Pedoman Quality Control_2014
Buku 7
!j
10.7
Ind
p
PEDOMAN
QUALITY CONTROL
@l
......
KEME""RI" 'ESEHATAN RI
BADAN PPSDM KESEHATAN
.. . • PUSDIKLAT APARATUR
. .."..,...
TAHUN 2013
l..
L
L
KATA SAMBUTAN
Untuk meningkatkan kompetensi SOM Kesehatan, salah satu
upayanya adalah melalui pelatihan . Oleh karena itu , pelatihan
yang diselenggarakan seyogyanya bermutu agar dapat
meningkatkan kompetensi SOM kesehatan.
Oalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan,
diperlukan aud it mulai dari persiapan , penyelenggaraan dan
hasil pelatihan. Oengan demikian diharapkan semua
pelaksanaan
pelatihan
di
bidang
kesehatan
dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya .
Oisadari bahwa dari waktu ke waktu pelatihan di bidang
kesehatan semakin meningkat, oleh karena itu agar seluruh
pelatihan di bidang kesehatan dapat dipertanggungjawabkan
kualitasnya , maka peran pelaksanaan Quality Control menjadi
penting .
Oengan diterbitkannya Pedoman Quality Control ini diharapkan
semua pelatihan di bidang kesehatan dapat dilaksanakan
sesuai dengan yang seharusnya , sehingga kompetensi para
alumninya dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
'-
Ucapan terimakasih dan penghargaan , kami sampaikan kepada
semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Pedoman
Quality Control Inl, semoga pedoman In! betul-betul
dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kualitas pelatihan.
i]Z
[NM
M
BGMエゥセ。j@
セ。ォイエ
L@
November 2012
Badan PPSOM Kesehatan
Z| セ BzM
tun
Suseno Sutar"o M. Kes
NIP. 195810171984031004
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
tersusunnya revisi Pedoman Quality Control sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan .
Untuk pelaksanaan audit terhadap penyelenggaraan pelatihan ,
Pusdiklat SDM Kesehatan pada tahun 2003 telah menerbitkan
Pedoman Quality Control. Setelah pedoman tersebut
diterapkan pada pelatihan yang diselenggarakan di pusat
maupun daerah , ternyata dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
dengan
semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
bermutu , maka berdampak pada semakin beragam dan
banyaknya pelatihan yang diselenggarakan.
Agar kualitas pelatihan yang diselenggarakan baik di pusat
maupun daerah dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya ,
maka Pedoman Quality Control yang disusun tahun 2003 sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini. Oleh karena itu
Pedoman Quality Control tahun 2003 telah direvisi , dengan
harapan akan sesuai dengan kebutuhan sa at ini.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Kami menyadari
bahwa pedoman ini belum sempurna , oleh karena itu masukan
untuk penyempurnaannya sangat kami harapkan.
DAFTAR 151
Hal.
KATA SAMBUTAN ........... ... .......................................... .... .
KATA PENGANTAR ............................... ............. .. ......... .. ..
DAFTAR lSi ............ .. ................................... ............ ..........
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN ....... ..................... .. ..... .... ...........
A . Latar Belakang .. ........ .......... ............ ...... .. .......
B. Tujuan ........ .... .. .. .... .. ..... .. .. ... .. .... .... .. .. .. .... .. .. ..
C. Sasaran ................................ ..... ......... .. .. .. .. ....
D. Manfaat .............. .................. ........ ............... ...
E. Ruang Lingkup Pedoman Quality Control .. .. ...
1
1
3
3
3
4
BAB II
PELAKSANAAN .. .. .... .. .... .. .. ...... .. ...................... ....
A . Tujuan Pelaksanaan Quality Control .... .. .. ......
B. Sasaran .............................. ... .. .... ..... ... ...........
C. Waktu dan Tempat...... ................. .. ................
D. Pelaksana ...................................... .......... .. .. ..
E. Prosedur Pelaksanaan ...................................
F. Metode .... .......... .. .. ...................... .. .................
G. Pelaksanaan .............................. .. .. ..... .. .........
H. Pelaporan ........ ...... ... ... ............ ... .. ....... ...........
I.
Laporan Quality Control ......... .... ............. .. .....
5
5
5
5
6
6
19
19
23
26
BAB III PENUTUP ..... .. ....... .... ................... .. .... ..................
28
Daftar Istilah ....... ............ .. ... .. ........ ...... ... ... .... .. ... .... ......... ...
29
Lampiran 1. Daftar Tilik Audit terhadap Faktor Input
(Persiapan) Penyelenggaraan .. .. .. .... .. .. .. ...... ..
Lampiran 2. Daftar Tilik Audit terhadap Proses
Penyelenggaraan Pelatihan.. .. .. ...... ...... .. ........
Lampiran 3. Daftar Tilik Audit terhadap Output
Penyelenggaraan Pelatihan.. .......... ................
33
35
38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh mutu aparatur kesehatan itu sendiri. Hal ini
seperti yang tercantum dalam salah satu strategi Rencana
Aksi Program Badan PPSOM Kesehatan yang menyatakan
bahwa Penguatan Pembinaan dan Pengawasan Mutu SOM
Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas SOM
Kesehatan sesuai kompetensi yang diharapkan dalam
mendukung kebutuhan pembangunan .
-
Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan mutu
SOM Kesehatan salah satunya adalah melalui pelatihan.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (pasal 13) menetapkan , bahwa
pelatihan di bidang kesehatan wajib memenuhi persyaratan
tersedianya calon peserta pelatihan , ten aga pelatih ,
kurikulum pelatihan , sumber dana yang menjamin
kelangsungan penyelenggaraan pelatihan serta sarana dan
prasarana . Sedangkan PP Nomor: 101 tahun 2000 tentang
Pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) menyatakan bahwa pengendalian diklat dilakukan
melalui standarisasi dan akreditasi diklat. Sedangkan pada
pasal 12 menyatakan bahwa jenis dan jenjang diklat teknis
ditetapkan oleh institusi teknis . Artinya untuk pelatihan yang
sifatnya substansi merupakan tanggung jawab dari instansi
teknis. Sebagai tindak lanjut dari PP Nomor: 32 dan 101
tersebut, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725 tahun 2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang
Kesehatan . Berdasarkan Keputusan Menteri tersebut, pada
tahun 2003 telah disusun petunjuk pelaksanaan akreditasi
yang mengatur tata cara pelaksanaan akreditasi pelatihan
sebagai penetapan standar suatu pelatihan yang akan
diselenggarakan dan petunjuk tersebut juga sudah
disempurnakan .
Akreditasi Pelatihan pada hakekatn ya adalah Quality
Planning , yaitu penetapan standar pelatihan yang
merupakan penilaian rencana penyelenggaraan pelatihan
yang tertuang dalam suatu dokumen secara tertulis sesuai
dengan format dalam Kepmenkes No.725/2003. Oengan
telah dilakukannya akreditasi, berarti suatu pelatihan diakui
kelayakannya dan diharapkan dapat diselenggarakan
secara bermutu .
