Modifikasi Bahan Elastomer Termoplastik Polipropilena/Karet Alam (PP/NR) Dengan Proses Pemvulkanisasian Dinamik

MODIFIKASI BAHAN ELASTOMER TERMOPLASTIK
POLIPROPILENA/KARET ALAM (PP/NR) DENGAN PROSES
PEMVULKANISASIAN DINAMIK1
Halimatuddahliana, Indra Surya, Maulida2
Staf Pengajar FMIPA - USU

Abstract
Dynamic vulcanization process has been investigated to produce the thermoplastic elastomer that is
polypropylene (PP) and natural rubber (NR) blend. The systems were prepared in rubber dominant with the
ratio of PP/NR 30/70 (w/w). Dycumil peroxide (DCP), and N,N-m-phenylenebismaleimide (HVA-2) were
chosen as crosslink agent with the concentrations of 1 phPP and 3 phr respectively. The combination of
DCP (1 phPP) vulcanization with HVA-2 (3 phr) were also conducted during dynamic vulcanization process
of PP/NR blend. Dynamic vulcanization process was done in an internal mixer at temperature of 180 oC and
rotor speed of 50 rpm. The blends were then compressed in compression molding. The effects of crosslink
agents on the properties of PP/NR blends viz. tensile properties, oil resistance, degree of crosslinking, and
ageing properties were analyzed. Results showed that the consumption of combination DCP and HVA-2 have
produce PP/NR blend with better properties as compared to the blend using DCP and HVA-2 alone. These
cases were supported by the increase of the tensile strength, oil resistance and degree of crosslink. Here, the
presence of HVA-2 together with DCP has been optimized the formation of crosslink and subsequently
reduced the chain scission reaction which is often experienced on PP during dynamic vulcanization process
with DCP.

Keywords: Polypropylene, natural rubber, crosslinking, N,N-m-phenylenebismaleimide (HVA-2), tensile
strength, gel content
PENDAHULUAN1
1. Latar Belakang2
Campuran/paduan dua atau lebih polimer
telah menjadi fenomena penting pada tahun-tahun
terakhir untuk mendapatkan suatu bahan dengan
sifat-sifat tertentu seperti sifat mekanik, fisik, termal
dan kemampuan proses yang baik yang tidak dapat
ditemukan dari masing-masing komponen. Di antara
berbagai alasan pencampuran, pertimbangan biaya
merupakan satu dari berbagai alasan terutama pada
industri yang menyangkut bahan polimer. Jika suatu
bahan dapat diproduksi dengan biaya murah dengan
spesifikasi yang memenuhi kebutuhan, maka produk
tersebut akan kompetitif di pasar.
Campuran elastomer dan termoplastik
(bahan elastomer termoplastik) menghasilkan bahan
dengan spesifikasi teknik yang diharapkan. Salah
satu contoh elastomer termoplastik yang sangat

populer pada saat ini adalah elastomer termoplastik
polipropilena/etilena-propilena diena terpolimer
1
2

Sumber Dana: DP2M Dikti melalui Hibah Fundamental tahun
2008
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,Universitas
Sumatera Utara, ing_8473@yahoo.com

(PP/EPDM) yang mempunyai beberapa keunggulan
sifat, seperti tahan terhadap hantaman (impact
resistance), tahan terhadap bahan kimia (good
chemical resistance), stabilitas termal yang baik
(good thermal stability) [Choudhary dkk., 1991; Jain
dkk., 2000; Kim dkk., 2000]. Campuran kedua bahan
ini menghasilkan produk-produk terutama dalam
industri automobil seperti bumper, panel pintu,
kibasan lumpur (mudflaps) dan bagian dalam mobil
(interior). Campuran antara PP dan EPDM

kadangkala tidak memerlukan bahan kuratif seperti
bahan sambung silang (crosslink). Tetapi, EPDM
adalah karet sintetis yang harus diimport dari luar
negeri sehingga biaya pengadaannya relatif mahal.
Sementara itu karet alam (NR) merupakan sumber
asli negara dan banyak terdapat di Indonesia,
sehingga penggatian EPDM dengan NR merupakan
langkah yang tepat jika dipandang dari segi
ekonomi. Namun, terjadi penurunan sifat-sifat yang
ditunjukkan oleh penggantian EPDM dengan NR
dalam campuran PP/EPDM [Halimatuddahliana &
Ismail, 2004]. Hal ini disebabkan campuran PP/NR
kurang serasi dibandingkan dengan PP/EPDM.
Interaksi yang baik antara EPDM dan PP disebabkan
oleh struktur kimia EPDM yang juga mengandung
37
Universitas Sumatera Utara

