PENGARUH TEPUNG BAWANG PUTIH (Allium sativum L) DAN MENIRAN (Phylanthus niruri L) TERHADAP MORTALITAS LARVA CACING NEMATODA DOMBA

(1)

PENGARUH TEPUNG BAWANG PUTIH (Allium sativum L) DAN MENIRAN (Phylanthus niruri L) TERHADAP MORTALITAS LARVA

CACING NEMATODA DOMBA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

NURLINA SELLANG NIM : 06910022

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

PENGARUH TEPUNG BAWANG PUTIH (Allium sativum L) DAN MENIRAN (Phylanthus niruri L) TERHADAP MORTALITAS LARVA

CACING NEMATODA DOMBA

SKRIPSI

Diajukan sebagai persaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada program studi (Peternakan)

Oleh :

NURLINA SELLANG NIM : 06910022

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

PENGARUH TEPUNG BAWANG PUTIH (Allium sativum L) DAN MENIRAN (Phylanthus niruri L) TERHADAP MORTALITAS LARVA

CACING NEMATODA DOMBA Oleh :

NURLINA SELLANG NIM : 06910022

Disetujui : Pembimbing Skripsi

1. Pemimbing Utama Tanggal : 18 Januari 2011

Dr. Drh. Lili Zalizar, MS.

NIP UMM : 196203301987032001

2. Pembimbing Pendamping Tanggal : 18 Januari 2011

Drh. Imbang Dwi Rahayu, M. Kes. NIP UMM : 196403181990032001

Mengetahui, Dekan

Fakultas Pertanian dan Peternakan

Dr. Ir. Damat. MP.


(4)

SKRIPSI

PENGARUH TEPUNG BAWANG PUTIH (Allium sativum L) DAN MENIRAN (Phylanthus niruri L) TERHADAP MORTALITAS LARVA

CACING NEMATODA DOMBA

Oleh :

NURLINA SELLANG NIM : 06910022

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 7 Februari 2011

Dewan Penguji

Pemimbing Utama. Pembimbing Pendamping.

Dr. Drh. Lili Zalizar, MS. Drh. Imbang Dwi Rahayu, M. Kes. NIP UMM : 196203301987032001 NIP UMM : 196403181990032001 Penguji Utama. Penguji Pendamping.

Drs. Siti Aisyah Indriasati, Msi. Ir. Tedjo Budi Widjono. MP. NIP UMM : 11090090359 NIP UMM : 0712076105

Malang, 7 Februari 2011

Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Pertanian dan Peternakan Dekan,

Dr. Ir. Damat. MP.


(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Nurlina Sellang NIM : 06910022 Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian – Peternakan

Judul : Pengaruh Tepung Bawang Putih (Allium sativum L) dan Meniran (Phylanthus niruri L) Terhadap Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba.

Skripsi ini telah di terimah sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada program studi peternakan Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

Mengesahkan

Dekan, Ketua Jurusan,

Dr. Ir. Damat MP. Drh. Imbang Dwi Rahayu, M. Kes. NIP UMM : 196402281990031003 NIP UMM : 196403181990032001 Tanggal 12 Februari 2011 Tanggal 12 Februari 2011


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Nurlina Sellang

NIM : 06910022

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian – Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul (Pengaruh Tepung Bawang Putih (Allium sativum L) dan Meniran (Phylanthus niruri L) Terhadap Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba), adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini dan telah di tuliskan sebenarnya.

Demikian pertanyaan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Malang, 29 Februari 2011

Mengetahui,

Dosen pemimbing Yang menyatakan,


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. KETERANGAN PRIBADI

Nama : Nurlina Sellang

NIM : 06910022

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Rappang, 15 Agustus 1984 Agama : Islam

Alamat di Malang : Jl. Karya wiguna (Wisma kartika) No. 338 belakang kampus 3 Muhamadiyah Malang Tegalgondo Malang. Telp / HP : 0421 - 94801 / 081355615379 / 085755592149.

Nama Ayah : Alm. H. Sellang

Nama ibu : Ihanipa

Alamat : Jl. Poros Enrekeng No. 1 Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap, Sulawesi - Selatan.


(8)

11. KETERANGAN PENDIDIKAN A. Riwayat Pendidikan :

Pendidikan Formal Nama Sekolah / lemabaga Tahun SD

SLTP SLTA

Perguruan Tinggi

SD Negri 3 Rijang Panua, Panca Rijang, Sidenreng, Rappang.

SMP Negeri 2 Panca Rijang. SMA Negeri 1 Panca Rijang.

Universitas Muhammadiyah Malang.

2000

2003 2006 2011

B. Pendidikan Non Formal :

1) Pesmaba dan Student Day Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2006 – 2007.