Oleh karena itu untuk melakukan pengujian atau verifikasi,
perlu
dilakukan
penilaian
kesesuaian
suatu
penyelenggaraan
pelatihan
dengan
standar
yang
ditetapkan , atau kesesuaian dengan rencana yang telah
dibuatnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu
dilakukan Quality Control (Pengendalian Mutu ) terhadap
proses Penyelenggaraan , dalam hal ini dilakukan pada sa at
pelatihan sedang berlangsung. Agar Quality Control pada
proses penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan perlu
disusun Pedoman Quality Control terhadap proses
penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan yang
merupakan acuan untuk melakukan pengendalian mutu
proses penyelenggaraan pelatihan .
Pada tahun 2003 Pusdiklat SOM Kesehatan telah
menerbitkan Pedoman Quality Control. Namun berdasarkan
hasil implementasinya , saat ini ada beberapa hal yang
sudah tidak relevan lagi , sehingga diperlukan revisi
terhadap Pedoman Quality Control terse but.
B. Tujuan
Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai acuan untuk
terhadap
proses
melakukan
pengendalian
mutu
penyelenggaraan pelatihan .
C. Sasaran
Pedoman ini ditujukan bagi:
1. Tim Pengendali Mutu.
2. Tim akreditasi pelatihan pusat dan propinsi.
3. Struktural penanggung jawab pelatihan.
4. Pejabat yang ditunjuk untuk melakukan Quality Control.
D. Manfaat
Manfaat pedoman bag i:
1. Pusdiklat Aparatur
Sebagai
acuan
untuk
pengendalian
mutu
penyelenggaraan pelatihan di bidang kesehatan dan
pembinaan bagi penyelenggara .
2. Penyelenggara pelatihan
Sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelatihan
yang berorientasi mutu mulai dari input, proses dan
output pelatihan .
3. Peserta pelatihan
Mendapatkan pelatihan yang berorientasi mutu .
4 . Tim Akreditasi
Sebagai acuan dalam melakukan audiUQuality Control
terhadap penerapan hasil akred itasi pelatihan .
E. Ruang Lingkup Pedoman Quality Control
BAB I.
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang , tujuan ,
sasaran , manfaat, dan ruang lingkup pedoman
Quality Control.
BAB II.
PELAKSANAAN
Bab ini menjelaskan tentang tujuan , sasaran ,
waktu dan tempat, pelaksana , prosedur, metode,
pelaksanaan , dan pelaporan Quality Control.
BABIlI. PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari Pedo man
Quality Control.
Dafta r Istilah
BAB II
PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan Quality Control ada beberapa hal yang
harus diperhatikan , yaitu :
A . Tujuan Pelaksanaan Quality Control
1. Tujuan umum:
Untuk mendapatkan data dan informasi tentang
kesesuaian antara perencanaan penyelenggaraan suatu
pelatihan
(hasil
akreditasi
pelatihan)
dengan
pelaksanaan pelatihan.
2. Tujuan khusus:
Untuk mendapatkan data dan informasi tentang proses
penyelenggaraan tentang :
a. Persiapan pelatihan .
b. Pelaksanaan pelatihan.
c. Evaluasi pelaksanaan pelatihan.
B. Sasaran
Quality Control pelatihan dilakukan terhadap pelatihan yang
rencana pelatihannya telah diakui dengan pernyataan telah
terakreditasi.
C. Waktu dan Tempat
1. Quality Control dilaksanakan pada saat pelatihan
sedang berlangsung.
2 . Quality Control dilaksanakan di tempat penyelenggaraan
pelatihan .
D. Pela k sana
Pelaksana Quality Control (QC) dikenal dengan istilah
auditor. Auditor dalam pelaksanaan QC adalah :
1. Tim Pengendali Mutu (TPM) yang ada di institusi diklat
penyelenggara pelatihan atau tim audit internal.
2. Struktural penanggungjawab pelalihan alau pejabat
yang dilunjuk unluk melakukan QC.
3. Tim akredilasi pelalihan pusal dan propinsi.
E. Prosedu r Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan Quality Control (QC) yang
dilaksanakan oleh Tim Pengendali Mulu (TPM) , struktural
dan Tim Akredilasi Pelalihan pada umumnya sama , mulai
dari:
"aud itor mempelajari berkas akreditasi
pelatihan yang akan di QC sampai dengan
auditor membuat rekomendasi atas hasil QC'
-
-
---
,_
____
__ . -;;;;J
Sedangkan yang membedakan adalah tata laksana langkah
awal dan langkah akhir saat auditor menyampaikan laporan .
Kegiatan yang dilakukan baik oleh Tim Pengendali Mutu
(TPM), struktural maupun Tim Akreditasi Pelatihan disebut
dengan " Pelaksanaan QC", rinciannya adalah sebagai
berikut:
1. Auditor mempelajari berkas akreditasi pelatihan yang
akan di QC.
mempersiapkan
merencanakan
dan
2. Auditor
pelaksanaan QC.
3. Auditor melaksanakan QC terhadap:
a. Faktor input yang merupakan audit terhadap
kesesuaian penerapan rencana pelatihan dan
セ@
...J
langkah-Iangkah yang dilakukan pada waktu
persiapan .
b. Faktor
proses
penyelenggaraan
pelatihan ,
merupakan audit yang dilakukan terhadap proses
penyelenggaraan pelatihan dan langkah-Iangkah
yang dilakukan pada saat penyelenggaraan (mulai
dari pembukaan
sampai dengan
penutupan
pelatihan termasuk didalamnya pre test, eva luasi
pelatih , evaluasi penyelenggaraan dan post test).
c. Faktor output, merupakan audit terhadap hasil
belajar peserta .
d. Peran Pengendali Pelatihan dalam pelaksanaan
pelatihan
4. Auditor menyusun laporan hasil audit.
5. Auditor mendiskusikan laporan hasil audit dengan
penyelenggara .
6. Auditor membuat rekomendasi atas hasil QC.
Perbedaan prosedur pada tahap tata laksana langkah awal
dan langkah akhir saat auditor "menyampa ikan laporan "
pad a Tim Pengendali Mutu (TPM) , struktural dan Tim
Akreditasi Pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pelaksanaan QC oleh TPM yang ada di
institusi diklat penyelenggara pelatihan atau Tim Audit
Internal.
