3.3.2 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi, dalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi” mengemukakan bahwa :
“Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang.” 2001 : 4
Sedangkan menurut Dr. Azhar Sutanto, dalam bukunya yang berjudul “Sistem
Informasi Akuntansi” mengemukakan bahwa : “Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang
sama.” 2008 : 264
Jadi, dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah Rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktifitas. Sehingga dapat tercapainya
tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah serta terperinci menurut jangka waktu yang telah
ditentukan. Prosedur memiliki karakteristik, yaitu sebagai berikut : 1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan. 3. Prosedur menunjukan urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.
5. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.
Dengan dilaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai suatu prosedur kerja yang jelas akan memberikan beberapa manfaat diantaranya :
a. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan di masa yang datang.
b. Merubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutna mengerjakan
yang perlunya saja. c. Adanya suatu petunjukprogram kerja yang jelas dan harus dipatuhi untuk
seluruh pelaksanaan. d. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien. e. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.
3.3.3 Pengertian Gaji
Gaji merupakan unsur biaya yang sangat penting dalam pengeluaran biaya- biaya, bukan hanya jumlah yang dikeluarkan cukup besar melainkan gaji sangat
mudah diselewengkan sehingga masalah gaji selalu mendapat perhatian manajer. Menurut Mulyadi, dalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi”
mengemukakan bahwa :
“Pembayaran gaji pada umumnya merupakan pembayaran jasa yang dilakukan atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang
mempunyai jenjang manajer. Sedangkan upah pada umumnya merupakan pembayaran jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana buruh.
Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan. Sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hasil kerjajumlah satuan produk yang
dihasilkan karyawan.”
2001 : 407
Menurut Barry Cushway, dalam bukunya yang berjudul “Human Resource
Management” mengemukakan bahwa : “Gaji pokok adalah jumlah yang disetujui secara kontrak untuk suatu pekerjaan.”
2002 : 162
Sedangkan menurut Marihot Tua Efendi Hariandja, dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia”, mengemukakan bahwa :
“Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang
memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi.” 2002 : 245
Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaji adalah imbalan atas balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak karyawan yang telah
memberikan jasanya kepada perusahaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki karyawan.
3.3.4 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
PT. Kereta Api Persero Kota Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan umum yang menyediakan pelayanan jasa transportasi. Dari hasil
kuliah kerja praktek di PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat Bandung penulis memperoleh hasil :
3.3.4.1 Sistem Akuntansi Baru
Sistem akuntansi pada hakekatnya adalah suatu informasi yang berjalan melalui kegiatan Akuntansi agar bermanfaat bagi manajemen PT. Kereta Api
Persero sebagai salah satu alat untuk dapat mengelola dan mengendalikan kegiatan usaha perusahaan secara efisien dan efektif. Sistem akuntansi dapat dikatakan
memadai dan bermanfaat apabila mampu berfungsi sebagai pemberi informasi, baik
yang berupa laporan keuangan Neraca, Laporan LabaRugi, dll mapun berupa laporan khusus kepada manajemen Laporan Manajemen secara tepat, cepat, relevan
dan dapat dipercaya. Sistem akuntansi yang berlaku di PT. Kereta Api Persero ini dipandang
masih belum memadai sebagai sistem akuntansi. Oleh karena itu, berdasarkan Surat SK Kaperjanka No. KAKU11209SK88 tentang Penetapan Berlakunya Sistem
Akuntansi Baru SAB di Jawa telah ditetapkan bahwa di PT. Kereta Api Persero berlaku SAB dan Petunjuk Pelaksanaan SAB untuk masing-masing bidang. Dengan
berlakunya Sistem Akuntansi Baru SAB, maka diperlukan adanya perubahan, tambahan, dan penyesuaian terhadap peraturan, prosedur dan formulir yang sudah
ada. Sistem Akuntansi Baru memiliki beberapa fungsi, diantaranya : 1. Mengolah dan menganalisa data-data keuangan.
