ANALISIS TENTANG KETERKAITAN PENGARUH SUKU BUNGA, PENDAPATAN NASABAH, STATUS PEKERJAAN NASABAH, JANGKA WAKTU KREDIT TERHADAP JUMLAH PENGAMBILAN KREDIT PADA NASABAH PD BKK TANON KABUPATEN SRAGEN

(1)

commit to user

i

JANGKA WAKTU KREDIT TERHADAP JUMLAH PENGAMBILAN KREDIT PADA NASABAH

PD BKK TANON KABUPATEN SRAGEN

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi:

Ekonomi Dan Sumber Daya Manusia

oleh :

SURAJI NIM : S 4209142

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user

v Kupersembahkan kepada :

1. Istriku yang tercinta beserta anak-anakku, bapak ibuku yang senantiasa mencurahkan do’a, perhatian dan dorongan yang tiada henti-hentinya.

2. Teman-temanku sekantor yang selalu membantu dan mendorong didalam menyelesaikan tugas-tugasku. 3. Saudara, sahabat, dan rekan mahasiswa program pasca

sarjana Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Surakarta yang selalu bekerja sama dan saling memberi motivasi selesainya pendidikan ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang turut membantu penulisan Tesis ini.

5. Jajaran Direksi PD BKK Tanon Kab. Sragen yang selalu memotiviasi dalam membantu pendidikan di UNS Surakarta.

6. Seluruh dosen pembimbing dan pengajar di UNS fakultas Ekonomi Program Megister Ekonomi Pembangunan Surakarta.


(6)

commit to user

vi

1. Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekuarangan aku

2. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang

3. Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.

Mazmur, 23 ayat 1–3

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak selalu berfikir untuk kesuksesan dirinya sendiri, tapi mampu berfikir untuk membuat kesuksesan orang lain lebih

sukses dan lebih bahagia oleh kehadirannya.

Barack Obama

Berbahagialah manusia yang diberi berbagai masalah, karena dengan itu manusia sadar akan kelemahannya dan bisa menjadi pandai karena pengertian.

Dwi Sunar Prasetiyono

Kekuatan manusia yang paling dahsyat bukan terletak pada kedua tangannya. Keperkasaan manusia yang paling mengagumkan bukan terletak pada keberaniannya. Tetapi, justru berada dalam sikap yang rendah hati untuk bisa

memaafkan setiap kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.


(7)

commit to user

vii ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Hipotesis yang dirumuskan dan diuji dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen secara parial dan simultan

Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui jumlah pengambilan kredit nasabah tahun 2010 pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen sebanyak 100 nasabah. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda, uji t, uji F dan uji koefisien determinansi.

Hasil uji t menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit, jangka waktu kredit berpengaruh positif secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit sedangkan pendapatan dan status pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit. Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen secara simultan. Hasil uji R2 (uji determinansi) sebesar 0,788 berarti diketahui bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap varibel dependen sebesar 78,8% sedangkan sisanya 21,2 % dijelaskan oleh variabel lain.

Kata Kunci: Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit


(8)

commit to user

viii

The purpose of this research is investigated and examined the influence of rate of interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen. The Hypotesis in this research is there is influence rate of interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen as partial and simultan.

Data that used in this research is secondary data. Data have been collected from PD BKK Tanon Sragen 2010. The data have been colleted in this research as 100 respondent. The analisys that used is multiple regression, clasic asumption, test of R2.

The result of t test show that rate of interest have negatif influence toward amount of credit so tgat time of credit have positif significant but the job and state of job have not significant influence toward amount of credit. The result of F test show that rate of interest, job, state of the job and time of credit have significant influence toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen as simultance. The R2 show as 0,788 it means that independent variable can explain 7,88% for variation of depedent variable, and 21,2 % can been explained another variable


(9)

commit to user

ix

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan berkah dan rahmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ” Analisis Tentang Keterkaitan Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah, Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen “ dimana tesis ini merupakan bagian persyaratan untuk mencapai derajat S-2 Program Magister Ekonomi dan Pembangunan Manajemen pada Fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa karya ini masih banyak keterbatasan namun demikian penulis berharap tesis ini yang mempunyai manfaat bagi para pembaca.

Dalam kesempatan ini perkenankan saya untuk tidak lupa mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada :

1. Seluruh dosen pengajar program pasca sarjana Magister Manajemen di Program magister Ekonomi dan Pemabangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sudi memberikan transfer ilmu, sehingga membuka wawasan dan konsep berpikir

2. Kedua orang tuaku yang telah mendorong dan memberikan kasih sayangnya serta memberikan motivasi untuk selalu berjuang sampai kapanpun.

3. Istriku dan anak-anakku yang tercinta yang selalu mendorong dan memberikan motivasi untuk selalu tidak berputus asa dalam hal apapun


(10)

commit to user

x

mermbuat saya berbesar hati, namun tidak dapat saya sebutkan satu – persatu, terimaksih banyak atas dorongan yang diberikan.

Semoga apa yang telah diberikan dalam karya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan yang tak ternilai bagi kita semua. Amin

Surakarta, 2011


(11)

commit to user

xi

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

SURAT PERNYATAAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAKSI vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…..………... 1

B. Perumusan Masalah……… 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………..……… 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori... 12

1. Perilaku Konsumen………..…....……….…….. 12

2. Bank…………..………..……..………... 17

3. Kredit……….………... 18

4. Suku Bunga dan jangka waktu kredit………... 24

5. Pendapatan……….………...………... 32

B. Penelitian Terdahulu..……….….……… 33

C. Kerangka Pemikiran...………... 35

D. Hipotesis...………... 37

BAB III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian...………...………. 38

B. Desain Penenlitian... 38

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data... 38

D. Definisi Operasional Variabel... 39

E. Populasi dan Sampel... 40


(12)

commit to user

xii

2. Uji Asumsi Klasik..…...….………. 44

BAB IV ANALISA DATA A. Gambaran Umum Perusahaan... 47

B. Deskripsi Responden... 52

C. Deskripsi Variabel Penelitian... 54

D. Analisis dan Pembahasan...………….. 57

1. Uji Asumsi Klasik ...……… 57

2. Uji Statistik...…………...……….. 60

C. Intepretasi Ekonomi... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 68

B. Keterbatasan... 69

C. Saran... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN


(13)

commit to user

xiii

Tabel I.1. Jumlah Penyaluran Kredit Berdasr suku bunga...……. 8

Tabel I.2. Jumlah Penyaluran Kredit Berdasar jangka waktu.. ……. 8

Tabel I.3. Jumlah Penyaluran Kredit Berdasar pendapatan...…. 9

Tabel IV.1. Komposisi Responden Berdasar Jenis kelamin...………. 52

Tabel IV.2 Komposisi Responden Berdasar Pendidikan…...………. 53

Tabel IV.3. Komposisi Responden Berdasar Usia... …………. 53

Tabel IV.4. Frekwensi Suku bunga…...………. 54

Tabel IV.5. Juimlah Pendapatan Debitur...………. 54

Tabel IV.6. Status Pekerjaan...………. 55

Tabel IV.7. Jangka Waktu Kredit...………. 55

Tabel IV.8. Jumlah Pengambilan Kredit...………. 56

Tabel IV.9. Hasil Uji Normalitas……...………. 57

Tabel IV 10. Uji Multikolinearitas ...……….... 58

Tabel IV 11. Uji Autokorelasi……...……….... 59

Tabel IV.12 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda...……...………….. 60

Tabel IV.13. Uji F (Anova)………...……...………….. 64


(14)

commit to user

xiv

Hal Gambar II.1 Kerangka pemikiran………... 35 Gambar IV.1. Struktur Organisasi...………... 50 Gambar IV.2. Uji Heterokedastisitas...……….... 59


(15)

commit to user

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Hipotesis yang dirumuskan dan diuji dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen secara parial dan simultan

Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui jumlah pengambilan kredit nasabah tahun 2010 pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen sebanyak 100 nasabah. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda, uji t, uji F dan uji koefisien determinansi.

Hasil uji t menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit, jangka waktu kredit berpengaruh positif secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit sedangkan pendapatan dan status pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit. Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen secara simultan. Hasil uji R2 (uji determinansi) sebesar 0,788 berarti diketahui bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap varibel dependen sebesar 78,8% sedangkan sisanya 21,2 % dijelaskan oleh variabel lain.

Kata Kunci: Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit


(16)

SURAJI S4209142

The purpose of this research is investigated and examined the influence of rate of interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen. The Hypotesis in this research is there is influence rate of interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen as partial and simultan.

Data that used in this research is secondary data. Data have been collected from PD BKK Tanon Sragen 2010. The data have been colleted in this research as 100 respondent. The analisys that used is multiple regression, clasic asumption, test of R2.

