatan obat kumur dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Instalasi Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(30)

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Mei sampai dengan 06 Juni 2015.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi pada penelitian adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011.

3.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini dilakukan secara purposive random sampling dipilih dari mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan angkatan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi:

 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang berstatus aktif

 Memiliki jumlah gigi minimal 20 gigi

 Koperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani

informed consent

 Kriteria indeks plak kategori baik-sedang ( 0 - 1,9)

Kriteria Eksklusi:

 Memakai pesawat ortodonti cekat atau lepasan

 Memakai gigi tiruan

Crowded berat

 Dijumpai kelainan periodontal

 Terdapat karies interproksimal

 Sedang menggunakan obat kumur lainnya

 Mengkonsumsi antibiotik sejak 3 bulan sebelum pemeriksaan


(31)

3.4.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini, dihitung menggunakan rumus Federer seperti berikut:

Keterangan: n = besar sampel r = jumlah kelompok

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun untuk mencegah terjadinya bias selama penelitian, ditetapkan sampel sebanyak 20 orang. Sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang yaitu 20 orang pada kelompok perlakuan dan 20 orang pada kelompok kontrol.

3.5 Variabel-Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas :

Obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3%

3.5.2 Variabel Terikat :

Penurunan indeks plak Loe dan Silness.

3.5.3 Variabel Terkendali :

1. Volume obat kumur

2. Lama penggunaan obat kumur 3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi 4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

(n-1) (r-1) ≥ 15 (n-1) (2-1) ≥ 15

n-1 ≥ 15


(32)

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali :

1. Diet.

2. Metode menyikat gigi.

3.6 Definisi Operasional

1. Obat kumur ekstrak kulit buah kakao

Obat kumur ekstrak kulit buah kakao adalah sediaan obat kumur yang mengandung 3% ekstrak kulit buah kakao, sorbitol, peppermint, aquades dan carboxy methyl cellulose (CMC). Sediaan dibuat di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Indeks Plak

Indeks plak adalah indeks untuk mengukur tingkat akumulasi plak gigi dengan menggunakan indeks plak Loe dan Silness. Indeks ini dapat melibatkan keseluruhan gigi atau hanya beberapa gigi. Pengukuran yang dilakukan melibatkan empat permukaan gigi yaitu distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral.

Tabel 1. Kriteria skor indeks plak Löe and Silness29

Skor Kriteria

0 Tidak terdapat plak pada area gingiva

1 Plak tidak terlihat dengan mata telanjang, tetapi terlihat dengan menggunakan prob yang digerakkan pada permukaan gigi

2 Terdapat lapisan plak yang tipis hingga sedang pada area gingiva, dan dapat dilihat dengan mata telanjang

3 Terdapat akumulasi deposit lunak dalam jumlah banyak pada poket gingival, permukaan gigi, dan atau pada margin gingiva

Skor plak untuk satu gigi = Jumlah seluruh skor dari empat permukaan gigi 4


(33)

Skor plak untuk keseluruhan gigi = Jumlah seluruh skor gigi Jumlah gigi yang diperiksa

Kriteria penilaian indeks plak Löe dan Silness adalah:

 Baik : 0 - 0.9

 Sedang : 1 - 1.9

 Buruk : 2 - 3

3.7 Alat dan Bahan

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan kulit buah kakao adalah : 1. Timbangan

2. Kapas

3. Kertas perkamen 4. Tampah

5. Aluminium foil 6. Blender

7. Kertas saring

8. Vacuum rotavapor 9. Waterbath

10.Freeze dryer

Alat yang digunakan dalam peracikan obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% adalah :

1. Spatula 2. Gelas ukur 3. Botol kosong 4. Spidol 5. Timbangan 6. Kertas label


(34)

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah: 1. Kaca mulut

2. Piset 3. Sonde 4. Probe 5. Kapas

6. Sarung tangan 7. Masker. 8. Gelas ukur 9. Kertas tissu 10. Alat tulis

11. Lembar pemeriksaan

3.7.2 Bahan

1. Ekstrak kulit buah kakao 3% 2. Akuades

3. CMC (Carboxy menthyl cellulose). 4. Etanol 70%

5. Sorbitol

6. Peppermint 1% 7. Pewarna makanan

3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Prosedur Ekstraksi

1. Buah kakao yang sudah masak diseleksi, dicuci bersih, kulit buah kakao dipisahkan dari bijinya.


(35)

