34
yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh. semakin banyak kekayaan yang dimiliki berarti semakin besar peluang untuk
mempengaruhi penghasilan, keuletan kerja pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan dan keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan.
bila suatu saat mengalami kegagalan, maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan, dan yang terakhir dalah
banyak sedikitnya modal yang digunakan suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap penghasilan yang akan diperoleh.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah hasil yang diperoleh dengan penyertaan barang dagang atau
jasa, atau aktivitas usaha lainnya yang dapat meningkat atau menurun jumlah aktiva subyek ekonomi dalam suatu periode tertentu.
2.5 Bank Perkreditan Rakyat BPR
2.5.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran UU No. 10 tahun 1998. Menurut Hasibuan 2009 : 38 Bank Perkreditan Rakyat BPR
adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah. Bank Perkreditan Rakyat menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan
35
dalam bentuk itu. Pada mulanya tugas pokok BPR diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan serta mengurangi praktek-
praktek ijon dan para pelepas uang. Dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat, tugas BPR tidak hanya ditujukan bagi masyaraka pedesaan, tetapi
juga mencakup pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah perkotaan. Untuk mewujudkan tugas pokoknya tersebut, BPR
dapat melakukan usaha berikut: 1.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu. 2.
Memberikan kredit 3.
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah
4. Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito
berjangka sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain. Sedangkan usaha-usaha yang dilarang bagi BPR diantaranya menerima simpanan
berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran llp, melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali melakukan transaksi jual beli uang kertas asing
money changer, melakukan penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian, melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud diatas.
2.5.2 Asas Bank Perkreditan Rakyat BPR
Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem
36
ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari
free fight liberalism, etatisme, dan monopoli.
2.5.3 Fungsi, Tujuan dan Sasaran Bank Perkreditan Rakyat BPR
Fungsi BPR adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, tujuan BPR adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Sedangkan sasaran BPR adalah
melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pega- wai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum
dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesem- patan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan
para pelepas uang rentenir dan pengijon.
2.5.4 Alokasi kredit Bank Perkreditan Rakyat BPR
Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu:
1. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
2. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok
peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok
37
yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30 dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
3. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham dan
keluarga yang memiliki 10 atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris dan keluarga, anggota direksi dan keluarga, pejabat BPR lainnya,
serta perusahaan-perusahaan yang didalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham dan keluarga yang memiliki 10 atau lebih dari modal disetor,
anggota dewan komisaris dan keluarga, anggota direksi dan keluarga, pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10 dari modal yang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
2.5.5 Bentuk Hukum Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bentuk hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi Perseroan Terbatas berupa saham atas nama, dan bentuk lain
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2.5.6 Kepemilikan Bank Perkreditan Rakyat BPR
BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia bersama diantara warga negara Indonesia, badan hukum
Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, dan pemerintah daerah, selain itu BPR yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur
berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku. Sedangkan BPR yang berbentuk hukum perseroan terbatas, sahamnya hanya dapat
38
diterbitkan dalam bentuk saham atas nama. Perubahan kepemilikan BPR wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia dan untuk kegiatan BPR dalam hal merger dan
konsolidasi antara BPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat ijin Menteri
Keuangan sebelumnya setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah daerah, atau dapat dimiliki
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.6 Penelitian Terdahulu