TPM terbentuk apabila institus i dik lat (Bapelkesl
Institusi Diklat) penyelenggara pelatihan di provinsi telah
terakred itasi , sehingga Tim Akreditasi Pelatihan telah
terbentuk dan telah melaksanakan tugasnya . Apabila
Tim Akreditasi Pelatihan di provinsi yang anggotanya
merupakan gabungan antara Dinas Kesehatan Provinsi
dengan Bapelkes belum terbentuk maka Tim Akreditasi
Pelatihan yang ada di Bapelkes/lnstitusi Dlklat
seharusnya sudah terbentuk dan sudah berjalan . Hal ini
terjadi karena didalam akreditas i institusi diklat ada
Komponen
Pelayanan
Diklat
yang
didalamnya
mempersyaratkan berjalannya akreditasi pelatihan yang
dilakukan oleh Tim Akreditasi Pelatihan .
a. Prosedur QC bagi TPM Institusi Diklat di pusat
maupun d i provinsi yang Tim Akreditas i
Pelatiha nnya sudah berjalan
QC dilakukan terhadap pelatihan yang terakreditasi.
Apabila TPM berada di Institusi Diklat yang
merupakan
UPT
pusat
maka
prosedur
pelaksanaa n QC adalah sebagai berikut:
1) TPM ditetapkan oleh Pimpinan Institusi Diklat.
2) TPM mengumpulkan informasi awal tentang
pelatihan-pelatihan yang telah terakreditasi.
3) TPM menginventarisir rencana pe laksanaan
pelatihan yang telah terakreditasi.
4) TPM menentukan pelatihan yang akan di QC.
5) Pimpinan Institusi Diklat mengirimkan surat
kepada T im Akreditasi Pelatihan Pusat untuk
pelaksanaan QC yang akreditasi pelatihannya
d ilaksanakan d i Pusat dan kepada T im
Akred itasi
Pelatihan
Propinsi
untu k
pelaksanaan QC yang akred it asi pelat ihannya
dilaksanakan di daerah. Maksud mengirimkan
surat adalah untuk meminta foto copy berkas
pelatihan yang telah terakreditasi.
6) Sekretaris T im Akreditasi Pelatihan Pusat
atau Tim Akreditasi Pelati han Provins i
mengirimkan foto copy berkas akreditasi
pelatihan yang telah terakreditasi sesuai
permintaan berupa foto copy kepada Pimpinan
institusi diklat atau penanggung jawab program .
7) Pimpinan Institusi Diklat atau penanggung jawab
program pelatihan memberikan foto copy berkas
pelatihan yang telah terakreditasi kepada TPM .
-
8) TPM menentukan auditor yang akan melakukan
QC.
9) Auditor mendapatkan su rat tugas dari pimpinan
institusi diklat.
10)TPM memberitahu penyelenggara pelatihan
tentang rencana pelaksanaan QC.
11) Pelaksanaan QC (seperti yang dijelaskan
pad a halaman 19-22).
12)Auditor menyampaikan laporan hasil audit dan
rekomendasinya kepada TPM .
13) TP M menyampaikan laporan hasil QC termasuk
rekomendasinya kepada Pimpinan Institu si Diklat
dan te mbusannya kepada Tim Akreditasi
Pelatihan PusaUProvinsi.
b. Bila Tim Akreditasi Pelatihan Provinsi belum
berjalan.
Dalam hal ini pelatihan yang di QC adalah pelatihanpelatihan yang diakreditasi oleh Tim Akred itasi
pelati han Bapelkes dan pe laksanaan QC tetap
dilakukan oleh TPM .
Prosedur yang dilakukan sama dengan Tim
Akreditasi Pelatihan Provinsi yang sudah berjala n,
tetapi pada langkah 5) dan 6) menjadi:
1) Ti m mengirimkan su rat kepada Tim Akreditasi
Pelatihan Bapelkes/lnstitusi Diklat untuk
meminta foto copy berkas akreditasi pe latihan
yang akan diaudit
2) Sekretaris Akreditasi Pelatihan Bapelkesl
Institusi Diklat mengi rimkan berkas akreditasi
pelatihan sesuai pe rmintaan berupa fotocopy.
2. Prosedu r pelaksanaan QC yang dilakukan oleh
struktural penanggung jawab pelatihan atau pejabat
yang ditunjuk baik di pusat maupun daerah.
QC dapat dilakukan oleh pemilik program , sehingga
pelaksananya adalah struktural penanggungjawab
pelatihan atau menugaskan stat yang dianggap
kompeten .
Prosedur yang dilakukan adalah sebaga i berikut :
a. Struktural
penanggungjawab
program
menginventarisir pelatihan-pelatihan yang telah
terakreditasi.
b. Struktural penanggungjawab program menentukan
pelatihan-pelatihan yang akan di QC.
c. Stru ktural/pejabat
penanggungjawab
program
menentukan
dan
menunjuk
stafnya
untuk
melaksanakan QC dengan cara menerbitkan surat
tugas .
Pegawai
yang
ditugaskan
untuk
melaksanakan QC disebut auditor.
d. Struktural/pejabat penanggung jawab program di
pusat mengirim surat kepada Tim Akreditasi Pusat,
sedangkan di daerah mengirmkan surat kepada Tim
Akreditasi Provinsi untuk mendapatkan fotocopy
dokumen-dokumen
pelatihan
yang
telah
terakreditasi.
e. Sekretariat Tim Akreditasi Pelatihan Pusatl
Provinsi memberikan fotocopy berkas akreditasi
pe latihan
kepada
strukturallpenanggungjawab
program .
f. Strukturallpenanggungjawab program memberitahukan
tentang rencana pelaksanaan QC kepada
penye lenggara pelatihan .
g. Petugas yang ditunjuk, melaksanakan QC
(seperti yang dijelaskan pada halaman 19-22).
h . Auditor menyampaikan laporan beserta rekomendasi
hasil QC kepada penanggungjawab program
pelatihan.
i. Penanggungjawab program pelatihan memberikan
hasilnya
kepada
Tim
Akreditasi
Pelatihan
PusaUProvinsi.
3. Prosedur pelaksanaan QC yang dilakukan oleh Tim
Akreditasi Pelatihan baik di pusat maupun di
Provins i.