Gambar 3. Pemisahan biji dan kulit buah kakao

2. Kulit buah kakao dipotong kecil-kecil, dan ditimbang berat basahnya

Gambar 4. Kulit buah kakao dipotong kecil-kecil

3. Kulit buah kakao dikeringkan di dalam lemari pengering selama beberapa hari dengan suhu 400C hingga kering


(36)

4. Kulit buah kakao yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender, diayak sehingga di dapat serbuknya

Gambar 6. Kulit buah kakao yang telah dihaluskan

5. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi. Maserasi pertama dilakukan dengan mencampurkan 600 gram serbuk kulit buah kakao dengan 3600 ml etanol 70% dihomogenkan dan diletakkan di dalam wadah tertutup dan dibiarkan selama 5x24 jam kemudian disaring.

Gambar 7. Proses maserasi ekstrak

6. Maserasi kedua dilakukan pada ampas hasil saringan maserasi pertama dengan 3600 ml pelarut etanol 70% selama 3x24 jam kemudian disaring.

7. Maserasi ketiga dilakukan dengan ampas kedua dengan 2400 ml pelarut etanol 70% selama 24 jam dan disaring.


(37)

Gambar 8. Proses penyaringan hasil maserasi

9. Ekstrak cair lalu di uapkan etanolnya dengan menggunakan vacuum rotavapor pada suhu 500 C sehingga didapat ekstrak kental

10. Ekstrak dimasukkan dalam botol dan disimpan dalam kulkas.

Gambar 9. Ekstrak kental

3.8.2 Peracikan Obat Kumur

a. Peracikan Obat kumur ekstrak kulit kakao

1. Akuades sebanyak 200 cc dididih, carbocymethyl cellulose ditimbang sebanyak 3 gram. Setelah itu ditaburkan pada akuades yang mendidih.


(38)

Gambar 10. CMC ditimbang

Gambar 11. CMC ditaburkan dalam akuades 2. Larutan di-mixer hingga homogen.

Gambar 12. Larutan di-mixer


(39)

Gambar 13. Ekstrak ditimbang 4. Tambahkan 150 cc sorbitol ke dalam larutan

Gambar 14. Sorbitol ditakar

5. Tambahkan akuades hingga larutan menjadi 1000 cc, aduk larutan menggunakan mixer.

6. Tambahkan peppermint 10 tetes dan aduk kembali. Kemudian masukan larutan obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol.

Gambar 15. Obat kumur kemasan botol


(40)

b. Peracikan Obat kumur plasebo

1. Panaskan 200 cc aquadest lalu tambahkan CMC 0,3%, lalu diaduk dengan menggunakan mixer, tambahkan sorbitol 150 cc dan 10 tetes peppermint.

2. Setelah selesai, lalu tambahkan pewarna sewarna dengan larutan obat kumur ekstrak kulit buah kakao.

3. Hasilnya dimasukkan ke dalam botol.

6.8.3 Prosedur Pemeriksaan

1. Pemeriksaan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk mengisi lembar informed consent.

3. Pada hari ke-0 (sebelum perlakuan), subjek penelitian dilakukan pemeriksaan indeks plak awal dengan menggunakan indeks plak Loe and Silness. Subjek yang dipilih sebelumnya telah diintruksikan untuk menyikat gigi setelah makan.

4. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

5. Kemudian setiap subjek dari kelompok perlakuan masing-masing diberikan sikat gigi, pasta gigi, dan 1 botol obat kumur ekstrak kulit buah kakao. Sedangkan setiap subjek dari kelompok kontrol masing-masing diberikan sikat gigi, pasta gigi, dan 1 botol obat kumur plasebo.

6. Subjek penelitian diinstruksikan untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur, lalu berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 15 cc selama 30 detik.

7. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan pemeriksaan skor plak pada hari ke-1 dan ke-7 (setelah perlakuan) dengan menggunakan indeks plak Loe and Silness di Instalasi Periodonsia FKG USU.


(41)

3.9 Skema dan alur penelitian

Populasi

Sampel

-Simple random sampling

-Kriteria inklusi dan eksklusi

Kelompok kontrol

Ethical clearance

Informed Consent

Pemeriksaan skor plak pada hari ke-0 (sebelum perlakuan)

Pemeriksaan skor plak pada hari ke-1 dan ke-7 (setelah perlakuan) dengan indeks plak Loe and Silness.

