Unsur-unsur Pemalsuan Surat Pemalsuan Surat

c. Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akte otentik Pasal 266 KUHP: d. Pemalsuan surat keterangan dokter Pasal 267, 268 KUHP; e. Pemalsuan surat surat-surat tertentu Pasal 269, 270, dan 271 KUHP; f. Pemalsuan surat keterangan Pejabat tentang hak milik Pasal 274 KUHP; g. Menyimpan bahan atau benda untuk pemalsuan surat Pasal 275 KUHP. Tindak pidana pemalsuan surat pada umumnya adalah berupa pemalsuan surat dalam bentuk pokok bentuk standar yang dimuat dalam Pasal 263, rumusannya adalah sebagai berikut : Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari pada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak palsu, dipidana, jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama 6 bulan dan Dipidana dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau yang di palsukan seolah-olah asli, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang penulis gunakan dalam Skirpsi ini adalah Pendekatan yuridis normatif dan Pendekatan yuridis empiris.Pendekatan yuridis normatif merupakan penelitian yang di lakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan,teori-teori, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang di ambil secara operasional penelitian yuridis normatif adalah studi pustaka. Pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan berdasarkan pada fakta objektif yang didapatkan dalam penelitian lapangan baik berupa hasil wawancara dengan responden, hasil kuisione atau alat bukti yang lain yag diperoleh dari nara sumber. 1

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber data penelitian ini berasal dari data lapangan dan data kepustakaan, sedangkan jenis data terdiri atas data primer dan data sekunder. 1. Data Primer 1 Bambang Sunggoo, 1998, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Press, hal 42 Adalah data yang diperoleh dari hasil studi dan penelitian di lapangan melalui wawancara dengan responden, dalam hal ini adalah pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan masalah dalam penulisan skripsi ini. 2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka yaitu seperti menelusuri literatur-literatur maupun peraturan-peraturan dan norma-norma yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini. 2 Data sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah: a. Bahan Hukum Primer yaitu Bahan-bahan hukum yang mengikat, yang terdiri atas: 1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP. 2. Kitap Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP. 3. Undang-undang Nomor 48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Hakim. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer yang meliputi literatur-literatur, buku-buku, dan makalah yang menunjang dan berhubungan dengan Tindak Pidana Pemalsuan Surat. c. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.Sebagai bahan hukum tersier pada penelitian ini salah satunya adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2 Soerjono Soekanto, Op.Cit, Hal 52

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Menolak Kasasi Dalam Kasus Narkotika (Studi Kasus Putusan No. 2338/K.Pid.Sus/2013 Mahkamah Agung Republik Indonesia)

0 62 92

Analisis Hukum Pidana Atas Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Bebas Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi (Putusan Nomor 51/Pid. Sus.K/2013/Pn.Mdn)

5 112 126

Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Putusan Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006)

0 37 127

Analisis Kasasi Jaksa Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas Judex Facti Yang Mengadili Tidak Sesuai Ketentuan Kuhap.(Putusan MA Ri No. 1112.K/Pid /2001)

0 21 85

Analisis Yuridis Putusan Bebas (Niet Suivera Vrijspraak) Sebagai Alasan Permohonan Upaya Hukum Kasasi Jaksa Penuntut Umum Pada Tindak Pidana Kekerasan dalam rumah tangga (Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 02/K/Pid.Sus/2008)

0 6 12

Kajian Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemalsuan Akta Otentik Oleh Notaris (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1568 K/Pid/2008)

0 22 0

Putusan Hakim Pidana Di Bawah Jaksa Penuntut Umum Dihubungkan Dengan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

0 17 92

Analisis Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Tentang Tidak Dapat Diterima Permohonan Kasasi Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Pidana Pemalsuan Surat (Study Putusan No.1785/k/pid/2011)

0 10 61

Analisis Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Tentang Tidak Dapat Diterima Permohonan Kasasi Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Pidana Pemalsuan Surat (Study Putusan No.1785/k/pid/2011)

2 39 62

Pertimbangan Hakim Menolak Kasasi Dalam Kasus Narkotika (Studi Kasus Putusan No. 2338/K.Pid.Sus/2013 Mahkamah Agung Republik Indonesia)

0 0 18