Pengaruh Kehadiran PT. Kedaung Group Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tanjung Morawa B Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang

(1)

PENGARUH KEHADIRAN PT. KEDAUNG GROUP TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN TANJUNG MORAWA B KECAMATAN

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELISERDANG

SKRIPSI

Di ajukan oleh :

BETTY JUNITA M. LUMBAN GAOL

040902061

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

BETTY JUNITA MAYASARI LUMBAN GAOL 040902061

ABSTRAK

PENGARUH KEHADIRAN PT. KEDAUNG GROUP TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN TANJUNG MORAWA B KECAMATAN

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELISERDANG

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 85 halaman, 43 tabel, 2 bagan, serta 13 kepustakaan)

PT. Kedaung group adalah pabrik ataupun perusahaan yang berjenis pabrik besar, yang bergerak dalam bidang industri barang-barang pecah belah. Didirikan atas dasar keinginan pengelola untuk memperluas usahanya, untuk mencari untung yang sebesar mungkin. Dan juga untuk membantu membuka peluang kerja untuk masyarakat di sekitar pabrik tersebut di bangun. Hadirnya PT. Kedaung tersebut memberikan pengaruh kepada masyarakat sekitar, secara umum dapat dilihat dari sosial ekonomi masyarakat setempat, terkhusus kelurahan Tanjung Morawa B yang berubah menjadi lebih baik. Realitanya banyak karyawan yang direkrut oleh PT. ada sebagian penduduk yang membuka usaha, disekitar PT. tersebut.

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Tanjung Morawa B, tepat pada tempat dibangunnya PT. Kedaung group tersebut.tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan jumlah sampel yang terdapat dalam penelitian ini sebanyak 76 orang. Teknik pengumpulan data denagn studi kepustakaan dan studi lapangan yaitu : wawancara dan kuesioner. Kemudian data disusun dalam bentuk tabulasi tabel tunggal, yang kemudian dianalisis dengan menggambarkan, menjelaskan, dan memberi komentar dari tabel tunggal yang ditabulasi, sehingga dapat dengan mudah diketahui jawaban dari masalah yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa pengaruh hadirnya PT. Kedaung tidak terlalu memberikan dampak yang besar. Dampak yang terlihat memang memberikan perubahan ekonomi yang sedikit lebih baik bagi warga sekitar. Yang perlu dibenahi oleh pihak PT. kedaung adalah memberikan bantuan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.


(3)

University of Sumatera Utara

Faculty of Social and Political Science Departement of Social Welfare

BETTY JUNITA MAYASARI LUMBAN GAOL 040902061

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE EXISTENCE OF PT. KEDAUNG GROUP ON SOCIOECONOMIC OF RESIDENTS IN TANJUNG MORAWA B VILLAGE,

SUBDISTRICT OF TANJUNG MORAWA DISTRICT OF DELISERDANG

(Thesis contains 6 chapters, 85 pages, 43 tables, 2 pictures, and 13 literatures)

PT. KEDAUNG GROUP ( KEDAUNG GROUP Ltd.) is a factory or company which is a kind of a big company, and engaged in glassware industry. It was founded, basically, by the manager’s will to develop his business had to get profit as much as possible. Besides it is intended to create job vacancy for the residents around that factory. The existence of PT. Kedaung Group effects on the residents around, generally it can be observed from the socioeconomic of the local residents, specifically of the villages in Tanjung Morawa B which improves better. In fact, many of the residents are employed by PT. Kedaung Group. Some of the residents take the chance of running business around the factory.

This research is done in Tanjung Morawa B, exactly in the area where PT. Kedaung Group built. The type of research implemented is descriptive with 76 people as sample in this research. The technique of collecting data is with literary study and field study, they are observation and Questionnaire. Then data is arranged in single-tabulation data, which is later analyzed by describing, explaining, and given comment based on the single tabulated data, so that we can easily know the answers of problem being researched.

Based on the research, it can be concluded that the existence of Kedaung group doesn’t give a significant influence. The effect which can be seen causes and economical change with is a little bit better to the residents around. On thing which needs to be considered by PT. Kedaung is delivering assistance or help for the prosperity of the residents around the factory.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji serta rasa syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat, dan berkatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kehadiran PT. Kedaung terhadap Sosial ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang”. Penulisan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

baik secara moril, dan materil kepada Penulis, pada kesempatan ini maka izinkanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Matias Siagian Msi, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Edward Ridwan MSP. Selaku Dosen Pembimbing penulis yang sudah banyak membimbing penulis dari awal penulisan skripsi hingga terselainya skripsi ini. Terima kasih buat ilmu-ilmu yang bapak bagikan, serta saran dan kritik kepada saya selama pengerjaan skripsi saya.

4. Ibu Nur Kelana, selaku sekretaris Desa dari kelurahan Tanjung Morawa B. Yang telah banyak membantu penulis selama penelitian di Kelurahan Tanjung Morawa B. terima kasih buat bantuan ibu yang memberikan data-data yang dibutuhkan penulis.

5. Teristimewa kepada kedua Orangtua saya yang terkasih, Ayahanda saya M. Lumban Gaol dan Ibunda saya R. Sinurat. Makasi yang ma, pak buat kasih dan pengorbanan yang mama sama bapak dah berikan padaku sampai sekarang. Terima kasih buat semangat, perhatian


(5)

dan Motivasi yang mama dan bapak berikan selalu. Semoga anak mu ini dapat membanggakan kalian.

6. Abang saya Andrew M. Lumbangaol dan adik saya Kenedy Mayor Lumbangaol, Daniel M. Lumbangaol, serta Kristian Lumbangaol. Terimakasih buat kasih sayang, perhatian dan kebersamaan yang kita selama ini, dan kepada seluruh keluarga besarku yang mengasihiku dan memperhatikanku dimanapun berada, Tuhan memberkati kalian semua.

7. Kepada teman-teman/sahabat-sahabat penulis selama kuliah. Buat Julika, Ibeth, Nohu, Meir, Debby, dan lain-lain (Komunikasi komunitas). Mona, Yanie, Cory, Tifah (Antropologi komunitas). Deo, Ivana, Suci, Dina, serta Fajar yang selalu membantu penulis selama pengerjaan skripsi. Dan kepada teman-teman satu perjuangan di KesSos bersatu (IKS 04 is the Best) yang sudah lulus terdahulu menjadi Sarjana Sosial.

8. Buat sahabat-sahabat terkasih alumni SMUNSA Lubuk Pakam. buat Rita, Ezra, Gultom, Karo, Eko, Tohap, Hotma, Gito, Tamsin, dan yang lainnya dimanapun berada. Makasi ya sobat buat dukungan dan bantuan kalian, makasi juga buat kebersamaan kita di dua tahun belakangan ini. Sukses ya buat kita semua kedepan, Amin.

9. Kepada teman-teman Kost di Marakas 23A yang tercinta, ada K’etty, K’Novie, K’hana, K’bina, K’ sarma, Damayanti, Ika, Hilaria, Tika, Ebeth dan Maria. Makasi buat kebersamaan kita selama di Marakas 23a. terimakasih buat semangat, dukungan, kasih sayang dan perhatian yang penulis rasakan. Semoga semua kenangan di kost M.23a boleh selalu dikenang.

10. Kepada teman-teman di Paduan Suara El-Shaddai USU. Makasi buat segala hal yang boleh aku dapat di pelayanan ini, buat segala hal yang membuatku mau belajar dan berubah menjadi orang yang lebih baik lagi. Makasi buat semua anggota PSE yang selalu


(6)

mendukungku baik dalam doa maupun dorongan semangat yang selalu diucapkan. Semoga pelayanan kita semakin boleh dinikmati dan semakin berkembang kedepannya.

11. Buat senior-seniorku di Kessos yang sudah memberikan perhatian selama aku berkuliah di departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Buat B’Leo S.sos, B’Trisno S.sos, K’vika S.sos, K’emmy S.sos. Dan seluruh seniorku yang lain dimanapun berada

12. Buat Junior-junior di departemen IKS, dimanapun berada, tetap semangat dan jadilah seseorang yang bisa menjadi teladan.

13. Dan buat orang-orang/pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih buat dukungan, bantuan dan doanya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari pihak-pihak yang membaca skripsi ini. Semoga skripsi ini boleh bermanfaat bagi setiap orang yang membaca. Sekian dan terimakasih.

El-shaddai.

Medan, Maret 2010 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstraksi ……….. i

Kata Pengantar ………. iii

Daftar Isi ………. vi

Daftar Tabel ………. ix

Daftar Gambar ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Perumusan Masalah ………... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 10

C.1 Tujuan Penelitian ………. 10

C.2 Manfaat Penelitian ………... 11

D. Sistematika Penulisan ………. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 13

A. Industrialisasi ………. 13

B. Masyarakat Desa ……… 14

C. Perkembangan Industri di Masyarakat ……….. 16

D. Kondisi Sosial Ekonomi ……… 17

E. Kesejahteraan Sosial ……….. 19

E.1. Pengertian kesejahteraan sosial ……… 19


(8)

F. Kehadiran PT. Kedaung ……….. 26

G. Kerangka Pemikiran ………... 27

H. Definisi Konsep ………. 30

I. Defenisi Operasional ……… 31

BAB III METODE PENELITIAN ……… 33

A. Tipe Penelitian ……… 33

B. Lokasi Penelitian ……… 33

C. Populasi dan Sampel ……….. 33

C.1. Populasi ……… 33

C.2. Sampel ………. 34

D. Teknik Pengumpulan Data ……….. 34

E. Teknik Analisa Data ………. 35

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ……….. 36

A. Gambaran umum Kelurahan Tanjung Morawa B ………... 36

B. Letak Geografis ……… 36

C. Luas Wilayah ……….. 37

D. Gambaran Penduduk Kelurahan Tanjung Morawa B ………. 37

D.1. Distribusi Penduduk ……… 37

D.2. Usia Penduduk ……… 38

D.3. Kewarganegaraan Penduduk ……….. 38


(9)