Analisis data

Kelompok perlakuan

Pemberian sikat gigi dan pasta gigi kepada sampel, kelompok perlakuan diberikan obat kumur ekstrak kulit buah kakao dan kelompok kontrol diberikan obat kumur plasebo

Instruksi: untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 15 cc selama 30 detik


(42)

3.10 Pengolahan dan Analisis Data 3.10.1 Pengolahan data

Pengolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi.

3.10.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi. Untuk melihat perbandingan penurunan akumulasi plak pada hari ke-0, ke-1 dan hari ke-7 pemakaian obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% dan obat kumur plasebo dengan menggunakan uji ANOVA repeated. Sedangkan untuk melihat perbedaan penurunan akumulasi plak antara obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% dan obat kumur plasebo menggunakan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired). Dengan derajat kepercayaan 95%. Signifikasi statistik diperoleh jika nilai p<0,05.


(43)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Obat kumur Ekstrak kulit buah kakao terhadap akumulasi plak diujikan kepada 40 orang mahasiswa FKG USU angkatan 2011 pada populasi 205 orang yang telah dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Penelitian ini selama satu minggu dan dilakukan pemeriksaan pada saat sebelum perlakuan (hari ke-0) dan pada saat sesudah perlakuan (pada hari ke-1 dan ke-7) pada subjek penelitian. Selama penelitian berlangsung, tidak ada subjek penelitian yang melaporkan terjadinya komplikasi dari pemakaian obat kumur ekstrak kulit buah kakao. Data-data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Variabel Kelompok

Pengamatan Jumlah Persentase Umur a. 20 tahun

b. 21 tahun c. 22 tahun

10 orang 16 orang 14 orang 25% 40% 35% Total 40 orang 100% Jenis Kelamin a. Laki-laki

b. Perempuan

2 orang 38 orang

5% 95% Total 40 orang 100% Frekuensi

menyikat giigi

a. Tidak teratur b. 1 kali sehari c. 2 kali sehari d. >2 kali sehari

- - 36 orang 4 orang 90 % 10 % Total 40 orang 100%


(44)

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Subjek penelitian yang berusia 20 tahun sebanyak 10 orang (25%), 21 tahun sebanyak 16 orang (40%) dan berusia 22 tahun sebanyak 14 orang (35%). Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 38 orang (95%), sedangkan laki-laki sebanyak 2 orang (5%). Berdasarkan frekuensi menyikat gigi dalam satu hari, sebanyak 36 orang (90%) menyikat gigi 2 kali sehari dan 4 orang (10%) menyikat gigi lebih dari 2 kali sehari.

Tabel 3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU angkatan 2011 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-0, hari ke-1 dan hari ke-7.

Hari

Kelompok perlakuan Kelompok kontrol N Rerata indeks plak ± SD N Rerata indeks plak ± SD 0 20 0.741 ± 0.186 20 0.718 ± 0.107 1 20 0.474 ± 0.119 20 0.603 ± 0.108 7 20 0.218 ± 0.076 20 0.768 ± 0.102 Keterangan : Uji anova ; p< 0.05

Tabel 3 menunjukkan penurunan skor indeks plak pada kelompok perlakuan mulai dari hari ke-1 sampai hari ke-7. Berdasarkan rerata dan standar deviasi skor indeks plak pada kelompok perlakuan pada hari ke-0 dan ke-1, rerata skor indeks plak 0.741 ± 0.186 menjadi 0.474 ± 0.119 dengan penurunan sebesar 0.267. Kemudian pada hari ke-7 perlakuan, rerata skor indeks plak menjadi 0.218 ± 0.076 dengan penurunan sebesar 0.256.

Pada kelompok kontrol terjadi penurunan skor indeks plak pada hari ke-1, namun terjadi peningkatan skor indeks plak pada hari ke-7. Berdasarkan rerata skor indeks plak dan standar deviasi sebelum perlakuan sebesar 0.718 ± 0.107. Hari pertama, rerata skor indeks plak dan standar deviasi menjadi 0.603 ± 0.108 dengan penurunan sebesar 0.115. Hari ke-7 rerata skor indeks plak dan standar deviasi menjadi 0.768 ± 0.102 dengan kenaikan sebesar 0.165.