Halimatuddahliana, Indra Surya, dan Maulida


JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 2 Desember 2008

gugus propilena sehingga campuran PP/EPDM lebih
serasi (compatible) dibandingkan dengan PP/NR.
Oleh karena itu, modifikasi proses seperti dinamik
vulkanisasi dengan menggunakan bahan sambung
silang diperlukan untuk meningkatkan sifat-sifat
campuran PP/NR.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini
adalah sejauh mana pengaruh modifikasi vulkanisasi
dinamik yang mencakup pemberian bahan-bahan
sambung silang seperti sulfur terakselerasi, dikumil
peroksida
(DCP),
dan
N,N-mphenylenebismaleimide (HVA-2) dan kombinasi
DCP dan HVA-2 terhadap sifat-sifat bahan
campuran polipropilena/karet alam (PP/NR). Sifatsifat yang dimaksud adalah kekuatan tarik,

ketahanan bahan terhadap minyak dan derajat
sambung silang campuran bahan PP/NR.
3. Tinjauan Pustaka
Beberapa bahan sambung silang umumnya
dapat digunakan dalam proses vulkanisasi dinamik
seperti sulfur, peroksida dan koagen. Sistem
vulkanisasi dinamik menggunakan sulfur biasanya
ditambahkan dengan bahan-bahan kuratif (sulfur
terakselerasi), seperti pencepat (accelerator) untuk

RO +
Free radical
Radikal
bebas
from
dari peroxide
DCP
(a)
(a)


H H
C C
Rubber
Karet

C
H

HOR

H H
C C

H
C

O

O


HVA-2

+

N

N

O

H
C

(c)
H H H
C C C
O

H
C

+ O

O

H H
C C

H

(b)
(b)

H H
C C

N

mempersingkat waktu terbentuknya sambung silang
(crosslinks).
Sementara itu, dikumil peroksida (DCP)

menghasilkan radikal yang reaktif pada suhu yang
tinggi melalui reaksi eksotermis. DCP dapat
digunakan untuk memvulkanisasi polimer jenuh
seperti polipropilena [Ho dkk., 1993] dan juga
polimer tak jenuh seperti EPDM [Keller, 1988] dan
karet alam (NR) [Thomas, 1962]. DCP juga telah
digunakan sebagai bahan vulkanisasi dalam
campuran PP/EPDM [Sariatpanahi dkk., 2002; Ha,
dkk., 1986].
Di sisi lain, reaksi sambung silang juga
dapat terjadi dengan adanya koagen. Reaksi ini
berlangsung pada saat pencampuran dan dibantu
dengan kehadiran suatu agen yaitu N,N’-mphenylene bismaleimide (HVA-2) yang merupakan
bahan sambung silang yang efektif walau tanpa
kehadiran
pencepat
(accelerator)
[Halimatuddahliana dkk., 2005; Kovacic & Hein,
1959; Hassan dkk., 2002; Norzalia dkk., 1993].
Selain itu, kehadiran koagen juga dapat

menahan tejadinya reaksi yang tak diinginkan
seperti pengguntingan rantai (chain scission).
Sebagaimana diketahui, penggunaan DCP sebagai
bahan sambung silang juga dapat menghasilkan
pengguntingan rantai yang tidak diharapkan.
Reaksinya dapat dilihat pada Gambar 1.

O

N

O
H H H
C C C
+ O

H H H
C C C
+ O


(d)

N

N

O

O
O

N

C C
H H
(e)

O
C
H

O
H H
C C
+
C C
H H

N

O

C
C
H

H

(f)

Gambar 1. Tahapan Reaksi Sambung Silang (crosslink) pada Molekul Karet Alam dengan Kehadiran DCP dan
HVA-2 [Coran, 1989]