D.5. Agama ……….. 40

D.6. Pendidikan ……… 41

D.7. Perumahan ……… 43

D.8. Perekonomian ……….. 43

D.9. Industri ………. 44

BAB V ANALISA DATA ………. 47

A. Pelaksanaan Penelitian ………. 47

B. Gambaran Umum Responden ……….. 47

C. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ……….. 57

BAB VI PENUTUP ……….. 83

A. Kesimpulan ……….. 83


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

1. Distribusi Penduduk Kelurahan Tanjung Morawa B ……….. 37

2. Komposisi Usia Penduduk ……….. 38

3. Kewarganegaraan Penduduk Tanjung Morawa B ……….. 39

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pancaharian ………. 39

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ……….. 40

6. Sarana Kegiatan Kelurahan Tanjung Morawa B ……….. 41

7. Sarana Pendidikan Kelurahan Tanjung Morawa B ……….. 42

8. Tingkat Pendidikan Kelurahan Tanjung Morawa B ………. 42

9. Perumahan Penduduk dan Jenisnya ……….. 43

10. Sarana Perekonomian ……….. 44

11. Sarana Industri ……….. 45

12. Distribusi Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 48

13. Distribusi Karekteristik Responden Berdasarkan Usia/umur ………... 49

14. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan terakhir yang Dicapai ……….. 51

15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan jumlah Tanggungan dalam Keluarga ……… 52

16. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku/Etnis ……… 53

17. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama ………. 54

18. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kependudukan ………... 55

19. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ……….. 56

20. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Kedaung ……….. 57

21. Distribusi Frekuensi Menurut Kebutuhan Responden yang Terpenuhi Sebelum Hadirnya PT. Kedaung ……….. 59

22. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tanggapan Tentang Kecukupan Penghasilan Sebelum Hadirnya PT. Kedaung ……… 61 23. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Motivasi Bekerja atau Membuka


(11)

Usaha Pada PT. Kedaung ……….. 62 24. Distribusi Tanggapan Responden Setelah Bekerja/Membuka Usaha Pada dan

Atau Disekitar PT. Kedaung ……….. 63 25. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Dalam Perbaikan Di bidang

Kesempatan Kerja Setelah Hadirnya PT. Kedaung ………... 64 26. Distribusi Responden Dalam Perbaikan Sarana/Prasarana Dibidang/Sektor

Keagamaan Setelah Hadirnya PT. Kedaung ………. 65 27. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Dalam Perbaikan Sarana/

Prasarana Dibidang Pendidikan ……… 66 28. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Dalam Perbaikan

Dibidang Kesehatan ………. 67 29. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Dalam Perbaikan Dibidang

Pendapatan ………... 68 30. Distribusi Frekuensi Keterlibatan Langsung Responden Dalam

Kegiatan Yang Dilakukan PT. Kedaung ………. 69 31. Distribusi Frekuensi Kondisi Ekonomi Responden Dalam

Penghasilan Keluarga ……….. 70 32. Distribusi Frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi Responden Dalam

Kondisi Perumahan ………. 71 33. Distribusi Frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi Responden Dalam

Kondisi Transportasi ………... 72 34. Distribusi Frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi Responden Dalam

Pelayanan Kesehatan ………... 73 35. Distribusi Frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi Responden Dalam

Fasilitas Pendidikan ………. 74 36. Distribusi Frekuensi Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Responden Dalam

Hubungannya Bekerja Pada di PT. Kedaung ……… 75 37. Distribusi Responden Yang Memiliki Tabungan ………. 76 38. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Uang Yang Disisihkan

Dari Pendapatan Sekarang ………. 77 39. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Mengenai Penghasilan Yang Lebih

Baik Diperolah Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Dibanding

Dengan sebelum Hadirnya PT. Kedaung ……….. 78 40. Distribusi Tanggapan Responden Dalam Peningkatan Pendapatan Mereka


(12)

41. Sumber Informasi Yang Diperolah Oleh Responden Tentang

Kehadiran PT. Kedaung ……… 80 42. Sumber Informasi Yang Diperolah Responden Yang MenganjurkanResponden

Bekerja/Berusaha Di PT. Kedaung Ataupun Disekitar PT. Kedaung ………….. 81 43. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tanggapan Kehadiran PT. Kedaung ... 82


(13)

DAFTAR GAMBAR No Judul Gambar

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ………. 29 2. Struktur Pemerintahan Kelurahan Tanjung Morawa B ……… 46


(14)

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

BETTY JUNITA MAYASARI LUMBAN GAOL 040902061

ABSTRAK

PENGARUH KEHADIRAN PT. KEDAUNG GROUP TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN TANJUNG MORAWA B KECAMATAN

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELISERDANG

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 85 halaman, 43 tabel, 2 bagan, serta 13 kepustakaan)

PT. Kedaung group adalah pabrik ataupun perusahaan yang berjenis pabrik besar, yang bergerak dalam bidang industri barang-barang pecah belah. Didirikan atas dasar keinginan pengelola untuk memperluas usahanya, untuk mencari untung yang sebesar mungkin. Dan juga untuk membantu membuka peluang kerja untuk masyarakat di sekitar pabrik tersebut di bangun. Hadirnya PT. Kedaung tersebut memberikan pengaruh kepada masyarakat sekitar, secara umum dapat dilihat dari sosial ekonomi masyarakat setempat, terkhusus kelurahan Tanjung Morawa B yang berubah menjadi lebih baik. Realitanya banyak karyawan yang direkrut oleh PT. ada sebagian penduduk yang membuka usaha, disekitar PT. tersebut.

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Tanjung Morawa B, tepat pada tempat dibangunnya PT. Kedaung group tersebut.tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan jumlah sampel yang terdapat dalam penelitian ini sebanyak 76 orang. Teknik pengumpulan data denagn studi kepustakaan dan studi lapangan yaitu : wawancara dan kuesioner. Kemudian data disusun dalam bentuk tabulasi tabel tunggal, yang kemudian dianalisis dengan menggambarkan, menjelaskan, dan memberi komentar dari tabel tunggal yang ditabulasi, sehingga dapat dengan mudah diketahui jawaban dari masalah yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa pengaruh hadirnya PT. Kedaung tidak terlalu memberikan dampak yang besar. Dampak yang terlihat memang memberikan perubahan ekonomi yang sedikit lebih baik bagi warga sekitar. Yang perlu dibenahi oleh pihak PT. kedaung adalah memberikan bantuan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.


(15)

University of Sumatera Utara

Faculty of Social and Political Science Departement of Social Welfare

BETTY JUNITA MAYASARI LUMBAN GAOL 040902061

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE EXISTENCE OF PT. KEDAUNG GROUP ON SOCIOECONOMIC OF RESIDENTS IN TANJUNG MORAWA B VILLAGE,

SUBDISTRICT OF TANJUNG MORAWA DISTRICT OF DELISERDANG

(Thesis contains 6 chapters, 85 pages, 43 tables, 2 pictures, and 13 literatures)

PT. KEDAUNG GROUP ( KEDAUNG GROUP Ltd.) is a factory or company which is a kind of a big company, and engaged in glassware industry. It was founded, basically, by the manager’s will to develop his business had to get profit as much as possible. Besides it is intended to create job vacancy for the residents around that factory. The existence of PT. Kedaung Group effects on the residents around, generally it can be observed from the socioeconomic of the local residents, specifically of the villages in Tanjung Morawa B which improves better. In fact, many of the residents are employed by PT. Kedaung Group. Some of the residents take the chance of running business around the factory.

This research is done in Tanjung Morawa B, exactly in the area where PT. Kedaung Group built. The type of research implemented is descriptive with 76 people as sample in this research. The technique of collecting data is with literary study and field study, they are observation and Questionnaire. Then data is arranged in single-tabulation data, which is later analyzed by describing, explaining, and given comment based on the single tabulated data, so that we can easily know the answers of problem being researched.

Based on the research, it can be concluded that the existence of Kedaung group doesn’t give a significant influence. The effect which can be seen causes and economical change with is a little bit better to the residents around. On thing which needs to be considered by PT. Kedaung is delivering assistance or help for the prosperity of the residents around the factory.


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi yang baru, yang juga sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Selain itu kehadiran teknologi atau inovasi-inovasi baru itu juga secara langsung mengubah cara atau pola hidup masyarakat serta menuntut adanya keseimbangan yang sesuai terutama dalam hal lingkungan sosial ekonomi umumnya selalu menjadi point utama dalam kajian mengenai seluk-beluk kehidupan masyarakat, terlebih lagi untuk Indonesia sebagai negara yang tergolong besar jumlah penduduknya dengan beranekaragam suku bangsa yang tersebar di 33 Propinsi dengan pola kehidupan yang berbeda, sehingga bisa diperkirakan juga ada banyak persoalan yang terjadi didalamnya sehubungan dengan kehidupan masyarakat didalamnya.

Di Indonesia sekarang ini banyak dilakukan pembangunan, baik dibidang industri, pertanian, ekonomi maupun jasa, dan bidang lainnya. Pembangunan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk lebih memajukan perekonomian di Indonesia., khususnya bagi masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan banyak sekali pekerjaan ataupun lowongan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Pembangunan banyak dilakukan di daerah perkotaan, karena di kotalah pusat berbagai aktifitas perdagangan,ekonomi, industri dan, juga politik dilakukan. Tetapi di daerah pedesaan di pinggiran kota, di beberapa tempat di Indonesia juga dilakukan pembangunan. Pada hakekatnya pembangunan daerah adalah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat didaerah dan dilaksanakan dengan merata di seluruh wilayah serta benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat sebagai perbaikan tingkat kehidupannya.


(17)

Pembangunan daerah seharusnya dilaksanakan secara terencana, terpadu, bertahap dan berlanjut serta merupakan pembangunan, dari , oleh dan untuk masyarakat sebagai pencerminan kehendak untuk terus-menerus meningkatkan kemakmuran masyarakat secara merata.