2) Kursus Aplikasi Internet Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2006. 3) Kursus Komputer Program Microsoft Office oleh Pusat Pengembangan,

pelatihan dan Perawatan Komputer Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2007.

4) English For Purpose (ESP) 1 Tahun 2006 – 2008.

5) Kenal Kerja Profesi (KKP) Himpunan Mahasiswa Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2007 – 2008.

6) Kemah Kenal Lingkungan (KKL) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2009.

7) Seminar Yaung Entrepreneur Award yang diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indosia dan Commomnwealth Bank Tahun 2009.


(9)

8) Magang Profesi di Bidang Manajemen Pengendaliang Penyakit pada Ayam Petelur Periode Starter.

9) PUP Profesi di Bidang Pengemukan Pedet Secara Intensif.

10) Inseminasi Buatan (IB) Singosari yang diselenggarakan oleh Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari – Malang Tahun 2008.

C. Pengalaman Organisasi.

™Angota Bidang IMM Cabang Malang Mahasiswa Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2006 – 2007.


(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim, Asalamu’ alaikum Wr. wb.

Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa Skripsi berjudul Pengaruh Tepung Bawang Putih (Allium sativum L) dan Meniran (Phylanthus niruri L) Terhadap Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba. Shalawat serta Salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw berserta keluarga dan para sahabat.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka menyelesaikan rangkaian tugas Akhir guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sehubungan dengan semua itu, maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rasa hormat dan sayang kepada Ibunda Ihanipa, almarhum ayahanda H. Sellang tercinta dan kakak-kakakku yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa yang tulus hingga penulis dapat menggapai cita-cita.

2. Buat Kakak’ku Edi Sellang yang selalu memberi semangat dan motivasi sehingga hari-hari di kampus begitu cerah nan indah.

3. Bapak Dr. Ir. Damat MP. Selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dr. Drh. Lili Zalizar, MS. Selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dari awal sampai akhir terselesainya penulisan skripsi ini.


(11)

5. Ibu Drh. Imbang Dwi Rahayu, M. Kes. Selaku Pembimbing Pendamping II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan masukan dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.

6. Ibu Drh. Imbang Dwi Rahayu, M. Kes. Selaku Ketua Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. 7. Ibu Drh. Siti Aisyah, MS. Selaku penguji I dan Bapak Ir. Tedjo

Budiwijono, MP. Selaku penguji II atas kesediaannya menjadi penguji dalam skripsi ini.

8. Ibu Ir Endang Sri Hartati, MP. Selaku Kepala Laboratorium Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. 9. Segenap Dosen Pertanian dan Peternakan atas ilmu yang diberikan. 10. Rekan-rekan angkatan 2006 dan karyawan laboratorium yang telah

membantu pelaksanaan penelitian ini mulai dari persiapan hingga terselesaikannya laporan ini.

Demikianlah, mudah-mudahan semua ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis untuk jalan meretas kehidupan dan masa depan yang lebih baik dan penuh harapan atas ridho Allah SWT. Amin. Selanjutnya selama menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM, apabila ada kekurangan dan kesalahan, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 12 Februari 2011 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

HALAMAN PENGESSAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... ix

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... x

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xi

RINGKASAN ... xii

SUMMARY ... xiii

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan ... 4

1.4.Manfaat ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Domba ... 6

2.2.Bawang Putih ... 8

2.2.1. Morfologi Bawang Putih ... 10

2.2.2. Manfaat Bawang Putih ... 10


(13)

2.2.4. Biologi Bawang Putih ... 11

2.3. Meniran ... 12

2.3.1. Morfologi Meniran ... 14

2.3.2. Manfaat Meniran ... 14

2.3.3. Kandungan Kimia Tanaman Meniran ... 14

2.3.4. Biologi Meniran ... 16

2.4. Penyakit Pada Ruminansia Yang Disebabkan Oleh Cacing Nematoda ... 16

2.5. Jenis – Jenis Cacing Pada Domba 2.5.1 Mecistocirrus Digitatus (M. Digitatus) ... 17

2.5.2. Cooperia (cooperia spp) ... 18

2.5.3. Cacing Tukan Cukur Tiang ... 20

2.5.4. Trichuris Ovis (T. Ovis) ... 22

2.5.5. Haemonchus Contortus (H. Contortus) ... 23

2.5.6. Oesophagustomum ... 24

2.5.7. Genbonustomum ... 26

2.6. Pemberian Antibiotik/ Pengobatan ... 27

2.7. Vaksinasi dan Pengobatan Penyakit Kecacingan pada Domba ... 27

2.8. Mortalitas Cacing Nematoda Pada Domba ... 30

2.9. Faktor Penyebab Mortalitas Cacing Nematoda pada Domba ... 31

3.0. Rumus Mortalitas ... 31


(14)

