Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan antibiotik sintetik seringkali menimbulkan efek samping pada konsumen. Jika bakteri dalam tubuh telah resisten terhadap suatu antibiotik, maka dosis yang diperlukan untuk menghambat bakteri tersebut harus ditingkatkan. Penggunaan antibiotik dengan dosis tinggi atau terlalu sering akan merugikan, karena bakteri baik yang ada di dalam usus juga akan ikut terbunuh. Alternatif pengganti antibiotik sintetik adalah antibiotik alami yang terkandung dalam bahan-bahan alam, seperti produk-produk yang dihasilkan oleh lebah antara lain: madu, royal jelly, tepung sari polen, lem lebah propolis, malam lebah beeswax, dan racun lebah beevenom. Produk-produk tersebut memiliki khasiat masing-masing, namun yang umum digunakan sebagai alternatif antibiotik adalah madu dan propolis Widhi, 2009. Salah satu keunikan madu adalah karena madu mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai bakteri patogen penyebab infeksi Molan, 1992. Produk lebah lain yang digunakan sebagai antibiotik adalah propolis. Bagi lebah sendiri propolis berfungsi melindungi seluruh sarang dan tempat lebah ratu menyimpan telurnya dari hama yang menyebabkan kebusukan telur-telurnya yaitu Bacillus larvae. Hal inilah yang mendasari digunakannya propolis sebagai antibiotik Winingsih, 2004. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh Yana 2011 pada lampiran 2 pada produk antibakteri komersial madu hutan, madu ternak, dan propolis terbukti bahwa produk komersial tersebut memiliki daya antibakteri. Diameter hambat yang dihasilkan dengan konsentrasi 100 pada media agar cawan terhadap bakteri S. aureus gram positif untuk madu hutan sebesar 13,7 mm, madu ternak 12 mm, dan propolis 12,5 mm. Sedangkan terhadap bakteri E. coli gram negatif untuk madu hutan sebesar 11 mm, madu ternak 10 mm, dan propolis 10,5 mm. Hasil studi pendahuluan di atas belum diketahui efektivitasnya. Maka untuk mengetahui seberapa besar efektivitas madu hutan dan propolis sebagai antibakteri dapat digunakan suatu kontrol, yaitu ampisilin yang merupakan antibotik sintetik berspektrum luas. Secara umum ampisilin tersebut telah digunakan oleh masyarakat dan sudah terbukti memiliki daya antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Pada penelitian ini diperkirakan madu dan propolis memiliki daya antibakteri spesifik terhadap jenis bakteri berdasarkan sifat gram positif atau negatifnya, dengan cara mengukur seberapa besar efektivitas antibakterinya melalui uji metode difusi sumur dan difusi kertas.

B. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas AntiBakteri Ekstrak n-Heksan Dan Etilasetat Serta Etanol Dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

4 78 71

Perbandingan Efektifitas Daya Hambat Terhadap Staphylococcus Aureus Dari Berbagai Jenis Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrofolia Liin) ( In vitro)

5 48 68

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 53 68

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

23 113 70

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

1 25 94

Uji Efektifitas Ekstrak Madu Karet dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

0 14 46

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

DAYA ANTI BAKTERI EKSTRAK LEM LEBAH (Propolis) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO.

0 0 4