2. Menyajikan laporan keuangan secara tepat, lengkap dan dipercaya. 3. Menyajikan berbagai informasi manajemen untuk menunjang pengelolaan
kegiatan usaha perusahaan secara efisien dan efektif. Didalam Sistem Akuntansi Baru ini digunakan sistem klasifikasi pencatatan
perkiraan dengan suatu sistem kode yang terperinci, sederhana, fleksibel, dan konsisten. Kode perkiraan SAB terdiri dari susunan angka-angka yang meliputi 3
tiga komponen, yaitu : a. Pusat Anggaran PA dipergunakan untuk :
Menggolongkan pendapatan dan biaya sesuai dengan unitsatuan kerja yang bertanggung jawab.
Mengidentifikasi aktiva, hutang dan modal menurut lokasi atau unit
yang bertanggung jawab. b. Pusat Biaya PB dipergunakan untuk :
Menggolongkan pendapatan dan biaya menurut jenis-jenis kegiatan operasi lain dan menggolongkan biaya pemeliharan
saranaprasarana yang spesifik dan kegiatan lain yang bersifat umum.
Komponen PB tidak dipergunakan dalam hal perkiraan Neraca Aktiva, Hutang, dan Modal atau berarti hanya digunakan pada
perkiraan LabaRugi. c. Judul Perkiraan dipergunakan untuk :
Menunjukan perincianjenistipe atau uraian singkat tentang suatu
aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
3.3.4.2 Prosedur
Sistem Akuntansi Baru menciptakan prosedur-prosedur akuntansi yang efisien dan yang didalamnya sudah melekatterdapat pengendalian intern. Adanya
pengendalian intern dalam setiap prosedur akuntansi berarti bahwa hasil pelaksanaan kegiatan pada setiap unit akan dapat terkontrol dengan melalui hasil pelaksanaan
kegiatan unit lainnya.
Gambar 3.1
Keterangan Gambar : DGDUSAB
= Daftar GajiDaftar Upah A.9SAB = Bukti Pembayaran
G.218 = Daftar Penghasilan dan Pemotongan Gaji Pegawai
F.15SAB = Kartu PiutangUang Muka
B.25SAB = Analisa GajiUpah
UPP = Usul Pemindahan Pembukuan
Sistem akuntansi yang diterapkan pada PT. Kereta Api Persero adalah Sistem Akuntansi Baru, sehingga dalam penulisan formulir-formulir yang berlaku di
bidang keuangan diberi kode SAB Sistem Akuntansi Baru, kecuali apabila formulirdokumen tersebut masih menggunakan sistem akuntansi lama.
1. Formulir yang dipergunakan Dalam prosedur ini, dipergunakan beberapa formulir yang terdiri dari :
a. Daftar Penghasilan dan Pemotongan Gaji b. Kartu PiutangUang muka
c. Daftar Gaji d. Analisa Gaji
2. Penjelasan Prosedur : a. Daftar gaji, dibuat sesuai dengan Peraturan KepegawaianKeuangan
Otorisasi atau Surat Kenaikan Pangkat, Surat Keputusan Kenaikan Gaji
berkala dan sebagainya yang berlaku bagi semua pegawai, sebagaimana tercantum dalam formulir G.218 Kartu Penghasilan dan Pemotongan Gaji
Pegawai dan penjagaan untuk setiap pegawai dalam Kartu Piutang Pegawai.
Setiap daftar gaji dibuat rangkap 2 dua, kecuali untuk bulan Januari dan
bulan Juli dibuat rangkap 3 tiga untuk keperluan PT. Taspen. b. Setelah Daftar gajiDaftar upah selesai dibuat langkah selanjutnya:
Pengesah PembayaranPembantu Pengesah pembayaran adalah pejabat
yang berwenang mengesahkan pembayaran harus menerbitkan “Bukti Pembayaran” lihat prosedur khusus untuk bukti pembayaran pada
gambar 1.2, yang digunakan sebagai dasar bagi pihak Bendahara Pbd untuk melaksanakan pembayaran gaji kepada juru bayar.
