2. Perkembangan pariwisata pada PELITA II :
Pada PELITA II antara tahun 1974 – 1978 banyak menghasilkan perbaikan dalam produk pariwisata dan kebijaksanaan pokok yang mendasari pengaturan
dan pengawasan terhadap usaha pariwisata. Studi kepariwisataan dan pembuatan rencana induk telah mulai diperhatikan, demikian pula perbaikan infrastruktur dan
pembuatan daya tarik wisata baru, begitu juga promosi.
Tabel 3.5 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara yang Datang Ke Indonesia
selama PELITA II 1974-1978
Sumber : DEPARI, Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan kepariwisataan Indonesia dari masa Ke Masa.1997
3. Perkembangan pariwisata pada PELITA III :
Permulaan Pelita III dimulai dengan tercapainya jumlah kunjungan wisman sebanyak 500.000 orang. Sebaran wisatawan pada Pelita III ini telah
meliputi 10 Daerah tujuan wisata DTW meskipun jumlah kunjungan ke masing- masing DTW belum merata. Di sisi lain, perkembangan terjadi pula dalam bidang
diklat pariwisata. Tercatat 24 lemdiklat pariwisata di berbagai wilayah Indonesia.
Tabel 3.6 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara yang Datang Ke
Indonesia selama PELITA II 1979-1984
Sumber : DEPARI, Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan kepariwisataan Indonesia dari masa Ke Masa.1997
Dapat ditambahkan bahwa ketika tahun 80-an, Indonesia mengalami jatuhnya ekspor minyak, sehingga pemerintah mulai mencari pilihan ekspor non
migas. Kebijaksanaan pembangunan ditujukan untuk menciptakan iklim yang baik, untuk mendukung penanaman modal yang berkaitan dengan industri dan
kepariwisataan, dan memdorong pengembangan pariwisata di daerah yang sudah ada kegiatan pariwisatanya. Peran serta masyarakat dan perbaikan kelembagaan
mendapat perhatian khusus.
4. Perkembangan pariwisata selama PELITA IV
Kebijaksanaan bebas visa untuk 38 negara, penambahan tiga bandar udara di Biak, Manado dan Ambon, penetapan 13 point entries melalui udara,
berfungsinya 9 pelabuhan laut serta berbagai kebijaksanaan lainnya seperti pengaturan, produk, pemasaran, penanaman modal, Sumber Daya Manusia, dan
Litbang pariwisata telah meningkatkan jumlah kunjungan wisman sehingga
mencapai 1,2 juta orang pada tahun 1985 atau mengalami pertumbuhan rata-rata 14 per tahun sejak tahun 1981.
Tabel 3.7 Kemajuan Pariwisata Nasional Tahun 1987-1988
Sumber : DEPARI, Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan kepariwiwsataan Indonesia dari masa Ke Masa.1997
5. Perkembangan pariwisata pada PELITA V
Tujuh Kebijaksanaan strategi pokok pariwisata dalam Pelita V yaitu : 1. Promosi pariwisata yang konsisten
2. Penambahan aksesibilitas 3. Mempertinggi kualitas pelayanan dan produk pariwisata
4. Pengembangan daerah tujuan wisata 5. Promosi daya tarik alam, satwa, dan wisata bahari
6. Mempertinggi kualitas SDM 7. Melaksanakan kampanye wisata melalui Sapta Pesona
Berdirinya 17 perusahaan jasa konvensi yang memulai kiprahnya dalam penyelenggaraan konvensi internasional, perjalanan insentif dan penyelenggaraan
pameran menambah ramainya dunia kepariwisataan Indonesia saat itu..
Tabel 3.8 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara yang Datang Ke Indonesia
selama PELITA V 1989-1993 :
Sumber : DEPARI, Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan kepariwiwsataan Indonesia dari masa Ke Masa.1997
Bagian akhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap I adalah masa pemantapan, pada masa itu pemerintah mengumumkan Sapta Pesona Produk
pariwisata Indonesia : 1. Keamanan
2. Ketertiban 3. Kebersihan
4. Kesehatan 5. Keindahan
6. Keramahan 7. Kenangan
Pada tahun 1991, pemerintah mencanangkan Visit Indonesia Year Tahun Kunjungan Indonesia. Dengan adanya program ini banyak membuat wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia. Dalam pelaksanaan program ini
pemerintah melakukan promosi yang telah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Program yang dicanangkan pada awal tahun 1991 ini telah berhasil mendatangkan
wisatawan mancanegara ke Indonesia sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
1. Perkembangan pariwisata pada PELITA VI :