The result of t test show that rate of interest have negatif influence toward amount of credit so tgat time of credit have positif significant but the job and state of job have not significant influence toward amount of credit. The result of F test show that rate of interest, job, state of the job and time of credit have significant influence toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen as simultance. The R2 show as 0,788 it means that independent variable can explain 7,88% for variation of depedent variable, and 21,2 % can been explained another variable


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kinerja keuangan bank merupakan salah satu dasar penilaian terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Perbaikan kondisi kinerja keuangan perbankan nasional membawa kepada suatu alam persaingan yang ketat diantara bank-bank umum dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasi dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan di masa yang akan datang.

Menurut Hatta (2008), secara empirik, pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari krisis tahun 1997 - 1998 yang mengakibatkan terganggunya sektor riil. Krisis ini diawali dari krisis di sektor moneter (depresiasi nilai tukar rupiah dengan dolar) yang kemudian merambat kepada semua sektor tanpa terkecuali. Tingkat Inflasi ketika itu sebesar 77,60% yang diikuti pertumbuhan ekonomi minus 13,20%. Adapun terganggunya sektor riil tampak pada kontraksi produksi pada hampir seluruh sektor perekonomian. Tahun 1998, seluruh sektor dalam perekonomian (kecuali sektor listrik,gas,dan air bersih. Inflasi sesungguhnya mencerminkan kestabilan nilai mata uang.


(18)

Stabilitas tersebut tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaian tujuan pembangunan ekonomi suatu negara, seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan distribusi pendapatan dan kekayaan, perluasan kesempatan kerja, dan stabilitas ekonomi. Guna mendukung peningkatan kinerja perbankan, pemerinyah telah banyak mengeluarkan kebijakan di bidang keuangan. Paket 1 Juni 1983 (PAKJUN ’83) dapat dikatakan sebagai kebijakan liberalisasi perbankan. Bank dapat menentukan tingkat bunga yang dianggap memadai dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain perbedaan tingkat inflasi antar negra, disparitas mata uang domestik dengan mata uang negara lain, perbedaan suku bunga domestik dengan suku bunga internasional, dan perbedaan pendapatan nasional antar negara. Dengan berhasilnya liberalisasi perbankan, maka arus pengalihan Rupiah ke mata uang asing dapat dibendung. Dalam lingkup yang lebih luas, keberhasilan liberalisasi perbankan dipengaruhi oleh sistem dana masyarakat untuk tujuan investsi jangka panjang dan peningkatan ekspor.

Tahun 1988 pada bulan Oktober mengeluarkan paket 1988 (PAKTO ’88), yang berisikan bahwa pemerintah menjamin dana masyarakat yang ada di bank secara preventif dan memberi kesempatan yang sama antar bank swasta dan bank pemerintah untuk dapat bersaing dalam menghimpun dana masyarakat. Hasil kebijakan tersebut cukup memuaskan dengan meningkatnya dana deposito, giro, tabungan. Sesuai dengan Undang-Undang perbankan no 10 tahun 1998, penghimpunan dana yang berupa simpanan masyarakat yang salah satunya


(19)

adalah dilakukan oleh Bank Umum. Bentuk simpanan masyarakat tersebut dapat berupa: Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lain yang dapat dipersamakan

Implikasi dari perkembangan tersebut adalah semakin tingginya kompetisi di dunia bisnis,sehingga perlu adanya manajemen pemasaran jasa yang berbeda dengan pemasaran tradisional yang telah dikenal selama ini. Perkembangan tersebut mengakibatkan iklim bisnis di Indonesia pun berubah. Masing-masing perusahaan akan berupaya untuk dapat merebut pasar yang ada untuk produk dan jasa yang sama,akibatnya masyarakat sebagai konsmen akan mempunyai posisi tawar yang tinggi dalam menentukan pilihan terhadap produk dan jasa yang akan dibelinya. Perusahaan dituntut untuk mempunyai daya saing terhadap perusahaan pesaingnya. Daya saing tersebut dapat diujudkan melalui kegiatan-kegiatan fungsional yang cermat dan tepat. melikuidasi bank – bank yang dinilai tidak sehat dan tidak layak lagi untuk beroperasi. Hal ini menimbulkan krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap industri perbankan. Sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga untuk bank konvesional dan bagi hasil untuk bank syariah. Terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit. Kedua, penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan. Ketiga, melihat posisinya dalam pelaksanaan kebijaksanaan


(20)

moneter, perbankan merupakan sektor usaha yang kegiatannya paling diatur dan dibatasi. Keempat, sumber utama dana bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, namun dalam pelaksanaan tidak semua dana yang dihimpun dari masyarakat bisa tersalurkan dengan baik sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan dan penyaluran kredit kepada masyarakat kerap kali mengalami hambatan dalam hal pengembalian pinjaman kepada pihak bank dan nyaris semua bank beroperasi di Indonesia mengalami kredit macet (bermasalah). Pemerintah selaku regulator haus selalu berusaha untuk menghidupkan dan memperbaiki dunia perbankan melalui berbagai paket kebijaksanaan yang berupa paket deregulasi, khususnya yang berkenaan dengan sektor perbankan. Pada dasarnya inti dari semua kebijaksanaan yang ada adalah untuk memberikan kebebasan kepada dunia perbankan dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat.

Pengamatan yang dilakukan di lembaga perbankan, diketahui permintaan kredit selalu berubah tergantung pada bebeapa hal antaa lain: suku bunga, pendapatan, status pekerjaaan, dan jangka waktu kedit Suku bunga merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam rangkan menghimpun dan menyalurkan dana pada masyarakat. Tingkat suku bunga pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan demikian perkembangan dan tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan


(21)

atau kecukupan dana dimasyarakat. Naik tuunnya pemintaan kedit tergantung perilaku konsumen, artinya dalam hukum permintaan yang menyatakan bahwa, bila

suatu harga barang naik (ceteris paribus) maka, jumlah yang diminta konsumen

akan barang tersebut turun maka jumlah barang tersebut yang diminta konsumen

akan naik Cateris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang

mempengaruhi jumlah barang yang diminta dianggap tidak berubah (Boediono, 1998). Para ahli ekonomi membedakan pemakaian istilah fungsi permintaan dan kurva permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga barang tersebut juga dengan faktor-faktor lainnya yang besar pengaruhnya terhadap permintaan, seperi : pendapatan konsumen yang bersangkutan, harga barang pengganti, harga barang komplementer dan citarasa. Kurva atau skedul permintaan hanya menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga satuan barang tersebut (Soediyono, 1983 : 18).Fungsi permintaan menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga barang tersebut juga dengan faktor-faktor lainnya yang besar pengaruhnya terhadap permintaan Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah mempergunakan dana sebagai balas jasa.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1995), tingkatbunga adalah pembayaran

yang dilakukan untuk penggunaan uang. Tingkat bunga adalah jumlah bunga yang

dibayarkan per unit waktu. Masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam

uang. Biaya untuk meminjam uang, diukur dalam rupiah per tahun untuk setiap


(22)

perubahan dalam permintaan uang (kredit). Kenaikan suku bunga mengakibatkan penurunan permintaan agregat/pengeluaran investasi,sebaliknya, peningkatan suku

bunga akan mengakibatkan peningkatan permintaan agregat. Dalam lingkup

eksternal tingkat suku bunga sangat berperan terhadap arus modal masuk dan keluar. Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah yang dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilannya

atau sumber-sumber pendapatan lain.

Menurut Winardi (2001:249) pendapatan merupakan pendapatan tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh individu di masyarakat Pendapatan masyarakat yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus jelas dan riil. Pendapatan masyarakat tersebut sebagai sumber penghasilan dari berbagai macam mata pekerjaan, seperti pegawai negeri, wiraswasta, petani, pengusaha dan perajin

Pengaruh perubahan pendapatan terhadap mempunyai dua kemungkinan. Pada umumnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan adalah positif dalam arti bahwa kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini terjadi apabila barang tersebut merupakan barang superior atau normal. Ini seperti efek selera dan efek banyaknya pembeli yang mempunyai efek positif. Pada kasus barang inferior, maka kenaikkan pendapatan justru menurunkan permintaan(Wijya,1991).