Sejak masa orde baru hingga reformasi, Indonesia telah melaksanakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan. Pembangunan juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan merupakan suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial dan modernisasi bangsa guna meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

Pembangunan juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar dan mendasar untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Esensi dari pembangunan itu adalah menciptakan sesuatu yang berguna yang belum ada menjadi ada dan meningkatkan yang telah ada. (Susanto, 1984 : 52)

Pembangunan yang dilakukan tidak dapat dilepaskan dari kesadaran dan tanggungjawab individu atau anggota masyarakat , untuk memikul beban pembangunan, sebab peran individu masyarakat dalam pembangunan bukan hanya sekedar objek, melainkan juga sebagai subjek dari pembangunan tersebut. Ini berarti bahwa individu/anggota masyarakat juga ikut menentukan arah dan tujuan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, agar pembangunan tidak hanya menguntungkan bagi pembuat kebijakan semata, melainkan juga bermanfaat bagi seluruh masyarakat. (Supriatna, 1999 : 5)

Dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, perhatian terbesar dan utama diberikan pada bidang ekonomi, tanpa melupakan pentingnya pembangunan dalam bidang-bidang kehidupan lainnya. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa memang keterbelakangan yang dirasakan oleh Indonesia sebagai negara ynag sedang berkembang


(18)

adalah bidang ekonomi. Apalagi setelah Indonesia telah mengalami krisis moneter dan ekonomi, serta pada masa krisis Global yang sedang melanda dunia pada saat ini. Dan bahkan sampai meluas pada krisis politik dan kepercayaan yang berlangsung hingga sekarang. Akumulasi kondisi krisis telah banyak membawa kehancuran dan kemerosotan terutama dalam perekonomian nasional dan internasional umumnya. Lebih jauh lagi dampak krisis ini telah menyebabkan banyaknya buruh ataupun karyawan yang di PHK, sehingga menambah jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan meningkat tajam dibandingkan sebelum terjadi krisis global maupun nasional, baik penduduk yang ada di pedesaan maupun perkotaan.

Disamping itu, pembangunan lebih difokuskan kepada daerah-daerah tertentu saja, khususnya pulau Jawa, sebagai contoh Pengembangan pembangunan di kawasan Gedebage merupakan sebagian kecil dari rencana pembangunan kota Bandung dengan bertahap dan diharapkan menjadi pusat distribusi utama di daerah Bandung yang dipandang sebagai langkah strategis untuk dapat mendorong terwujudnya kota Bandung sebagai kota jasa. Sedangkan daerah-daerah lain yang lebih produktif terutama di kawasan timur Indonesia banyak yang tidak tersentuh oleh pembangunan, namun hasil bumi yang ada di daerah tersebut wajib diberikan kepada pemerintah pusat. Banyak daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun masyarakatnya masih jauh berada dibawah garis kemiskinan. Ini berarti pemerataan pembangunan dan hasilnya sama sekali tidak terwujud. Inilah yang menyebabkan perekonomian nasional mengalami kehancuran dan kemerosotan, terutama setelah terjadinya krisis multidimensional dan krisis global.

Akhirnya pembangunan ekonomi secara bertahap mengalami perubahan dan pergeseran, yang semula mengandalkan sumber daya alam semesta, yaitu pertanian, minyak dan gas bumi, menjadi meningkat pada usaha industrialisasi. Salah satu petunjuk penting


(19)

dalam perubahan pembangunan ekonomi adalah perubahan struktur produksi dari dominasi sektor pertanian ke sektor non pertanian (industri dan jasa). Biasanya perubahan ini diikuti dengan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri.

Transformasi ini terjadi karena bertambahnya jumlah penduduk terutama di desa. Yang di ikuti dengan berkurangnya luas lahan untuk usaha di bidang pertanian yang dapat dikerjakan oleh penduduk desa tersebut, menyebabkan penduduk desa yang tidak mempunyai lahan sendiri tidak tertampung lagi untuk bekerja dalam sektor pertanian. Hal ini berdampak pada meningkatnya arus urbanisasi yang di latarbelakangi oleh pemikiran bahwa kota memberikan harapan baru bagi mereka untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik, dimana mereka beralih kepada pekerjaan yang bergerak di bidang usaha-uasaha industri yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini berkaitan dengan dualisme (dua ciri, fakta/kenyataan) desa dan kota dalam bidang perekonomian di Indonesia, bahwa perekonomian pedesaan dicirikan oleh sektor primer (pertanian dan pertambangan), sedangkan perkonomian perkotaan didominasi oleh sektor non pertanian (industri dan jasa).

Salah satu desa ataupun daerah yang mengalami proses transformasi yang dimaksud diatas adalah kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.

Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah Kota Madya” yaitu kota Medan yang menjadi Ibu kota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi di samping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 KM2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.


(20)

Daerah ini sejak terbentuk sebagai Kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan Binjai yang berada di daerah perbatasan pada waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 KM2

Di awal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat Pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “Tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini berpindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota Kecil yang terletak di pinggir jalan Lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi Ibukota Kabupaten Deli Serdang.

Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Badagai sesuai dengan U.U.No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh.

Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luasnya sekarang menjadi 2.497,72 KM2 terdiri dari 22 Kecamatan dan 403 desa/ kelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang di huni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti : Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti : Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.


(21)

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2007 mencapai 5,71 %, laju pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai pertumbuhan sebesar 5,26%. Pencapaian peningkatan pertumbuhan ini, menandakan perubahan dan peningkatan kinerja ekonomi makro di Kabupaten Deli Serdang telah berlangsung dengan baik.

Berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB sebesar Rp. 8,4 juta lebih, sedangkan berdasarkan harga konstan adalah Rp. 2,4 juta lebih maka struktur ekonomi Deli Serdang dapat dilihat antara lain sector industri masih memegang peranan yang cukup signifikan dengan kontribusi sebesar 42,60 %, diikuti sektor pertanian sebesar 26,97 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran 17,45 %.

Ini berarti bahwa Kabupaten Deli Serdang masih sangat tergantung dari sektor-sektor tersebut di atas, sementara sektor jasa-jasa hanya memberi kontribusi sebesar 4,51 %, sektor bangunan 3,65 %, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya 2,21 %.

Sementara itu, pendapatan per-kapita yang merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil proses produksi PDRB per-kapita yang diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun PDRB per-kapita atas dasar berlaku Kabupaten Deli Serdang, maka diperoleh data yaitu tahun 2004 sebesar Rp. 5.515.779,45 dan tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp. 5.710.173,96.

Sedang inflasi yang terjadi pada tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan, meskipun untuk inflasi Kabupaten Deli Serdang tetap di bawah 2 digit, yaitu sebesar 6,50 % pada tahun 2004, sedangkan pada tahun 2005 adalah 7,0 %.


(22)

Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran

Kabupaten Deli Serdang masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan tingginya kerentanan masyarakat untuk jatuh dibawah garis ini. Pada tahun 2004 penduduk miskin tercatat 48.492 KK atau 15,56 % sedangkan pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi 49.848 KK atau 15,92 %.

Kondisi ini diperkirakan masih banyak dipengaruhi oleh situasi perekonomian secara nasional dan daerah yang belum cukup kondusif sebagai dampak dari krisis moneter yang sampai saat ini masih belum teratasi sepenuhnya, untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi rakyat. Hal ini telah diperberat lagi dengan adanya kebijakan Nasional untuk menaikkan harga BBM, sehingga daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya terhadap sandang pangan menjadi melemah.

Sementara itu, jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Deli Serdang tahun 2004 sebesar 15,85 % dari total angkatan kerja sebesar 651.419 orang, sedangkan pada tahun 2005 mencapai 15,95 % dari total angkatan kerja sebesar 664.447 orang.

Keadaan di atas terjadi terutama disebabkan oleh paradigma pembangunan khususnya dibidang ekonomi, yang terlalu diarahkan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi serta peningkatan produksi industri secara meluas guna meningkatkan pendapatan nasional, tanpa mempertimbangkan apakah pembangunan yang dilakukan telah sesuai dengan harapan seluruh rakyat serta mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kebijakan yang dikeluarkan yang menyangkut tentang pembangunan hanya didasarkan atas kehendak dan keinginan penguasa (pemerintah) tanpa memperhatikan keinginan masyarakat dari pembangunan tersebut. Akibatnya hasil-hasil yang


(23)

diperoleh dari pembangunan hanya menguntungkan segelintir golongan tertentu saja (golongan elit) tanpa dinikmati oleh rakyat banyak.

Seperti halnya di propinsi Sumatera Utara, di daerah pedesaan yang hasil bumi, dan pertaniannya begitu melimpah, contohnya seperti di daerah Danau Toba, pulau Samosir, Berastagi, dan banyak daerah lainnya. Dan juga daerah perkotaan, seperti Medan yang memiliki industri-industri dan jasa yang begitu banyak terdapat di kota ini; baik dibidang jasa termasuk, pendirian gedung-gedung pusat perbelanjaan, seperti : mall-mall, plaza-plaza, hotel/penginapan yang megah. Dan juga bidang industri, seperti pabrik-pabrik yang banyak berdiri di Medan.

Pembangunan yang berdiri di berbagai bidang, termasuk di sektor industri yang banyak terbentuk di kota Medan dan sekitarnya yang telah banyak membantu masyarakat Medan dan sekitarnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup baik dalam sosial dan ekonomi masyarakat.

Banyaknya daerah-daerah industri yang terdapat di Medan dan sekitarnya, adalah salah satu sumber pendapatan yang dapat diperoleh oleh masyarakat menengah kebawah, yang menunjang kebutuhan keluarga mereka. Ada beberapa daerah industri yang besar, seperti KIM (Kawasan Indutri Medan) yang terdapat di daerah Mabar, dan Tanjung morawa (KIM Medan Star), daerah industri KIM ini sangatlah luas, dari segi tempat bahkan jenis pabrik yang terdapat di dalamnya ada pabrik kayu, makanan, produk-produk kecantikan dan yang lainnya lagi. Dan juga terdapat lagi beberapa pabrik di sekitar KIM Medan Star yang termasuk besar, salah satu contohnya, adalah PT. Kedaung Group. Pabrik Kedaung tersebut juga termasuk dalam daerah kekuasaan pemerintah daerah Deli Serdang. Pabrik Kedaung ini salah satu pabrik yang bergerak dibidang produksi barang-barang untuk keperluan rumah tangga, terutama pecah-belah. PT. Kedaung ini adalah merupakan gabungan longgar dari 30


(24)

perusahaan sejenis yang tersebar di berbagai daerah bahkan negara. Pabrik Kedaung ini adalah salah satu cabang yang ada dipropinsi Sumatera Utara, dan cabang-cabang lainnya tersebar di beberapa kota/daerah di Indonesia. Seperti : Pekanbaru, Jakarta, Semarang, dan kota lainnnya. Dan Pabrik besar rekan kerjasama PT. Kedaung juga tersebar di beberapa negara tetangga, seperti : Malaysia, dan negara lainnya.