111. MATERI DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat ... 33

3.2. Materi dan Alat ... 33

3.3. Batasan Variabel ... 34

3.4. Metode Penelitian ... 34

3.5. Metode Analisa Data ... 37

3.6. Pelaksanaan Penelitian ... 38

1V. HASIL DAN PEMBAHASA 4.1. Kondisi Lingkungan ... 40

4.2. Kondisi Khusus ... 41

4.3. Rataan Persentase Tepung Bawang Putih Terhadap Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba ... 42

4.4. Rataan Persentase Tepung Meniran Terhadap Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60

5.2. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Denah Percobaan ... 37 Tabel 3.2. Analisa Ragam Hasil Penelitian ... 38 Tabel 4.1. Rataan persentase mortalitas Larva Cacing Nematoda domba ... 42 Tabel 4.2. Hasil Transformasi Data Rataan Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba yang diberi Tepung Bawang Putih yang Berbeda ... 43 Tabel 4.3. Tabel Analisis Variansi Persentase Mortalitas Larva Cacing

Nematoda Domba yang diberi Tepung Bawang Putih ... 43 Tabel 4.4. Komponen Bawang Putih ... 47 Tabel 4.5. Tabel uji BNT Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda

Domba yang diberi Tepung Bawang Putih ... 48 Tabel 4.6. Rataan Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba yang diberi Tepung meniran yang Berbeda ... 51 Tabel 4.7. Hasil Transformasi Data Rataan Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba yang diberi Tepung Meniran yang Berbeda ... 51 Tabel 4.8. Tabel Analisis Variansi Persentase Mortalitas Larva Cacing

Nematoda Domba yang diberi Tepung Meniran ... 52 Tabel 4.9. Komponen meniran ... 55 Tabel 4.10. Tabel Uji BNT Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar. Lampiran 3. Diagaram Alir Proses Pembuatan Tepung Bawang Putih dan Tepung Meniran Terhadap Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba. Gambar. Lampiran 5. Poto – Poto Jenis Cacing Nematoda Domba.


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Rataan persentase mortalitas Larva Cacing Nematoda domba.

Lampiran 2. Tabel Hasil Transformasi Data Rataan Persentase Mortalitas Larva Cacing.

Lampiran 3. Nematoda Domba yang diberi Tepung Bawang Putih yang Berbeda. Lampiran 4. Tabel Analisis Variansi Persentase Mortalitas Larva Cacing

Nematoda Domba yang diberi Tepung Bawang Putih.

Lampiran 5. Tabel Uji BNT Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba yang diberi Tepung Bawang Putih.

Lampiran 6. Tabel Rataan Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba yang diberi Tepung Meniran yang Berbeda.

Lampiran 7. Tabel Hasil Transformasi Data Rataan Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba yang diberi Tepung Meniran yang Berbeda. Lampiran 8. Tabel Analisis Variansi Persentase Mortalitas Larva Cacing

Nematoda Domba yang diberi Tepung Meniran.

Lampiran 9. Tabel Uji BNT Persentase Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba yang diberi Tepung Meniran.

Lampiran 10. Diagaram Alir Proses Pembuatan Tepung Bawang Putih dan Tepung Meniran Terhadap Mortalitas Larva Cacing Nematoda Domba. Lampiran 11. Poto – Poto Jenis Cacing Nematoda Domba.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin MZ. 1990. Pengaruh infeksi khronis Haemonchus Contortus terhadap patologi tulang domba jantan muda. Media kedokteran hewan 7 (1) : 8 – 13

Abbas, AK, AH. Lichman, JS Pober. 1995. Cellular and Molecularimmunplogy. W. B. Sauders Company. 457 p.

Ackert JE. 2007. Biology 625. Animal Parasitology. Railletina Cesticillus (Cyclophyllidea, Davaineidae). Kansa University

Anonim, 1981. Peternakan hewan Menyusui. Bathara Karya Aksara. Jakarta. Anonim. 1986. Beberapa Penyakit Penting Pada Ternak. BIP Jambi.

Anonim. 1987/1988. Beberapa Penyakit Penting Pada Ternak: Pencegahan dan Pengobatan. Proyek Informasi Pertanian. Bengkulu.

Anonim. 1991. Pengobatan Tradisional Penyakit Kambing dan Domba. BIP Kaltim.

Anonim. 1992. Informasi Teknis Penyakit Hewan. Balai Penelitian Veteriner, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Anonim. 1992. Petunjuk Teknis Wabah Penyakit Hewan Menular, Direktorat Jendral Peternakan, Direktorat Bina Penyuluhan. Jakarta.

