Teknik pengolahan data Objek penelitian data

Kementerian Agama RI yang menempuh studi S2 atau S3 pada program studi di perguruan tinggi. Bantuan yang diberikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang sedang melanjutkan proses pembelajaran dan masih menduduki sebagai mahasiswa pada perguruan tinggi tempat belajar. Tujuan Secara umum, program bantuan ini bertujuan untuk membantu meringankan beban peserta didik dan meningkatkan kapasitas tenaga pendidik pada Perguruan Tinggi Agama Islam. Secara khusus, program bantuan ini bertujuan untuk mendorong tenaga pendidik agar dapat 1. Meningkatkan kapasitas dan profesionalitas tenaga pendidik di bidang akademik dan keilmuan 2. Memperkuat kapasitas kelembagaan PTAI 3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi 4. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan tinggi bagi tenaga pendidik. 5. Meningkatkan pemberdayaan mahasiswa. Target sasaran Sasaran program bantuan tahun anggaran 2014 meliputi: 1. Dosen yang sedang kuliah. 2. Dosen yang sedang menyelesaikan tesis atau disertasi. 3. Tenaga Kependidikan PTAI Skema pelaksanaan program beasiswa PTAI yang ada di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam tahun 2014 dilaksanakan dengan menggunakan model Bantuan Biaya Pendidikan BBP, yaitu pemberian bantuan beasiswa bagi dosentenaga kependidikan dalam binaan Ditjen Pendidikan Islam dosentenaga kependidikan PTAI dan dosen matakuliah Pendidikan Agama Islam pada PTU melalui pendaftaran baik secara personal maupun kolektif dari PTAI, kemudian dilakukan seleksi dan penetapan penerima bantuan.

B. Faktor Kementerian Agama Memilih Bank

Sumber dana dari bantuan biaya pendidikan ini adalah APBN sehingga Kementrian Agama dalam hal ini harus berpegang pada tata kelola keuangan Negara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN merupakan alat utama pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik. Menurut Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003, “Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.” Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh subjek yang memilikimenguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negaradaerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.