(45)

Gambar 16. Grafik rerata indeks plak pada kelompok perlakuan (obat kumur ekstrak kulit buah kakao) dan kelompok kontrol (plasebo) pada hari ke-0, ke-1 dan ke-7

Gambar 16 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Grafik tersebut terlihat penurunan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dari hari ke-1 hingga ke-7 pada pemakaian obat kumur ekstrak kulit buah kakao. Kelompok kontrol terlihat penurunan rerata indeks plak pada hari ke-1 namun terjadi kenaikan skor indeks plak pada hari ke-7.

Tabel 4. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0, ke-1 dan ke-7.

Perbandingan P (Sig.) Hari ke-0 dan hari ke-1 0.000* Hari ke-0 dan hari ke-7 0.000* Hari ke-1 dan hari ke-7 0.000* Keterangan: Uji LSD ; p<0,05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05) 0,741 0,474 0,218 0,718 0,603 0,768 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

H0 H1 H7

S k or in d ek s p lak Hari ke- kelompok perlakuan kelompok kontrol


(46)

Tabel 4 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) terjadi antara hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-7, dan hari ke-1 dan hari ke-7.

Tabel 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, ke-1 dan ke-7.

Perbandingan P (Sig.) Hari ke-0 dan hari ke-1 0.000*

Hari ke-0 dan hari ke-7 0.005* Hari ke-1 dan hari ke-7 0.000* Keterangan : Uji LSD ; p<0,05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05)

Tabel 5 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0.05) antara skor indeks plak pada hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan ke-7 dan hari ke-1 dan ke-7.

Tabel 6. Perbedaan rerata indeks plak kelompok perlakuan dan kontrol Selisih Kelompok N Rerata Indeks plak setelah perlakuan ±

SD P (sig)

H0-H1 Perlakuan 20 -0.266 ± 0.120 0.000* Kontrol -0.114 ± 0.053

H0-H7 Perlakuan 20 -0.256 ± 0.094 0.000* Kontrol 0.164 ± 0.083

H1-H7 Perlakuan 20 -0.522 ± 0.152 0.000* Kontrol 0.049 ± 0.707

Keterangan: Uji t-tidak berpasangan ; p<0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 6 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0.05) terhadap rerata skor indeks plak antara hari 0 dan hari 1, hari 0 dan hari ke-7, serta hari ke-1 dan hari ke-7 pada kelompok kontrol dan perlakuan.


(47)

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa obat kumur ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) 3% berpengaruh dalam menurunkan akumulasi plak pada hari ke-1 dan ke-7 pemakaian obat kumur. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara kelompok perlakuan (obat kumur ekstrak kulit buah kakao) dengan kelompok kontrol (plasebo). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada hari ke-1 dan ke-7 terjadi perbedaan rerata skor indeks plak yang bermakna p<0,05 antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sartini yang menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah kakao dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans karena kulit buah kakao mengandung campuran flavonoid atau tanin yang memiliki sifat antibakteri.9 Matsumoto juga melakukan penelitian terhadap ekstrak kulit buah kakao pada tikus yang terinfeksi Streptococcus mutans yang mengalami penurunan karies dan terjadi pengurangan akumulasi plak dengan konsentrasi hambat minimum 1,0 mg/ml.12

Penelitian ini menunjukkan bahwa rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan obat kumur ekstrak kulit buah kakao lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol dilihat mulai dari hari ke-1 hingga ke-7 pemakaian obat kumur. Hal ini disebabkan kandungan senyawa aktif yang terdapat pada kulit buah kakao yaitu senyawa alkaloid dan senyawa polifenol bersifat antibakteri.25 Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah kakao dalam bentuk obat kumur berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Srikanth tentang efektifitas obat kumur ekstrak kulit kakao pada anak-anak. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa obat kumur ekstrak kulit buah


(48)

kakao efektif menurunkan jumlah bakteri Streptococcus mutans dan menurunkan deposisi plak.14

