b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan.
3.1.3.2.1 Pengecualian PPh Pasal 23
1. Penghasilan yang dibayar atau terutang pada bank
2. Sewa yang dibayarkan atau teutang sehubungan dengan sewa guna
usaha dengan hak opsi 3.
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoeh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, yayasan, atau
organisasi sejenis, BUMN, atau BUMD , dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
indonesia. 4.
Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksa dana. 5.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan diindonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut.
a. Merupakan perusahaan kecil,menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sector-sektor usaha yang ditetapkan menteri keuangan.
b. Sahamnya tidak terdaftar dibursa efek Indonesia
6. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggotanya. 7.
Bunga simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan oleh menteri keuangan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggotanya. Berdasarkan keputusan menteri keuangan no. 605kmk.041994, batas seluruh bunga simpanan yang tidak
dipotong pph pasal 23 adalah sebesar jumlah yang tidak melebihi Rp. 144.000,00 setiap bulannya.
3.1.3.2.2 Tarif Pemotongan
1. 15 dari jumlah bruto atas penghasilan berupa:
a. Deviden
b. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan
dengan jaminan pengembalian hutang. c.
Royalty d.
Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21
2. 15 dari perkiraan penghasilan neto atas penghasilan berupa:
a. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta.
b. Imbalan sehubungan dengan jasa tekhnik, jasa manajemen,
jasa kontruksi, jasa konsultan , dan jasa lain selain yang telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
3.1.3.2.3 Penghitungan Perkiraan Penghasilan Neto