Anonim. 1993. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kambing Secara Tradisonal. BIP Sulut.

Anonim. 1993. Mencegah dan Mengobati Penyakit Ternak Secara Tradisional. BIP NTT.

Anonim. 1993. Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular Jilid I. Direktorat Bina Kesehatan Hewan Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta.

Anonim. 2000. Getah pepaya Sebagai Obat Cacing Tradisional Pada Ternak an Kerja. CV Yasaguna. Jakarta.

Anonim. 2006. htt://www. Parazytologia. Pl\indekx. html. (15 Maret 2010) Anonim. 2008. Meniran. www.Asiamaya .com. ( 8 Juli 2008)


(19)

Anonim. 2007 e. Australian merial. Com.(10 April 2007)

Bowman DD. 1999. Georgy’s parasitologyy for Veterinarians. 7Ed. WB. Saundrers company.

Bambang agus murtidjo. 1993. Memelihara Domba, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Brown.1982.Corticotropin-releasing factor (CRF): Central effects on mean arterial pressure and heart rate in rats. Endocrinology.

Bambang Sugeng. 1990. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.

Christever. 2009. Pengaruh Meniran dan Jombang dalam Mengurangi Reaksi Peradangan secara Makroskopis serta Menekan Jumlah Eosinofil dalam Darah pada Dermatitis Alergika dengan Hewan Coba Mencit. Universitas Kristen Maranatha.

Cox, D.R., 1958, Planning of Experiments, Wiley, New York.

[Ditjennak, 1981]. Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular Jilik 11. Direktorat Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan. Depertemen Pertanian.

Edney JM, Muchlis A. 1962. Fasciolasis In Indonesia Livestock. Com. Vet. 11(6):49-62.

Fried B. 1985. Maintenance of Echinostoma Revolutum (Trematoda) in The Laboratory. Proc. Pennsylvania Academy Science. 59 : 27-28.

Frandson RD.1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi ke-4. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Gordon RF, Jordan FTW. 1982. Poultry Disease. 2nd Ed. London : Balliere Tindall.

Grandin T. 1990. Livestock Handling and Transport. Colorado: Colarado State University. www.cabi.org [21 Mei 2008].

Gusrizal D.2003. Meniran Si Pemecah Batu. http://www.kompas.com. [8 juni 2008].

Haryanto A, Yazid A, Sejahtera S. 1991. Prevalensi Fasciolosis dan Beberapa Nematoda Pada Kambing Dan Domba di Sumatera Utara. Media Kedokteran Hewan 7 (1) : 15-20


(20)

He S. 1990. Imunologi Parasit. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (Ttidak Dipublikasikan).

Hecker JF. 1983. The sheep as an experimental animal. London: Academic Press. http://www.jas.fass.org. [2 April 2008].

Herz W dan EG Thomas. 1996. Niruroidine, A Norsecurinine-Type Alkaloid from Phyllanthus Niruroides Niruroides. Journal Elsevier Science Ltd, Vol 41,No 5. Johnson et al.1992. Mechanisms of stress: A dynamic overview of hormonal and behavioral homeostasis. Neurosci. Biobehav.

Kardiman A. 2004. Maniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Kartasapoetra, 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Kusumamihardja S. 1978. Dovenix sebagai fasciolacide. Med. Vet. 3: 43-44. Kusumamihardja S. 1982. Pengaruh Musim, Umur dan Waktu Penggembalaan

Pada Derajat Infestasi Nematoda saluran pencernaan Domba (Ovis Aries Linnaeus) di Bogor. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kusumamihardja S, Partoutomo S. 1971. Laporan Survey Infentarisasi Ternak di beberapa Rumah Potong Hewan di Pulau Jawa. LPPH-Bogor.

Kusumamihardja S, Zalizar L. 1993. Pengaruh Musim pada Hipobiosis H. Contortus dan Fluktuasi Nematoda Saluran Pencernaan Domba di Indramayu, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Hari Penelitian Perguruan tinggi. Tanggal 5-9 februari 1992. Buku V1. Bidang Pertaian (Hewan, Ikan, Hutan, dan MIPA). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta.

Kusumamihardja S, Zalizar L, Retnani EB, Tiuria R. 1989. Hubungan Antara Jumlah Telur Cacing Haemonchus Contortus Tiap Gram Tinja dengan Derajat Kesakitan pada domba Jantan Lokal. Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor.

Klinik Herbal Online asuhan Ny.Ning Harmanto.

(http://www.ningharmanto.com/2009/07/meniran/ )

Kannan TH. et al. 2000. Transportation of goats: effects on physiological stress responses and live weight loss: Journal of Animal Science 2000. 78:1450- 1457. http://www.jas.fass.org. [2 April 2008].