Pelatihan
PusatiProvinsi
a. Tim
Akreditasi
menginventarisir pelatihan-pelatihan yang telah
mendapatkan surat keterangan terakred itasi.
b. Tim Akreditasi Pelatihan Pusatlprovinsi menentukan
pelatihan-pelatihan yang akan di QC.
c. Ti m Akreditasi Pelatihan PusatiProvinsi menu njuk
dan mene rbitkan surat tugas anggotanya untuk
melaksanakan QC. Anggota yang ditunjuk disebut
auditor.
d. Sekretaris Tim Akred itasi Pelatihan PusatiProvinsi
memberikan foto copy berkas akreditasi pelatihan
yang akan di QC kepada auditor).
e. Pelaksanaan QC (seperti yang dijelaskan pada
halaman 19-22).
f. Auditor menyerahkan laporan hasil QC disertai
dengan rekomendasinya kepada Tim Akreditasi
Pelatihan PusatiProvinsi.
g. Tim Akreditasi Pelatihan PusatiProvinsi memberikan
feedback atas hasil QC kepada penyelenggara
pelatihan .
h. Tim Akreditasi Pelatihan Pusat menyampaikan
laporan hasil QC dan rekomendasinya kepada
Kepala
Pusdiklat
Aparatur,
sedangkan
Tim
Akreditasi Provinsi menyampaikan laporan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Alur Pelaksanaan QC di PusatlProvinsi
(Langkah-Iangkah pelaksanaan QC oleh TPM , pejabat struktural, dan tim akreditasi)
Lan gka h
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PEJABAT STRUKTURAL
TPM
TIM AKREDITASI
I
Ditetapkan oleh pimpinan institusi
diklat
Mengumpulkan informasi awal tentang pelatihan-pelatihan yang telah terakreditasi
Menginventarisir pelatihan-pelatihan yang telah terakreditasi dan rencana pelaksanaannya
Menentukan pelatihan yang akan di QC
Strukturalipejabat penanggung
Pimpinan Institusi Diklat
Sekretaris Tim Akreditasi Pelatihan
jawab program mengirimkan surat memberikan berkas akreditasi
mengirimkan surat kepada Tim
kepada Tim Akreditasi Pelatih an pelatihan kepada auditor
Akreditasi Pelatihan PusatiProv
PusatlProv untuk meminta foto
untuk meminta foto copy berkas
copy berkas pelatihan yang telah
pelatihan yang telah terakreditasi .
terakreditasi .
Sekrelaris Tim Akreditasi Pelatihan Pusal atau Provinsi mengirimkan foto copy berkas akreditasi pelatihan
Auditor melaksanakan QC terhadap faktor input, proses, output dan peran Pengendali Pelatihan dalam
pelatihan .
Laporan, diskusi hasil audit, dan menyampaikan rekomendasi kepada penyelenggara
Laporan dan rekomendasi
Laporan dan rekomendasi
Laporan dan rekomendasi
disampaikan kepada penanggung
disampaikan kepada TPM
didiskusikan dengan tim akreditasi
jawab program pelatihan
TPM menyampaikan laparan dan
Tim akreditasi memberikan
rekomendasi kepada Pimpinan
feedback kepada penyelenggara
Institusi Diklat
Tim akreditasi menyampaikan
laporan kepada ka. Pusdiklat
Aparatur/Ka Dinkes Prov
I
CiD
I II
(,
(,
(
(
I I
l
l
l
l
-
F. Metode
Metode dalam melakukan QC adalah :
1. Observasi
Yaitu melihat secara lang sung dan mengamati kegiatan
yang sedang berlangsung .
2. Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab dengan penyelenggara ,
pelatih , peserta , dan pengendali pelatihan serta pihak
yang terkait .
3. Cek dokumen
Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan
untuk kelang sungan proses penyelengggaraan pelatihan
Pemilihan metode tersebut merupakan kewenangan dan
tanggung jawab tim audit dan disesuaikan dengan
kebutuhan .
G. Pelaksanaan
Sebagaimana telah dikemukakan , bahwa pelaksanaan
Quality
Control
pelatihan
pad a
dasarnya
adalah
pelaksanaan kegiatan audit mutu , selama proses
pelaksanaan pelatihan . Oleh karena itu , idealnya dilakukan
dengan mengikuti proses pelatihan mulai dari persiapan
sampai pelatihan selesai , seh ingga audit dilakukan terhadap
faktor input, proses dan out put pelatihan .
1. Audit terhadap faktor input: merupakan audit terhadap
kesesuaian penerapan rencana pelatihan dan langkahlangkah yang dilakukan pada waktu persiapan .
a. Variabel yang diaudit
Varia bel yang diaudit adalah berdasarkan standa r
minimal input penyelenggaraan pelatihan yang
mengacu
pad a
rencana
pelatihan
(akreditasi
pelatihan).
Standar minimal tersebut adalah:
1) SK Penyelenggara Pelatihan .
2) Jadwal pelatihan sesuai dengan kurikulum.
3) Pengendali pelatihan yang dinyatakan dengan surat
tugas dan sesuai kriteria.
4) Bahan ajar sesuai dengan materi.
5) Instrumen evaluasi, terdiri dari:
a) Form evaluasi peserta:
(1) Pre/post test
(2) Check list (keterampilan )
b) Form evaluasi fasilitator
c) Form evaluasi penyelenggara
6) Panduan penugasan
7) Kerangka acuan/panduan Praktik Lapangan/PL
(apabila ada)
8) Tempat penyelenggaraan sesuai dengan fungsinya
9) Kerangka acuanlTOR pelatihan
Daftar tilik persiapan penyelenggaraan
dapat dilihat pad a lampiran 1.
pelatihan
b. Waktu audit:
Audit dilaksanakan pada saat pelatihan dimulai.
c. Cara:
1) Pelajari hasil penilaian rencana pelatihan (hasil
akreditasi pelatihan).
2) Cek dokumen persiapan
pelatihan , dengan
memberi tanda pada kolom "sesuai atau tidak" dan
"ada atau tidak" pada daftar tilik persiapan
pelatihan.
..J
3) Coeokkan variabel dengan standar. Sta ndar
mengaeu pada akreditasi pelatihan dan Pedoman
Pengendali Pelatihan .
4) Coeokkan kesesuaian variabel yang berhubungan
dengan Pengendali Pelatihan , terhadap Pedoman
Pengendali Pelatihan .
Dalam menilai sesuai tidaknya tiap variabel digunakan
standar.
2. Audit terhadap faktor proses penyelenggaraan pelatihan ,
merupakan audit yang dilakukan terhadap proses
penyelenggaraan pelatihan dan langkah-Iangkah yang
dilakukan pada saat penyelenggaraan.
a. Variabel yang diaudit.
Variabel yang diaudit pada proses penyelenggaraan
pelatihan adalah :
1) Proses pembelajaran , meliputi:
a) Penjajagan kemampuan awal peserta (pre test,
brainstorming, dll).
b) Kontrak belajar (dinamika kelompok , BLe, dll).
e) Sekuensi penyampaian materi.
d) Evaluasi pelatih.
e) Penyampaian proses pembelajaran .
2) Proses pelaksanaan pelatihan , meliputi :
a) Respon
penyelenggara
terhadap
keluhan
peserta dan pelatih.
b) Absensi peserta.
e) Eva luasi penyelenggaraan .
d) Penerapan dan fungsi Pengendali Pelatihan ,
meliputi:
• Meraneang proses
• Mengendalikan proses
• Meneatat proses pembelajaran
Daftar tilik proses pembelajaran dapat dilihat pada
lampiran 2.
b. Waktu audit:
1) Dilakukan pada saat pelatihan sedang berlangsung ,
mulai dari penjajagan peserta sampai evaluasi.