Kosumen selalu beusaha untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya dilakukan usaha tambahan agar dapat membantu menambah pendapatannya. Berbagai cara dilakukan masyarakat mulai dari investasi sederhana sampai dengan investasi bermodal besar. Dampaknya pada sektor moneter adalah


(23)

permohonan modal usaha dan investasi akhinya semakin meningkat. Permohonan modal tersebut, mengarah kepada permohonan kredit ke lembaga perbankan yang semakin meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi pemohonan

kedit adalah jangka waktu pinjaman. Semakin lama jangka waktu pinjaman

maka akan memberikan resiko yang lebih besar pada kredit tersebut. Petimbangan resiko kredit menyebabkan seorang nasabah akan memikirnya jangka waktu yang akan diambil dalam pengambilan kredit di bank.

Terkait dengan hal tersebut banyak penelitian yang telah dilakukan antara lain: Banjarnahor (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung. Hasil dari penelitian adalah faktor suku bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan nasabah berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung adalah faktor tingkat suku bunga kredit.

Situngkir (2008) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memutuskan Pengambilan Kredit Pada PT Bank Internasional Indonesia Medan. Hasil dari penelitian adalah faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi nasabah terhadap keputusan permintaan kredit pada PT Bank Internasional Indonesia Medan adalah faktor tingkat suku bunga kredit


(24)

Aryaningsih (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh suku bunga, inflasi dan jumlah pendapatan terhadap permintaan kredit di PT BPB Cabang Pembantu Kediri. Hasil penelitiaannya menyatakan bahwa ketiga faktor ( suku bunga, inflasi dan jumlah pedapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit secara simultan. Secara parsial Suku bunga dan jumlah pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit sedangkan inflasi tidak berpengaruh

Arsyid (2008) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap kredit pemilikan rumah sederhana di Kabupaten Bandung menyatakan bahwa secara Multiple (serempak) Harga, Pendapatan, Selera, Suku Bunga Kredit, Jangka Waktu Kredit, Lokasi, dan sarana Prasarana memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Permintaan KPRS di Kabupaten Bandung. Namun secara parsial hanya Pendapatan dan selera saja yang secara signifikan berpengaruh positif terhadap Permintaan KPRS di Kabupaten Bandung. Sedangkan Harga, Suku Bunga Kredit, Jangka Waktu Kredit, Lokasi, dan sarana Prasarana, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Permintaan KPRS di Kabupaten Bandung.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas diketahui bahwa jumlah permintaan kedit dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: suku bunga, pendapatan nasabah, poses. Lokasi dan status pekejaan nasabah dan pengamatan pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen, secara proporsional naik turunnya nilai permintaan kredit seperti pada tabel berikut:


(25)

Tabel 1

Jumlah Penyaluran Kredittahun 2006.2008.2010 Berdasarkan Suku Bunga

Bulan Suku bunga (%)

Jumlah Permintaan kredit dan prosentase

Kredit (2006) % Kredit (2008) % Kredit (2010) %

Januari 1,8 747,500,000 0.081 827,500,000 0.086 727,500,000 0.071 Februari 1,8 636,000,000 0.069 746,000,000 0.078 836,000,000 0.082 Maret 1,6 1,143,000,000 0.125 1,313,000,000 0.137 1,413,000,000 0.138 April 1,7 845,500,000 0.092 927,500,000 0.097 907,500,000 0.089 Mei 1,69 738,000,000 0.080 628,000,000 0.065 688,000,000 0.067 Juni 1,76 1,128,500,000 0.123 1,158,500,000 0.121 1,268,500,000 0.124 Juli 1,68 1,242,500,000 0.135 1,303,500,000 0.136 1,413,500,000 0.138 Agustus 1,68 601,500,000 0.066 531,500,000 0.055 641,500,000 0.063 September 1,67 645,500,000 0.070 615,500,000 0.064 605,500,000 0.059 Oktober 1,70 616,900,000 0.067 647,500,000 0.067 717,500,000 0.070 November 1,67 714,000,000 0.078 765,500,000 0.080 885,500,000 0.087 Desember 1,97 116,900,000 0.013 129,920,000 0.014 109,920,000 0.011

Total 9,175,800,000 1.000

9,593,922,008 1.000 10.213.920.000 1000 Sumber: BKK Tanon, 2010

Tabel diatas diketahui bahwa jumlah kredit selalu mengalami peningkatan mulai tahun 2006,2008 dan 2010 dengan suku bunga mulai dai 1,67 s/d 1,9, hal ini menunjukkan bahwa pemintaan uang dalam bentuk kedit selalu mengalami kenaikan meskipun suku bunga relative tinggi

Tabel 2

Jumlah Penyaluran Kredit Berdasarkan Jangka Waktu

Jumlah kredit (Rp) Jangka waktu

2006 2008 2010

Pendek (dibawah 3 tahun) 5,238,500,000 5,600,500,000 5.840.500.000

Panjang (di atas 3 tahun) 3,937,300,000 3,993,420,000 4.373.420.000

Total 9,175,800,000 9,593,922,008 10.213.920.000

Sumber: BKK Tanon, 2010

Tabel diatas diketahui bahwa jumlah kredit yang disalurkan mengalami kenaikan baik yang besifat jangka pendek maupun jangka panjang namun jumlah


(26)

kenaikan kredit jangka pendek lebih besar dibandingkan dengan kredit jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih menyukai kredit jangka pendek.

Tabel 3

Jumlah Penyaluran Kredit Berdasarkan Pendapatan Nasabah

Pendapatan Jumlah kredit (Rp)

2006 2008 2010

500.000 < 2.000.000 2,526,500,000 2,886,500,000 2.318.420.000

2.000.000 < 4.000.000 2,712,000,000 2,714,000,000 3.323.500.000

> 4.000.000 3,937,300,000 3,993,420,000 4.572.000.000

Total

9,175,800,000 9,593,922,008

10.213.920.000

Sumber: BKK Tanon, 2010

Tabel diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan tingkat pendapatan nasabah jumlah kredit untuk yang bepenghasilan di bawah 2 juta semula mengalami kenaikan tetapi tahun 2010 mengalami penuruan, untuk nasabah yang berpenghasilan diatas 2 juta sampai 4 juta mengalami kenaiakan dai tahun 2006 sampai tahun 2010, sedangkan nasabah yang berpenghasilan diatas 4 juta selalu mengalami kenaikan. Tabel tersebut diatas nampak bahwa faktor suku bunga, jangka waktu kredit dan jumlah pendapatan berpengaruh pada permintaan kredit Tingginya suku bunga kredit tersebut menyebabkan prosentase laju penyaluran kredit mengalami penurunan. Suku bunga tinggi telah membuat ongkos pemeliharaan uang tunai terlalu tinggi Demikan juga dari tabel tersebut nampak bahwa jangka waktu kredit dan pendapatan masyarakat mempengaruhi permintaan kredit. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian dengan


(27)

judul ”Analisis Tentang Pengaruh Suku bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah, Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah

Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen”.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh suku bunga dengan jumlah pengambilan kredit di PD

BKK Tanon Kabupaten Sragen?

2. Apakah pengaruh pendapatan nasabah dengan jumlah pengambilan kredit di

PD BKK Tanon Kabupaten Sragen ?

3. Apakah pengaruh status pekerjaan nasabah dengan jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen ?

4. Apakah pengaruh Jangka waktu dengan jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Signifikansi pengaruh suku bunga dengan jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen


(28)

b. Signifikansi pengaruh pendapatan nasabah dengan jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen

c. Signifikansi pengaruh status pekerjaan nasabah dengan jumlah

pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen

d. Signifikansi pengaruh jangka waktu kredit dengan jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan PD BKK Tanon Kabupaten Sragen mempertimbangkan keputusan pemberian kredit.

b. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan pengembangan teori mengenai kredit serta bermanfaat untuk dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tijauan Teori

1. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting, karena setiap anggota masyarakat merupakan konsumen. Perilakunya sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tujuan dari suatu bisnis adalah menciptakan dan mempertahankan konsumen. Konsumen dapat dikembangkan dan dipertahankan melalui strategi pemasaran. Dengan kata lain, keberhasilan suatu bisnis tergantung pada kualitas strategi pemasaran, dan kualitas strategi pemasaran bergantung pada pemahaman, pelayanan dan cara mempengaruhi konsumen untuk mencapai tujuan organisasi.

Perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam hal merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Mengingat bahwa sebagian besar hidup kita mengkonsumsi produk-produk konsumtif, rekreasi, servis dan peralatan, maka dapat dikatakan bahwa perilaku


(30)

konsumen merupakan suatu bagian integral dari perilaku manusia dan ia dapat dipisahkan daripadanya.

Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat langsung didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa,termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dalam arti perilaku konsumen itu: a) proses pengambilan keputusan, dan 2) kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis. (Swasta dan Handoko, 2000 :10). Pengertian perilaku konsumen sering dikacaukan dengan pengertian perilaku pembeli (buyer behavior), Padahal perilaku pembeli itu sendiri mengandung dua pengertian, yang pertama adalah bila diterapkan pada perilaku konsumen lebih menunjukkan kagiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlihat dalam pertukaran uang (atau keyakinan lain) dengan barang-barang dan jasa-jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan-kegiatan pertukaran itu. Pengertian kedua, mempunyai arti yang lebih khusus, yaitu perilaku langganan (customer behavior), yang sering digunakan sebagai sebutan yang lebih inklusif ini tampak pada pembelian oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi industri, dan bermacam-macam tingkat penjualan


(31)

kembali oleh pedagang besar ataupun pedagang eceran. Perilaku pembelian oleh organisasi-organisasi industri dan lembaga-lembaga lainnya dalam beberapa aspek berbeda dengan perilaku pembelian individu, tetapi tidak semuanya. Karena pembelian yang dilakukan juga ditentukan oleh individu-individu yang memainkan dalam pekerjaannya di organisasi atau lembaga tersebut.

b. Teori Perilaku Konsumen

Mengetahui dan memahami proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, perlua dipelajari beberapa teori perilakua konsumen seperti:

a. Teori Ekonomi Mikro

Menurut teori tersebut keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Teori ekonomi mikro dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik seperti Adam Smith. Ia telah mengembangkan suatu doktrin pertumbuhan ekonomi didasarkan atas prinsip bahwa manusia di dalam segala tindakannya didorong oleh kepentinagnnya sendiri. Sedangkan Jeremy Benham memandang manusia segabai makhluk yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untuk rugi yang akan didapat dari segala tingkah laku yang akan dilakukan.


(32)

Teori ini kemudian disempurnakan oleh ahli-ahli ekonomi neoklasik, yaitu teori kepuasan marjinal oleh William dan Marshall di Inggris, Karl Menger di Austria serta Walras di Swiss. Konsep yang menganut teori marjinal ini dikembangkan oleh Marshall menjadi teori kepuasan modern seperti yang sekarang kita kenal. Menurut teori ini, kepuasan yang didapatkan sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain, melalui suatu perhitungan yang cermat terhadap konsekuensi dari setiap pembelian.

b. Teori Psikologi

Teori ini mendasarkan diri pada factor-faktor psikologi individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Pada pokoknya teori ini merupakan penerapan dari teori-teori bidang psikologi dalam menganalisa perilaku konsumen. Pada dasarnya manusia selalu di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya, sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana dia tinggal dan hidup, serta nampak pada kegiatannya di waktu sekarang, tanpa mengabaikan pengaruh di waktu lampau atau antisipasinya untuk waktu mendatang. Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologi yaitu teori belajar dan teori psikoanaliti.


(33)

c. Teori Sosiologi

Dalam teori sosiologi lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi lebih mengutamakan pada perilaku kelompok, bukannya perilaku individu.Keinginan dan perilaku seseorang sebagian dibentuk oleh kelompok masyarakat dimana ia ingin menjadi anggota, dan kelompok masyarakat dimana ia ingin menjadi anggota.

Teori ini mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan kelompok, seperti keluarga, teman-teman sekerja dan perkumpulan, dan sebagainya. Banyak orang yang inginmeniru pola social kelompok masyarakat yang langsung berada di atas kelompok dimana ia menjadi anggotanya. Perusahaan harus bisa menentukan mana diantara lapisan-lapisan sosial yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap permintaan akan produk yang ia hasilkan.

d. Teori Antropologi

Teori ini menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat. Namun yang lebih diutamakan bukan kelompok kecil seperti keluarga, tetapi kelompok besar atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas. Termasuk di dalamnya antara lain kelompok kebudayaan, sub kultur dan kelas-kelas sosial.


(34)

Manajemen dapat mempelajari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh faktor tersebut terhadap perilaku konsumen, karena faktor-faktor tersebut memainkan peranan yang amat penting dapam pembentukan sikap dan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seorang konsumen.

2. Permintaan

a. Pengertian Pemintaan

Permintaan dalam ekonomi adalah kombinasi harga dan jumlah suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga suatu periode tertentu. Permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan harga barang tersebut. Apabila harga barang naik sedang pendapatan tidak berubah maka permintaan barang tersebut akan turun. Sebaliknya, jika harga barang turun, sedang pendapatan tidak berubah maka permintaan barang akan mengalami kenaikan atau bertambah (Soekirno, 1985).

Permintaan menurut pengertian sehari-hari adalah jumlah barang yang dibutuhkan. Dalam kenyataan, barang dipasar memiliki nilai atau harga, maka permintaan suatu barang akan mempunyai arti apabila didukung oleh daya beli konsumen. Permintaan yang didukung oleh daya beli disebut sebagai permintaan efektif, sedangkan permintaan yang hanya


(35)

didasarkan pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau potensial (Sudarsono, 1983:8)

Konsep permintaan juga dibedakan antara permintaan individu dan permintaan pasar. Permintaan pasar adalah permintaan-permintaan individu setiap konsumen. Dalam analisis permintaan hanya ada satu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta yaitu harga produk, sedangkan faktor-faktor lain seperti selera, pendapatan dan faktor diluar itu dianggap sebagai ceteris paribus (tidak berubah). Dengan demikian dapat diketahui hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tersebut. Berdasarkan uraian tersebut pengertian permintaan adalah suatu fungsi yang digambarkan sebagai garis, kurva, suatu daftar atau skedul (Sudarsono, 1988).

Para ahli ekonomi membedakan pemakaian istilah fungsi permintaan dan kurva permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga barang tersebut juga dengan faktor-faktor lainnya yang besar pengaruhnya terhadap permintaan, seperi : pendapatan konsumen yang bersangkutan, harga barang pengganti, harga barang komplementer dan citarasa. Kurva atau skedul permintaan hanya menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga satuan barang tersebut (Soediyono, 1983 : 18).


(36)

b. Faktor-fakto yang mempengaruhi permintaan

Menurut Faried Wijaya (1991) selain harga barang itu sendiri, faktor-faktor lain yang menentukan permintaan individu maupun pasar adalah :

1) Selera konsumen. Perubahan selera konsumen yang lebih menyenangi barang tersebut misalnya, akan berarti lebih banyak barang yamg akan diminta pada setiap tingkat harga. Jadi permintaan akan naik atau kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya berkurangnya selera konsumen akan barang tersebut menyebabkan permintaan turun yang berarti kurva permintaan bergeser ke kiri.

2) Banyaknya konsumen pembeli. Bila volume pembelian oleh masing-masing konsumen adalah sama, maka kenaikan jumlah konsumen di pasar akan menyebabkan kenaikan permintaan, sehingga kurvanya bergeser ke kanan. Penurunan jumlah atau banyaknya konsumen akan menyebabkan penurunan permintaan.

3) Pendapatan konsumen Pengaruh perubahan pendapatan terhadap

mempunyai dua kemungkinan. Pada umumnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan adalah positif dalam arti bahwa kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini terjadi apabila barang tersebut merupakan barang superior atau normal. Ini seperti efek selera dan efek banyaknya pembeli yang mempunyai efek positif. Pada kasus


(37)

barang inferior, maka kenaikkan pendapatan justru menurunkan permintaan.

4) Harga barang-barang lain yang bersangkutan.Barang-barang lain yang bersangkutan biasanya merupakan barang subsitusi (pengganti) atau barang komplementer (pelengkap). Kenaikan harga barang subsitusi berarti penurunan harga barang tersebut secara relatif meskipun harganya tetap, tidak berubah, sehingga harga barang tersebut menjadi lebih murah secara relatif. Permintaan suatu barang akan naik apabila harga barang penggantinya turun, maka permintaan akan barang tersebut juga turun. Hal ini karena barang tersebut harganya lebih mahal dibandingkan dengan harga barang penggantinya. Kenaikan harga barang pelengkap suatu barang tertentu akan menyebabkan permintaan akan barang tersebut turun, dan sebaliknya.

5) Ekspektasi (perkiraan harga-harga barang dan pendapatan di masa depan). Ekspektasi para konsumen bahwa harga-harga akan naik di masa depan mungkin menyebabkan mereka membeli barang tersebut sekarang untuk menghindari kemungkinan akibat adanya kenaikan harga tersebut. Demikian juga halnya jika konsumen memperkirakan bahwa pendapatannya akan naik di masa depan. Sebaliknya, terjadi penurunan permintaan bila para konsumen memperkirakan bahwa dimasa depan harga-harga akan naik atau pendapatannya akan turun


(38)

3. Bank

UU No. 7 tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan memberikan definisi “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Bentuk simpanan yang umum dikenal seperti giro, tabungan, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Tetapi sebenarnya sumber pendanaan bagi bank juga melalui pasar uang dan pasar modal. Instrumen lain seperti call money, medium term notes, obligation, floating rate notes, bilateral medium term notes dan pinjaman subordinasi. Perkembangan instrumen ini seiring dengan sumber dana yang dapat diibaratkan sebagai nafas bagi bank. Faktor penting yang menentukan kesinambungan operasional bank tidak terlepas dari kemampuan bank menghimpun dana.

