Pendahuluan Ketahanan Budaya Masyarakat Lokal Di Wilayah Perbatasan Indonesia - Malaysia

Artikel KUIS 1 1 KETAHANAN BUDAYA MASYARAKAT LOKAL DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA - MALAYSIA Culture Resillience Of Local Society In An Indonesia - Malaysia Border Area Dewi Kurniasih 1 Abstrak Perbatasan suatu negara bukan merupakan batas suatu area kebudayaan. Seringkali dua negara yang berbeda justeru memiliki satu budaya yang sama. Masuknya budaya asing dapat menimbulkan benturan nilai terhadap ketahanan budaya lokal. Ancaman globalisasi tak bisa dihindari. Namun, selama kita memiliki ketahanan budaya yang tangguh, kebudayaan luar tidak akan mengakibatkan pudarnya nasionalisme bangsa. Abstract A border of a country cannot be considered as a limitation of cultural area. Two different countries sometimes have one same culture. When a foreign culture goes into a certain country, it can cause clash of values to local culture resillience. The globalization threat is unavoidable. Nevertheless, as long as the country has firm culture resilience, its nationalism cannot be weaken by the foreign country.

1. Pendahuluan

Perbatasan negara merupakan salah satu bentuk utama kedaulatan wilayah suatu negara. Hal ini terkait dengan penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber kekayaan alam, penjagaan keamanan dan keutuhan wilayah. Penentuan perbatasan negara dalam banyak hal ditentukan oleh proses historis, politik, hukum nasional dan internasional. Kawasan perbatasan yang luas dan jumlah penduduk yang relatif kecil serta persebaran tidak merata menyebabkan rentang kendali pemerintah, pembangunan, 1 Lecture of Government Science Departement FISIP Unikom 2 pengawasan dan pembinaan masyarakat sulit dilakukan. Padahal pada hakekatnya pembangunan di wilayah perbatasan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Kondisi ini menyebabkan masyarakat perbatasan mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan sosial ekonomi yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan dengan wilayah maupun antar negara. Pandangan awam mengenai perbatasan seringkali dikonsepsikan sebagai garis nyata yang membatasi dua atau lebih negara. Konsepsi ini mengartikulasikan perbatasan sebagai tanda terdapatnya batas yang tegas atas daerah-daerah kebudayaan. Pada kenyataannya, perbatasan suatu negara bukan merupakan batas suatu area kebudayaan. Seringkali dua negara yang berbeda justeru memiliki satu kebudayaan yang sama. Seiring perkembangan zaman, negara-negara modern muncul dengan batas- batas teritori yang tegas dan menegaskan tentang suatu kebudayaan negara. Perkembangan batas- batas teritori menjadi penting dan menegaskan istilah “kita” dan “mereka” memunculkan suatu pembentukan identitas yang juga membedakan antara warga negara A dengan warga negara B. Tidak terkecuali, pada masyarakat yang bermukim di wilayah perbatasan, masyarakat tersebut secara deprivasi mendapatkan identitas sebagai warga suatu negara yang berbeda dengan warga negara lain yang wilayahnya berbatasan darat secara langsung. Masyarakat di perbatasan antara dua negara yang berhimpitan ini memiliki karakteristik kebudayaan yang khas. Kebudayaan yang khas tersebut dimungkinkan karena masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan memiliki 3 mobilitas yang memungkinkan mereka untuk keluar dan masuk kembali ke negaranya terutama mereka yang berada di pesisir. Sebagian besar wilayah perbatasan di Indonesia ini berada dalam posisi periferal yang jauh dari pusat negara. Kondisi ini menimbulkan kenyataan bahwa kehidupan masyarakat yang bermukim di wilayah perbatasan terkadang masih terasa asing dan sulit dibayangkan oleh publik. Studi-studi sosial di daerah perbatasan Indonesia sendiri baru dimulai sejak akhir 1990-an. Pemahaman tentang wilayah perbatasan hanya diperoleh secara parsial dari sisi teritorial Indonesia. Pemahaman mengenai wilayah perbatasan menciptakan proses adaptasi di masyarakat. Adaptasi tidak selalu dihubungkan pada penegasan lingkungan secara normatif, tetapi dalam beberapa hal pada pola dari lingkungan atau hanya kondisi yang extreme. Adaptasi dilihat sebagai respon kultural atau proses yang terbuka pada proses modifikasi dimana penanggulangan dengan kondisi untuk kehidupan oleh reproduksi selektif dan memperluasnya. Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI memiliki 17.508 pulau. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan archipellagic state. Secara geografis posisi ini sangat strategis, karena berada pada posisi silang diantara benua Asia dan Australia serta diantara Samudera Hindia dan Pasifik. Pulau-pulau tersebut dihubungkan oleh laut-laut dan selat-selat di wilayah Nusantara. Indonesia berbatasan dengan banyak negara tetangga. Perbatasan tersebut meliputi wilayah baik darat maupun laut. Wilayah daratan Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara yaitu Malaysia Kalimantan Barat dan Kalimantan 4 Timur yaitu dengan Serawak dan Sabah, Provinsi Papua dengan Papua New Guinea dan Nusa Tenggara Timur dengan Timor Lorosae. Sedangkan di wilayah laut, Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Palau, Papua New Guinea, Australia dan Timor Lorosae. Selanjutnya tulisan ini hanya melihat kondisi perbatasan wilayah antara Indonesia dengan Malaysia khususnya di Pulau Kalimantan. Panjang perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Pulau Kalimantan mencapai 2004 km. Sepanjang 966 km perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia terletak di wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Negeri Serawak. Sedangkan di Kalimantan Timur, panjang perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia sekitar 1.308 km, berbatasan langsung dengan Negeri Serawak dan Negeri Sabah Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Pertahanan dan Keamanan, 2008. Bagian paling utara dari Provinsi Kalimantan Timur, terdapat Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah Malaysia. Kabupaten ini memiliki 7 tujuh kecamatan yang berbatasan langsung dengan wilayah negara Malaysia. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Nunukan, Krayan, Krayan Selatan, Sebuku, Lumbis, Sebatik Barat, dan Sebatik. Selain perbatasan darat, terdapat pula perbatasan laut yang terletak di utara Pulau Sebatik, tepatnya di Desa Pancang, Kecamatan Sebatik. 5

2. Maksud