(21)

Liu B. 2006. Hidup Sehat Secara Alami. Terapi Bawang Putih. Oetomo LH (Penerjamah). Jakarta: Penerbit Presstasi Pustaka.

Maxwell N. 1990. Maniran Si Pemecah Batu.

http://www. raintreehealth.co.uk/cgi-bin/plants.mht.

Mattjik AA. dan M Sumertajaya . 1999. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS, SPSS dan Minitab. Bogor: IPB Press

Martini F, WC Ober, CW Garison dan K Welch .1992. Fundamental of Anatomy and Physiology. Edisi 2. New Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs. USA. Permin A, Ranvig H. 2001. Genetic Resistance to Ascaridia Galli Infections in

Chicken. Veterinary Parasitology 102(1-2): 101-11

Palungkun, Roni,1993. Bawang Putih Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. Reinecke RK. 1984. Veterinary Helminthlogy. Butterworths/Durban/ pretoria. Rahayu, 2003. Diktat Ilmu Kesehatan Ternah. Fakultas Peternakan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Subeno BT.2006. Ektrak Maniran Optimalkan Kekebalan.

http://www.suaramerdeka.com/harian /0605/01/ragam01.htm. (12 Mei 2008) Siregar B. S, 1994. Ransum ternak ruminansia. PT Penebar Swdaya. Jakarta Subrotono, 1993. Ilmu Penyakit Ternak. UGM. Yogyakata.

Schmidt GD, Roberts LS. 1981. Foundation of Parasitology. St Louis: The C.V. Mosby Company.

Soulsby EJL. 1976. Pathophisiology of parasic Infection. New York: Academic press.

Setiawan Irawati, Penerjemah; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari Textbook of Medical Physiology.

Zalisar L. 2007. Telaah potensi Ekstrak Biji labu Merah sebagai obat Anti cacing secara in –vitro. Jurnal Saintek. 4(1):30-34.

Zalisar L. Rahayu ID. 1999. Pengaruh Konsentrasi Tanaman Obat dan Waktu Perendaman Terhadap Mortalitas Jurnal. Jurnal Ilmu Peternaklan – Perikanan No. 8 tahun V1 Juli- Desember (DPP UMM).


(22)

 

1   

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang

Pada saat ini prospek dunia peternakan sangat cerah hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penduduk, peningkatan angka penghasilan perkapita penduduk dan daya beli masyarakat terhadap produk hasil ternak. Selain itu terjadi peningkatan kesadaran akan arti nilai gizi, terutama bahan makanan sumber protein hewani. Salah satu komoditi peternakan yang memiliki sebagai sumber protein hewani adalah domba ekor gemuk

Domba ekor gemuk sebagai penghasil daging memiliki posisi penting dalam penyediaan protein hewani. Negara-negara berkembang yang pada umumnya terletak di daerah tropis memang mempunyai masalah dalam pemenuhan protein hewani bagi masyarakatnya. Sesuai dengan alam indonesia, domba ekor gemuk merupakan salah satu ternak yang cocok untuk dikembangkan, karena mampu menggunakan hijauan dengan baik guna menghasilkan daging yang berkualitas tinggi serta mampu menggunakan lahan pertanian yang gersang. Di dataran rendah domba ekor gemuk mampu menggunakan hijauan yang ada tanpa terpengaruh oleh musim.

Domba ekor gemuk adalah domba yang mudah diternakkan sehingga sangat baik untuk dikembangkan baik secara komersial maupun sampingan. Untuk meningkatkan produksi peternakan domba maka perlu diperhatikan manajemen pemeliharaannya yang meliputi: perkandangan, pemberian pakan,


(23)

 

2   

bobot badan dan minum serta penanganan penyakit. Penanganan manajemen yang baik pada suatu peternakan akan berpengaruh pada tingkat produksi domba yang akan dihasilkan. Pada usaha peternakan domba, pemeliharaan domba harus dilakukan dengan baik, karena hal ini akan menentukan tingkat produksi domba yang akan dihasilkannya. Penanganan domba dilakukan mulai dari lahir sampai domba dewasa yang meliputi pemberian pakan, sanitasi kandang dan peralatan serta pencegahan dan pengobatan penyakit.

Setiap peternakan menginginkan keuntungannya yang besar dari usahanya. Hal ini di wujudkan dalam beberapa cara pemeliharaan domba yang baik. Upaya yang dilakukan tidak hanya peningkatan produksi kualitas domba yang tinggi dari domba induk, tetapi juga melakukan tindak efisiensi biaya produksi. Kedua unsur tersebut tidak akan memberikan hasil yang maksimal tanpa memperhatikan pencegahan dan penangan penyakit domba.