Penyaluran dana tidak terlepas pada pemahaman kredit. Semua instrumen yang dapat memberikan penghasilan (return) dikelompokkan sebagai penyaluran dana seperti penempatan pada bank lain, penyertaan dan pembelian surat berharga. Layanan jasa juga merupakan aktifitas bank yang menghasilkan fee based seperti transfer, inkaso, bank garansi, dan lainnya. Terakhir muncul instrumen baru yang merupakan jasa yang ditawarkan bank yaitu cash management, yaitu layanan yang diberikan bank kepada


(39)

perusahaan – perusahaan untuk mengelola kas atau dana nasabah menjadi efisien dan efektif

4. Kredit

a. Pengertian kredit dan jangka waktu

Kredit barasal dari kata credere yang artinya kepercayaan. Setiap pelaku ekonomi yang menikmati kredit adalah orang yang dipercaya oleh kreditor. Kondisi ini setelah melalui proses penilaian atas beberapa aspek seperti kemauan, motivasi dan kemampuan. Pemahaman ini perlu menjadi perhatian karena kepercayaan yang diberikan kreditor kepada debitor merupakan prestasi tersendiri. UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan “ Kredit adalah penyediaan uang atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak debitor untuk melunasi hutangnya sesuai jangka waktu dengan pemberian bunga”. Sedangkan menurut pernyataan standart akuntansi keuangan (2002) No 31 paragraf 11 definisi kredit adalah : Peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Jangka waktu dibagi menjadi jangka waktu pendek dan


(40)

panjang. Jangka waktu pendek adalah meliputi satu siklus akuntansi atausatu tahun sedangkan jangka panjang adalah lebih dari dari siklu akuntansi ( lebih dari setahun)

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa dalam pemberian kredit terdapat beberapa hal yaitu pihak yang memberikan pinjaman yang disebut kreditor, pihak yang menerima pinjaman dana yang disebut debitor, penyedia dana perjanjian kredit, batas waktu kredit, suku bunga yang dipersyaratkan serta risiko bagi kreditor sebagai akibat dari penerimaan sejumlah dana pada masa akan datang yang dihadapkan pada ketidakpastian.

b. Prinsip – prinsip pemberian kredit

Menurut Kasmir (2007:104) terdapat terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan penelaahan yang mendalam terhadap kondisi calon debitor meliputi penganalisaan terhadap character, capacity, capital, collateral and condition of economic (5 C). 1) Character. Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang –

orang yang akan diberikan akan diberikan kredit benar – benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup tau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobby dan sosial standingnya. Ini merupakan ukuran “ kemauan “ membayar.


(41)

2) Capacity. Melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang

ketentuan – ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan

kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “ kemampuannya “ dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3) Capital. Melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4) Collatera/ Jaminan yang akan diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5) Condition of economic. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing – masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya


(42)

benar – benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

c. Fungsi pemberian kredit

Fungsi pemberian kredit menurut Kasmir (2007 : 97) adalah sebagai berikut:

1) untuk meningkatkan daya guna uang,

2) untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, 3) untuk meningkatkan daya guna barang,

4) untuk meningkatkan peredaran barang, 5) sebagai alat stabilitas ekonomi,

6) untuk meningkatkan kegairahan berusaha, 7) untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, 8) untuk meningkatkan hubungan internasional.

d. Tahap Keputusan Pemberian Kredit

Setiap tahap pemberian kredit harus dibuat suatu perjanjian tertulis antara bank dan si penerima kredit. Hal-hal yang tertera dalam perjanjian kredit adalah :

1) Maksimum Kredit. Jumlah yang tertera dalam maksimum kredit (line of Credit) adalah jumlah tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit.


(43)

2) Jangka waktu. Sesuai dengan persetujuan antara pihak bank dan debitur maka ada kredit yang jangka waktu pendek, menengah dan panjang.

3) Keperluan kredit. Isi perjanjian kredit dicantumkan tujuan keperluan kredit sesuai dengan bidang usaha debitur berdasarkan target produktivitas yang akan dicapainya.

4) Bunga (propisi). Propisi kredit adalah suatu beban yang dikenakan kepada debitur sebagai akibat dari perjanjian kredit yang dibuat. 5) Bea materai. Sesuai dengan aturan bea materai maka setiap

pemberian kredit dikenakan bea sebesar ½ % (setengah per seratus) dari maksimum kredit yang diberikan. Jumlah tersebut kemudian disetorkan ke kas negara.

6) Bentuk kredit. Berdasarkan perjanjian antara pihak bank dan debitur, maka dapat memilih kredit rekening koran bebas atau rekening koran terbatas.

7) Cara penarikan dan cara pelunasan. Penarikan dan pelunasan ditetapkan dalam suatu jadwal tertentu berdasarkan persetujuan bersama.

8) Jaminan kredit. Isi perjanjian kredit harus dikemukakan secara terperinci mengenai jaminan kredit, baik jumlah jaminan, nilai jaminan dan status kepemilikannya.


(44)

9) Asuransi. Setiap jaminan diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut untuk mengamankan resiko bilamana terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.

10) Ketentuan-ketentuan tambahan. Bank dapat menetapkan ketentuan-ketentuan tambahan di luar ketentuan-ketentuan pokok dan ketentuan-ketentuan tersebut dicantumkan dalam pasal tambahan dalam perjanjian kredit.

e. Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat tidak lancarnya pemenuhan kewajiban debitor atau terjadinya penyimpangan selama periode kredit. Risiko kredit yang paling sulit jika kredit menjadi macet atau gagal bayar. Risiko kredit merupakan risiko yang sulit dihindari secara penuh oleh bank tetapi perlu tindakan yang meminimalisasi risiko kredit. Risiko kredit muaranya mempengaruhi pendapatan bank dan atau tingkat kesehatan bank. Setiap bank harus melakukan langkah yang tepat pada saat menyadari bahwa risiko kredit yang terjadi sulit ditangani atau mulai menggerogoti tingkat kesehatan bank. Beberapa strategi yang umum dikenal di lingkungan perbankan seperti restructuring, reschedulling dan reclasification.


(45)

5. Suku Bunga dan Jangka Waktu Kredit

a. Pengertian Suku Bunga

Bunga merupakan“ harga” yang harus dibayar apabila terjadi “pertukaran” antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti (misalnya setahun lagi. Hutang piutang timbul karena terjadi “pertukaran” semacam ini. “pembeli” dari satu rupiah sekarang dan sekaligus “penjual” dari satu rupiah nanti dalah peminjam (debitur), sedangkan “penjual” dari satu rupiah sekarang yang sekaligus juga “pembeli” satu rupiah nanti, adalah orang yang meminjamkan (kreditur). Debitur harus membayar kepada kreditur “harga” dari pertukaran tersebut, dan harga ini adalah bunga yang dibayar debitur dan yang diterima kreditur (Boediono, 1998:75-76) Tingkat bunga tidak pernah stabil; hari ini naik besok turun dan demikian seterusnya.

Sejarah memperkenalkan fasilitas diskonto dan melalui operasi pasar terbukanya mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Dampak dari kebijakan tersebut, bank-bank umum pemerintah bebas menaikkan suku bunga deposito. Hal ini dimaksudkan agar dana masyarakat dapat digunakan untuk investasi sehingga terjadi kenaikan output. Langkah kebijakan ini mulai mengarah tercipta dan berfungsinya pasar uang lebih bebas. Perkembangan selanjutnya yaitu mulai dikenalkan pula Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai salah satu alat pengendali jumlah uang


(46)

Pengertian tingkat suku bunga (interest rate) menurut Samuelson dan Nordhaus (1995:482) adalah sebagai berikut :

"The interest rate is the amount of interest paid per unit of time. In other words, people must pay for the opportunity to borrow money. The cost of borrowing money, measured in dollar per year per dollar borrowed, is the interest rate".