38
Universitas Sumatera Utara

Halimatuddahliana, Indra Surya, dan Maulida

JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 2 Desember 2008

4. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi bahan
sambung silang seperti sulfur terakselerasi,
dikumil
peroksida
(DCP),
N,N-mphenylenebismaleimide (HVA-2) serta
gabungan DCP dan HVA-2 terhadap sifatsifat bahan vulkanisasi dinamik campuran
PP/NR (70/30).
2. Mendapatkan bahan sambung silang yang
paling sesuai untuk bahan campuran PP/NR
(70/30) berdasarkan uji-uji yang dilakukan.
5. Manfaat Penelitian
Menghasilkan bahan elastomer termoplastik
yang berasaskan karet alam yang merupakan sumber
asli negara yang mempunyai sifat-sifat yang
menyamai elstomer termoplastik komersil seperti
PP/EPDM, tetapi lebih murah dari segi biaya
produksinya dan dapat digunakan dalam berbagai
industri yang berbasiskan plastik dan karet.

3. Penyediaan dan Proses Vulkanisasi Dinamik
PP/NR
Proses vulkanisasi dinamik dilaksanakan
dalam 3 seri. Tabel 1 menunjukkan komposisi
campuran untuk setiap seri vulkanisasi dinamik
campuran PP/NR.
Tabel 1. Komposisi Campuran untuk Setiap Sistem
Vulkanisasi Dinamik PP/NR
Sistem vulkanisasi dinamik
Bahan-bahan
Seri 1
Seri 2
Seri 3
(DCP) (HVA-2)
(DCP +
HVA-2)
Karet alam (NR)
30
30
30
Polipropilena (PP)
70
70
70
DCP
1
1
HVA-2
3
3

1. Bahan yang Digunakan
Karet alam (NR) dan EPDM oleh Lembaga
Penelitian Karet Medan. Polipropilena dan bahanbahan kimia seperti sulfur, zink oksida (ZnO), asam
stearat,
N-cyclohexilbenzothiazole-2-sulfenamide
(CBS), antioksidan (Irganox 1010), dikumil
peroksida (DCP), N,N-m-phenylene bismaleimide
(HVA-2), dan toluena kesemuanya dipasok oleh
suplier-suplier bahan kimia.

Untuk semua seri, polipropilena (PP)
pertama sekali dimasukkan ke dalam alat internal
mixer yang beroperasi pada suhu 180oC dengan
kecepatan rotor 50 rpm dan dilakukan pra-mixing
selama 2 menit. Selanjutnya diikuti dengan
penambahan karet (EPDM atau NR).
Proses selanjutnya adalah vulkanisasi
dinamik dengan memasukkan bahan sambung silang
(crosslink agent). Waktu pencampuran ditentukan
jika catatan torque yang ditunjukkan oleh internal
mixer telah menunjukkan nilai konstan sebagai
indikasi bahwa pencampuran telah homogen.
Vulkanisat campuran PP/NR selanjutnya dicetak
dengan alat pemampat (compression molding) pada
suhu 180oC menjadi lembaran-lembaran spesimen
dan didinginkan.

2. Peralatan yang Digunakan
a. Pencampur dalaman (internal mixer)
b. Pemampat (compresion molding)
c. Alat uji tarikan (Tensile machine/Instron)
d. Alat-alat gelas
e. Peralatan ekstraksi (extraction set)

4. Penyediaan dan Proses Pencampuran PP dan
NR
Tabel 2 menampilkan urutan waktu
pemasukan bahan ke dalam internal mixer untuk
vulkanisasi dinamik dengan DCP dan HVA-2 serta
kombinasi keduanya.

METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 2. Urutan Waktu Pemasukan Bahan ke dalam Internal Mixer untuk Campuran Vulkanisasi Dinamik
PP/NR dengan Menggunakan DCP, HVA-2 dan Kombinasi DCP+HVA-2
Waktu
(mnt) Vulkanisasi dinamik dengan DCP
0
Polipropilena (PP)
2
NR
5
DCP c + antioksidanc
6
7
8
Selesai
9
10
a
DCP:1 bsPP
b
HVA-2: 3 bsk
c
Antioksidan: 0.4 bsk irganox 1010.