Sebelum berkembangnya daerah ataupun desa yang dipenuhi dengan sektor industri, seperti khususnya kecamatan Tanjung Morawa. Dahulunya desa/kecamatan Tanjung Morawa sebagian besar terdiri dari lahan pertanian, sebelum berkembang menjadi daerah industri. Lahan pertanian di daerah Tanjung Morawa ini lebih luas dibanding dengan lahan pemukiman masyarakat. Sehingga masyarakat pada masa itu sebagian besar memiliki penghasilan dari bertani. Dan sebahagian besar penduduk didaerah tersebut, termasuk kedalam golongan/strata menengah kebawah.

Seiring berjalan waktu, terjadi perubahan zaman dan juga semakin canggihnya teknologi dibumi ini, banyak perubahan yang terjadi didaerah Kecamatan Tanjung Morawa ini. Semakin berkembanglah indusri-industri dari industri kecil, sedang dan industri besar. Dan terjadi pulalah perubahan penghasilan ataupun pekerjaan yang dimiliki masyarakat daerah Tanjung Morawa tersebut. Ada diantara mereka yang menjual tanah mereka untuk dijadikan sebagai lahan industri sehingga mereka tidak berpenghasilan lagi dari bertani, sehingga mereka beralih profesi. Ada juga masyarakat kecamatan Tanjung Morawa tersebut yang tetap berpenghasilan sebagai petani, disamping bekerja di pabrik. Dan ada diantara masyarakat yang bergantung pada profesi sebagai buruh, karena tidak memiliki lahan untuk bertani.

Jelasnya dapat dilihat di kelurahan Tanjung Morawa B, di desa tersebut telah berkembang pesat sejak dulu pabrik-pabrik industri. Salah satu contohnya PT. Kedaung


(25)

Group Medan. Dampak dari hadir dan berkembangnya PT. Kedaung Group tersebut, bahwa banyak penduduk yang terserap untuk bekerja di pabrik tersebut. Dan ada juga yang berusaha/ membuka usaha di sekitar PT. tersebut. Akan tetapi masih ada juga sebagian kecil yang berprofesi sebagai petani dari anggota keluarga masyarakat Tanjung Morawa B yang bekerja di PT. Kedaung group tersebut.

B. Perumusan Masalah

Masalah merupakan pokok dari suatu kegiatan penelitian. Berdasarkan latarbelakang diatas, maka perumusan masalah yang akan dikemukakan penulis yaitu : “Bagaimana

Pengaruh Kehadiran PT. Kedaung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Tanjung Morawa B ?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

C.1. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian merupakan sasaran utama yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian. Sebab tanpa tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan tidak akan mempunyai arah yang jelas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :

“Untuk mengetahui bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kelurahan Tanjung Morawa B, semenjak hadirnya PT. Kedaung”.

C. 2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah:

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka pengembangan konsep-konsep, teori-teori terutama model penelitian tentang masalah ‘pengaruh sosial ekonomi masyarakat Tanjung Morawa B, terhadap kehadiran PT.Kedaung Penelitian ini juga


(26)

diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terhadap studi masyarakat yang membahas masalah kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut terhadap pengaruh akibat munculnya sektor industri, terkhusus berdirinya pabrik-pabrik.


(27)

D. Sistematika Penulisan.

BAB I : Pendahuluan.

Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka.

Bab ini menguraikan tentang masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : Metode penelitian.

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.

BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian.

: Bab ini berisikan sejarah singkat tentang berdirinya PT. Kedaung, dan gambaran umum tentang lokasi dimana peneliti melakukan penelitian.

BAB V : Analisa Data.

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB VI : Penutup.

Bab ini memuat tenatang kesimpulan dan saran yang bermanfaat.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Industrialisasi

Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang mengubah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi, menjadi barang yang nilainya lebih tinggi untuk penggunaannya daripada keadaan sebelumnya, dan siap untuk dipasarkan kepada konsumen. (siagian,1985 : 87). Dari kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa industri pada dasarnya merupakan kegiatan ekonomi, kegiatan memilih dan mempergunakan sumber-sumber produksi secara terbatas, untuk dapat dihasilkan berbagai barang yang mempunyai nilai lebih tinggi serta bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam hal ini industri diartikan sebagai sebagai pabrik atau pengolahan seperti tersebut dalam batasan sebagai berikut : “pabrik adalah bangunan besar dengan perlengkapan mesin-mesin tempat membuat barang-barang tertentu dalam jumlah besar untuk diperdagangkan”. (Poerwodarminta,1990 : 603). Bila defenisi tersebut dikaitkan dengan pengertian sehari-sehari, maka pengertian industri jauh lebih luas daripada pengertian pabrik atau pengolahan tersebut.

Jadi dalam hal ini industri diartikan lebih luas lagi, yaitu sebagai usaha/perusahaan yang menghasilkan (memproduksi) barang/jasa untuk didistribusikan dan diperdagangkan, seperti industri pariwisata (usaha jasa pelancongan; industri rumah tangga; industri baja (pabrik pengolahn baja) dan sebagainya. Industri lebih diidentikkan dengan perusahaan atau usaha daripada daripada mesin-mesin beserta para mekaniknya.

Jadi dalam kehidupan sehari-hari industri diartikan dalam dua pengertian, yaitu semata-mata menyangkut mesin-mesin (pabrik), dan menyangkut perusahaan/usaha yang menghasilkan barang-barang/jasa.


(29)

Dibukanya PT. Kedaung merupakan salah satu sarana para pengusaha atau pelaku industri baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengembangkan usaha-usaha industri, terkhusus produksi barang-barang pecah-belah yang dibutuhkan oleh masyarakat luas dan untuk diperdagangkan.

Industrialisasi selalu diawali dengan kemajuan teknologi. Teknologi dan industri merupakan dua hal yang memiliki kaitan atau hubungan yang erat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan (siagian, 1985 : 132). Teknologi merupakan salah satu cara manusia untuk mencapai tujuan dalam memenuhi tuntutan kebutuhan, baik jasmaniah maupun rohaniah. Oleh karena itu, kehadiran teknologi yang di ikuti dengan kemajuan industri, membawa pengetahuan yang sangat penting dan berarti bagi kehidupaan masyarakat.

B. Masyarakat Desa

Pengertian desa menurut ‘Poerwadarminta (1976)’ adalah “sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampung (diluar kota), dusun. Dusun atau udik (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan dari kota). Arti lain lagi dari desa atau yang hampir mirip adalah village. Defenisi tersebut mengandung arti ataupun makna bahwa yang dimaksud dengan masyarakat kecil adalah masyarakat di daerah masyarakat pedesaan.masyarakat kecil disebut juga dengan rural community yang diartikan sebagai masyarakat yang anggota-anggotanya hidup bersama disuatu lokalitas tertentu, yang seorang merasa dirinya bagian dari kelompok, kehidupan mereka meliputi urusan-urusan yang merupakan tanggungjawab bersama dan masing-masing merasa terikat pada norma-norma tertentu yang mereka taati bersama.


(30)

Karakteristik umum Masyarakat Desa.

Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam peilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karaketristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan sejumlah karakteristik masyarakat desa yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini maih ditemui. Setidaknya, ini menjadi salah satu wacana bagi kita yang akan bersama-sama hidup di lingkungan pedesaan.

1. Sederhana. 2. Mudah curiga.

3. Menjunjung tinggi ‘unggah-unggah’(kesopanan) 4. Guyub, kekeluargaan

5. Lugas

6. Tertutup dalam hal keuangan

7. Perasaan ‘minder’ terhadap orang kota 8. Menghargai (‘ngajeni’) terhadap orang lain 9. Jika diberi janji, akan selalu ingat

10.Suka gotong-royong 11.Demokratis

12.Religius.

C. Perkembangan Industri di Masyrakat

Dalam arti luas, industri berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya telah sangat mempengaruhi masyarakat. Pengaruh tersebut


(31)

antara lain berupa nilai-nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat serta usaha para pelaku industri untuk mempengaruhi masyarakat. (Parker, dalam kartasapoetra, 1990 : 92)

Industri memberi input kepada masyarakat sehingga membentuk sikap dan tingkah laku yang tercermin dalam sikap sewaktu bekerja. Masyarakat pada umumnya menerima posisi mereka, baik di dalam struktur industri maupun struktur sosial yang lebih luas lagi. Karena tingkat produksi tergantung pada tingkat konsumsi, maka masyarakat didorong untuk membeli barang-barang dan jasa yang diproduksi oleh pihak industri. Mereka memiliki fungsi untuk memproduksi berbagai jenis barang dan jasa, sekaligus meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksinya. Usaha untuk memproduksi dan sekaligus meningkatkan permintaan melibatkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jika ada perubahan masyarakat walaupun mungkin hanya bersifat lokal, ia akan melahirkan industrialisasi. Sebagai contoh, akibat pertumbuhan industri kendaraan bermotor di kota Oxford, biaya hidup di kota tersebut menjadi tinggi dan sebaliknya mendorong buruh untuk menuntut peningkatan upah kerja (Inkeles, dalam Attir, 1989 : 10).

Salah satu bentuk dari perubahan nilai pada masyarakat yang memasuki industrialisasi adalah munculnya pandangan yang sifatnya materialistik (Sosrodihardjo, 1986 : 38). Hal ini disebabkan oleh karena adanya penekanan kepada pembangunan materi dan efisiensi yang hanya diukur berdasarkan untung dan rugi. Masyarakat yang telah mengalami kemajuan industri senantiasa berorientasi kearah materi (uang).

Nilai membedakan suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya, di dalam suatu masyarakat pun terdapat nilai yang berbeda satu sama lain. Perbedaan masing-masing nilai tersebut mungkin kadangkala membentuk suatu kerjasama yang produktif, atau mungkin menjadi penyebab utama terjadinya konflik yang berlarut-larut di dalam industri maupun masyarakat (Parker, didalam kartasapoetra, 1990 : 34).