Sedangkan menurut Bernstein dan Wild (1998:292): “Interest is composition for use money. It is the excess cah paid or collected beyond the money (peicipal) borrowed or loaned”. Penentuan tingkat bunga haruslah memperhatikan tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini diungkapkan oleh Fisher dalam Mankiw (2003;86) bahwa tingkat bunga nominal akan berubah karena dua alasan yaitu karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah jadi tingkat bunga nominal besarnya adalah penjumlahan dari tingkat bunga riil ditambah tingkat inflasi. Tingkat bunga nominal yang terdiri dari tingkat inflasi plus tingkat bunga riil dinyatakan pula oleh Taylor(1998;521) :

“Real interest rate is the interest rate minus the expected rate of inflation,it adjust the nominal interest rate for inflation. Nominal interest rate is the interest rate uncorrected for inflation”.

Menurut Miskhin (2007:134), terdapat beberapa metode untuk meramalkan tingkat suku bunga pada lembaga keuangan, yaitu (1) sumber dana pinjaman, (2) kekuatan ekonomi, (3) peluang investasi, (4) tingkat inflasi yang diharapkan dan (5) pinjaman dan deficit pemerintah.


(47)

Peramalan dan perubahan suku bunga, mengakibatkan peningkatan harga barang secara riil dan berdampak kepada perubahan inflasi.

Menurut Keynes, dalam Wardane (2003), tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau gain. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.

2) Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. Dalam Kamus Akuntansi (1996:69), disebutkan bahwa Interest (bunga, kepentingan, hak) merupakan: [1] beban atas penggunaan uang dalam suatu periode, dan [2] suatu pemilikan atau bagian kenyataan dalam suatu perusahaan, usaha dagang, atau sumber daya.


(48)

Unsur-unsur di dalam tingkat suku bunga, meliputi :

1) Syarat jatuh tempo (jangka waktu kredit). Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo. Pinjaman terpendek adalah pinjaman satu malam. Surat-surat berharga jangka pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Surat-surat berharga jangka panjang umumnya memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek.

2) Risiko. Ada pinjaman yang pada hakikatnya tidak memiliki risiko, sementara lainnya sangat bersifat spekulatif. Obligasi-obligasi dan tagihan-tagihan pemerintah didukung dengan penuh kepercayaan, oleh kredit dan kekuatan pajak dari pemerintah. Unsur-unsur ini dapat dipercaya karena bunga pinjaman pemerintah akan benar-benar dibayar. Risiko menengah terdapat pada pinjaman atas kredit-kredit perusahaan yang kondisinya baik. Sedangkan investasi yang berisiko mempunyai peluang gagal atau tidak dibayar yang sangat tinggi termasuk investasi pada perusahaan yang hampir bangkrut. Resiko ino terkait dengan adanya jangka waktu pinjaman. Semkin lama jangka waktu yang diberikan maka resiko akan tinggi.

3) Likuiditas. Aktiva akan disebut “likuid“ apabila dapat ditukarkan dengan kas secara cepat dan hanya menimbulkan kerugian nilai yang sedikit. Sebagian besar surat berharga, termasuk saham biasa, obligasi perusahaan dan pemerintah, dapat diukur dengan kas secara


(49)

cepat mendekati nilai sekarangnya. Aktiva tidak likuid termasuk aktiva-aktiva unik yang tidak memiliki pasar yang berkembang baik. 4) Biaya-biaya administrasi, waktu serta ketelitian yang diperlukan

untuk administrasi berbagai jenis pinjaman, sangatlah berbeda. Pinjaman dengan biaya administrasi yang tinggi akan mempunyai bunga 5 sampai 10 persen per tahun lebih besar dari tingkat bunga lainnya.

b. Teori suku bunga

Kyenes yang dikutip Sunaryah ( 2001:72) menyatakan bahwa tingkat bunga merupakan pembayaran penggunaan sebuah sumber daya yang langka ( uanag ). Tingkat bunga adalah harga yang di keluarkan debitur untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka tersebut. Akan tetapi, uang yang dikeluarkan oleh debitur tersebut menerima kemungkinan adanya kerugian berupa resiko tidak di terimanya tingkat suku bunga tertentu. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat. Sedangkan surat obligasi tidakdapat untuk membeli setiaap saat. Sedangkan surat obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali kalau di ubah. Terlebi dahulu kdalam uang tunai. Keynes berpendat permintaan terhdap uang merupakan tindakan rasional. Meningkatnya permintaan uang akan menigkatkan tingkat bunga.


(50)

Menurut Bond dan kurniati ( 1994 ) dalam laksmono ( 2001 : 130 ), suku bunga domestic sangat terkait dengan suku bunga international. Hal ini di sebabkan baiknya akses pasar keuangan domestic terhadap pasar keuangan international dan kebijakan nilai tukar yang tidak fleksibel. Peningkatan akses tersebut telah memperbesar kendala manajemen moneter bank Indonesia. Setiap upaya untuk mempengaruhi Money Supply dengan meningkatkan suku bunga di atas suku bunga internatioanal akan mendapat gangguan dari arus modal masuk berjangka pendek.

Menurut Hubbard ( 1997 : 141 – 142 ) dalam teori Term Structure Of Interest rate menerangkan adanya Variasi pendapatan ( Yields ) surat – surat berharga yang memiliki resiko, Likuiditas dan karakteristik biaya informasi yag serupa tetapi memiliki Maturity yang berbeda. Analisa pasar menggunakan pendapatan sampai jatuh tempo ( Yield to maturity ) instrument bebas resiko ( Risk Free Instrument ) sebagai fungsi jangka waktu untuk mendapatkan informasi ekspletasi Investor tentang kondisi pasar mendatang.

Miskhin (1996:157) menyatakan terdapat 3 Teori Term of structure yang menjelaskan hubungan antara Suku Bunga yang berbeda Jangka Waktu, yaitu :

1) Segment Market Theory. Mengatakan pendapat masing2 instrument dengan Jangka Waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda


(51)

dengan permintaan dan pasokan pasar yang berbeda. Teori ini mengansumsikan peminjam dan pemberi pinjaman memiliki Preferensi terhadap Jangka Waktu tertentu, dalam teori ini peminjam dan pemberi pinjaman tidak berpindah dari satu pasar ke pasar lain sehingga instrument dengan Jangka waktu berbeda tdak saling bersubtitusi. Pendapatan di tiap pasar tercipta dari permintaan dan pasokan di pasar tersebut. Yield Curve yang meningkat menunjukan adanya permintaan instrument Jangka Pendek yang lebih besardi bandingkan permintaan instrument Jangka Pendek yang sama dengan Jangka Panjang.Yield Curve menurun menunjukan permintaan instrument Jangka pendek yang lebih kecil di bandingkan Jangka Panjang, maka dapat di simpulkan adanya kecenderungan investor umumnya lebih senang memegang instrument Jangka Pendek di bandingkan Jangka panjang.

2) Expeciation Theory. Menganggap instrument Jangka waktu berbeda

saling bersubtitusi sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi Suku Bunga Jangka pendek selama periode instrument jangka Panjang. Teori ini menjelaskan perbedaan term structure of interest rate yang dicerminkan oleh perubahan bentuk yield curve dari waktu ke waktu dan juga menerangkan kecenderungan Suku Bunga Instrument Jangka Waktu yang berbeda bergerak searah karena adanya subtitusi. Selain itu menerangkan bahwa yield curve dapat


(52)

memberikan prediksi ekspektasi Suku Bunga Jangka Pendek dari suku Bunga Jangka Panjang saat ini. Misalnya Suku Bunga Obligasi 1 bulan Adalah 6 %, suku Bunga untuk 2 bulan 7%, 3 bulan sebesar 8% dan 4 bulan 9%, suku bunga 2 bulan adalah rata-rata dari suku bunga 1 bulan dan ekspetasi satu bulan ke depan atau : 6% +

ekspetasi suku bunga 1 bulan ke depan = 7%

2 Ekspetasi Suku Bunga 1 bulan ke depan adalah 2 ( 7% ) – 6 % = 8% Apabila suku bunga untuk semua Jangka Waktu sama, maka ekspetasi suku bunga juga tetap, yaitu 6%.

3) Prefered Habitat Theory. Mengatakan bahwa suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang di tambah dengan liquidity premiuim yang besarnya tergantung pada kondisi penawaran dan permintaan saat itu. Teori ini mengansumsikan adanya subtitusi antar instrument dan adanya preferensi investor atau instrument tertentu yang di sebut juga subtitusi tidak sempurna.dalam Preferred Habitat Theory, suku bunga pada periode n sama dengan rata-rata dari eksepetasi suku bunga bulan ke depan selama periode n ditambah dengan premium


(53)

6. Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah yang dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas

penghasilannya atau sumber-sumber pendapatan lain. Pendapatan

masyarakat yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus jelas dan riil. Pendapatan masyarakat tersebut sebagai sumber penghasilan dari berbagai macam mata pekerjaan, seperti pegawai negeri, wiraswasta, petani, pengusaha dan perajin

Pendapatan menurut IAI yang melalui PSAK (2002) No. 23 dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan” adalah sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas normal perusahaan (teermasuk perorangan) selama satu periode bila arus masukan itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Berdasarkan pernyataann standart tersebut dijelaskan bahwa pendapatan dapat bersumber dari: kegiatanyang dilakukan oleh seseorang yang menghasilakan imbalan, kegiatan menyewakan modal, gaji, bonus, unsentif maupun penghasilan lain yang dapat digunakan untuk memenuhii kebutuhan hidup

Menurut Soemarso (2005 : 230) dalam bukunya ”Akuntansi Suatu Pengantar” menyatakan bahwa:

”Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal kontribusi penanaman modal”.