Operasi
Vulkanisasi dinamik dengan HVA-2
Polipropilena (PP)
NR
HVA-2 a + antioksidan c
Selesai

Vulkanisasi dinamik dengan DCP dan HVA-2
Polipropilena (PP)
NR
DCP a dan HVA-2 b + antioksidan c
Selesai

39
Universitas Sumatera Utara

Halimatuddahliana, Indra Surya, dan Maulida

JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 2 Desember 2008

b. Uji ketahanan minyak (oil resistances test)
Uji ini dilaksanakan sesuai dengan ASTM
D471. Sampel dengan ukuran 30 x 5 x 1 mm
dipotong dan ditimbang. Selanjutnya, sampel
direndam di dalam minyak (IRM 903) pada
temperatur kamar. Setiap 6 jam sampel diangkat,
dikeringkan dengan tisu dan ditimbang. Perlakuan
dilanjutkan sampai berat sampel konstan. Uji ini
juga dikenal dengan nama uji pembekakan (swelling
test). Persentase pembengkakan diperoleh dengan
perhitungan:
W −W
% pembengkakan = 2 1 × 100% …………...(2.1)
W1
Dimana, W1 = berat sampel sebelum perendaman
W2 = berat sampel setelah perendaman
c. Penentuan derajat sambung silang (degree of
crosslinking)
Penentuan derajat sambung silang dilakukan
dengan menentukan kandungan gel bahan. Pelarut
yang digunakan adalah sikloheksana yang dapat
melarutkan karet alam. Kandungan gel dalam
sampel diukur dengan teknik ektraksi. Sampel
ditimbang dan selanjutnya dimasukkan dalam
tabung soklet yang dibawahnya terdapat pelarut
sikloheksana yang dipanaskan pada titik didihnya
(80oC) selama 8 jam. Setelah proses ekstraksi
selesai, sampel dikeringkan dan ditimbang kembali.
Persentase kandungan gel (derajat sambung silang)
dalam sampel diperoleh dengan perhitungan:
% kandungan gel = W g x100% …………………(2.2)
Wo

Dimana, Wg = berat sampel setelah ekstraksi
Wo = berat sampel sebelum ekstraksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2 menunjukkan perbandingan
kekuatan tarik campuran PP/NR menggunakan
kombinasi DCP dan HVA-2 dengan bahan sambung
silang yang lain (DCP dan HVA-2). Dapat dilihat
bahwa
kekuatan
tarik
campuran
PP/NR

menunjukkan peningkatan pada campuran yang
mengalami proses vulkanisasi menggunakan
kombinasi DCP dan HVA-2 (22,4 MPa). Hal ini
menunjukkan bahwa sambung silang lebih efektif
lagi terbentuk dengan kehadiran HVA-2 dalam
vulkanisasi menggunakan DCP. Meningkatnya
efisiensi sambung silang dengan kehadiran koagen
pada proses vulkanisasi dengan menggunakan
peroksida telah dilaporakan oleh Dikland dkk
(1992). Disini molekul koagen dapat bergabung ke
dalam struktur molekul karet selama proses
vulkanisasi karet dan membentuk “jembatan
koagen” sehingga mempengaruhi struktur molekul
sambung silang. Mekanisme reaksi yang terjadi telah
dijelaskan pada Gambar 1. Sehingga HVA-2 dalam
vulkanisasi dinamik menggunakan DCP bertindak
sebagai bahan penserasi (compatibilizer) dengan
meningkatkan daya perekatan (adhesion) antara fasa
dengan
terbentuknya
jembatan
koagen.
Meningkatnya
perekatan
antarmuka
yang
memfasilitasi mekanisme distribusi gaya di dalam
campuran pada saat penarikan mengakibatkan
meningktanya kekuatan tarik campuran PP/NR.
25
Kekuatan tarik (MPa)

5. Pengujian dan Analisis Sampel
a. Uji tarikan (tensile test)
Sampel dengan ketebalan 1 mm dipotong
berbentuk dumbell. Selanjutnya, uji tarik
dilaksanakan sesuai dengan ASTM D412
menggunakan Mesin Instron dengan kecepatan
penarikan 50 mm/menit. Sifat-sifat uji tarik didapat
dengan melakukan pembacaan kekuatan tarik
(tensile strength) dan persentase pemanjangan pada
saat putus (elongation at break).