Pada ternak domba, penyakit parasit adalah penyakit menular yang penting karena berkaitan dengan kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh parasit, antara lain berupa terhambatnya pertumbuhan, meninkatnya konversi pakan, gangguan metabolisme dan kerugian ekonomis lain yang berupa kematian.

Salah satu penyakit parasit yang sangat merugikan domba adalah parasit cacing, parasit cacing menyebahkan Mecistocirrus Digitatus (M. digitatus), Cooperia (cooperia spp), Cacing tukang cukur tiang, Trichuris ovis (T. ovis), Haemonchus Contortus (H. Contortus), Oesophagustomum, Genbonustomum. Penyakit cacing terbagi atas tiga kelas yaitu Nematoda, Trematoda dan Cestoda.


(24)

 

3   

Cacing Nematoda menyebabkan penurunan bobot badan, terhambat anemia, pertumbuhan, diare, bahkan dapat menyebahkan kematian.

Domba yang terkena penyakit akan memerlukan pengobatan dan akibatnya akan mempertinggi biaya produksi. Oleh karena itu tindakan yang paling tepat dilakukan adalah pengamatan penyakit dengan upaya pencegahan. Oleh karena itu setiap peternak perlu mengetahui jenis- jenis penyakit yang sering menyerang, gejala- gejala maupun tanda klinis dapat diketahui dengan baik oleh peternak.

Seluruh kehidupan parasit cacing sangat tergantung dari tubuh hospes, parasit jarang menimbulkan kematian pada domba, akan tetapi kehadiran parasit pada domba akan menurunkan poduksi daging maupun susu, sehingga menuntut upaya pengendalian dan pengobatan secara intensif. Pengobabatan dilakukan secara tradisional sebagai langkah alternatif untuk menggantikan obat-obatan kimia. Tanaman obat selain mudah didapat juga murah harga sehingga sangat efektif untuk dikembangkan. Tanaman obat yang telah dicoba mampu memiliki sifat anthelmintika adalah bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L Atau Phylanthus urinaria L). Bawang putih mempunyai kandungan bahan kimia, yaitu Allicin yang dapat mencegah dan mengobati penyakit. Allicin mempunyai khasiat sebagai antibiotik, antitoksin, antiparasit.

Allicin mempunyai asam amino yang dapat mencegah atau menghambat pertumbuhan dan dapat menyebabkan kematian parasit (Wibowo, 1998). Meniran mengandung berbagai zat kimia seperti lignin, terpen, flavonoid, lipid,


(25)

 

4   

benzonoid dan alkaloid. Menurut Maxwell (1990), meniran mengandung senyawa kelompok lignin seperti filantin, hipofilantin, nirantin, nirtetralin, isotetralin dan filnirurin.

Berdasarkan hasil penelitian Zalizar dan Rahayu (1999), yang menunjukkan bahwa larutan bawang putih dan meniran dapat mematikan cacing Railletina spp secara invitro dan guna memanfaatkan potensi bawang putih dan meniran secara maksimal, maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang bawang putih dan meniran.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran

(Phylanthus niruri L. Atau Phylanthus urinaria L) terhadap mortalitas larva cacing Nematoda domba?

2. Pada dosis berapa penggunaan tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L Atau Phylanthus urinaria L) yang efektif untuk menghambat atau membunuh cacing Nematoda domba?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan dari Penelitian ini adalah

1. Mengetahui pengaruh tingkat pemberian tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L. Atau Phylanthus urinaria L) terhadap mortalitas larva cacing Nematoda domba.


(26)

 

5   

(Phylanthus niruri L. Atau Phylanthus urinaria L) yang paling efektip dalam menghambat atau membunuh cacing Nematoda domba.

1.3.2 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1) Informasi tentang jenis cacing pada peternakan domba akan

membantu dalam usaha penentuan teknik pengobatan dan pencegahan penyakit cacing.

2) Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan tepung bawang putih

(Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L) bisa digunakan dan dikembangkan sebagai anthelmintika, guna membantu peningkatan produktitivitas domba.

3) Sebagai acuan untuk mengobati penyakit cacing dengan mengunakan tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L).

4) Memberikan informasi pada masyarakat tentang dosis tepung bawang

putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L) yang

didasarkan dalam pengobatan penyakit cacing.  