2) Idealnya pelaksana Quality Control pada proses
penyelenggaraan pelatihan dilakukan selama
pelatihan dari sesi ke sesi, tetapi apabila tidak
dimungkinkan maka auditor harus mempelajari hasil
akreditasi pelatihan terlebih dahulu sehingga dapat
menentukan kapan saatnya harus melakukan
observasi,
dengan
memperhatikan
proses
pembelajaran yang dianggap penting/inti. Untuk
mendapatkan informasi proses pembelajaran yang
lengkap dari setiap sesi , sebagai dasar penilaian
dapat menggunakan catatan harian Pengendali
Pelatihan .
c. Cara :
lsi daftar tilik proses pelatihan pada langkah-Iangkah
yang dilakukan dengan memberi tanda pada huruf a
atau b pada kolom pilihan , memberi tanda pada kolom
"dilakukan atau tidak" dan "sesuai/tidak".
3. Audit terhadap faktor output: merupakan audit yang
dilakukan terhadap hasil belajar peserta .
a. Variabel yang diaudit:
1) Evaluasi
peserta
berupa
post
test,
test
komprehensif (bila ada).
2) In strumen post test, instrumen test komprehensif
(bila ada ).
3) Penilaian ketrampilan setiap orang (untuk pelatihan
teknis)
4) In strumen penilaian ketrampilan
5) Nilai hasil evaluasi belajar
6) Nilai hasil evaluasi pembelajaran digunakan untuk
kelulusan (untuk pelatihan teknis)
7) Kelulusan digunakan untuk dasar kelayakan
mendapatkan sertifikat (untuk pelatihan teknis)
Daftar tilik hasil belajar dapat dilihat pad a lampiran 3.
b. Waktu audit:
Audit terhadap faktor out put dilaksanakan pada akhir
pelatihani setelah seluruh sesi diselesaikan .
c. Cara :
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta latih dilakukan
dengan mengilsi daftar tilik evaluasi hasil belajar
dengan memberi tanda pad a huruf a atau b dalam
kolom pilihan .
H. Pelaporan
lsi pelaporan merupakan catatan harian auditor yang terdiri
dari :
1. Catatan penyelenggaraan pelatihan yang meliputi:
a. Kesesuaian antara tempat yang direncanakan dengan
realisasi.
b. Kesesuaian antara waktu yang direncanakan dengan
realisasi.
c. Kesesuaian antara jumlah jam pelajaran dengan
realisasi.
--
2. Catatan kegiatan panitia yang meliputi:
a. Keterlibatan panitia dalam penyelenggaraan pelatihan
meliputi perencanaan, persiapan , pelaksanaan dan
evaluasi.
b. Panitia yang piket dan bertugas mengikuti proses
pembelajaran di kelas untuk membantu Pengendali
Pelatihan. Untuk mendapatkan informasi kegiatan
panitia dilakukan dengan observasi atau ditanyakan
kepada salah seorang panitia.
3. Catatan peran Pengendali Pelatihan , meliputi:
a. Keterlibatan Pengendali Pelatihan dalam merancang
proses pelatihan yang mengacu pada kurikulum :
1) Tujuan pelatihan .
2) Materi pelatihan .
3) Lama pelatihan .
4) Metode pembelajaran .
5) Metode evaluasi.
6) Membantu menyusun jadwal.
7) Urutan materi.
8) Memilih fasilitator.
9) Menentukan alat bantu dan metode pelatihan.
10) Merancang instrument evaluasi.
11) Menyusun rancangan PL Oika ada ).
b. Keterlibatan Pengendali Pelatihan dalam proses
pembelajaran:
1) Mengendalikan proses pembelajaran .
2) Membuat laporan proses pembelajaran .
3) Sebagai penghubung antara panitia dengan
fasilitator, peserta dengan penyelenggara .
4) Memberi motivasi kepada peserta yang kurang
aktif.
c. Keterlibatan Pengendali Pelatihan dalam merancang
instrumen evaluasi. Hal tersebut di alas dapat
ditanyakan kepada salah seorang panitia.
4 . Catatan proses pembelajaran me lip uti:
kurikulum
dengan
a. Kesesuaian
anlara
pembelajaran.
b. Catatan terhadap fasilitator.
c. Catatan terhadap peserta.
proses
-'
Sistematika pelaporan auditor sebaga i berikut:
Nama Pelatihan
Waktu Pelatihan
Tempat Pelatihan
Waktu Pe laksanaan QC
Petugas QC
Catatan Penyelenggaraan
Pelatihan :
Catatan Kegiatan Pan itia :
Pelaporan dilengkapi dengan formulir laporan ketidaksesuaian .
FORMULIR LAPORAN
KETIDAKSESUAIAN
Nama Pelatihan
Waktu Pelatihan
Waktu Audit
Tempat Pe latihan
Instansi Penyelenggara
FAKTOR
URAIAN
KESESUAIAN
URAIAN
KETIDAKSESUAIAN
BUKTI-BUKTI
REKOMENDASI
OBJEKTIF
INPUT
PROSES
OUTPUT
... . . . .......... . . .. .. .. . . . . .
I.
Laporan QC
Laporan yang dimaksudkan be rikut ini adalah laporan yang
disusun oleh
koo rdinator Quality Control, setelah
mendapatkan pelaporan dari aud itor.
Sistematika Laporan Quality Control yang disusun oleh
koordinator Quality Control setelah mendapatkan pelaporan
dari auditor ada lah sebaga i berikut:
Bab I.
Pendahuluan
A. Latar belakang dilakukannya Quality Control
B. Maksud dan tujuan Quality Control
C. Ru ang lingkup Quality Control
Bab II.
Pelaksanaan Quality Control
A . Persiapan pelaksanaan
Berisi kegiatan mulai dari proses penyusunan
Kerangka
Acuan , SK, penyusunan
jadwal ,
penyusunan instrumen , pembagian tim Quality
Control dan kegiatan lain yang mendukung .
B. Pelaksanaan
Berisi tentang tahap pelaksanaan aG, siapa yang di
aG, kegiatan yang di aG dan hasil temuan audit
pelaksanaan suatu pelatihan
G. Sumbe r dana
Berisi tentang sumber dana kegiatan Quality
Control.
D. Kendala
Berisi tentang kendala yang muncul di dalam
pelaksanaan Quality Control.
Bab III. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berisi tentang pelaksanaan kegiatan dibanding
perencanaannya .
B. Saran
Merupakan saran -sa ran penyelesaian dari kenda lakenda la yang dihadapi dan rencana tindak lanjut.
BAB III
PENUTUP
Pedoman Quality Control ini merupakan acuan bagi Pusdiklat
Aparatur, penyelenggara pelatihan, maupun tim akreditasi
dalam melakukan penilaian terhadap proses penyelenggaraan
pelatihan sehingga peserta pelatihan mendapatkan pelatihan
yang berorientasi mutu .
