Program Pertanian Polikultur Dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

KARANGAN ASLI

Beberapa Jamur yang Diisolasi dari Kulit Penderita Infeksi Jamur *)
Rosihan Anwar
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

Abstrak: Jamur dapat menyebabkan infeksi kulit. Penyebab yang paling sering adalah golongan dermatofita. Akan tetapi, dari kerokan kulit dapat pula diisolasi beberapa jamur non-dermatofita dari golongan ragi (khamir) dan kapang. Untuk mengetahui beberapa jamur yang dapat diisolasi dari penderita infeksi jamur superfisial, telah dilakukan pembiakan terhadap 40 bahan kerokan kulit. Pembiakan ini dilakukan dalam kurun waktu Januari sampai dengan Juni 2004, di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Trichophyton mentagrophytes 12 strain, Trichophyton rubrum 12 strain, Epidermophyton floccosum 5 strain, Candida albicans 4 strain, Candida parapsilosis 4 strain, dan Aspergillus fumigatus 3 strain. Kata kunci: Infeksi jamur superfisial; dermatofita; ragi; kapang.

Abstract: Fungi can cause infection of the skin. The most common causative agents of the condition are dermatophytes. From skin scraping, however, also isolated yeasts and molds. A culture study had been done to a total of 40 specimens of the skin scraping, from January to June 2004, at the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, Universitas Islam Sumatera Utara in Medan. The results were obtained as follows : 12 strains of Trichophyton mentagrophytes, 12 strains of Trichophyton rubrum, 5 strain of Epidermophyton floccosum, 4 strains of Candida albicans, 4 strains of Candida parapsilosis, and 3 strains of Aspergillus fumigatus. Key words: Fungal infection of the skin; dermatophytes; yeasts; molds.
*) Telah dibacakan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PIT PERMI) 2004, Semarang, 27-28 Agustus 2004.

Pendahuluan Infeksi jamur superfisial atau infeksi jamur
pada kulit dapat disebabkan oleh beberapa jamur yang tergolong dermatofita, antara lain
Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum sp. Penyebab lainnya adalah golongan ragi, misalnya Candida albicans. Selain itu, ditemukan pula penyebab mikosis superfisial yang lain seperti Malassezia furfur, Exophiala werneckii, Piedraia hortae, dan Trichosporon cutaneum.1 Dermatofita merupakan golongan jamur yang hidup pada stratum korneum atau jaringan kulit yang mengandung keratin. Sumbernya berasal dari tanah, hewan atau orang yang terinfeksi. Faktor-faktor penting yang menentukan keberhasilan pemindahan, termasuk viabilitas dan virulensi organisme, situs infeksi,

genotip inang, komposisi sebum dan tekanan karbon dioksida permukaan kulit.2,3
Infeksi jamur pada kulit dapat pula disebabkan oleh golongan ragi, misalnya Candida albicans. Infeksi yang disebabkan golongan ragi ini dikenal dengan kandidiasis atau kandidosis. Kandidiasis dapat menyebabkan infeksi akut atau subakut? pada manusia. Sedangkan golongan kapang umumnya menyerang jaringan-jaringan tertentu yang mengalami trauma, luka, luka bakar atau telinga bagian luar.1
Untuk mengetahui penyebab jenis-jenis jamur yang dapat diisolasi dari penderita infeksi superfisial, dilakukan studi pembiakan dalam kurun waktu Januari sampai dengan Juni 2004,

Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 2 • Juni 2005


159

Karangan Asli

di Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran UISU Medan.

Bahan dan Cara kerja Bahan studi adalah bahan kerokan kulit dari
40 penderita yang dikirim ke Bagian Mikrobiologi dengan permintaan pemeriksaan langsung dan biakan untuk menengarai jamur penyebab.
Pemeriksaan langsung memakai larutan KOH 10%. Pada pemeriksaan dilihat ada tidaknya spora, hyphae (bersepta dan tanpa septa), pseudohyphae, sel ragi, atau sel tunas. Pembiakan menggunakan agar dekstrosa Sabouraud (Oxoid) dengan atau tanpa antibiotik (kloramfenikol). Biakan dieramkan pada suhu kamar (24-300C) selama tiga minggu. Biakan diamati setiap hari. Bila tampak pertumbuhan dilakukan pemeriksaan morfologi secara makroskopis dan mikroskopis. Biakan dinyatakan negatif bila setelah empat minggu pengeraman tidak tampak pertumbuhan.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Langsung dan Biakan Empat Puluh Bahan Kerokan Kulit

Hasil

Mikroskopis

Biakan


Positif Negatif Jumlah

32 8
40

40 40

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 40 bahan kerokan kulit seluruhnya menunjukkan pertumbuhan jamur.

