Membaca puisi karya sendiri

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program IPA dan IPS 48 Lembar Penilaian Pembacaan Puisi Berjudul ”Matahari” Karya Bakdi Soemanto Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai Lafal Volume Intonasi Ekspresi Gestur 3. Sampaikan hasil penilaian kepada teman-teman yang membaca atau mendeklamasikan puisi dan mintalah kepada mereka mengulanginya untuk memperbaiki penampilan mereka Matahari Matahari terbit, Matahari tenggelam Di hatiku, engkau tidak pernah terbit dan tidak pernah pula tenggelam Karena engkau adalah cahaya, adalah tenaga yang membuat jantungku berdegup selama hayat masih dikandung badan Tetapi siapakah engkau? Yang mengusik di tengah malam dalam lelap tidurku, yang membuatku terjaga dan mataku terbuka untuk melihat yang tidak tampak di siang yang benderang; yang membuatku terjaga dan telingaku terbuka untuk mendengar yang tidak terdengar di hiruk-pikuk dan hingar-bingar? Adakah engkau detak kehidupan yang mendegupkan jantung harapan di tengah sejarah yang muram: manusia yang menyimpan senjata genggam ketika berjabat tangan? Bakdi Soemanto, Tonggak 3, hlm. 90

2. Membaca puisi karya sendiri

Bagaimana rasanya berkesempatan membacakan puisi karya sendiri di depan kelas? Pasti menyenangkan dan membanggakan. Siapa tahu Anda akan mendapat tepuk tangan meriah dari teman-teman. Bayangkan saja mereka adalah jelmaan ribuan penonton dan Anda sedang membaca puisi di atas panggung yang megah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 49 Uji Kompetensi 3.6 Bagaimana cara menulis puisi? Marilah kita melaksanakan pelatihan penulisan puisi bersama-sama dengan mengikuti petunjuk yang pernah disampaikan oleh Taufik Ismail, seorang penyair terkenal Indonesia. Ingat Menulis puisi dapat dilaksanakan dengan memulai dari segala hal yang dekat dengan Anda: mimpi, keinginan, bunyi, simile, alam, fantasi tak masuk akal, metafora, menjelma hewan, menjelma benda, dan sebagainya. Bahkan, menulis puisi dapat dilakukan dengan mengambil ideilham dari musik. Ikutilah setiap petunjuk berikut 1. Menulis puisi yang menggambarkan keinginan. a. Setiap siswa menulis puisi sebanyak lima baris. b. Setiap baris dimulai dengan Aku ingin. c. Dalam puisi itu terkandung sebuah warna, seorang manusia boleh nama, sebuah tempat jalan, desa, kota, negara, benua, dan sebagainya. d. Waktu yang disediakan lima menit. Kertas kerja kemudian dikumpulkan kepada guru untuk dibacakan dipilih acak atau diseleksi. Setelah selesai diberi judul yang menarik. Contoh: Aku ingin jadi petinju yang dapat memukul siapa pun yang ada di depanku ketika di atas ring Aku ingin jadi angin yang dengan mudah menghamburkan kapas-kapas putih Aku ingin jadi pulau yang dapat menyelamatkan sekaligus membenamkan Napoleon dan seterusnya 2. Menulis puisi yang mengandung simile. a. Setiap siswa menulis puisi sebanyak 6 – 8 baris. b. Setiap baris mengandung simile perbandingan tak langsung dengan kata-kata seperti, bagaikan, dan mirip. Contoh: Gemuruh ombak seperti desah petani yang gabahnya dibeli murah Angin seperti hendak menerbangkan gunung-gunung ke angkasa Di sini, gemercik air pancuran sendang mirip canda ibu-ibu penjual sayur. dan seterusnya 3. Menulis puisi dengan fantasi tidak masuk akal. a. Siswa menulis puisi sebanyak 8 – 10 baris. b. Puisi dimulai dengan kata kutemukan. c. Dalam puisi tersebut dimasukkan unsur warna, hewan atau benda, dan alam. Contoh: Kutemukan sapi