(32)

Industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik di dalam masyarakat. Akibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industrialisasi bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda. Bila suatu kota sangat bergantung hanya kepada satu jenis industri atau perusahaan, maka perkembangan industri atau perusahaan tersebut akan menentukan apakah kota tersebut akan berkembang atau hancur. Munculnya industri-industri baru di suatu wilayah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jumlah tenaga kerja. Sebagai contoh dapat dilihat pada wilayah industri South Wales. Dengan munculnya wilayah industri baru, maka kota-kota di wilayah tersebut telah berkembang dari kota-kota kecil yang hanya tergantung kepada pertambangan timah, menjadi kota-kota besar yang padat penduduknya.(Attir, 1989 :11).

D. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. (Soekanto, 1987:181).

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.

Menurut Melly G. Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan dan penghasilan (Tan dalam Koentjaraningrat, 1985:23).


(33)

Kondisi sosial ekonomi seseorang dapat digolongkan kedalam kelas sosial yang mengacu pada satu unit masyarakat yang berbeda dari masyarakat lain dalam hal nilai, prestice, kegiatan, kekayaan dan milik-milik pribadi lainnya dan etiket pergaulan mereka. (Cohen Simamora, 1983;234)

Kehidupan sosial merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh sekelompok orang guna pemenuhan kebutuhan hidup serta menggunakan penghasilannya untuk mengarahkan produksi barang yang diperlukan. Oleh karena itu maka perlu dikembangkan suatu strategi pembangunan yang lebih diarahkan pada tujuan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Model kebutuhan dasar sebagai suatu strategi harus mampu memenuhi 5 (lima) sasaran utama, yaitu :

1. Terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, peralatan sederhana dan berbagai kebutuhan yang secara luas dipandang perlu oleh masyarakat yang bersangkutan. 2. Di bukanya kesempatan luas untuk memperoleh berbagai pelayanan umum, seperti

pendidikan, kesehatan, air minum, pemukiman yang sehat.

3. Dijaminnya hak untuk memperolah kesempatan kerja yang produktif, termasuk menciptakan sendiri yang memungkinkan adanya balas jasa yang seimbang untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga.

4. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha selanjutnya terutama dalam sektor subsistem.

5. Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan (Evers, Sumardi, 1982: xvi).

Dari kalimat-kalimat diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pemerintahan daerah kabupaten Deli Serdang khususnya kelurahan Tanjung morawa B, telah dapat mampu untuk


(34)

memenuhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat. Yang rata-rata di bawah garis kemiskinan.

E. Kesejahteraan Sosial

E. 1. Pengertian kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial bila diartikan secara harafiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang sesuatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhiran kata an. Sejahtera berarti aman sentosa, sedangkan kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, keselamatan, ketentraman dan kemakmuran.

Istilah “sosial” berasal dari kata bahasa latin; socius yang berarti kawan atau teman. Manusia lahir denagn apa adanya, kemudian memulai hidup saling berkawan dan saling membina kesetiakawanan. Menurut Dr. J. A. Ponsioen, dikutip T. Sumarnonugroho (1982), istilah ‘sosial’ memiliki arti yang berbeda:

1. sosial diartikan sebagai suatu indikasi dari kehidupan bersama makhluk manusia. Umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak dan dalam hubungan antar manusia.

2. istilah ‘sosial’ pada abad ke 19 mempunyai konotasi yang berbeda, lebih sentimentil dan karena itu menjadi agak kabur seperti beberapa istilah yang agak serupa yang dikaitkan denagn persoalan kemiskinan dan keterlantaran orang. Meskipun demikian dari konotasi ini kemudian berkembang dalam segala arah yang bersangkut paut dengan pembaharuan masyarakat yang bertujuan menanggulangi kemiskinan dan ketelantaran.


(35)

Selanjutnya pengertian kata ‘sosial’ mungkin dilandasi oleh kenyataan bahwa kesemuanya bersangkutan dengan “orang dalam masyarakat”. Kesemuanya menekankan bahwa orang adalah makhluk sosial dan dan tidak melulu makhluk ekonomi lainnya.

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tngkat kehidupan masyarakat yang lebih baik.beberapa defenisi yang mendukung pengertian ini antara lain dikemukakan oleh Gertrude Wilson, Walter Fridlander, Elizabeth Wickenden, ataupun hasil dari pra-konfrensi kelompok kerja konfrensi internasional bidang kesejahteraan sosial XV.

1. Getrude Wilson:

Kesejahteraan sosial merupakan perhatian yang terorganisir dari semua orang untuk semua orang

2. Walter Friedlander:

Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan.

3. Elizabeth Wickenden:

Kesejahteraan sosial termasuk didalamnya adalah peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang berdasarkan dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat.

4. Pre-conference Working Committee For the XVth Internatinal Conference of Social Welfare:

Kesejahteraan Sosial adalah keseluruahn usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat


(36)

berdasarkan konteks sosialnya.di dalamnya tercakup pula kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya dan lain sebagainya.

Dari keempat defenisi di atas, dapat ditangkap pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spritual.

E. 2. Usaha Kesejahteraan Sosial

Perhatian Pemerintah atas taraf kehidupan yang lebih baik dari warganya di wujudkan dengan penyediaan berbagai bentuk usaha kesejahteraan sosial yang konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada ndividu, keluarga, kelompok ataupun komunitas. Berdasarkan hasil diatas dapat dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan sosial yang nyata yang menyangkut kesejahteraan warga masyarakat. Oleh karena itu dua terminologi ini sulit untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya (inseparable) dan seringkali digunakan secara tukar menukar(Interchangeably).

Dari terminologi tersebut terlihat bahwa usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang konkret (nyata) baik ia bersifat langsung (direct service) ataupun tidak langsung (Indirect service), sehingga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi masyarakat, dan bukan sekedar program, pelayanan, ataupun kegiatan yang lebih dititikberatkan pada upaya menghidupi organisasinya sendiri ataupun menjadikan sebagai “panggung” untuk sekedar mengekpresikan penampilan diri person dalam suatu lembaga.


(37)

Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai negara terdapat warga masyarakat yang mempunyai kebutuhan dan masalah diluar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hal ini tentunya ditunjang dengan perkembangan di dunia, bahwa kesejahteraan sosial (dan juga usaha kesejahteran sosial) telah diterima masyarakat industrial modern sebagai salah satu fungsi guna membantu masyarakat dalam mengatasi masalah mereka. Banyak masalah yang dihadapi warga masyarakat saat ini, bila ditelusuri, terkait dengan perubahan sosial yang terjadi secara cepat (termasuk di dalamnya adalah efek dari urbanisasi dan industrial).

Ada berbagai alasan maupun motivasi yang melandasi penyediaan berbagai usaha kesejahteraan sosial, tetapi secara umum, menurut Thelma Lee Mendoza, ada tiga tujuan utama yang terkait dengan kesejahteraan sosial (yang pada umumnya berhubungan dengan upaya memperoleh sumber daya yang sangat terbatas):

1. Tujuan yang bersifat Kemanusiaan dan Keadilan Sosial (Humanitarian and Social

Justice goals).

Tujuan kesejahteraan sosial ini berakar dari gagasan ideal demokratik mengenai keadilan sosial, dan hal ini berasal dari keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Meskipun potensi tersebut kadang kala tertutup karena adanya hambatan fisik, sosial, ekonomi, psikis, dan berbagai faktor lainnya yang menghambat dirinya untuk mengenali potensi yang ia miliki, berdasarkan tujuan ini, usaha kesejahteraan sosial banyak diarahkan pada upaya pengidentifikasian kelompok yang paling tidak mendapat perhatian, kelompok yang paling mempunyai ketergantungan, kelompok yang paling ditelantarkan, ataupun kelompok yang tidak mampu menolong dirinya sendiri, dan menjadikan mereka


(38)

kelompok sasaran dalam kaitan dengan upaya menjembatani sumber daya yang langka.

2. Tujuan yang terkait Pengendalian Sosial (Social Control Goal).

Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok yang tidak diuntungkan, kekurangan, ataupun tidak terpenuhi kebutuhannya dapat melakukan “serangan” (baik secara individu ataupun kelompok) terhadap masyarakat ( terutama yang sudah mapan). Oleh karena itu masyarakat tersebut harus berupaya untuk “mengamankan” diri dari sesuatu yang dapat mengancam kehidupan, pemilkikan maupun stabilitas politik yang sudah berjalan. “Ancaman seperti ini biasanya dimunculkan oleh kelompok yang kurang mempunyai kesempatan dan sumber daya untuk mendapatkan taraf hidup yang memadai. Usaha kesejahteraan sosial yang diberikan pada pelaku “kejahatan” baik remaja maupun dewasa merupakan salah satu perwujudkan dan tujuan pengendalian sosial dari kesejahteraan sosial.

3. Tujuan yang terkait dengan Pembangunan Ekonomi (Economic Development Goal) . Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program-program yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan pelayanan yang dapat diberikan, ataupun berbagai sumber daya lain yang dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan ekonomi. Beberapa contoh dari usaha kesejahteraan sosial yang searah dengan tujuan pembangunan ekonomi adalah:

a. beberapa tipe usaha kesejahteraan sosial yang secara langsung memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas individu, kelompok maupun masyarakat. Seperti usaha kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan konseling pada generasi muda yang bekerja dibidang industri agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan bidang kerjanya, usaha kesejahteraan sosial yang memfokuskan pada


(39)

penyediaan fasilitas dan pelayanan kesejahteraan pekerja, usaha kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan rehabilitasi pekerja yang menderita cacat, pelatihan terhadap para penganggur dan lain sebagainya.

b. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang berupaya untuk mencegah atau meminimalisir hambatan (beban) yang dapat dihadapi oleh para pekerja (yang masih produktif). Misalnya saja hambatan yang dapat ditimbulkan oleh anak-anak mereka yang masih kecil, anak-anak mereka yang cacat atupun menderita kelainan, orang tua yang sudah berusia lanjut, dan sebagainya. Lembaga yang menjalankan usaha kesejahteraan sosial seperti ini antara laintempat penitipan anak, pantai lanjut usia, klinik kesehatan, ataupun panti rehabilitasi.

c. jenis usaha kesejahteraan sosial yang memfokuskan pada pencegahan dampak negatif urbanisasi dan industrialisasi pada kehidupan keluarga dan masyarakat, atau membantu mereka agardapat mengidentifikasikan dan mengembangkan “pemimpin” dari suatu komunitas lokal. Misalnya saja, usaha kesejahteraan sosial yang bergerak di bidang pelayanan pendidikan kehidupan berkeluarga (family life education services), program pelatihan kepemimpinan ataupun berbagai jenis pelayanan yang digunakan untuk pelayanan komunitas.