Tabel 2. Hasil Biakan Empat Puluh Bahan Kerokan Kulit

Hasil Biakan

Jumlah

Dermatofita

29

Non-dermatofita


11

Jumlah

40

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 40 bahan kerokan kulit penderita infeksi jamur superfisial atau kulit ditemukan dermatofita dan non-dermatofita. Apakah golongan jamur nondermatofita tersebut merupakan penyebab infeksi atau sebagai kontaminan masih perlu penelitian lebih lanjut.

Tabel 3. Jenis Jamur yang Dapat Diisolasi dari Empat Puluh Bahan Kerokan Kulit

Jenis Jamur

Jumlah

Dermatofita Trichophyton mentagrophytes Trichophyton rubrum Epidermophyton floccosum
Ragi Candida albicans Candida parapsilosis
Kapang Aspergillus fumigatus

12 12

5
4 4
3

Jumlah

40

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 40

bahan kerokan kulit penderita infeksi jamur

superfisial ternyata dapat diisolasi dermatofita

dan jamur-jamur ini merupakan penyebab pasti

infeksi. Dibandingkan laporan Anwar4 pada

tahun 2000, terdapat perbedaan jumlah


dermatofita yang ditemukan dan pada laporan

ini T. mentagrophytes dan T. rubrum sama

banyak. Belum dapat dijelaskan faktor

penyebabnya. Demikian pula Candida albicans

yang diisolasi dapat dipastikan sebagai

penyebab infeksi pada kulit. Khusus Candida

parapsilosis, ragi ini sering ditemukan pada

kulit manusia sebagai flora normal yang sifatnya

transien.5,6 Pada studi ini Candida parapsilosis

diisolasi dari penderita yang sudah mendapat


pengobatan antijamur tetapi masih menunjukkan

lesi klinis. Namun belum dapat dipastikan

apakah ragi tersebut berperan dalam infeksi.

Golongan

kapang

kemungkinan

melakukan kolonisasi pada kulit yang berasal

dari sumber eksogen. Kemungkinan lain sebagai

kontaminan. Pertumbuhannnya sangat cepat

dan selalu ditemukan menutupi pertumbuhan


dermatofita dan ragi. Kendatipun demikian perlu

diteliti lebih lanjut kemungkinan perannya

sebagai penyebab infeksi.7

Kesimpulan Dermatofita, ragi, dan kapang dapat
diisolasi dari penderita infeksi jamur superfisial. Jenis jamur yang diperoleh adalah Trichophyton mentagrophytes 12 strain, T.rubrum 12 strain, Epidermophyton floccosum 5 strain, Candida albicans 4 strain, C.parapsilosis 4 strain, dan Aspergillus fumigatus 3 strain.
Dermatofita merupakan penyebab infeksi sedangkan ragi dan kapang kemungkinan juga menyebabkan infeksi.

160 Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 2 • Juni 2005

Rosihan Anwar

Diisolasi ...

Beberapa Jamur yang

Daftar Pustaka 1. Brooks GF, Butel JS, Ornston LN. Jawetz,
Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology, 19th edn. East Norwalk : Appleton & Lange, 1991.

2. Robert SOB, Mackenzie DWR. Mycoses. In Rook A, Wilkinson DS, Ebling FJG (eds.), Textbook of Dermatology. Oxford : Blackwell Scientific Publications, 1979.
3. Hay RJ. Chronic Dermatophyte Infections. In Verbov J (ed.), New Clinical Applications
Dermatology : Superficial Fungal Infections. Lancaster : MTP Press Limited, 1986 : 21-34.

4. Anwar R. Beberapa Jamur yang Diisolasi
dari Kulit Penderita Infeksi Jamur Superfisial. Pertemuan Ilmiah Tahunan PERMI 2000, Denpasar.
5. Soeprihatin SD. Candida dan Kandidiasis pada Manusia. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1982.
6. Hymes SR, Duvic M. Cutaneous Candidiasis. In Bodey GP (ed.), Candidiasis : Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment, 2nd edn. New York : Raven Press, 1993 : 159-166.
7. Larone DH. Medically Important Fungi : A Guide to Identification, 2nd edn. New York : Elsevier, 1987.

Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 2 • Juni 2005

161

Dokumen yang terkait

Penerapan Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Sosial Ekonomi Anggota CU Karya Murni Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

6 136 90

Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan

41 222 91

Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige (1990 – 2003)

4 87 126

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Perilaku Pemanfaatan Hutan Mangrove Di Desa Kayu Besar, Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai

0 30 110

Pengaruh Program Pertanian Polikultur Oleh Yayasan Bitra Indonesia Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sayum Sabah Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

2 55 133

Pengaruh Kehadiran PT. Kedaung Group Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tanjung Morawa B Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang

11 106 99

Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

23 153 103

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Oleh Serikat Petani Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Petani Di Desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

2 55 152

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor

3 52 92

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN.

1 4 23