permainan merupakan proses yang menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar menjadi
bermakna secara efektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan lestari diingat, dipahami atau dihargai.
j Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan
kemahirannya didepan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut
akan meningkatkan motif belajar siswa. k
Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan
siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal ynag berdampak negative seyogyanya dikurangi.
B. Problem Based Learning
1. Pengertian Problem Based Learning
Problem based
learningmerupakan salah
satu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki dengan situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan siswa dalam membuat judgement secara objektif. Barrow dalam Huda, 2013:271 mendefinisikan bahwa
“Problem based learning merupakan pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah”.
Masalah tersebut
dipertemukan pertama-tama
dalam proses
pembelajaran. Problem based learning merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran
Barr dan Tagg dalam Huda, 2013:271 Jadi, fokus dari model pembelajaran ini adalah pada pembelajaran siswa bukan pada
pengajaran guru. Sejalan dengan hal itu, Ratumanan dalam Trianto, 2007:68
menjelaskan bahwaProblem based learning merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri
tentang dunia sosial dan sekitarnya.Pembelajaran ini sangat cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
2. Karakteristik Problem Based Learning
Menurut Sanjaya 2011:214 pembelajaran berbasis masalah problem based learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga ciri utama dalam
pembelajaran berbasis masalah Sanjaya, 2011:214. Pertama, pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran, artinya dalam implementasi problem based learning ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Problem based
learning mengharapkan tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui problem based learning siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajarn diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. Problem based learningmenempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis
dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan
melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahn yang
dapat dipecahkan.Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi
dilingkungan sekitar, dari peristiwa kemasyarakatan Sanjaya, 2011:215.
Dalam pembelajaran sejarah, penggunaan model pembelajaran berbasis masalah bisa saja diterapkan pada materi yang mengandung
konflik, seperti pada bahasan pokok peristiwa-peristiwa penting sekitar
proklamasi.Pada materi ini terdapat pembahasan mengenai perbedaan pendapat antara kaum tua dan kaum muda tentang pelaksanaan
kemerdekaan hingga diasingkannya presiden Soekarno-Hatta. Hal inilah yang harus dicari solusinya oleh siswa, kenapa kaum muda
bersikukuh untuk menyegerakan kemerdekaan hingga mengasingkan Soekarno-Hatta, dan alasan apakah yang menjadikan Soekarno
menunda pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Dengan mencari solusi atas masalah tersebut, pembelajaran
berbasis masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap
untuk memecahkan masalah yang dihadapi, tujuannya adalah agar siswa mampu berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk
menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah Sanjaya,
2011:216.
3. Syarat Penggunaan Problem Based Learning