20
15
10
5
0
Sulfur (2 bsk)

DCP (1 bsPP)

HVA-2 (3 bsk)

DCP+HVA-2
(3bsk + 1bsPP)

Bahan Penyambung Silang

Gambar 2. Perbandingan Kekuatan Tarik Campuran
PP/NR
antara
Beberapa
Bahan
Penyambung Silang dengan Gabungan
DCP dan HVA-2

Seperti dapat dilihat pada Gambar 3,
penggunaan gabungan antara DCP dan HVA-2
mempunyai nilai pemanjangan pada saat putus
sebesar 128,1% dan tidak berbeda secara signifikan
dengan nilai pemanjangan pada saat putus untuk
campuran dengan bahan sambung silang DCP
(131,3%) dan HVA-2 (130,7%). Hal ini
menunjukkan bahwa penggabungan bahan sambung
silang HVA-2 dan DCP tidak terlalu berpengaruh
terhadap elastisitas campuran PP/NR. Sementara itu,
penggunaan sulfur terakselerasi sebagai bahan
sambung
silam
dalam
campuran
PP/NR
menunjukkan nilai pemanjangan pada saat putus

40
Universitas Sumatera Utara

Halimatuddahliana, Indra Surya, dan Maulida

JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 2 Desember 2008

Pemanjangan pada saat putus (%)

yang paling rendah dibandingkan dengan ketiga
bahan yang lain. Disini, kemampuan molekul untuk
berdeformasi waktu proses penarikan berlangsung
sehingga nilai pemanjangan pada saat putus menjadi
lebih rendah.
140
120
100
80
60
40
20
0
Sulfur (2 bsk)

DCP (1 bsPP)

HVA-2 (3 bsk)

DCP+HVA-2
(3bsk + 1bsPP)

Bahan Penyambung Silang

Gambar 3. Perbandingan Kekuatan Tarik Campuran
PP/NR
antara
Beberapa
Bahan
Penyambung Silang dengan Gabungan
DCP dan HVA-2

Tabel
3
selanjutnya
menunjukkan
perbandingan sifat-sifat bahan campuran PP/NR
seperti ketahanan terhadap minyak dan derajat
sambung
silang
antara
campuran
yang
menggunakan campuran DCP dan HVA-2 sebagai
bahan sambung silang dengan beberapa bahan
sambung silang yang lain.
Tabel 3. Perbandingan Sifat-Sifat Ketahanan terhadap
Minyak, Derajat Sambung Silang dan
Penuaan Campuran PP/NR antara Beberapa
Bahan Sambung Silang dengan Kombinasi
DCP dan HVA-2
No

1
2

Hasil yang sama juga diperoleh untuk hasil
derajat sambung silang campuran PP/NR dimana
persentase kandungan gel campuran dengan
campuran DCP dan HVA-2 lebih tinggi (97,8%)
dibandingkan dengan nilai yang ditunjukkan bahan
sambung silang yang lain. Gel terbentuk ketika
interaksi yang kuat terbentuk antara komponenkomponen penyusun campuran. Dengan kehadiran
HVA-2 dalam proses vulkanisasi dinamik
menggunakan DCP, jembatan koagen terbentuk dan
perekatan antarmuka fasa semakin erat sehingga
partikel karet tidak dapat dilarutkan oleh pelarut
sikloheksana pada proses ekstraksi.

Analisis

Pembengkakan
minyak (%)
Kandungan gel (%)

Bahan sambung silang
DCP
HVA-2 DCP+HVA-2
(1 bsPP) (3 bsk) (1 bsPP + 3 bsk)
dalam
1,19
1,10
1,03
90,8

95,3

97,8

Dari
tabel
dapat
dilihat
bahwa
pembengkakan dalam minyak campuran PP/NR
yang menggunakan campuran DCP dan HVA-2
paling rendah (1,03%) jika dibandingkan dengan
bahan sambung silang yang lain. Hal ini
mengindikasikan bahwa ketahanan campuran PP/NR
terhadap minyak meningkat dengan kehadiran HVA2 dalam campuran vulkanisasi PP/NR dengan DCP.
Hal ini menunjukkan bahwa sambung silang yang
terbentuk oleh campuran DCP dan HVA-2 lebih
efektif lagi menghalangi masuknya minyak ke dalam
partikel karet.