Menyerahkanmengirimkan lembar asli daftar gajidaftar upah serta
bukti pembayaran kepada masing-masing juru bayar.
Berdasarkan bukti pembayaran, maka masing-masong juru bayar akan mengambil gaji yang bersangkutan pada pihak bendahara dan
didistribusikan kepada pegawai yang bersangkutan sesuai dengan daftar gajiupah nya.
c. Berdasarkan arsip Daftar Gajiupah lembar kedua petugas Pengesah PembayaranPembantu Pengesah Pembayaran harus mencatat :
Ke dalam formulir G. 218 mengenai jumlah penghasilan dan pemotongan setiap gaji pegawai ke dalam kartu piutang pegawai
mengenai jumlah piutang pegawai yang bersangkutan. Dibuat Analisa GajiUpah B.25SAB dalam rangkap 3 tiga.
d. Setelah dibuat analisa, maka setiap akhir bulan analisa tersebut didistribusikan sebagai berikut :
Lembar asli Analisa GajiUpah dikirim ke unit Akuntansi.
Lembar kedua Analisa GajiUpah dikirim ke bagian Verifikasi untuk
dicocokkan dengan lembar asli Daftar GajiUpah yang diterima dari pihak bendahara.
Lembar ketiga Analisa GajiUpah sebagai arsip Pengesah
PembayaranPembantu Pengesah Pembayaran. e. Apabila terjadi penyetoran kembali uang gaji yang tidak diambil, maka
juru bayar membuat atau menerbitkan bentuk G.40 kepada Pengesah PembayaranPembantu Pengesah Pembayaran, kemudian pelaksanaan
selanjutnya sebagai berikut : Berdasarkan bentuk G.40 lembar kedua Pengesah
PembayaranPembantu Pengesah Pembayaran membuat UPP Usul Pemindahan Pembukuan.
Pada saat akan dibayarkan kembali, diterbitkan Daftar GajiUpah Perorangan dalam rangkap 2 dua.
Menerbitkan bukti pembayaran A9SAB baru untuk pembayarannya. Prosedur selanjutnya berlaku seperti pembayaran gaji biasa.
3.3.4.4 Pedoman Penulisan Kode Perkiraan
Berikut ini adalah pedoman umum yang dapat dipergunakan oleh PP untuk mengisi kode perkiraan pada formulir Daftar Gaji, Daftar Upah dan Analisa
GajiUpah. a. Kode Perkiraan Debet
1 Pusat Anggaran PA
Untuk Pegawai KantorUmum selain Pegawai Umum Stasiun dipergunakan kode Pusat Anggaran yang menunjukan tempat
kedudukan pegawai yang bersangkutan.
Dalam hal ini PA bisa menunjukan bagianunit-unit di Eksploitasi dan di Inspeksi serta unit-unit lainnya seperti Dipo-dipo : Balai Yasa, dan
Gudang Persediaan.
Untuk Pegawai KantorUmum di Stasiun, mempergunakan kode Pusat Anggaran Sub Bagian Operasi SBO yang mencakup stasiun
tempat kedudukan pegawai yang bersangkutan.
Untuk Pegawai Operasi mempergunakan kode Pusat Anggaran Inspeksi Traksi IKT atau Inspeksi Lalu Lintas dan Pengusahaan
IKL sesuai dengan dinas pegawai yang bersangkutan.
Untuk Pegawai Pemeliharaan : 1 Bangunan mempergunakan kode Pusat Anggaran Inspeksi
Pembangunan. 2 Jembatan mempergunakan kode Pusat Anggaran Inspeksi
Jembatan yang bersangkutan. 3 Jalan KA Track dan peralatan sinyalTelkom mempergunakan
kode Pusat Anggaran Inspeksi sesuai dengan tempat kedudukan pegawai yang bersangkutan.
4 Sarana Gerak mempergunakan kode Pusat Anggaran sesuai dengan tempat kedudukan pegawai yang bersangkutan Dipo
atau Balai Yasa.