memanjat pohon kelapa yang mulai menghitam Pohon itu terkekeh-kekeh kegelian Tak lama seekor kuda sumbawa mengirimkan surat undangan pesta pernikahan si sapi Apa yang terjadi? Sapi justru semakin meninggi seakan hendak meraih awan. dan seterusnya Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program IPA dan IPS 50 4. Bacalah puisi-puisi Anda tersebut di depan kelas. Adakan penilaian seperti biasa 5. Sampaikan tanggapan Anda secara lisan di depan kelas 6. Hasil akhir puisi disatukan menjadi kumpulan puisi. Jangan lupa memberi judul kumpulan puisinya, kata pengantar, daftar isi, dan persembahan. Sumbangkan ke perpustakaan Sediakan arsip satu di kelas karena pada pembelajaran kemampuan bersastra selanjutnya akan dijadikan bahan berlatih membaca puisi. Akan lebih baik jika setiap siswa memiliki salinan satu jilid. 1. Fakta adalah pernyataan atau hal yang bersifat nyata dan benar-benar ada serta telah terjadi. Opini adalah pernyataan atau hal yang bersifat pendapat atau gagasan, belum terjadi. 2. Dalam menyampaikan tanggapan, baik setuju atau menolak, seseorang seharusnya memerhatikan hal-hal sebagai berikut. Objektif, tidak apriori, tidak emosional, disertai alasan atau argumen yang logismasuk akal, menggunakan bahasa ragam resmi, tidak menyinggung perasaan, dan langsung ke permasalahan, tidak bertele- tele. 3. Selain ide pokok, sebuah artikel dapat digali permasalahannya. Masalah adalah sesuatu yang harus dihadapi dan diselesaikan. 4. Notula adalan rekaman jalannya rapat atau sidang yang berisi ringkasan jalannya sidang dan usulan-usulan serta keputusan yang diambil atau disepakati. 5. Konjungsi adalah, ialah, merupakan, yaitu, dan yakni secara umum mempunyai fungsi menerangkan atau menjelaskan sesuatu. 6. Pembacaan puisi mengharuskan adanya kejelasan, ketepatan, dan keakuratan lafal, volume, intonasi, ekspresimimik, dan gestur. Rangkuman Memahami dan terampil membedakan fakta dan opini; menyampaikan gagasan logis dalam diskusi; menemukan laporan hasil diskusi; menggunakan adalah, ialah, merupakan, yakni, dan yaitu; serta membaca puisi karya sendiri, merupakan sasaran dan tujuan pelajaran 3 ini Sepantasnyalah Anda benar-benar telah terampil untuk bidang-bidang itu. Selanjutnya, jangan segan-segan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan justru terbawa arus negatif, seperti mengemukakan pendapat secara emosional. Refleksi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 51 E v a l u a s i Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat 1. Susunlah masing-masing tiga buah kalimat yang bersifat fakta dan opini 2. Susunlah masing-masing sebuah paragraf yang berisi tanggapan terhadap topikpendapat berikut a. Pendidikan sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara negara. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya gratis atau minimal murah. b. Sulitnya pemberantasan korupsi di negara ini, Indonesia, lebih disebabkan oleh karakter bangsa Indonesia yang cenderung mau enak, tetapi malas bekerja keras. 