KESIMPULAN
Penggunaan kombinasi bahan sambung
silang DCP dan HVA-2 pada proses vulkanisasi
dinamik campuran PP/NR (70/30 w/w) telah
meningkatkan sifat kekuatan tarik campuran jika
dibandingkan dengan penggunaan bahan sambung
silang yang lain seperti DCP atau HVA-2.
Peningkatan ini diikuti dengan meningkatnya
ketahanan bahan terhadap minyak peningkatan
derajat sambung silang yang terjadi pada campuran
bahan DCP dan HVA-2. Disini penggunaan HVA-2
secara
bersamaan
dengan
DCP
telah
mengoptimalkan pembentukan sambung silang
sekaligus mengurangi proses pengguntingan rantai
yang sering dialami PP pada proses vulkanisasi
dinamik jika menggunakan DCP.
DAFTAR PUSTAKA
Choudhary, V., Varma, H.S. and Varma, I.K.,1991.
”Polyolefin Blends: Effect of EPDM Rubber
on
Crystallization,
Morphology
and
Mechanical Properties of Polypropylene/
EPDM Blends”, Polymer. 32, 2534-2545.
Coran, A. Y.,1989. “Vulcanization. In Encyclopedia
of Polymer Science and Engineering”, Vol.
17, 2nd ed. (Mark, H.F., Bikales, N.M.,
Overberger, C.G., Menges, G. and
Kroschwitz, J.I., ed.), p. 666-698. Canada:
John Wiley and Sons, Inc.
Dikland, H.G., Van Der Does, L. and Bantjes, A.,
1992. “FT-IR Spectroscopy, A Major Tool
For the Analysis of Peroxide Vulcanization
Processes in the Presence of Coagents. I.
Mechanism of EPM Peroxide Vulcanization
with Aromatic Bis (Allyl) Esters as
Coagents”, Rubb. Chem. Tech. 66, 196-213.

41
Universitas Sumatera Utara

Halimatuddahliana, Indra Surya, dan Maulida

JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 2 Desember 2008

Ha, C.S., Ihm, D.J. and Kim, S.C., 1986. “Structure
and Properties of Dynamically Cured
EPDM/PP Blends”, J. Appl. Polym. Sci. 32,
6281-6297.
Halimatuddahliana,
Ismail,
H.,
2004.
“Thermoplastic
Elastomer
Based
on
PP/EPDM/ENR 25 and PP/EPDM/NR
Blends”, Polymer –Plastics Technology &
Engineering, 43(2), 357-368.
Halimatuddahliana, Ismail, H. and Akil, H. Md.,
2005. “The Effect of HVA-2 addition on the
Properties of PP/EPDM/NR Ternary Blends”,
Journal Elastomers and Plastic, 37(1), 2005,
55-72.
Hassan, A., Wahit, M.U. and Chee, C.Y., 2002.
“Mechanical and Morphological Properties of
PP/NR/LLDPE Ternary Blend-Effect of
HVA-2”, Polymer Testing. 22, 281-290.
Ho, R.M., Su, A.C., Wu, C.H. and Chen, S.I., 1993.
“Functionalization of Polypropylene via Melt
Mixing”, Polymer, 34, 3264-3269.
Jain, A.K., Nagpal, A.K., Singhal, R. and Gupta, K.,
2000. “Effect of Dynamic Crosslinking on
Impact and Other Mechanical Properties of
Polypropylene/Ethylene-Propylene
Diene
Rubber Blends”, J. Appl. Polym. Sci. 78,
2089-2103.

Keller, R.C., 1988. “Peroxide Curing of EthylenePropylene Elastomers”, Rubb. Chem. Tech.
61, 238-254.
Kim, B.C., Hwang, S.S., Lim, K.Y. and Yoon, K.J.,
2000. Toughening of PP/EPDM blend by
compatibilization”, J. Appl. Polym. Sci. 78,
1267-1274.
Kovacic, P. and Hein R.W.,1959. “Cross-linking of
Polymers with Dimaleimides”, Rubb. Chem.
Technol. 81, 1187-1190.
Norzalia, S., Surani, B. and Ahmad Fuad, M.Y.,
1993. “Studies on the Properties of PP/SMR
and PP/ENR Blends”, J. Industrial
Technology. 3, 35-56.
Sariatpanahi, H., Nazokdast, H. Dabir, B.,
Sadaghiani, K. and Hemmati, M., 2002.
”Relationship between Interfacial Tension
and Dispersed-Phased Particle Size in
polymer Blends. I. PP/EPDM”. J. Appl.
Polym. Sci. 86, 3148-3159.
Thomas, D.K., 1962. “Crosslinking Efficiency of
Dicumyl Peroxide in Natural Rubber”, J.
Apll. Polym. Sci. 6, 613-616.

42
Universitas Sumatera Utara