Idealnya akreditasi pelatihan dilakukan dari mu lai input
(perencanaan) , proses , sampai dengan output, bahkan
outcome , apabila memungkinkan .. Dengan demikian , akan
memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang
penerapan manajemen mutu pelatihan.
Hal ini akan mendorong terjadinya upaya perbaikan yang terus
menerus dalam penyelenggaraan suatu program pelatihan,
sehingga menjamin kepuasan bagi pengguna jasa pelatihan
tersebut, yang pada gilirannya menjamin mutu lulusan
pelatihan , serta berdampak pada peningkatan mutu kinerjanya .
...I
DAFT AR ISTILAH
Akreditasi pelatihan kesehatan
Pengakuan yang diberikan oleh pemerintah atau Badan
Akreditasi yang berwenang kepada suatu pelatihan
kesehatan yang telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan
berdasarkan
hasil
penilaian
terhadap
komponen yang diakreditasi.
Institusi pelatihan
Balai Pelatihan Kesehatan dan unit pelatihan kesehatan
lainnya yang memiliki tugas dan fungsi menye lenggarakan
pelatihan kesehatan .
Jam pembelajaran Upl)
Satuan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
suatu pelatihan , dimana 1 (satu) jpl adalah 45 (empat puluh
lima) men it. Sedangkan untuk proses pembelajaran di luar
kelas yang kegiatannya berupa magang , maka 1 (satu ) jpl
adalah 60 (enam puluh) men it, dalam waktu 4 jpl selama
sehari.
Kompetensi
Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang
Pegawai Negeri Sipil be rupa wawasan , pengetahuan ,
keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
Komponen akreditasi pelatihan
Komponen-komponen yang dinilai dalam akreditasi
pelatihan, terdiri dari 5 komponen yaitu kurikulum , peserta
latih , pelatih , penyelenggara pelatihan , dan sarana .
Kurikulum
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai
pedoman dalam
mengajar.
menyelenggarakan
kegiatan
belajar
Pelatihan
Proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja ,
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
30
jam
fungsinya
yang
dilaksanakan
minimal
pembelajaran.
..J
Pelatihan aparatur
Proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja ,
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir
aparatur pemerintah (Pegawai Negeri Sipil) yang
dilaksanakan minimal 30 jam pembelajaran .
Pelatihan teknis kesehatan
Pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas di bidang kesehatan .
Pelatihan fungsional kesehatan
Pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional.
Pelatihan tenaga kesehatan
Proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja ,
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir
tenaga kesehatan non aparatur (non Pegawai Negeri Sipil)
yang dilaksanakan minimal 30 jam pembelajaran .
Penyelenggara pelatihan
Suatu lembaga (pemerintah dan swasta ) yang diberikan
kewenangan untuk menyelenggarakan pelatihan, baik
berupa organisasi kepanitiaan dan atau yayasan maupun
institusi pelatihan.
..J
Post test
Evaluasi akhir yang dilakukan setelah proses pelatihan
selesai dengan maksud untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta terhadap materi-materi yang telah
diberikan selama pelatihan .
Pre te st
Evaluasi awal yang dilakukan sebelum proses pelatihan
dimulai dengan maksud untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta terhadap materi-materi yang akan
disampaikan selama pelatihan .
Quality Control (QC)
Proses pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pelatihan dalam rangka mencapai tujuan
pelatihan , berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada
quality planning.
Sertifikasi
Pengaturan pemberian sertifikat kepada seseorang yang
telah mengikuti suatu pelatihan yang telah terakreditasi.
Sertifikat pelatihan
Tanda bukti otentik yang menerangkan bahwa pemiliknya
telah berhasil mengikuti suatu pelatihan serta memiliki
kompetensi tertentu .
Lampiran 1.
Daftar Tilik Audit terhadap Faktor Input (Persiapan)
Penyelenggaraan Pelatihan
DAFTAR TILIK
PERSIAPAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Nama Pelatihan
Waktu Pelatihan
Waktu Audit
Tempat Pelatihan
Instansi Penyelenggara
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11 .
VARIABEL
SK Penyelenggaraan
Pelatihan
Jadwal pelatihan
Pengendali Pelatihan
Bahan ajar
Form eva luasi peserta
a. Pre/post test
b. Check list (keterampilan)
Form evaluasi fasilitator
Form evaluasi
penyelenqqara
Panduan penuqasan
Kerangka acuan/panduan
PL (bila ada )
Tempat Penyelenggaraa n
sesuai denqan funqsinya
Kerangka acuanlTOR
pelatihan
SESUAI TlDAK
KET.
Hasil temuan audit faktor input :
Rekomenda si :
Catatan:
• lsi kolom keterangan :
Alasan apabila ada perubahan/ketidaksesuaian
rencana (hasil akreditasi pelatihan)
• Sistematika Kerangka Acuan :
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Kriteria Peserta
4. Jumlah Pesaerta
5. Waktu Pelatihan
6. Struktur Program
7. Kriteria Pelatih
8. Tempat penyelenggaraan
9. Biaya
dengan
Lampiran 2.
Daftar Tilik
Pe latihan
Audit
terhadap
Proses
Penyelenggaraan
DAFT AR TILIK (2a)
PROSES PEMBELAJARAN
Nama Pelati han
Waktu Pelatihan
Waktu Audit
Tempat Pelatihan
Instansi Penyelenggara
NO
1.
2.
3.
4.
5.
VARIABEL
Penjajagan kemampuan awal
peserta (pre test, brain
storming, dll )
Instrumen pre test
Kontrak belajar (dinamika
kelompok , BLC, dll )
Sekuensi penyampaian materi
sesuai dengan Jadwal
Evaluasi pelatih
(eek hasi l evaluasi pelatih
yang dilakukan oleh peserta)
PILIHAN
a. Dilakukan
b. Tidak
a. Sesuai
b. Tidak
a. Dilakukan
b. Tidak
a. Sesuai
b. Tidak
a. Dilakuka n
b. Tidak
Hasil temuan audit faktor proses pembelajaran :
Rekomendasi :
KET
PENYAMPAIAN PROSES PEMBElAJARAN BERDASARKAN KURIKUlUM
Stan dar: Hasil akred itasi pelatihan
PELATIH
MATERI
Sesual
Tidak
POKOK
BAHASAN
Sesuai Tidak
METODE
Sesuai
Tidak
ALAT BANTU
Sesuai
Tidak
WAKTU
PENYAMPAIAN
Sesuai Tidak
KET
DASAR:
1.
2.
Dst
INTI :
1.
2.
3.
Dst
PENUNJANG :
1.
2.
