M N ON P
N Q N O
U
R
T
N R
S
S O
TU N R VN
R
S
T O
T O
R P
U
W P S O
P a
g e
8
akuntansi pemerintah yang lama tersebut terdapat banyak kelemahan. Hal ini berakibat pada praktek akuntasi pemerintah yang belum mampu memberikan
informasi yang sesuai dengan peningkatan transaksi keuangan negara yang semakin kompleks. Praktek akuntansi pemerintah hanya dapat memenuhi
tujuan pertanggungjawaban, namun tidak menyediakan informasi yang cukup untuk kepentingan manajerial.
2.2.1 Manual Akuntansi Keuangan Daerah
Tahun 1981, pemerintah daerah telah melakukan pelaporan keuangan yang disebut perhitungan anggaran dan nota perhitungan anggaran. Berjalannya waktu dan
jaman terdapat pertentangan akuntabilitas publik. Berbasis kas dan berdasarkan budgetary accounting, sistem ini mengakomodasi kepentingan manjemen
pemerintahan daerah namun gagal memenuhi akuntabilitas public. Dalam sistem MAKUDA 1981 dijelaskan bahwa proses pencatatan dan
pelaporan keuangan sebenarnya telah dilakukan. Transaksi keuangan harus disertai bukti
dan dipertanggungjawabkan
pertransaksi melalui
SPJ Surat
Pertanggungjawaban. Perhitungan anggaran dilakukan di bagian keuangan pemerintah daerah biasanya ditandatangani oleh kepala sub bagian pembukuan.
Kondisi menyebabkan pelaporan keuangan daerah dianggap sebagai laporannya bagian keuangan daripada laporan keuangan pemerintah daerah.
Pelaksanaan anggaran belanja daerah secara garis besar sebagai berikut : a. .
Penyusunan dan penetapan DIKDA dan DIPDA Daftar Isi Proyek Daerah.
b. Penetapan pejabat yang member wewenang menandatangani Surat Keputusan Otorisasi SKO.
c. Surat Permintaan Pembayaran SPP diajukan oleh bendaharawan kepada kepala
daerah lewat
biro bagian
keuangan berdasarkan
X Y ZY [
Y \ Y Z
U
]
T
Y ]
S
Z _` Y
] aY ]
S
_ Z
T O
R P
U
b [ Z
P a
g e
9
SKODIKDADIPDA yang telah diterima untuk kepentingan pengendalian dan pelaksanaan APBD.
d. Surat Perintah MembayarUang SPMU diajukan untuk menjaga keamanan uang dengan menerbitkan SPMU yang ditandatangani pejabat atas nama
kepala daerah yang ditunjuk dengan Surat Keputusan. e. Surat
Pertanggungjawaban SPJ
pengelola keuangan
daerah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengurusan keuangan daerah
melalui SPJ
2.2.2 Kontroversi Sistem Akuntansi
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAPPdan Sistem Akuntansi Pengendalian Anggaran SAPA dan Sistem Akuntansi Pengendalian
Anggaran SAPA menghadapi permasalahan-permasalahan sebagai berikut : a. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Untuk memperoleh laporan yang handal dan tepat waktu transaksi dilakukan secara sentralisasi di BAKUN. Pemprosesan dilakukan dengan computer
maka diperlukan konsistensi dalam pemberian kode perkiraan dan perlakuan akuntansinya. Namun adapun kendala – kendala yang dihadapi seperti :
Tidak konsistensinya dalam pemberian kode-kode rekening dan perlakuan akuntansi
• Klasifikasi dan kodifikasi yang tidak sesuai dengan system akuntansi.
• Perlu waktu dalam menyempurnaan sub-sub sistem yang menghasilkan input
data dalam sistem akuntansi pemerintah. •
Masalah langkanya kemampuan SDM yang menguasai akuntansi dan computer.
• Adanya beberapa instansi masih belum welcome dengan adanya sistem
akuntansi pemerintah, karena selama ini tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan pertanggungjawaban keuangan
b. Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah Adapun kendala yang dihadapi meliputi :
• Sistem Akuntansi dan Pengendalian Anggaran SAPA yang disusun oleh
rezim lama untuk pemerintah daerah, tidak applicable •
Peraturan pemerintah yang memuat ketentuan-ketentuan yang mendukung kebijakan fiscal, baru terbit tanggal 15 nopember 2000 sehingga tidak cukup
c d ed f
d g d e
U
h
T
d h
S
i e
jk d h ld
h
S
j e
T O
R P
U
m f i e
P a
g e
10
waktu untuk melaksanakan sosialisasi yang efektif kepada Pemerintah Daerah yang dapat dilaksanakan dalam tahun anggaran 2001
2.3 Metodologi Akuntansi