(54)

Soemarso menjelaskan bahwa pendapatan dalam kategori tersebut diatas bisa berupa pendapatan perusahaan atau perorangan yang dapat digunakan untuk konsumsi dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Kajian Empiris

Setianingsih (2001) melakukan penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi deposito berjangka rupiah pada bank pemerintah. Variabel yang digunakan adalah PDB riil per kapita, tingkat suku bunga deposito, dan nilai rupiah terhadap dollar. Alat analisis yang digunakan adalah PAM. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa PDB riil per kapita, tingkat suku bunga deposito, dan tingkat deposito periode sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap deposito berjangka rupiah.

Sulastri (2002) dengan judul penelitian “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dana perbankan tahun 1978-1999” dalam penelitian ini menggunakan metode kuadarat terkecil biasa disebut OLS. Variabel yang digunakan adalah PDB, JUB, tingkat suku bunga dan IHK. Dari penelitian ini disimpulkan ada dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap dana perbankan yaitu PDB dan suku bunga.

Banjarnahor (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan


(55)

pelayanan nasabah dalam mempengaruhi dan menentukan keputusan permintaan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah faktor suku bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan nasabah berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung adalah faktor tingkat suku bunga kredit.

Situngkir (2008) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memutuskan Pengambilan Kredit Pada PT Bank Internasional Indonesia Medan. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada PT Bank Internasional Indonesia Medan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi nasabah terhadap keputusan permintaan kredit pada PT Bank Internasional Indonesia Medan adalah faktor tingkat suku bunga kredit.

Aryaningsih (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh suku bunga, inflasi dan jumlah pendapatan terhadap permintaan kredit di PT BPB Cabang Pembantu Kediri. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier


(56)

berganda. Hasil penelitiaannya menyatakan bahwa ketiga faktor ( suku bunga, inflasi dan jumlah pedapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit secara simultan. Secara parsial Suku bunga dan jumlah pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit sedangkan inflasi tidak berpengaruh

C. Kerangka Pemikiran

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini diberikan kerangka pemikiran sebagai berikut ini.

`

Gambar 1. Kerangka pemikiran

Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Jumlah Pengambilan

Kredit (Y) Suku bunga

(r)

Pendapatan (y)

Status Pekerjaan(Sp)

Jangka waktu kredit (Jw)


(57)

1. Pengaruh suku bunga dengan jumlah pengambilan kredit

Bunga merupakan“ harga” yang harus dibayar apabila terjadi “pertukaran” antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti (misalnya setahun lagi. Semakin tinggi bunga yang ditetapkan dalam transaksi (kredit) maka akan menyebabkan penurunan jumlah yang diminta

2. Pengaruh Pendapatan nasabah dengan jumlah pengambilan kredit

Pendapatan merupakan pengahsilan yang dimiliki oleh nasabah. Pendapatan merupakan cerminan seseorang dalam melakukan sebuah transaksi atau dengan kata lain pendapatan merupalan cerminan daya beli seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan semakin tinggi jumlah kredit yang diminta demikian sebaliknya

3. Pengaruh status pekerjaan dengan jumlah pengambilan kredit

Status pekerjaan seseorang mencerminkan kekuatan daya beli seseorang. Seseorang yang mempunyai pekerjaan tetap akan lebih aman dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Oleh kaena ihu, jumlah kredit yang diminta akan berhubungan dengan status pekerjaannya.

4. Pengaruh jangka waktu kredit dengan jumlah pengambilan kredit

Jangka waktu kredit merupakan masa atau waktu pengembalian pinjaman (misalnya 1 tahun, atau lebih dari 1 tahun). Pendek dan panjangnya pengembalian kredit yang diambil akan mempengaruhi besar-kecilnya jumlah kredit yang diminta.


(58)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut (Sugiyono,2004:67) Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen .

H2: Pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen .

H3: Status pekerjaan berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen .

H3: Jangka waktu kredit berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi Penelitian ini di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Obyek Peleitian ini adalah nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen

B. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan eksplanatoris dengan dokumentasi sebagai pengumpulan data yang dilakukan pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen dengan pertimbangan kemudahan dalam pengumpulan data. Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang berusaha untuk menjelaskan fenomena dengan pembuktian hipotsis penelitian.

C. Data dan Tehnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau data yang sudah didokunebtasikan oleh pihak lain (Azwar, 2007: 91).


(60)

2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi diarahkan pada kegiatan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkannya hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan data-data yang sudah ada pad obyek penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Jumlah Pengambilan kredit (Y) merupakan jumlah nilai rupiah yang diambil oleh nasabah dalam transaksi kredit pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen 2. Suku bunga (r) merupakan tingkat imbal jasa atau harga yang dibayarkan

oleh nasabah pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Suku bunga akan dihitung dalm jangka waktu tahun derngan indikator % per tahun

3. Pendapatan (y) merupakan besaran pendapaan yang diperoleh oleh nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen setiap bulan dalam Rupiah baik dari gaji atau usaha lain. Pendapatan sebagai vaiabel dummy yang sibeikan kode angka 1 jika pendapatan lebih dari Rp 5 juta dan Kode 0, jika pendapatan dibawah Rp. 5 juta.


(61)

4. Status Pekerjaan(Sp) merupakan pekerjaan yang dimilki oleh nasabah. Variabel ini merupakan variabel dummy yaitu: kode Angka 1 untuk PNS, Angka 0 untuk non PNS

5. Jangka waktu kredit (Jw) merupakan jangka waktu pengembalian kredit oleh nasabah di PD BKK Tanon Kabupaten. Variabel ini merupakan variabel yang diukur dengan jumlah bulan yang ditetapkan dalam pengembalian kredit

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2004: 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Kabupaten Sragen pada tahun 2010 sejumlah 400 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi penelitian. Sampel berkisar 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih dari seluruh populasi (Arikunto,2006: 134). Sampel dalam penelitian ini adalah nasabah pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen Sampel dalam penelitian ini akan diambil dengan teknik random samplingsejumlah 100 responden dihitung dari 25% (400) orang.


(62)

F. Metode Analisis Data

1. Analisa Regresi Berganda

Untuk menguji hubungan variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini akan digunakan model regresi linier berganda. Secara umum model ini dirumuskan sebagai::

JK =

b0

+

b1

ri +

b2

yi +

b3

SPi +

b4

Jwi + e Keterangan:

Y = Jumlah Pengambilan kredit

b0

= Konstanta

r = Suku bunga

y = Pendapatan

SP = Status Pekerjaan

Jw = Jangka waktu kredit

b

1

b

4 = Koefisien variabel independen X1…X3

e = Error (Widayat 2004:177)

i = observasi ke i

2. Uji t

Uji t ini digunakan untuk menguji secara parsial pengaruh masing – masing variabel independen Tahapan pengujain adalah sevagai berikut: a. Menentukan komposisi hipotesis

Ho : bi = 0, Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara individual


(63)

Ha : bi ¹ 0, Ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara individual

b. Menentukan level signifikan a = 5%.

Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Hipotesis diterima artinya hipotesis terbukti, apabila nilai signifikansi > 0,05 maka Hipotesis ditolak artinya hipotesis tidak terbukti.

c. Mencari t hitung

t

hitung =

b

i (Djarwanto PS dan Subagyo, 1997:162) SE bi

Dimana : bi = Koefisien regresi SEb = Standart error

3. Uji F

Uji ini dilakukan dengan program SPSS. Uji ini digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi secara bersama – sama / serentak a. Menentukan komposisi hipotesis

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama.