Penelitian ini, pada kedua kelompok yang diberikan obat kumur ekstrak kulit buah kakao dan obat kumur plasebo, diinstruksikan berkumur sebanyak dua kali sehari yaitu setelah menyikat gigi pagi hari dan pada malam hari sebelum tidur. Obat kumur berfungsi sebagai antibakteri, penggunaan obat kumur dua kali sehari dikarenakan banyak efek samping dalam rongga mulut akibat penggunaan obat kumur yang berlebihan. Mikroorganisme yang berperan di rongga mulut memiliki jumlah yang seimbang antara mikroorganisme patogen dan non-patogen. Penggunaan obat kumur yang berlebihan dapat mempengaruhi komposisi flora normal rongga mulut sehingga lebih banyak mikroorganisme non patogen yang terbunuh oleh obat kumur dibandingkan dengan mikroorganisme patogen, akibatnya organisme yang dulunya tidak menyebabkan kelainan di dalam rongga mulut akan berkembang biak sehingga menyebabkan kelainan di dalam rongga mulut.19

Konsentrasi ekstrak kulit buah kakao yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian ini adalah sebanyak 3% atau 30 mg/ml. Ekstrak kulit buah kakao diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 70% di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Pada peracikan obat kumur, peneliti menambahkan bahan-bahan lain seperti CMC (carbocymetyl cellulose), sorbitol, dan peppermint. Carbocymetyl cellulose digunakan sebagai suspensi untuk mencegah ekstrak mengendap atau tidak homogen pada larutan obat kumur. Sorbitol dan peppermint untuk menambahkan rasa pada obat kumur ekstrak kulit buah kakao. Sorbitol digunakan sebagai pemanis untuk menghilangkan rasa kurang enak dari ekstrak kulit buah kakao. Peppermint digunakan untuk menambahkan rasa segar berupa mint dalam obat kumur. Kelompok kontrol yang menggunakan obat kumur plasebo memiliki komposisi bahan yang sama dengan kelompok perlakuan, namun tanpa penambahan ekstrak. Warna pada obat kumur plasebo disamakan dengan kelompok perlakuan menggunakan pewarna makanan.


(49)

Selama penelitian berlangsung tidak ada efek samping yang terjadi pada subjek penelitian. Namun, beberapa subjek penelitian mengeluhkan masih adanya rasa pahit yang timbul ketika penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao.


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam bentuk obat kumur berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari.

2. Obat kumur ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) 3% terbukti berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak dibandingkan dengan obat kumur plasebo karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) pada hari ke-1 dan ke-7.

6.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti obat kumur ekstrak tanaman kakao dari unsur lain seperti daun, biji atau batangnya.

2. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan jumlah subjek yang lebih homogen untuk lebih mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah kakao

3. Penelitian lanjutan diperlukan untuk meneliti efek jangka panjang dari penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao sehingga dapat lebih dikembangkan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sundoro EH. Konsep baru perawatan karies. 2004. Fakultas kedokteran gigi Universitas Indonesia.

2. Maulida N, Diah, Isnadia. Potensi flavonoid yang terkandung dalam propolis lebah sebagai terapi periodontitis agresif. Maj. BIMKGI 2012; 1(1): 32. 3. Nirmaladewi A., Handajani J., Tandelilin R., 2011, Status Saliva Dan

Gingivitis Pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur Epigalocatechingallate (EGCG) Dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis), Thesis, Bagian biologi Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada.

4. Perry DA. Plaque Control. In: Carranza FA. Glickman’s Clinical Periodontology. 11th ed. Philadelphia: WB Sounders Company, 2006: 97-100, 261-3, 651-2.

5. Diah. Kontrol plak kemikal dalam pencegahan gingivitis dan periodontitis. J Periodontic 2010; 1(2): 1-5.

6. Jati RI, Manitis AV. Efektifitas antibakteri ekstrak daun pepaya (Carica papaya) terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis. Maj BIMKGI 2013; 1(2): 25.

7. Sabir A. Aktivitas antibakteri flavonoid propolis trigona sp terhadap bakteri

Steptococcuc mutans (in vitro). Maj.Ked.Gigi (Dent.J) 2005; 38(3): 136. 8. Pratsetio FM, Setiawatie EM, Ulfah N. Daya antioksidan ekstrak kulit buah

kakao dengan konsentrasi 20 ppm terhadap saliva penderita periodontitis kronis. J Periodontic 2014; 6(1): 18-21.