Untuk Pegawai Penjual Jasa mempergunakan kode Pusat Anggaran Sub Bagian Operasi SBO tempat tugaskedudukan pegawai yang
bersangkutan.
Untuk gaji dan penghasilan lainnya para Pemeriksa Kas mempergunakan kode Pusat Anggaran Eksploitasi-Lalu Lintas dan
Pengusahaan EKL.
2 Pusat Biaya PB
Untuk Pegawai KantorUmum selain Pegawai Umum di Stasiun mempergunakan kode PB “Biaya Umum” yang berlaku untuk Pusat
Anggaran tempat kedudukan pegawai yang bersangkutan.
Untuk Pegawai Umum Stasiun dan Pemeliharaan Instalasi tetap di Lintas mempergunakan kode Pusat Biaya “Biaya Umum Stasiun dan
Langsiran” 7041.
Untuk Pegawai Operasi : 1 Traksi mempergunakan kode Pusat Biaya “Rekening Antara
Biaya Upah RABU-Traksi Operasi” 9071. 2 Lalu lintas mempergunakan kode Pusat Biaya “Rekening Antara
Biaya Upah RABU-Lalu lintas dan Pengusahaan” 9041.
Untuk Pegawai Pemerliharaan mempergunakan kode Pusat Biaya sebagai berikut :
1 Jalan dan Bangunan : Rekening Antara Biaya Upah-Jalan dan
Bangunan 9023. 2 Jembatan : Rekening Antara Biaya Upah-Jembatan.
3 Pembangunan : Rekening Antara Biaya Upah-Pembangunan
9023. 4 Sinyal dan Telekomunikasi : Rekening Antara Biaya Upah-
Sinyal dan Telekomunikasi 9031. 5 Traksi : Rekening Antara Biaya Upah-Traksi Pemeliharaan
9081.
Untuk Pegawai Penjual Jasa mempergunakan Kode PB “Biaya Umum Stasiun dan Langsiran” 7041.
3 Judul Perkiraan JP Semua unsur penghasilan pegawai yang meliputi gaji pokok serta
tunjangan-tunjangan dan sumbangan-sumbangan harus diperinci dalam
Daftar GajiUpah dan Analisanya pada kolom-kolom yang disediakan sebagian kode-kode judul perkiraan JP debet.
b. Kode Perkiraan Kredit 1 Pusat Anggaran
Kode perkiraan kredit selalu mempergunakan komponen kode Pusat Anggaran PP yang bersangkutan.
2 Pusat Biaya, tidak perlu diisi. 3 Judul Perkiraan
Kode Judul Perkiraan kredit berlaku untuk semua jenis potongan gajiupah serta jumlah bersih gajiupah yang dibayarkan yaitu Hutang Gaji dan
Upah 2061. c. Contoh Penggunaan Kode Perkiraan
Dalam daftar gaji untuk pegawai Ika Inspeksi 1, kode perkiraan yang dipergunakan adalah :
Debet : PA
: 2100 – Pimpinan Umum dan Administrasi PB
: 7021 – Biaya umum-Inspeksi JP
: 6011 – Gaji Pokok 6021 – Tunjangan IstriSuami
6022 – Tunjangan Anak Kredit :
PA : 2100 – Pimpinan dan Administrasi
PB : - Kosong
JP : 2061 – Hutang Gaji dan Upah
2111 – Potongan Gaji-Tabungan Hari Tua THTTaspen 2115 – Potongan Gaji-Dana PensiunIuran Pegawai
2116 – Potongan Gaji- Dana PensiunSetoran Perusahaan 2041 – Potongan Gaji-Simpanan BKRKA
2042 – Potongan Gaji- Angsuran BKRKA 2145 – Potongan Gaji-BKRAUang Kematian – Sukarela
2151 – Potongan Gaji-Serikat PegawaiIuran Pegawai 2181 – Potongan Gaji lain-lain
Gambar 3.2
Keterangan Gambar : A.9SAB
= Bukti Pembayaran I.6SAB
= Daftar Bukti Pembayaran yang diterbitkan G.1SAB
= Daftar Penjagaan Hutang Pajak JB
= Juru Bayar Penjelasan Prosedur :
a. Bukti pembayaran A.9SAB diterbitkan berdasarkan daftar pembayaran
dalam hal ini daftar gaji yang dibuat dalam rangkap 4 empat. b. Setelah diisi lengkap dengan kode perkiraannya, dicatat dalam daftar bukti
pembayaran yang diterbitkan I.6SAB, dan diberi nomor sesuai dengan nomor urut pencatatan dalam daftar gaji tersebut yang dimulai dengan
nomor 1 tiap-tiap bulan.