(64)

Ha : b1 ¹ b2 ¹ b3 ¹ b4 ¹ 0, Ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama.

b. Menentukan level of signifikan a = 5%

Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Hipotesis diterima artinya hipotesis terbukti, apabila nilai signifikansi > 0,05 maka Hipotesis ditolak artinya hipotesis tidak terbukti.

c. Mencari F hitung

R² / ( k – 1 ) F =

( 1 – R² ) / ( n - k ) (Suharyadi dan Purwanto, 2004)

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

n = jumlah pengamatan

k = Treatment (variabel independen)

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinansi mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila nilai koefisien determinansi sama dengan 0 maka variasi dari variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sebaliknya apabila nilai Koefisien determinansi sama dengan 1 maka semua variasi variabel


(65)

dependen dapat dijelaskan secara sempurna oleh variabel independen. Besarnya koefisien determinasi dapat dicari dengan rumusan sebagai berikut:

MSE

R² = 1 - (Nachrowi,2006:127)

Sy 2

Keterangan :

= nilai koefisien determinasi disesuaikan

MSE = Mean Square Error/Residual

S

y 2

= Sum Square Total /n-1

5. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data akan digunakan alat uji Smirnov kolmogorof dengan bantuan SPSS. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 pada taraf signifikansi

(α ) = 5% (Ghozali,2005:115).

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui korelasi antar variabel – variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Untuk menguji Multikolinearitas akan digunakan angka Variance Inflation


(1)

Tabel IV. 13

uji F (Anova)

df

F

Sig.

Regression

4

90,659

0,000

Residual

95

Total

99

Sumber: data diolah 2011

Hasil uji koefisien regresi parsial secara serempak (Uji F) diketahui

besarnya nilai F

hitung

= 90,659 nilai probabilitas tingkat signifikansi

sebesar 0,000 lebih kecil daqri tingkat signifikansi 0,05 (5%) sehingga

dapat disimpulkan bahwa hasil uji F koefisien regresi parsial secara

bersama adalah signifikan, Sehingga disimpulkan secara bersama suku

bunga, pendapatan, Status pekerjaan, dqn jangka waktu kredit

berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit.

d.

Koefisien Determinasi R

2

Tabel IV 14

Koefisien Determinansi R

2

Model

R

R Square

Adjusted R Square

1

0.890

0.792

0.784

Sumber: data primer diolah,2011

Berdasarkan tabel tersebut Uji R

2

didapatkan hasil sebesar 0,784

atau 78,4%. yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 78,4% sedangkan

sisanya (21,6%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan

dalam model regresi seperti jumlah tanggungan keluarga, lokasi.


(2)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut di atas maka dapat

diimplementasikan hal hal berikut :

1.

Suku bunga terbukti mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap

jumlah pengambilan kredit. Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang

dibayar akibat telah mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan

suku bunga merupakan perubahan dalam permintaan uang (kredit).

Kenaikan

suku

bunga

mengakibatkan

penurunan

permintaan

agregat/pengeluaran investasi. Sebaliknya, peningkatan suku bunga akan

mengakibatkan peningkatan permintaan agregat. Hasil pnelitian

menunjukkan bahwa nasabah tidak mempertimbangkan suku bunga yang

dikenakan pada kredit yang diambil nasabah

2.

Pendapatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah

pengambilan kredit. Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam

satuan rupiah yang dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang

didasarkan atas penghasilannya atau sumber-sumber pendapatan lain.

Pendapatan nasabah yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus

jelas dan riil. Pendapatan nasabah tersebut sebagai sumber penghasilan dari

berbagai macam mata pekerjaan. Dalam penelitian ini tealah ditemukan

bahwa pendapatan nasabah tidak mempunyai dampak terhadap jumlah


(3)

dimiliki oleh nasabah. Dalam penelitian ini status nasabah dibedakan anatar

egawaineheri sipil dan non PNS. Status pekerjaan merupakan

jaminan.terhadap kelncaran kredit yang diamabil. Status PNS merupakan

status yang relaif pasti dibanding dengan non PNS sehingga PNS akan lebih

yakin dalam mengambil kredit, namun dalam penelitian ini ditemukan

bahwa status pekerjaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

besaran kredit yang diambil. Implikasinya bahwa dalam dalam

pertimbangan kredit status pekerjaan belum tentu menjamin kelangsungan

kredit yang diambil

4.

Jangka waktu kredit terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah

pengambilan kredit. Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo.

Artinya bahwa pengembalian pinjaman nasabah dibatasi oleh waktu

Pinjaman terpendek adalah pinjaman satu malam. Pinjaman jangka pendek

biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Pinjaman jangka

panjang umumnya lebih dari satu tahun dan memberikan suku bunga yang

lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek oleh karena itu, lembaga

dalam hal ini manjemen harus mewujudkan sistem pimjaman yang

memberikan resiko kecil dan tidak memberatkan nasabah terutama dalam

hal jangka waktu pelunasan kredit


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Secara individual pengujian terhadap hipotesis penelitian menunjukkan

bahwa :

a.

Suku bunga mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap jumlah

pengambilan kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.

b.

Pendapatan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah

pengambilan kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.

c.

Status pekerjaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah

pengambilan kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.

d.

Jangka waktu kredit berpengaruh signifikan tehadap jumlah pengambilan

kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.

2.

Hasil uji Anova atau uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung mempunyai

signifikansi < taraf 0,05 sehingga disimpulkan bahwa suku bunga


(5)

3.

Koefisien determinasi R

2

didapatkan hasil sebesar sebesar 0,784 atau

78,4%. yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabilitas variabel independen sebesar 78,7% sedangkan sisanya (21,6%)

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi

seperti jumlah tanggungan keluarga, lokasi..

B.

Keterbatasan

Berdasarkan hasil penelitian, beberap hal yang menjadi keterbatasan

penelitian ini adalah:

1.

Penelitian ini hanya dilakukan di satu institusi yaitu PD BKK Tanon

Kabupaten Sragen sehingga tidak dapat diterapkan di lembaga lain

2.

Sampel yang digunakan hanya 40 orang sehingga hasil penelitian ini tidak

dapat digunakan untuk membuat prediksi secara umum, ke depan disarankan

untuk lebih memperluas baik populasi maupun sampel penelitiannya

3.

Variabel yang digunakan dalam meprediksi kinerja hanya Suku bunga,

Pendapatan, status pekerjaan, dan Jangka waktu kredit. Penelitian ke depan

disarankan untuk menambahkan variabel lain seperti lokasi bank, kualitas

pelayanan, tanggungan keluarga dan kecepatan proses kredit.


(6)

C.

Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan bahwa

dalam menentukan kebijakan khususnya di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen,

maka disarankan:

1.

Suku bunga perlu yang selama ini diterapkan dalam pemberian kredit kepda

nasabah di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen perlu dijaga dan

dipertahankan sesuai dengan kondisi nasabah dan ketentuan yang yang telah

diatur oleh perbankan dalam hal ini BI tentang penerapan suku bunga

pinjaman.

2.

Pendapatan dan status pekerjaan merupakan jaminan kepastian kolektibilitas

kredit, namun kedua hal tersebut bukan satu-satunya pertimbangan dalam

memutuskan permohonan kredit nasabah.

3.

Jangka waktu kredit perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan keputusan

pembeian kredit kepada calon nasabah.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal dan Pendapatan Nasabah Terhadap Kredit Bermasalah Pada PD.BPR BKK Jati Kudus

0 11 116

ANALISIS PROSEDUR PENYELAMATAN KREDIT NASABAH PADA PD. BPR DJOKO TINGKIR SRAGEN

0 21 43

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, LOKASI DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, LOKASI DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM PENGAMBILAN KREDIT (Studi Kasus BPR BKK Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang).

0 0 12

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, LOKASI DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM PENGAMBILAN KREDIT (Studi Kasus BPR BKK Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang).

0 0 8

Pengaruh jumlah pinjaman, jaminan kredit, jangka waktu pinjaman, skedul pembayaran, tingkat bunga pinjaman, dan pelayanan pinjaman kredit terhadap tingkat kepuasan nasabah.

8 85 179

PENETAPAN SUKU BUNGA PADA KREDIT PEGAWAI DI PD. BPR BANK BOYOLALI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH TAHUN 2012 - 2016.

0 0 17

PENGARUH GAJI, SUKU BUNGA, PELAYANAN, DAN PROSEDUR TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT PADA NASABAH BANK JATENG CABANG KUDUS

0 0 16

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, STATUS PEKERJAAN, DAN JANGKA WAKTU KREDIT TERHADAP JUMLAH PENGAMBILAN KREDIT (Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia Kantor Unit Belinyu)

0 0 17

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh tingkat suku bunga, pendapatan, status pekerjaan, dan jangka waktu kredit terhadap jumlah pengambilan kredit - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 11

PENGARUH JUMLAH PINJAMAN, JAMINAN KREDIT, JANGKA WAKTU PINJAMAN, SKEDUL PEMBAYARAN, TINGKAT BUNGA PINJAMAN, DAN PELAYANAN PINJAMAN KREDIT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN NASABAH

0 0 177