9. Sartini, Djide MN, Gemini Alam. 2007. Ekstraksi komponen bioaktif dari limbah kulit buah kakao dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan dan antimikroba. Bagian Farmasi Universitas Hasanuddin.


(52)

10. Osawa K, Miyazaki K, Shimura S, Okuda J, Matsumoto M, Ooshima T. Identification of cariostatic substances in the cacao bean husk: Their anti-glucosyltransferase and antibacterial activities. J Dent Res 2001; 80

11. Babu V, Vivek DK, Ambika G. Comparative evaluation of chlorheksidine mouthrise as antimicrobial agent in children. J European of paediatric Dentistry 2011; 12: 245-9.

12. Matsumoto M, M Tsuji, J Okuda, H Sasaki, K Nakano, K Osawa, et al. Inhibitory effects of Cacao bean husk extract on plaque formation in vitro and in vivo. Eur J Oral Sci 2004; 112(3): 249-50.

13. Matsumoto M, Tsuji M, Okuda J, Sasaki H, Nakano K, Osawa K, et al. Caries inhibitory activity of cacao bean husk extract in in-vitro and animal.Arch Oral Biol 2000;45:639-45.

14. Srinkant RK, Shashikiran ND, Subba R. Chocolate mouth rinse: Effect of plaque accumulation and mutan Streptococci counts when used by Children. J Indian Society Pedodontics Preventive Dentistry 2008; 26(2):67-70.

15. Lutfiani NR, Setiawatie EM, Wibisono PA. Daya hambat ekstrak kulit buah kakao terhadap pertumbuhan bakteri supragingiva. J Peridontic 2014; 6(2): 43-5.

16. Bathla S. Dental Plaque. In: Bathla S. Periodontics revisited. 1st edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011: 65-70.

17. Chetrus V. Dental Plaque-Clasification, Formation, and Identification. Int J Medical of Dentistry 2013; 3: 139-43.

18. Asadoorian J. Oral Rinsing: CDHA position paper on commercially available over-the-counter oral rinsing products .CJDH 2006; 40(4): 1-3.

19. Moran JM. Home-use oral hygiene products: mouthrinses. J Periodontology 2000 2008; 48: 42-53.

20. Purnamasari DA, Munadzirah E, Yugiartono RM. Konsentrasi ekstrak biji kakao sebagai material alam dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Jurnal PDGI 2010; 59(1): 14-8.


(53)

21. Balai Besar Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Kulit kakao pun masih bermanfaat. 2004. <http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita -312-kulit-buah-kakao-pun-masih-bermanfaat.html> (06 januari 2015).

22. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Panduan lengkap budi daya kakao. Yogyakarta: AgroMedia Pustaka, 2004: 523-4.

23. Richardson Stephanie. Ghiraldelli Chocolate Festival andMousse Recipe.2013.<http://slowplates.blogspot.com/2013/09/ghirardelli-chocolate-festival-mousse.html> (06 januari 2015).

24. Ariestanto D, Lutfan M, Furoida Y. Potensi pemanfaatan flavonoid limbah kulit kakao sebagai bahan tambahan pembuatan permen antikariogenik. Maj BIMKGI 2012; 1(1): 1-4.

25. Sartini. Pemanfaatan kakao sebagai sumber bahan aktif/pembantu sediaan farmasi (obat dan Kosmetika) dan suplemen makanan. Makalah seminar Teknologi Industri Kakao dan Hasil Perkebunan lainnya. 2013. Fakultas Farmasi UNHAS.

26. Mulyatni AS, Budiani A, Taniwiryono D. Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kakao terhadap Escherichia coli, Bascillus subtilitis, dan

Sthaphylococcus aureus. Menara Perkebunan 2012; 80(2): 77-8.

27. Azilla AK, Azillah N. Minimum inhibitory concentration of cacao tannin gel tooth paste on selective mouth bacteria. Malaysian Cocoa Journal 2007; 3: 47-8.

28. Budihartono. Metodologi penelitian kesehatan dengan contoh bidang ilmu kesehatan gigi. Jakarta: EGC, 2008: 53-5.

29. Duncan L.Epidemiology of Periodontal Disease.In:Periodontology for the Dental Hygienist. 3th ed.China:Sounders Elsevier,2007:46.