(1)

Mattjik AA. dan M Sumertajaya . 1999. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS, SPSS dan Minitab. Bogor: IPB Press

Martini F, WC Ober, CW Garison dan K Welch .1992. Fundamental of Anatomy and Physiology. Edisi 2. New Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs. USA. Permin A, Ranvig H. 2001. Genetic Resistance to Ascaridia Galli Infections in

Chicken. Veterinary Parasitology 102(1-2): 101-11

Palungkun, Roni,1993. Bawang Putih Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. Reinecke RK. 1984. Veterinary Helminthlogy. Butterworths/Durban/ pretoria. Rahayu, 2003. Diktat Ilmu Kesehatan Ternah. Fakultas Peternakan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Subeno BT.2006. Ektrak Maniran Optimalkan Kekebalan.

http://www.suaramerdeka.com/harian /0605/01/ragam01.htm. (12 Mei 2008) Siregar B. S, 1994. Ransum ternak ruminansia. PT Penebar Swdaya. Jakarta Subrotono, 1993. Ilmu Penyakit Ternak. UGM. Yogyakata.

Schmidt GD, Roberts LS. 1981. Foundation of Parasitology. St Louis: The C.V. Mosby Company.

Soulsby EJL. 1976. Pathophisiology of parasic Infection. New York: Academic press.

Setiawan Irawati, Penerjemah; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari Textbook of Medical Physiology.

Zalisar L. 2007. Telaah potensi Ekstrak Biji labu Merah sebagai obat Anti cacing secara in –vitro. Jurnal Saintek. 4(1):30-34.

Zalisar L. Rahayu ID. 1999. Pengaruh Konsentrasi Tanaman Obat dan Waktu Perendaman Terhadap Mortalitas Jurnal. Jurnal Ilmu Peternaklan – Perikanan No. 8 tahun V1 Juli- Desember (DPP UMM).


(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang

Pada saat ini prospek dunia peternakan sangat cerah hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penduduk, peningkatan angka penghasilan perkapita penduduk dan daya beli masyarakat terhadap produk hasil ternak. Selain itu terjadi peningkatan kesadaran akan arti nilai gizi, terutama bahan makanan sumber protein hewani. Salah satu komoditi peternakan yang memiliki sebagai sumber protein hewani adalah domba ekor gemuk

Domba ekor gemuk sebagai penghasil daging memiliki posisi penting dalam penyediaan protein hewani. Negara-negara berkembang yang pada umumnya terletak di daerah tropis memang mempunyai masalah dalam pemenuhan protein hewani bagi masyarakatnya. Sesuai dengan alam indonesia, domba ekor gemuk merupakan salah satu ternak yang cocok untuk dikembangkan, karena mampu menggunakan hijauan dengan baik guna menghasilkan daging yang berkualitas tinggi serta mampu menggunakan lahan pertanian yang gersang. Di dataran rendah domba ekor gemuk mampu menggunakan hijauan yang ada tanpa terpengaruh oleh musim.

Domba ekor gemuk adalah domba yang mudah diternakkan sehingga sangat baik untuk dikembangkan baik secara komersial maupun sampingan. Untuk meningkatkan produksi peternakan domba maka perlu diperhatikan manajemen pemeliharaannya yang meliputi: perkandangan, pemberian pakan,


(3)

bobot badan dan minum serta penanganan penyakit. Penanganan manajemen yang baik pada suatu peternakan akan berpengaruh pada tingkat produksi domba yang akan dihasilkan. Pada usaha peternakan domba, pemeliharaan domba harus dilakukan dengan baik, karena hal ini akan menentukan tingkat produksi domba yang akan dihasilkannya. Penanganan domba dilakukan mulai dari lahir sampai domba dewasa yang meliputi pemberian pakan, sanitasi kandang dan peralatan serta pencegahan dan pengobatan penyakit.

Setiap peternakan menginginkan keuntungannya yang besar dari usahanya. Hal ini di wujudkan dalam beberapa cara pemeliharaan domba yang baik. Upaya yang dilakukan tidak hanya peningkatan produksi kualitas domba yang tinggi dari domba induk, tetapi juga melakukan tindak efisiensi biaya produksi. Kedua unsur tersebut tidak akan memberikan hasil yang maksimal tanpa memperhatikan pencegahan dan penangan penyakit domba.

Pada ternak domba, penyakit parasit adalah penyakit menular yang penting karena berkaitan dengan kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh parasit, antara lain berupa terhambatnya pertumbuhan, meninkatnya konversi pakan, gangguan metabolisme dan kerugian ekonomis lain yang berupa kematian.

Salah satu penyakit parasit yang sangat merugikan domba adalah parasit cacing, parasit cacing menyebahkan Mecistocirrus Digitatus (M. digitatus), Cooperia (cooperia spp), Cacing tukang cukur tiang, Trichuris ovis (T. ovis), Haemonchus Contortus (H. Contortus), Oesophagustomum, Genbonustomum. Penyakit cacing terbagi atas tiga kelas yaitu Nematoda, Trematoda dan Cestoda.