Dalam kaitan dengan bidang ilmu kesejahteraan sosial, ada beberapa karakteristik usaha sosial masa kini, yaitu :

1. Menanggapi kebutuhan manusia.

2. usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas masyarakat perkotaan yang modern.

3. kesejahteraan sosial mengarah ke spesialisasi sehingga lembaga kesejahteraan sosialnya juga menjadi lebih terspesialisasi.


(40)

4. usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas.

Pembangunan bidang kesejahteraan sosial di Indonesia yang bertanggung jawab adalah Departemen Sosial. Secara asasi dan fundamental, departemen sosial memberikan patokan dan pemberi arah dalam penyusunan dan pelaksanaan program-program pembangunan bidang kesejahteraan sosial. Sebagai patokan dan pemberi arah, disusun pola dasar pembangunan bidang Kesejahteraan sosial yang dalam pelaksanaannya menganut prinsip melanjutkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memperbaiki serta memperbaharui segala hasil pembangunan bidang kesejahteraan Sosial.

F. Kehadiran PT. Kedaung

Perkembangan industri harus didukung oleh peningkatan kualitas/mutu yang baik. Baik dalam produksi maupun pemasaran ataupun tenaga ahli dan para pekerja/buruh atau karyawan yang memproduksinya, dari sebuah penghasil industri barang ataupun pabrik lebih jelasnya. Terlebih pengaruhnya terhadap pertumbuhan sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar pabrik ataupun perusahaan tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut sangatlah berarti, terlebih dampak positif yang lebih banyak diberikan kepada masyarakat sekitar. Salah satu daerah yang memiliki perusahaan ataupun pabrik yang sangat memberikan dampak yang baik adalah kecamatan Tanjung Morawa. Di daerah ini banyak perusahaan yang berdiri. Pabrik-pabrik yang berdiri di sini adalah jenis pabrik industri sedang hingga besar, yang kebutuhan karyawan ataupun pekerjanya sangatlah besar. Salah satu contoh perusahaannya adalah PT. Kedaung Group yang terletak di kelurahan Tanjung Morawa B. Perusahaan Kedaung tersebut sudah lama berdiri, dan sangat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi masyarakat kecamatan Tanjung Morawa, terkhusus kelurahan Tanjung


(41)

Morawa B. Masyarakat sekitar sangatlah bersyukur, karena kehadiran PT. Kedaung tersebut, karena dampak berdirinya pabrik tersebut membawa banyak kesempatan-kesempatan berusaha untuk lebih baik lagi untuk memajukan kondisi ekonomi keluarga mereka masing-masing. Contohnya ada sebagian masyarakat yang membuka usaha disekitar PT. Tersebut, baik itu usaha membuka rumah makan, kios kecil-kecilan atau usaha kost-kostan, ataupun usaha kecil-kecilan lainnya. Dan sebagian besar lainnya banyak masyarakat yang bekerja di perusahaan Kedaung tersebut. Dengan demikian kehadiran PT. Kedaung sangatlah besar pengaruhnya bagi perkembangan perekonomian masyarakat sekitar, yang sangat memberikan kontribusi yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan masyarakat yang berdomisili di sekitar PT. Kedaung tersebut.

G. Kerangka Pemikiran.

Kehidupan masyarakat sangatlah bervariasi, baik dari segi kehidupan sosial bermasyarakat bahkan dari segi sikap dan tingkah laku masyarakat tersebut. Kehidupan bermasyarakat sangatlah ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, maksudnya bahwa pola kehidupan masyarakat memiliki ciri khasnya masing-masing. Dan hal ini terbentuk oleh tingkah laku dari si individu masyarakat itu sendiri, yaitu dalam sikap dan tindakannya untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, disegala bidang yang bertujuan untuk mencapai tingkat kesejahteraan semaksimal mungkin yang boleh diusahakan oleh individu ataupun kelompok masyarakat itu sendiri.

Pencapaian tingkat kesejahteraan yang boleh dicapai individu ataupun kelompok masyarakat tersebut adalah berbeda-beda. Itu dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang berbeda ataupun jenis pekerjaan yang berbeda yang menentukan besar kecilnya pendapatan masing-masing.


(42)

Terkhusus masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, kebanyakan mereka bekerja sebagai petani, dan juga banyak yang bekerja sebagai buruh,baik buruh kasar, ataupun buruh-buruh yang bekerja sebagai karyawan di pabrik. Sebagai contoh desa yang memiliki anggota masyarakat yang kebanyakan bekerja sebagai buruh ataupun karyawan suatu kantor swasta atau bahkan buruh pabrik ataupun perusahaan baik jasa maupun industri. Daerah Tanjung Morawa adalah salah satu contoh tempat yang memiliki pabrik atau perusahaan yang banyak menarik para karyawan ataupun buruh. Tumbuhnya beberapa pabrik didaerah tersebut, karena melihat alasan-alasan yang baik. Pertama tempatnya yang begitu strategis, ataupun arealnya luas untuk dijadikan tempat berdirinya pabrik tersebut.dan juga alasan kedua didirikannya, melihat bahwa banyak masyarakat yang menggangur dan sangat tepat bila nantinya anggota masyarakat tersebut dapat ditarik menjadi pekerja di pabrik tersebut. Terkhusus desa Tanjung Morawa B, yang memiliki beberapa pabrik ataupun PT. yang bergerak dibidang industri dan jasa, baik industri kecil, menengah dan besar. Contoh Pabriknya : PT.Indofood, PT Kedaung Group, dan lain sebagainya.

Salah satu PT yang banyak menampung karyawan di desa Tanjung Morawa B adalah PT. Kedaung Group. PT tersebut berada di Kelurahan Tanjung Morawa B. Pabrik ini bergerak di bidang industri rumah tangga, yaitu pembuatan barang-barang pecah belah untuk rumah tangga. Banyak perubahan yang terjadi selama PT.Kedaung tersebut berdiri, terlebih melihat ke kondisi kehidupan masyarakat setempat, apalagi dalam segala aspek kehidupan. Akan tetapi, penulis akan meneliti perubahan yang terjadi dimasyarakat tersebut hanya dalam aspek yang berhubungan dengan Sosial Ekonomi masyarakat tersebut. Lebih jelasnya, dapat dilihat dibagan kerangka pemikiran di bawah ini.


(43)

Gambar 1

Bagan Kerangka Pemikiran Masyarakat

Pembangunan material dan spritual masyarakat

Masyarakat

kelurahan Tanjung Morawa B (sekitar PT. Kedaung)

Pembangunan material, yaitu

hadirnya PT. Kedaung Tanjung Morawa.

Perubahan Sosial

Ekonomi pada masyarakat Tanjung Morawa B.

Pekerjaan Pendapatan Pola tingkah laku individu

Pemilikan barang material


(44)

H. Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan suatu istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian , kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial (Masri Singarimbun, 1989:34).

Berdasarkan uraian yang terdapat pada kerangka teori maka peneliti merumuskan konsep-konsep penelitian sebagai berikut :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi, dalam hal ini dilihat bagaimana pengaruh dari berdirinya PT. Kedaung Group terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

2. PT. Kedaung Group

PT. Kedaung Group adalah sebuah pabrik yang bergerak dalam bidang industri, yaitu industri pembuatan barang-barang rumah tangga yang berjenis pecah-belah. Pabrik ini berdiri di desa Tanjung Morawa B, dan memiliki cabang di kota/ daerah di Indonesia dan luar Indonesia. Dan pabrik ini adalah pabrik yang didirikan oleh kerjasama beberapa perusahaan besar.

3. Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan mencukupi kebutuhan hidupnya.


(45)

4. Masyarakat

Masyarakat adalah penduduk yang tinggal di Kelurahan Tanjung Morawa B, terkhusus penduduk dusun III, yang berada disekitar PT. Kedaung yang telah terkena pengaruh dari kehadiran PT. Kedaung tersebut.

5. Industri.

Industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang mengubah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang yang nilainya lebih tinggi untuk penggunaannya daripada keadaan sebelumnya, dan siap untuk di pasarkan kepada konsumen.

I. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah penjabaran lebih lanjut tentang konsep, dan keterikatan konsep yang telah diterangkan. Menurut Masri Singarimbun, defenisi operasional adalah merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur, dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan tahu pengukuran suatu variabel, sehingga ia dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut (Masri Singarimbun, 1991 : 49).

Dalam penelitian ini yang menjadi defenisi operasional adalah : Kehidupan Sosial ekonomi meliputi :

a) Variabel terikat, yaitu: 1. pekerjaan

2. pendapatan, meliputi

- besarnya pendapatan sebelum dibukanya PT. Kedaung - besarnya pendapatan setelah dibukanya PT. Kedaung


(46)

4. kebutuhan hidup, antara lain: - kebutuhan sandang

- kebutuhan pangan - kebutuhan papan/rumah - transportasi

- kebutuhan kesehatan. b) Variabel bebas, yaitu :


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu berusaha menggambarkan secara jelas pengaruh kehadiran PT. Kedaung terhadap kehidupan Sosial ekonomi masyarakat di kelurahan Tanjung Morawa B.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Kedaung Kelurahan Tanjung Morawa B, kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan lokasi ini adalah bahwa banyaknya masyarakat yang tinggal di sekitar PT.Kedaung tersebut,. Serta tempat penelitian ini mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan riset.

C. Populasi dan Sampel. C. 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Tanjung Morawa B yang bekerja ataupun yang berusaha di sekitar PT. Kedaung. Peneliti juga memusatkan tempat penelitian, yaitu pada Dusun III, yang ada di kelurahan tersebut, yang memiliki 758 RT. Maka dengan demikian yang menjadi populasi adalah sebanyak 758 Rumah Tangga.