c. Setelah bukti pembayaran A.9SAB ditandatangani oleh Pengesah PembayaranPembantu Pengesah Pembayaran didistribusikan sebagai
berikut :
Lembar asli dikirim kepada Juru Bayar
Lembar kedua dan ketiga dikirim kepada Bendara Pbd
Lembar keempat untuk arsip Pengesah PembayaranPembantu Pengesah Pembayaran.
d. Daftar Bukti Pembayaran yang diterbitkan I.6SAB ditutup setiap akhir bulan dan tembusannya dikirim ke unit verifikasi, sedangkan yang aslinya
disimpan sebagai arsip Pengesah PembayaranPembantu Pengesah Pembayaran.
3.3.4.6 Hambatan dalam Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Penggajian pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat.
Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan sistem dan prosedur penggajian
di PT. Kereta Api Persero kantor Pusat hanya jika terjadi trouble pada aplikasi komputer yang digunakan termasuk jaringan komputernya. Hal tersebut
mengakibatkan proses penggajian menjadi agak sedikit tersendat. Sehingga, dalam melaksanakan proses penggajian memerlukan waktu yang sedikit lebih lama
dibandingkan yang seharusnya. Tetapi, diluar hambatan tersebut sistem yang digunakan oleh PT. Kereta Api
Persero Kantor Pusat ini selain cepat, pelaporannya juga tidak sulit, ikhtisar transaksi serta jurnal dapat langsung di cetak oleh aplikasi, bahkan data jurnalnya bisa
langsung di ambil oleh SAE sistem akuntansi elektronik secara on-line jadi tidak perlu input manual.
3.3.4.7 Upaya dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Penggajian pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat.
Upaya yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat dalam
mengatasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan baik sistem maupun prosedur penggajian yaitu jika terjadi trouble kerusakan terhadap aplikasi komputer yang
digunakan hal ini langsung diantisipasi oleh bagian IT dan keuangan menjelang pelaksanaan penggajian sehingga proses penggajian tidak terlalu terganggu.
3.3.4.8 Dasar Kenaikan Gaji
Didalam pemberian gajiupah, PT. Kereta Api Persero menetapkan bahwa setiap 2 tahun sekali sebagaimana dicantumkan dalam buku Pembinaan Pegawai
Negeri Sipil diadakan kenaikan gaji yang disebut Kenaikan Gaji Berkala. Adapun dasar kenaikan gaji berkala tersebut ditentukan berdasarkan syarat-syarat sebagai
berikut : a. Telah mempunyai masa kerja golongan untuk kenaikan gaji berkala sekurang-
kurangnya 2 tahun. b. Daftar Penilaian Pekerjaan sekurang-kurangnya rata-rata cukup tidak ada
unsur nilai kurang.
3.3.4.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya GajiUpah Dilihat dari Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Gaji Pegawai
Negeri Sipil, maka tinggi rendahnya gajiupah akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Jenjang Pendidikan b. Masa Kerja
c. Jabatan dan Golongan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat Bandung mengenai sistem dan prosedur penggajian, penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem penggajian yang diterapkan pada PT. Kereta Api Persero Kantor
Pusat adalah Sistem Akuntansi Baru, dimana dalam penulisan formulir- formulir yang berlaku di bidang keuangan diberi kode SAB Sistem
Akuntansi Baru, kecuali apabila formulirdokumen tersebut masih menggunakan sistem akuntansi lama. Karena didalam Sistem Akuntansi
Baru ini digunakan sistem klasifikasi pencatatan perkiraan dengan suatu sistem kode yang terperinci, sederhana, fleksibel, dan konsisten.