(54)

(55)

(56)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi , saya Surayya Moriza mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Kulit Buah

Kakao (Theobroma Cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur Terhadap

Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU angkatan 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sejauh mana pengaruh ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) konsentrasi 3% dalam obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak. Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada masyarakat luas mengenai pengaruh penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao konsentrasi 3% agar dapat digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut secara herbal.

Penelitian ini saya lakukan dengan menggunakan kuesioner dan membagi obat kumur kepada teman-teman. Saya akan bertanya kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner, kemudian saya akan melakukan pemeriksaan indeks plak lalu akan dibagikan obat kumur, sikat gigi dan pasta gigi yang harus dipakai adik-adik selama 7 hari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Pada penelitian ini, identitas adik-adik akan disamarkan. Hanya peneliti, dokter pembimbing peneliti dan anggota komisi etik yang dapat melihat data tersebut. Bila data ini dipublikasikan, kerahasiaan akan tetap dijaga. Jika selama menjalani penelitian ini terdapat keluhan, silahkan segera diinformasikan kepada peneliti atau bisa hubungi saya di 082368028232.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu adik-adik, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.


(57)

DEPARTEMEN PERIODONSIA NO. URUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tanggal Periksa:

___________________

Data Subjek Penelitian

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L) 3% dalam Bentuk

Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU angkatan 2011

Kuesioner

I. Data Responden

No Urut :

Kelompok : Kasus / Kontrol Nama :

Umur : Tahun Jenis Kelamin : L / P

Telp. / HP :

II. Status KesehatanRonggaMulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari? a. Ya b. Tidak


(58)

a. Siang b. Malam c.Pagi dan Malam

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi? a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari 3. Apakah Anda menyikat gigi setelah sarapan pagi?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah Anda menyikat gigi sebelum tidur malam? a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda memiliki keluhan berupa gusi berdarah sewaktu menyikat gigi? a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda sedang memakai piranti ortodonti? a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan? a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda sedang memakai obat kumur antiseptik? a. Ya b. Tidak

9. Apakah Anda pernah mengkonsumsi antibiotik dalam waktu 3 bulan sebelum pemeriksaan?

a. Ya b. Tidak 10. Apakah Anda seorang perokok? a. Ya b. Tidak

*Pertanyaan nomor 12, 13 dan 14 diisi oleh operator

12. Jumlah gigi minimal 20 (Ya/Tidak) 13. Adanya karies interproksimal (Ya/Tidak) 14. Crowded berat (Ya/Tidak)


(59)

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek : Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksaan Hari Ke :

Indeks Plak :

O Dv mv V

Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 V

mv Dv O


(60)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ... Alamat : ... No telepon/ HP : ...

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Pengaruh ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) 3 % dalam bentuk

obat kumur terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2011”

Secara sadar dan tanpa paksaan, maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek penelitian ini.

Medan,...2015 Yang menyetujui,

Subjek penelitian


(61)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

H0 Kontrol .143 20 .200* .923 20 .111

Kasus .181 20 .084 .944 20 .288

H1 Kontrol .152 20 .200* .949 20 .348

Kasus .160 20 .193 .950 20 .363

H7 Kontrol .134 20 .200* .928 20 .142

Kasus .206 20 .025 .918 20 .093

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

General Linear Model (Kontrol)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 H0

2 H1


(62)

Mean Std. Deviation N

H0 .7186 .10788 20

H1 .6038 .10854 20

H7 .7683 .10239 20

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .855 52.887a 2.000 18.000 .000 Wilks' Lambda .145 52.887a 2.000 18.000 .000

Hotelling's Trace 5.876 52.887a 2.000 18.000 .000 Roy's Largest Root 5.876 52.887a 2.000 18.000 .000 a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound


(63)

3 -.165* .019 .000 -.204 -.126

3 1 .050* .016 .005 .017 .083

2 .165* .019 .000 .126 .204

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

General Linear Model (Kasus)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 H0

2 H1

3 H7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

H0 .7413 .18641 20

H1 .4748 .11963 20


(64)

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .929 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .071 1.177E2a 2.000 18.000 .000 Hotelling's Trace 13.082 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Roy's Largest Root 13.082 1.177E2a 2.000 18.000 .000 a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 .266* .027 .000 .210 .323

3 .522* .034 .000 .451 .594

2 1 -.266* .027 .000 -.323 -.210

3 .256* .021 .000 .212 .300

3 1 -.522* .034 .000 -.594 -.451

2 -.256* .021 .000 -.300 -.212


(65)