3. Rumuskan ide pokok dan permasalahan yang terkandung dalam setiap paragraf penggalan artikel berikut Penggabungan Polri ke dalam tubuh ABRI selama pemerintahan Orde Baru menyebabkan kinerja Polri sebagai penegak hukum dan penjaga ketertiban law and order tidak optimal. Ada suara yang menginginkan Polri tetap di bawah presiden, tapi ada pula yang menyuarakan supaya Polri di bawah menteri, dalam hal ini Menteri Dalam Negeri. Pendapat itu tentu punya dasar karena militer di bawah koordinasi Menteri Pertahanan. Jadi, wajar kalau Polri berada di bawah Menteri Dalam Negeri. Apa pun keputusannya, Kapolri Jenderal Sutanto menyatakan tunduk dan akan menerimanya. Terlepas dari di bawah menteri atau presiden, yang lebih penting lagi adalah mengembalikan Polri sebagai polisi yang profesional dalam penegakan hukum dan menjaga ketertiban masyarakat. Pendidikan Polri yang digabungkan dalam Akademi Militer Nasional AMN di waktu itu, misalnya mengakibatkan Polri lebih sebagai militer ketimbang sebagai polisi. Konsep militer yang fokus pada pertahanan negara dan polisi sebagai penjaga ketertiban masyarakat telah dicampuradukkan selama empat dekade. 4. Imajinasikan berlangsungnya sebuah diskusi dengan topik tertentu. Susun laporannya dalam format isian dan resmi 5. Susunlah sebuah karangan singkat lebih kurang 200 kata yang di dalamnya termuat konjungsi antarkalimat adalah, ialah, merupakan, yaitu, dan yakni 6. Bubuhi dengan tanda-bantu-baca agar puisi berikut indah dibaca Kutemui Kalian Sampai di Sini Amir Ramdhani Sebelum bulan terbit dan segalanya menjadi bibit lalu membumbui manis pada pahit kita menyeruak ke semak-semak menembus bius lagu tunggu sampai saatnya menjadi kerak dan kita terseret-seret Ketika pendakian mencapai inti darah seperti para pencari kebenaran, Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program IPA dan IPS 52 Boen S. Oemarjati Dilahirkan di Jakarta, 11 Desember 1940. Setelah tamat SMA- B St. Ursula, Jakarta 1958, melanjutkan ke Fakultas Sastra UI tamat 1963, kemudian memperdalam pengetahuan di Universitas Eberhard-Karl, Tubingen, Jerman Barat 1968 – 1970, dan terakhir meraih Doktor dari Universitas Leiden, Belanda 1972. Pernah membantu kegiatan sastra dan budaya di RRI Jakarta dan TVRI Pusat, menjadi direktur majalah Bahasa dan Sastra 1975 – ..., dosen Fakultas Sastra UI, dan kini menjadi dosen FIPIA-UI. Karyanya Roman Atheis: Sebuah Pembicaraan s,1962, Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia s, 1971, Chairil Anwar: The Poet and His Language Den Haag,1972, dan Himpunan Karangan Sastra dan Budaya ke,1978. Terjemahannya: Sang Ayah d, August Strinndberg, Paskah d, Strinberg, Rumah Bernada Alba d, Federico Garcia Lorca, Kipas Hadiah Ulang Tahun d, Oscar Wilde, dan lain-lain. Tahun 1971, Boen S. Oemarjati menerima Anugerah Seni dari pemerintah RI. Sumber: Buku Pintar Sastra Indonesia Peribahasa Mara hinggap mara terbang, enggang lalu ranting patah. Seseorang yang tiada berbuat sesuatu kesalahan, tetapi ketika terjadi suatu kejahatan ia dituduh berbuat kesalahan itu berjalan di deretan bangkai dunia jangan lagi membayangkan betapa banyak kenangan najis menjadi bangsat-bangsat tersesat 2004 Pelajaran 4 Kemanusiaan Sumber: Kompas Kedamaian hidup akan terwujud manakala manusia mengerti, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan. Menghargai perbedaan, saling menghormati, tidak memaksakan kehendak, dan toleransi adalah sebagian kecil dari sekian banyak bentuk hidup dengan nilai-nilai kemanusiaan. Semua itu perlu dipupuk. Adapun modal dasarnya adalah kepekaan nurani. Agar pemahaman Anda terhadap nilai-nilai kemanusiaan humanisme terjaga dan bertambah, cobalah menggunakan isu-isu kemanusiaan dalam pelajaran 4 ini Ingat, manusia sejati adalah yang memahami manusia lain Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program IPA dan IPS 54 Kemampuan Berbahasa

A. Mendengarkan