(48)

C. 2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dianjurkan untuk menentukan jumlah sampel antara 10-15% dan 20-25% dari jumlah populasi dan ini telah dianggap representatif (Arikunto, 1993: 149). Peneliti menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi, yaitu 758 x 10% = 75,8 yang dibulatkan menjadi 76 orang. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan.

Yaitu dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang ada yang menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku-buku dan media lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Lapangan

Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Penelitian ini ditempuh dengan cara :

a. Observasi, mengumpulkan data tentang gejala-gejala tertentu yang dilaukan dengan mengamati, mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian.

b. Quesioner, mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden.


(49)

E. Teknik Analisa Data.

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis deskrpitif, yakni menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Data yang didapatkan dari hasil penelitian dilapangan kemudian dikumpulkan, serta diolah dan dianalisa dengan menggambarkan, menjelaskan, memberi komentar dengan menggunakan tabel tunggal. Sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti.


(50)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Morawa B

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Tanjung Morawa B. Kelurahan Tanjung Morawa B adalah salah satu kelurahan di kecamatan Tanjung Morawa, yang merupakan wilayah kabupaten Deli Serdang.

Adapun kelurahan Tanjung Morawa B berbatasan dengan :

- Sebelah utara berbatasan dengan Tanjung Baru, kelurahan Kelambir. - Sebelah timur berbatasan dengan Perkebunaan Sei merah

- Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Tanjung Morawa A

- Sebelah barat berbatasan dengan Pekan Tanjung Morawa, kelurahan Kerawan

Dalam rangka membantu dan mensukseskan tugas-tugas kepala kelurahan sesuai dengan pokok-pokok pemerintahan desa/kelurahan, dimana kepala kelurhan dan perangkat kelurahan adalah penanggung jawab dan penyelenggara dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan termasuk pembinaan , ketentraman dan ketertiban. Maka wilayah Kelurahan Tanjung Morawa B dibagi menjadi 5 lingkungan/dusun, yang masing-masing lingkungan dipimpin oleh seorang kepela dusun.

B. Letak Geografis

Iklim dan cuaca di kelurahan Tanjung Morawa B termasuk iklim sedang yang dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan yang menonjol terjadi pada musim penghujan yaitu dimulai pada bulan Juni sampai dengan bulan januari setiap tahunnya, sedangkan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan februari


(51)

sampai dengan bulan mei. Kelurahan Tanjung Morawa B ini memiliki curah hujan rata-rata pertahun 149, 44 mm. Tinggi dataran rendah dengan ketinggian 30 meter dari permukaan laut, dan keadaan suhu uadara rata-rata adalah 27,8oC.

C. Luas Wilayah

Kelurahan Tanjung Morawa B mempunyai luas wilayah 620 Ha yang terdiri dari 120 Ha untuk pertanian, sebesar 25 Ha untuk pertanian bukan sawah, dan sisanya 475 Ha termasuk pemukiman, perkantoran, perusahaan dan lain-lainnya.

D. Gambaran Penduduk Kelurahan Tanjung Morawa B D. 1. Distribusi Penduduk

Penduduk Kelurahan Tanjung Morawa B berjumlah 12.895 jiwa dari 2855 kepala keluarga yakni 5948 jiwa laki-laki dan 6947 Jiwa perempuan.

Tabel 1

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

5.948 6.947

46,13 53,87

Jumlah 12.895 100,00


(52)

D. 2. Usia Penduduk

Tabel 2

KOMPOSISI USIA PENDUDUK

No Usia penduduk Frekuensi Persentase

1 0 - 12 bulan 807 6,3

2 13 bulan - 4 tahun 876 6,8

3 Dan seterusnya 11.212 86,9

Jumlah 12.895 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Morawa B 2008

Terlihat pada tabel diatas bahwa usia penduduk kelurahan Tanjung Morawa B, kecamatan Tanjung Morawa, terbagi atas tiga, yaitu usia penduduk yang bayi, usia penduduk yang dikategorikan balita, dan usia penduduk yang yang dimasukkan kedalm kategori anak-anak, remaja, dan dewasa ataupun manula digabungkan menjadi satu. Dan kategori yang ketiga adalah jumlah usia penduduk yang paling banyak.

D. 3. Kewarganegaraan Penduduk

Penduduk yang tinggal di Kelurahan Tanjung Morawa B, mereka memiliki tiga jenis kewarganegaraan, yaitu Warga Negara Indonesia asli pribumi (mereka yang memiliki suku-suku asli yang ada di Indonesia) contohnya: suku-suku melayu, batak, jawa, padang, dan yang lainnya Warga Negara Indonesia keturunan China yaitu mereka yang keturunan dari etnis pendatang, yang tinggal menetap di Indonesia pada zaman dahulu. Dan Warga Negara Asing yang hanya tinggal sementara di Indonesia. Dan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(53)

Tabel 3

KEWARGANEGARAAN PENDUDUK TANJUNG MORAWA B

No Kewarganegaraan Jumlah Persentase(%)

1 WNI asli pribumi 8.837 88,46

2 WNI keturunan China 896 8,96

3 WNA 12 0,12

Jumlah 9 989 100,00

Sumber : profil kelurahan Tanjung Morawa B 2004 D. 4. Mata pencaharian Penduduk

Mata pencaharian utama penduduk kelurahan Tanjung Morawa B sangat beranekaragam, seperti pegawai negeri sipil, pegawai swasta, buruh pabrik, petani, pedagang, polisi atau ABRI, dan lain sebagainya.

Mata pencaharian penduduk Kelurahan Tanjung Morawa B dapat dilihat pada tabel dibawah berikut :

Tabel 4

KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAAN No Jenis Mata Pencahariaan

Penduduk

Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

1 Pegawai Negeri Sipil 98 1,68

2 Pegawai BUMN/BUMD 56 0,96

3 Penggarap lahan Pertanian 97 1,66

4 Dan lainnya 5570 95,68


(54)

Sumber : Profil kelurahan Tanjung Morawa B 2008

Pada tabel diatas terlihat bahwa jenis pencaharian yang ada di kelurahan Tanjung Morawa B, kecamatan Tanjung Morawa cukup beranekaragam, yaitu dari

D. 5. Agama

Dalam bidang keagamaan , penduduk Kelurahan Tanjung Morawa B menganut 5 agama yaitu : islam, kristen protestan, kristen katholik, hindu, dan budha. Pembagian kelima agama tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5

KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA

No. Agama Jumlah

(jiwa)

Persentase (%)

1 Islam 10.507 82

2 Kristen Protestan 896 6,99

3 Kristen Katholik 383 2,99

4 Hindu dan Budha 1025 8

Jumlah 12895 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Morawa B 2008

Pada tabel diatas terlihat jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Morawa B yang beragama islam kelihatn paling banyak maupun mayoritas, yaitu 82%., agama kristen protestan berada pada urutan kedua yaitu sebanyak 6,99%, dan penduduk yang beragama kristen katholik berada pada urutan ketiga yaitu sebanyak 2,99%, dan urutan yang paling bawah adalah penduduk yang beragama hindu dan budha yang disatukan menjadi sebanyak 8%.


(55)

Tabel 6

SARANA KEGIATAN IBADAH KELURAHAN T. MORAWA B

No Uraian Jumlah

1 Mesjid 3 buah

2 Gereja -

3 Wihara -

4 Surau 8 buah

Sumber : profil Kelurahan Tanjung Morawa B 2008

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di kelurahan Tanjung Morawa B juga terdapat sarana untuk beribadah bagi setiap pemeluk agama yang ada dikelurahan tanjung Morawa B. terlihat jelas bahwa penduduk yang beragama islam menggunakan mesjid dan surau untuk beribadah, dan hanya sarana bagi penduduk yang beragama islamlah yang tersedia sarananya. Pemeluk lain seperti Kristen protestan dan katholik yang seharusnya menggunakan gereja sebagai tempat beribadah tidak tersedia di kelurahan Tanjung Morawa B tersebut. Dan juga bagi pemeluk agama budha dan hindu yang sseharusnya beribadah di wihara dan klenteng tidak tersedia juga. Jadi para pemeluk yang tidak tersedia tersebut pergi beribadah ditempat ibadah mereka yang tersedia di Kelurahan tetangga.

D. 6. Pendidikan

Sarana pendidikan yang tersedia di Kelurahan Tanjung Morawa B ada beberapa macam yaitu : sekolah yang terdiri dari bangunan TK, SD, dan Madrasah Tsanawiyah, dan kelurahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(56)

Tabel 7

SARANA PENDIDIKAN KELURAHAN T. MORAWA B

No Jenis Pendidikan Jumlah

1 SMP/ Mts 1 unit

2 Madrasah Tsanawiyah 1 unit

3 SD 5 unit

4 Madrasah Ibtidaiyah 2 unit

5 TK 4 unit

Jumlah 13 unit

Sumber : profil Kelurahan Tanjung Morawa B 2008

Dari jumlah penduduk di Kelurahan Tanjung Morawa B yang berjumlah 12.895 jiwa, dapat dilihat tingkat pendididkan masyarakat dari usia 5 sampai dengan 55 tahun adalah sebagai berikut.

Tabel 8

TINGKAT PENDIDIKAN DI KELURAHAN T. MORAWA B

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(jiwa)

Persentase (%)

1 Perguruan Tinggi 102 2,13

2 SLTA 1939 40,65

3 SLTP 1744 36,56

4 SD 984 20,63

Jumlah 12.895 100,00


(57)

D. 7. Perumahan

Kondisi perumahan di kelurahan Tanjung Morawa B, masih tergolong menengah rata-rata, yaitu rumah yang non permanen atau rumah yang masih terbuat dari papan atupun berlantaikan tanah masih ditemukan di kelurahan Tanjung Morawa B tersebut.sedangkan rumah yang semi permanen juga masih banyak dimiliki penduduk setempat, akan tetapi rumah permanen hanya dimiliki oleh beberapa keluarga saja. Dan data mengenai perumahan penduduk tersebut dapat di lihat dari data di bawah ini.

Tabel 9

PERUMAHAN DAN JENISNYA

No Jenis Rumah Jumlah (unit) Persentase (%)

1 Rumah Permanen 965 39, 26

2 Rumah semi permanen 1268 51,59

3 Rumah non permanen/darurat 225 9,15

Jumlah 2458 100,00

Sumber : Profil kelurahan Tanjung Morawa B 2008

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi perumahan di kelurahan Tanjung Morawa B, menengah rata-rata. Karena lebih banyaknya penduduk yang memiliki rumah semi permanen di banding rumah permanen dan rumah non permanen.