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

selisih1 Kontrol 20 -.1148 .05329 .01192

Kasus 20 -.2665 .12038 .02692

selisih2 Kontrol 20 .1645 .08333 .01863

Kasus 20 -.2560 .09405 .02103

selisih3 Kontrol 20 .0497 .07078 .01583

Kasus 20 -.5224 .15203 .03399

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

selisih1 Equal variances assumed 7.811 .008 5.152 38 .000 .15165 .02944 .09206 .21124

Equal variances not assumed 5.152 26.170 .000 .15165 .02944 .09116 .21214

selisih2 Equal variances assumed .543 .466 14.966 38 .000 .42050 .02810 .36362 .47738

Equal variances not assumed 14.966 37.457 .000 .42050 .02810 .36359 .47741

selisih3 Equal variances assumed 10.619 .002 15.258 38 .000 .57215 .03750 .49624 .64806


(1)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: ...

Alamat

: ...

No telepon/ HP

: ...

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan

dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Pengaruh ekstrak

kulit buah kakao (

Theobroma cacao L

) 3 % dalam bentuk

obat kumur terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan

2011

Secara sadar dan tanpa paksaan, maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi

subjek penelitian ini.

Medan,...2015

Yang menyetujui,

Subjek penelitian


(2)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

H0 Kontrol .143 20 .200* .923 20 .111

Kasus .181 20 .084 .944 20 .288

H1 Kontrol .152 20 .200* .949 20 .348

Kasus .160 20 .193 .950 20 .363

H7 Kontrol .134 20 .200* .928 20 .142

Kasus .206 20 .025 .918 20 .093

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

General Linear Model (Kontrol)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 H0

2 H1

3 H7


(3)

Mean Std. Deviation N

H0 .7186 .10788 20

H1 .6038 .10854 20

H7 .7683 .10239 20

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .855 52.887a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .145 52.887a 2.000 18.000 .000

Hotelling's Trace 5.876 52.887a 2.000 18.000 .000

Roy's Largest Root 5.876 52.887a 2.000 18.000 .000

a. Exact statistic b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 .115* .012 .000 .090 .140

3 -.050* .016 .005 -.083 -.017


(4)

3 -.165* .019 .000 -.204 -.126

3 1 .050* .016 .005 .017 .083

2 .165* .019 .000 .126 .204

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

General Linear Model (Kasus)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 H0

2 H1

3 H7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

H0 .7413 .18641 20

H1 .4748 .11963 20


(5)

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .929 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .071 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Hotelling's Trace 13.082 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Roy's Largest Root 13.082 1.177E2a 2.000 18.000 .000

a. Exact statistic b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 .266* .027 .000 .210 .323

3 .522* .034 .000 .451 .594

2 1 -.266* .027 .000 -.323 -.210

3 .256* .021 .000 .212 .300

3 1 -.522* .034 .000 -.594 -.451

2 -.256* .021 .000 -.300 -.212

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.


(6)

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

selisih1 Kontrol 20 -.1148 .05329 .01192

Kasus 20 -.2665 .12038 .02692

selisih2 Kontrol 20 .1645 .08333 .01863

Kasus 20 -.2560 .09405 .02103

selisih3 Kontrol 20 .0497 .07078 .01583

Kasus 20 -.5224 .15203 .03399

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

selisih1 Equal variances assumed 7.811 .008 5.152 38 .000 .15165 .02944 .09206 .21124

Equal variances not assumed 5.152 26.170 .000 .15165 .02944 .09116 .21214

selisih2 Equal variances assumed .543 .466 14.966 38 .000 .42050 .02810 .36362 .47738

Equal variances not assumed 14.966 37.457 .000 .42050 .02810 .36359 .47741

selisih3 Equal variances assumed 10.619 .002 15.258 38 .000 .57215 .03750 .49624 .64806


Dokumen yang terkait

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

4 95 78

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

13 91 69

Analisis Usaha Pemanfaatan Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L,.)Difermentasi Rhizopus sp, Saccharomyces sp dan Lactobacillus sp Terhadap Ternak Babi Jantan Peranakan Landrace

3 67 60

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

5 55 68

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

17 54 69

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 1 4

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 0 10

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

3 13 3

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental - Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011

1 2 9