(4)

Cacing Nematoda menyebabkan penurunan bobot badan, terhambat anemia, pertumbuhan, diare, bahkan dapat menyebahkan kematian.

Domba yang terkena penyakit akan memerlukan pengobatan dan akibatnya akan mempertinggi biaya produksi. Oleh karena itu tindakan yang paling tepat dilakukan adalah pengamatan penyakit dengan upaya pencegahan. Oleh karena itu setiap peternak perlu mengetahui jenis- jenis penyakit yang sering menyerang, gejala- gejala maupun tanda klinis dapat diketahui dengan baik oleh peternak.

Seluruh kehidupan parasit cacing sangat tergantung dari tubuh hospes, parasit jarang menimbulkan kematian pada domba, akan tetapi kehadiran parasit pada domba akan menurunkan poduksi daging maupun susu, sehingga menuntut upaya pengendalian dan pengobatan secara intensif. Pengobabatan dilakukan secara tradisional sebagai langkah alternatif untuk menggantikan obat-obatan kimia. Tanaman obat selain mudah didapat juga murah harga sehingga sangat efektif untuk dikembangkan. Tanaman obat yang telah dicoba mampu memiliki sifat anthelmintika adalah bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L Atau Phylanthus urinaria L). Bawang putih mempunyai kandungan bahan kimia, yaitu Allicin yang dapat mencegah dan mengobati penyakit. Allicin mempunyai khasiat sebagai antibiotik, antitoksin, antiparasit.

Allicin mempunyai asam amino yang dapat mencegah atau menghambat pertumbuhan dan dapat menyebabkan kematian parasit (Wibowo, 1998). Meniran mengandung berbagai zat kimia seperti lignin, terpen, flavonoid, lipid,


(5)

benzonoid dan alkaloid. Menurut Maxwell (1990), meniran mengandung senyawa kelompok lignin seperti filantin, hipofilantin, nirantin, nirtetralin, isotetralin dan filnirurin.

Berdasarkan hasil penelitian Zalizar dan Rahayu (1999), yang menunjukkan bahwa larutan bawang putih dan meniran dapat mematikan cacing Railletina spp secara invitro dan guna memanfaatkan potensi bawang putih dan meniran secara maksimal, maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang bawang putih dan meniran.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L. Atau Phylanthus urinaria L) terhadap mortalitas larva cacing Nematoda domba?

2. Pada dosis berapa penggunaan tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L Atau Phylanthus urinaria L) yang efektif untuk menghambat atau membunuh cacing Nematoda domba?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan dari Penelitian ini adalah

1. Mengetahui pengaruh tingkat pemberian tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L. Atau Phylanthus urinaria L) terhadap mortalitas larva cacing Nematoda domba.


(6)

(Phylanthus niruri L. Atau Phylanthus urinaria L)yang paling efektip dalam menghambat atau membunuh cacing Nematoda domba.

1.3.2 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1) Informasi tentang jenis cacing pada peternakan domba akan membantu dalam usaha penentuan teknik pengobatan dan pencegahan penyakit cacing.

2) Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L) bisa digunakan dan dikembangkan sebagai anthelmintika, guna membantu peningkatan produktitivitas domba.

3) Sebagai acuan untuk mengobati penyakit cacing dengan mengunakan tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L).

4) Memberikan informasi pada masyarakat tentang dosis tepung bawang putih (Allium sativum L) dan meniran (Phylanthus niruri L) yang didasarkan dalam pengobatan penyakit cacing.


Dokumen yang terkait

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

8 122 176

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Vermikompos dan Urin Domba

0 84 97

Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Kadar Kolesterol Mencit (Mus Musculus L. Strain DDW) yang Diinduksi Alloxan

6 122 85

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.), Metformin dan Glibenklamid terhadap Kadar Gula Darah pada Mencit Diabetes yang Diinduksi Aloksan Tahun 2011

2 65 103

Pemberian Tepung Bawang Putih (Allium Sativum L.) Dalam Ransum Terhadap Performas Itik Peking Umur 1–8 Minggu (The Usage Of Garlic (Allium Sativum L.) Powder In Feed On Performance Of Peking Duck 1–8 Weeks Of Age)

0 89 5

UJI SARI UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) INSTAR 3

1 24 1

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang putih (Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel Germinal Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley

1 26 89

PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA Aedes aegypti

12 77 69

Pengaruh Algifert dan Cycocel terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Putih (Allium sativum L.) Varietas Lumbu Putih

0 7 13

PENGARUH PESTISIDA NABATI BUAH CABAI (Capsicum annuum L) DAN UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L) TERHADAP MORTALITAS HAMA BAWANG MERAH (Spodoptera exigua Hubner)

0 0 7