2. Dalam melaksanakan prosedur penggajian, PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat mempergunakan beberapa formulir, yaitu Daftar GajiDaftar
Upah DGDUSAB, Bukti Pembayaran A.9SAB, Daftar Penghasilan dan Pemotongan Gaji Pegawai G.218, Kartu PiutangUang Muka
F.15SAB dan Analisa GajiUpah B.25SAB. Dimana formulir-formulir tersebut akan digunakan oleh bagian akuntansi dalam melakukan proses
penggajian sesuai dengan prosedur pelaksanaan yang sudah ditentukan.
47
3. Pedoman penulisan kode perkiraan pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat terdiri dari susunan angka-angka yang meliputi 3 komponen, yaitu
Pusat Anggaran PA, Pusat Biaya PB, Judul Perkiraan JP. Penulisan kode perkiraan pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat disesuaikan
dengan satuan unit pegawai yang bersangkutan apakah pegawai tersebut termasuk pegawai umum, pegawai operasi, atau pegawai pemeliharaan.
4. Dalam sistem dan prosedur pengesahan pembayaran yang diterapkan di PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat dipergunakan formulir-formulir, yaitu
Bukti Pembayaran A.9SAB, Daftar Bukti Pembayaran yang diterbitkan I.6SAB, Daftar Penjagaan Hutang Pajak G.1SAB. Dimana formulir-
formulir tersebut akan digunakan oleh bagian keuangan dalam melakukan pengesahan pembayaran sesuai dengan prosedur pelaksanaan yang sudah
ditentukan. 5. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan sistem dan prosedur penggajian
di PT. Kereta Api Persero kantor Pusat hanya jika terjadi trouble pada aplikasi komputer yang digunakan termasuk jaringan komputernya. Hal
tersebut mengakibatkan proses penggajian menjadi agak sedikit tersendat. 6. Upaya yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat dalam
mengatasi hambatan yang terjadi baik dalam pelaksanaan sistem maupun prosedur penggajian yaitu apabila terjadi trouble kerusakan terhadap
aplikasi komputer yang digunakan langsung diantisipasi oleh bagian IT dan keuangan menjelang pelaksanaan penggajian sehingga proses penggajian
tidak terlalu terganggu.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat Bandung, penulis akan memberikan saran yang diharapkan akan
berguna sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan pada masa yang akan datang, yaitu :
1. Penggunaan sistem penggajian pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat sudah memadai. Hanya saja akan lebih baik jika ditingkatkan lagi dengan
melakukan pembinaan dan pendidikan intern, pembinaan pegawai, serta peningkatan sarana dan prasarana terutama mengenai pencatatan waktu hadir
pegawai yang masih menggunakan sistem manual yang sebaiknya sudah dilakukan secara terkomputerisasi. Sehingga dalam menilai kinerja para
pegawai akan lebih akurat. 2. Pelaksanaan prosedur penggajian yang diterapkan PT. Kereta Api Persero
Kantor Pusat sudah sangat baik. Tetapi, sebaiknya sarana dan prasarananya lebih ditingkatkan lagi sehingga dapat menunjang pelaksanaan aktifitas
penggajian. 3. Penggunaan kode perkiraan pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat sudah
sangat spesifik. Tetapi, akan lebih baik jika kode perkiraan yang digunakan tidak terlalu sering mengalami perubahan sehingga akan lebih efektif.
4. Pelaksanaan sistem dan prosedur pengesahan pembayaran yang diterapkan di PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat sudah sangat baik. Tetapi, sebaiknya
pengendalian internnya lebih ditingkatkan lagi. Agar tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan dalam proses pembayaran gaji pegawai.
5. Dengan adanya hambatan yang mungkin terjadi didalam pelaksanaan proses penggajian, sebaiknya bagian IT pada PT. Kereta Api Persero Kantor Pusat