D. 8. Perekonomian

Beranekaragam penduduk, maka kegiatan ekonominya pun berbeda. Dan jenis kebutuhannnya pun berbeda. Oleh sebab itu berbagai jenis kegiatan ekonomi juga dapat dilakukan di berbagai tempat yang bermacam pula. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(58)

Tabel 10

SARANA PEREKONOMIAN

No Jenis sarana Perekonomian Jumlah (Unit)

1 Perbankan 4 unit

2 Perkreditan rakyat 5 unit

3 Asuransi 2 unit

4 Toko 92 buah

5 Kios 32 buah

6 Warung 29 buah

7 Pasar 1 buah

Jumlah 165 buah

Sumber : Profil kelurahan Tanjung Morawa B 2008

Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa banyak sekali kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh penduduk kelurahan Tanjung Morawa B, dari kegiatan di bidang jasa, sampai dibagian tranksaksi jual-beli beranekaragam barang ataupun makanan, dan lyang lainnya.

D. 9. Industri

Dapat di perhatikan dengan jelas dari tabel dibawah, bahwa ada tiga jenis indutri yang berkembang di kelurahan Tanjung Morawa B tersebut, yaitu Industri kecil, industri sedang, dan industri besar. Dan terlihat jelas bahwa industri kecil lebih banyak berdiri di kelurahan tersebut. Di ikuti oleh industri sedang dan besar.


(59)

Tabel 11

SARANA INDUSTRI

No Jenis Industri Jumlah (buah)

1 Industri kecil 50 buah

2 Indusrti sedang 34 buah

3 Industri besar 32 buah

Jumlah 116 buah


(60)

STRUKTUR PEMERINTAHAN KELURAHAN TANJUNG MORAWA B KEPALA DESA Haji Ahmad SEKRETARIS Kep. Urusan pemeri ntahan G d Kep. Urusan pemban gunan Kep. Urusan keuang an Kep. Urusan kesejah teraan rakyat Kep. Urusan umum Kep. Dusun I Mhd. Yusuf Kep. Dusun II _ Kep. dusun III M.Masruns yam Kep. Dusun IV Ikhlanuddi n Kep. Dusun V H.Zulfan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


(1)

Tabel 42

SUMBER INFORMASI YANG DIPEROLEH RESPONDEN YANG MENGANJURKAN RESPONDEN BEKERJA/BERUSAHA DI PT. KEDAUNG

ATAUPUN DISEKITAR PT. KEDAUNG

No Sumber informasi Frekuensi Persentase(%)

1. Pemerintah kabupaten Deli serdang - -

2. Keluarga 57 75

3. Pihak pengelola - -

4. Lainnya, ( keinginan sendiri ) 10 13,15

5. Tidak dijawab 9 11,84

Jumlah 76 100,00

Sumber : Data Primer 2009 dan 2010.

Data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa informasi yang didapat responden yang menganjurkan mereka untuk dapat bekerja di PT. Kedaung tersebut, mayoritas mereka mendapatkan anjuran dari pihak keluarga atupun teman mereka ( terkhusus keluarga atau teman mereka yang bekerja di PT. Kedaung). Responden tersebut ada sebanyak 57 orang. Dan sebagian responden yang lainnya yang mendapat anjuran atas keinginan sendiri dari mereka, karena merasa sangat membutuhkan pekerjaan itu, dan pekerjaan itu sangat cocok mereka rasa bagi responden tersebut. Dan juga responden yang tidak menjawab, mereka ada sebanyak 9 orang. Data tersebut didapat dari hasil kuesioner/angket pertanyaan terhadap responden langsung.


(2)

Tabel 43

DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN TENTANG TANGGAPAN KEHADIRAN PT. KEDAUNG

No Kehadiran PT. Kedaung Frekuensi Persentase(%)

1. Baik 59 77,63

2. Biasa saja 17 22,36

3. Tidak baik - -

Jumlah 76 100,00

Sumber :Data Primer 2009 dan 2010.

Data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi responden tentang tanggapan kehadiran PT. Kedaung. Mereka yang menjawab baik ada sebanyak 59 orang. Dan sebagian responden lagi yang menjawab biasa saja ada sebanyak 17 orang. Dari hasil wawancara( ataupun pengisisan angket yang dilakukan oleh penulis bahwa, sebagian besar responden yang menjawab kehadiran PT. Kedaung adalah baik, beralasan bahwa mereka sangat senang merasakan perubahan yang terjadi di daerah mereka, masyarakat merasakan bahwa semakin banyak peluang untuk dapat bekerja, sehingga masalah penggangguran berkurang, dan juga membuat penghasilan keluarga bermbah lebih baik. Dan sebagian lagi responden yang menjawab biasa saja, disebabkan mereka merasa belum terlalu merasakan perubahan dari kehadiran PT. Kedaung tersebut. Mereka masih merasa kekurangan.


(3)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kehadiran PT. Kedaung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat kelurahan Tanjung Morawa B, kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang, maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. kedaung adalah pabrik ataupun perusahaan yang berjenis pabrik besar, yang bergerak dalam bidang industri barang-barang pecah belah. Didirikan atas dasar keinginan pengelola untuk memperluas usahanya, untuk mencari untung yang sebesar mungkin. Dan juga untuk membantu membuka peluang kerja untuk masyarakat disekitar pabrik tersebut dibangun atau bahkan membantu orang yang membutuhkan pekerjaan.

2. Sumber informasi akan kehadiran PT. Kedaung Medan yang didapat oleh masyarakat diperolah dari keluarga sendiri yang bekerja di PT. Kedaung tersebut, dan juga teman-teman para pekerja yang ada di dalam pabrik tersebut.

3. Tanggapan responden mengenai hadirnya PT. Kedaung di nilai baik. Hal ini disebabkan karena kehadiran PT. Kedaung Medan dapat memberi peluang untuk mereka yang belum memiliki kesempatan kerja, sehingga dapat memiliki kesempatan untuk bekerja, berusaha dan menambah penghasilan bagi responden.

4. Secara umum penghasilan responden setelah hadirnya PT. Kedaung sangatlah berubah, menjadi lebih baik. Ini disebabkan karena penghasilan yang mereka


(4)

dapat, sangat membantu kondisi kehidupan keluarga menjadi lebih baik lagi. Meskipun tidak memenuhi seluruh kebutuhan dalam setiap bidang.

5. Perhatian pihak PT. Kedaung group Medan kepada para pekerja dan masyarakat sekitar masih tergolong minim. Perhatian hanya dipusatkan pada peningkatan pendapatan (ekonomi) akan tetapi peningkatan di bidang kehidupan lain ataupun sosial belum menjadi fokus dari pihak perusahaan.

B. Saran

Saran-saran yang dapat peneliti berikan ataupun ajukan bagi pihak yang berkaitan (pihak PT), adalah :

1. Sebaiknya pihak PT. Kedaung mampu membuat program-program yang dapat membuat setiap orang yang bekerja di PT. Kedaung tersebut menjadi lebih semangat untuk tetap bekerja di PT. Kedaung tersebut dan lebih merasa sejahtera. Misalnya, dengan memberikan bantuan beasiswa kepada setiap anak dari buruh/karyawan yang bekerja di PT. Kedaung tersebut yang memiliki prestasi. Dan bagi karyawan yang memiliki anak yang harus ditanggung banyak, atupun tidak mencukupi biaya, sebaiknya pihak PT. juga memberikan bantuan.

2. Bahwa sebaiknya pihak PT. Kedaung lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat desa kelurahan Tanjung Morawa B, yang bekerja ataupun yang tidak bekerja di PT. kedaung tersebut. Misalnya dibidang kesehatan, sebaiknya pihak PT. membuat program yang menunjang kesejahteraan karyawan yang kurang mampu, yang memiliki masalah dalam kesehatan yang tidak mampu untuk berobat keklinik atau rumah sakit. Dan juga bagi sarana dan prasarana yang berhubungan dengan bidang kerohanian, kiranya pihak PT. Kedaung lebih memberikan perhatian bagi


(5)

sarana-sarana dibidang kerohanian yang kurang memadai, agar semakin layak digunakan masyarakat Tanjung Morawa B.

3. Sebaiknya pihak PT. Kedaung tersebut lebih banyak lagi berkomunikasi ataupun bersosialisasi dengan masyarakat sekitar pabrik ataupun penduduk kelurahan Tanjung Morawa B, dengan cara lebih banyak membuat acara-acara atupun kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan mereka dengan masyarakat sekitar. Agar kiranya masyarakat bisa merasakan hubungan kekeluargaan dengan pihak PT. Kedaung tersebut. Karena masyarakat Tanjung Morawa B, adalah orang-orang yang sangat memiliki rasa kekeluargaan ataupun kegotongroyongan yang sangat kental. Karena memang pihak PT. Kedaung tersebut kurang terbuka ataupun berbaur dengan masyarakat disekitar pabrik ataupun masyarakat Tanjung Morawa B terkhusus.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Artir, Mustafa O. 1989. Sosiologi Modernisasi, (telaah Krisis tentang Teori Riset dan Realitas). Tiara Wacana, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Bhineka Cipta, Jakarta. Bintarto, R. 1989, Interaksi Desa-Kota dan permasalahannya.

Guritno, Sri dan Manullang, Binsar, 1999. Budaya Masyarakat di Lingkungan Kawasan Industri (Kasus Industri Rotan di Desa Tegal Wangi Kabupaten Cirebon, Jawa Barat). C.V. Bupara Nugraha, Jakarta.

Kartasapoetra, G. S. H. 1990. Sosiologi Industri. Rineka, Jakarta.

Nurdin, Fadhil M. Drs. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan sosial. Angkasa, Bandung. Poerwadarminta. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta.

Subri, Mulyadi. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Susanto, astried S. 1984. Sosiologi Pembangunan.

Soekanto, Soejono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press, Jakarta.

Sairin, Sjahfri. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Siagian, Sondang. 1985. Proses Pengelolaan Bangunan Nasional. Gunung Agung, Jakarta. Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.

Sumber Lain :