Dst
Catatan:
• lsi kolom keterangan : alasan apabila ada perubahan/ketidak sesuaian dengan rencana (hasil
akreditasi pelatihan)
セ@
l
l
l
l
l
l.
l
l
l
l
l l
l l C l
l
!j
10.7
Ind
p
PEDOMAN
QUALITY CONTROL
@l
......
KEME""RI" 'ESEHATAN RI
BADAN PPSDM KESEHATAN
.. . • PUSDIKLAT APARATUR
. .."..,...
TAHUN 2013
l..
L
L
KATA SAMBUTAN
Untuk meningkatkan kompetensi SOM Kesehatan, salah satu
upayanya adalah melalui pelatihan . Oleh karena itu , pelatihan
yang diselenggarakan seyogyanya bermutu agar dapat
meningkatkan kompetensi SOM kesehatan.
Oalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan,
diperlukan aud it mulai dari persiapan , penyelenggaraan dan
hasil pelatihan. Oengan demikian diharapkan semua
pelaksanaan
pelatihan
di
bidang
kesehatan
dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya .
Oisadari bahwa dari waktu ke waktu pelatihan di bidang
kesehatan semakin meningkat, oleh karena itu agar seluruh
pelatihan di bidang kesehatan dapat dipertanggungjawabkan
kualitasnya , maka peran pelaksanaan Quality Control menjadi
penting .
Oengan diterbitkannya Pedoman Quality Control ini diharapkan
semua pelatihan di bidang kesehatan dapat dilaksanakan
sesuai dengan yang seharusnya , sehingga kompetensi para
alumninya dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
'-
Ucapan terimakasih dan penghargaan , kami sampaikan kepada
semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Pedoman
Quality Control Inl, semoga pedoman In! betul-betul
dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kualitas pelatihan.
i]Z
[NM
M
BGMエゥセ。j@
セ。ォイエ
L@
November 2012
Badan PPSOM Kesehatan
Z| セ BzM
tun
Suseno Sutar"o M. Kes
NIP. 195810171984031004
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
tersusunnya revisi Pedoman Quality Control sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan .
Untuk pelaksanaan audit terhadap penyelenggaraan pelatihan ,
Pusdiklat SDM Kesehatan pada tahun 2003 telah menerbitkan
Pedoman Quality Control. Setelah pedoman tersebut
diterapkan pada pelatihan yang diselenggarakan di pusat
maupun daerah , ternyata dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
dengan
semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
bermutu , maka berdampak pada semakin beragam dan
banyaknya pelatihan yang diselenggarakan.
Agar kualitas pelatihan yang diselenggarakan baik di pusat
maupun daerah dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya ,
maka Pedoman Quality Control yang disusun tahun 2003 sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini. Oleh karena itu
Pedoman Quality Control tahun 2003 telah direvisi , dengan
harapan akan sesuai dengan kebutuhan sa at ini.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Kami menyadari
bahwa pedoman ini belum sempurna , oleh karena itu masukan
untuk penyempurnaannya sangat kami harapkan.
DAFTAR 151
Hal.
KATA SAMBUTAN ........... ... .......................................... .... .
KATA PENGANTAR ............................... ............. .. ......... .. ..
DAFTAR lSi ............ .. ................................... ............ ..........
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN ....... ..................... .. ..... .... ...........
A . Latar Belakang .. ........ .......... ............ ...... .. .......
B. Tujuan ........ .... .. .. .... .. ..... .. .. ... .. .... .... .. .. .. .... .. .. ..
C. Sasaran ................................ ..... ......... .. .. .. .. ....
D. Manfaat .............. .................. ........ ............... ...
E. Ruang Lingkup Pedoman Quality Control .. .. ...
1
1
3
3
3
4
BAB II
PELAKSANAAN .. .. .... .. .... .. .. ...... .. ...................... ....
A . Tujuan Pelaksanaan Quality Control .... .. .. ......
B. Sasaran .............................. ... .. .... ..... ... ...........
C. Waktu dan Tempat...... ................. .. ................
D. Pelaksana ...................................... .......... .. .. ..
E. Prosedur Pelaksanaan ...................................
F. Metode .... .......... .. .. ...................... .. .................
G. Pelaksanaan .............................. .. .. ..... .. .........
H. Pelaporan ........ ...... ... ... ............ ... .. ....... ...........
I.
Laporan Quality Control ......... .... ............. .. .....
5
5
5
5
6
6
19
19
23
26
BAB III PENUTUP ..... .. ....... .... ................... .. .... ..................
28
Daftar Istilah ....... ............ .. ... .. ........ ...... ... ... .... .. ... .... ......... ...
29
Lampiran 1. Daftar Tilik Audit terhadap Faktor Input
(Persiapan) Penyelenggaraan .. .. .. .... .. .. .. ...... ..
Lampiran 2. Daftar Tilik Audit terhadap Proses
Penyelenggaraan Pelatihan.. .. .. ...... ...... .. ........
Lampiran 3. Daftar Tilik Audit terhadap Output
Penyelenggaraan Pelatihan.. .......... ................
33
35
38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh mutu aparatur kesehatan itu sendiri. Hal ini
seperti yang tercantum dalam salah satu strategi Rencana
Aksi Program Badan PPSOM Kesehatan yang menyatakan
bahwa Penguatan Pembinaan dan Pengawasan Mutu SOM
Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas SOM
Kesehatan sesuai kompetensi yang diharapkan dalam
mendukung kebutuhan pembangunan .
-
Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan mutu
SOM Kesehatan salah satunya adalah melalui pelatihan.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (pasal 13) menetapkan , bahwa
pelatihan di bidang kesehatan wajib memenuhi persyaratan
tersedianya calon peserta pelatihan , ten aga pelatih ,
kurikulum pelatihan , sumber dana yang menjamin
kelangsungan penyelenggaraan pelatihan serta sarana dan
prasarana . Sedangkan PP Nomor: 101 tahun 2000 tentang
Pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) menyatakan bahwa pengendalian diklat dilakukan
melalui standarisasi dan akreditasi diklat. Sedangkan pada
pasal 12 menyatakan bahwa jenis dan jenjang diklat teknis
ditetapkan oleh institusi teknis . Artinya untuk pelatihan yang
sifatnya substansi merupakan tanggung jawab dari instansi
teknis. Sebagai tindak lanjut dari PP Nomor: 32 dan 101
tersebut, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725 tahun 2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang
Kesehatan . Berdasarkan Keputusan Menteri tersebut, pada
tahun 2003 telah disusun petunjuk pelaksanaan akreditasi
yang mengatur tata cara pelaksanaan akreditasi pelatihan
sebagai penetapan standar suatu pelatihan yang akan
diselenggarakan dan petunjuk tersebut juga sudah
disempurnakan .
