Dampak Medis Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Istri

3. Mengalami gangguan reproduksi misalnya infertilitas dan gangguan siklus haid lantaran ia merasa tertekan sters. Secara garis besar, dampak kekerasan seksual dalam rumah tangga dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penderita fisik yang dialami istri. Hubungan badan yang dipaksakan atau tanpa melalui “pemanasan” foreplay terlebih dahulu, biasanya mengakibatkan rasa sakit pada istri di wilayah reproduksinya, hingga ia tak bisa menikmati hubungan seks itu. 2. Penderita batin bagi istri. Trauma menjadikan istri takut melakukan aktivitas seksual. Hubungan seksual membuat si korban kekerasan seksual dalam rumah tangga bukan lagi kebutuhan atau ibadah, tetapi siksaan tak terperi. Pada kekerasan seksual dalam rumah tangga istri benar-benar diposisikan sebagi objek seksual yang tidak mempunyai hak sedikitpun untuk menunda atau menolak sebuah hubungan seksual. 3. Timbulnya konflik yang sering berakhir dengan perceraian, karena terus dikerasi dan dikasari oleh suami, sehingga istri terdorong untuk memberontak dan menentang. 26 Sehubungan dengan hal tersebut, selain dampak medis dan psikis yang timbul, istri yang cara pandangnya telah terbentuk oleh masyarakat yang mengutamakan kepentingan laki-laki, merasa sudah menjadi kewajiban mereka, perempuan, untuk tetap siap sedia melayani suami laki-laki sehingga istri tidak mampu menolak hubungan seksual dikala dirinya sedang tidak ingin atau tidak bisa. Akibatnya, hubungan seksual seringkali berlangsung dingin dan tidak dinikmati bahkan menyakiti istri, meskipun tanpa perlawanan atau penolakan langsung dari sang istri. Kekerasan seksual terhadap istri yang disebabkan diatas tentu saja berdampak negatif bagi istri. Kekerasan seksual menimbulkan rasa malu dan mengintimidasi istri, disamping itu ketakutan akan kekerasan seksual menghalangi banyak istri mengambil inisiatif dan mengatur hidup yang akan dipilihnya. 26 Andy Dermawan, Marital Rape, TP, TT, hlm. 320.