Akreditasi Pelatihan pada hakekatn ya adalah Quality
Planning , yaitu penetapan standar pelatihan yang
merupakan penilaian rencana penyelenggaraan pelatihan
yang tertuang dalam suatu dokumen secara tertulis sesuai
dengan format dalam Kepmenkes No.725/2003. Oengan
telah dilakukannya akreditasi, berarti suatu pelatihan diakui
kelayakannya dan diharapkan dapat diselenggarakan
secara bermutu .
Oleh karena itu untuk melakukan pengujian atau verifikasi,
perlu
dilakukan
penilaian
kesesuaian
suatu
penyelenggaraan
pelatihan
dengan
standar
yang
ditetapkan , atau kesesuaian dengan rencana yang telah
dibuatnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu
dilakukan Quality Control (Pengendalian Mutu ) terhadap
proses Penyelenggaraan , dalam hal ini dilakukan pada sa at
pelatihan sedang berlangsung. Agar Quality Control pada
proses penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan perlu
disusun Pedoman Quality Control terhadap proses
penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan yang
merupakan acuan untuk melakukan pengendalian mutu
proses penyelenggaraan pelatihan .
Pada tahun 2003 Pusdiklat SOM Kesehatan telah
menerbitkan Pedoman Quality Control. Namun berdasarkan
hasil implementasinya , saat ini ada beberapa hal yang
sudah tidak relevan lagi , sehingga diperlukan revisi
terhadap Pedoman Quality Control terse but.
B. Tujuan
Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai acuan untuk
terhadap
proses
melakukan
pengendalian
mutu
penyelenggaraan pelatihan .
C. Sasaran
Pedoman ini ditujukan bagi:
1. Tim Pengendali Mutu.
2. Tim akreditasi pelatihan pusat dan propinsi.
3. Struktural penanggung jawab pelatihan.
4. Pejabat yang ditunjuk untuk melakukan Quality Control.
D. Manfaat
Manfaat pedoman bag i:
1. Pusdiklat Aparatur
Sebagai
acuan
untuk
pengendalian
mutu
penyelenggaraan pelatihan di bidang kesehatan dan
pembinaan bagi penyelenggara .
2. Penyelenggara pelatihan
Sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelatihan
yang berorientasi mutu mulai dari input, proses dan
output pelatihan .
3. Peserta pelatihan
Mendapatkan pelatihan yang berorientasi mutu .
4 . Tim Akreditasi
Sebagai acuan dalam melakukan audiUQuality Control
terhadap penerapan hasil akred itasi pelatihan .
E. Ruang Lingkup Pedoman Quality Control
BAB I.
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang , tujuan ,
sasaran , manfaat, dan ruang lingkup pedoman
Quality Control.
BAB II.
PELAKSANAAN
Bab ini menjelaskan tentang tujuan , sasaran ,
waktu dan tempat, pelaksana , prosedur, metode,
pelaksanaan , dan pelaporan Quality Control.
BABIlI. PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari Pedo man
Quality Control.
Dafta r Istilah
BAB II
PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan Quality Control ada beberapa hal yang
harus diperhatikan , yaitu :
A . Tujuan Pelaksanaan Quality Control
1. Tujuan umum:
Untuk mendapatkan data dan informasi tentang
kesesuaian antara perencanaan penyelenggaraan suatu
pelatihan
(hasil
akreditasi
pelatihan)
dengan
pelaksanaan pelatihan.
2. Tujuan khusus:
Untuk mendapatkan data dan informasi tentang proses
penyelenggaraan tentang :
a. Persiapan pelatihan .
b. Pelaksanaan pelatihan.
c. Evaluasi pelaksanaan pelatihan.
B. Sasaran
Quality Control pelatihan dilakukan terhadap pelatihan yang
rencana pelatihannya telah diakui dengan pernyataan telah
terakreditasi.
C. Waktu dan Tempat
1. Quality Control dilaksanakan pada saat pelatihan
sedang berlangsung.
2 . Quality Control dilaksanakan di tempat penyelenggaraan
pelatihan .
D. Pela k sana
Pelaksana Quality Control (QC) dikenal dengan istilah
auditor. Auditor dalam pelaksanaan QC adalah :
1. Tim Pengendali Mutu (TPM) yang ada di institusi diklat
penyelenggara pelatihan atau tim audit internal.
2. Struktural penanggungjawab pelalihan alau pejabat
yang dilunjuk unluk melakukan QC.
3. Tim akredilasi pelalihan pusal dan propinsi.
E. Prosedu r Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan Quality Control (QC) yang
dilaksanakan oleh Tim Pengendali Mulu (TPM) , struktural
dan Tim Akredilasi Pelalihan pada umumnya sama , mulai
dari:
"aud itor mempelajari berkas akreditasi
pelatihan yang akan di QC sampai dengan
auditor membuat rekomendasi atas hasil QC'
-
-
---
,_
____
__ . -;;;;J
Sedangkan yang membedakan adalah tata laksana langkah
awal dan langkah akhir saat auditor menyampaikan laporan .
Kegiatan yang dilakukan baik oleh Tim Pengendali Mutu
(TPM), struktural maupun Tim Akreditasi Pelatihan disebut
dengan " Pelaksanaan QC", rinciannya adalah sebagai
berikut:
1. Auditor mempelajari berkas akreditasi pelatihan yang
akan di QC.
mempersiapkan
merencanakan
dan
2. Auditor
pelaksanaan QC.
3. Auditor melaksanakan QC terhadap:
a. Faktor input yang merupakan audit terhadap
kesesuaian penerapan rencana pelatihan dan
セ@
...J
langkah-Iangkah yang dilakukan pada waktu
persiapan .
b. Faktor
proses
penyelenggaraan
pelatihan ,
merupakan audit yang dilakukan terhadap proses
penyelenggaraan pelatihan dan langkah-Iangkah
yang dilakukan pada saat penyelenggaraan (mulai
dari pembukaan
sampai dengan
penutupan
pelatihan termasuk didalamnya pre test, eva luasi
pelatih , evaluasi penyelenggaraan dan post test).
c. Faktor output, merupakan audit terhadap hasil
belajar peserta .
d. Peran Pengendali Pelatihan dalam pelaksanaan
pelatihan
4. Auditor menyusun laporan hasil audit.
5. Auditor mendiskusikan laporan hasil audit dengan
penyelenggara .
6. Auditor membuat rekomendasi atas hasil QC.
Perbedaan prosedur pada tahap tata laksana langkah awal
dan langkah akhir saat auditor "menyampa ikan laporan "
pad a Tim Pengendali Mutu (TPM) , struktural dan Tim
Akreditasi Pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pelaksanaan QC oleh TPM yang ada di
institusi diklat penyelenggara pelatihan atau Tim Audit
Internal.
TPM terbentuk apabila institus i dik lat (Bapelkesl
Institusi Diklat) penyelenggara pelatihan di provinsi telah
terakred itasi , sehingga Tim Akreditasi Pelatihan telah
terbentuk dan telah melaksanakan tugasnya . Apabila
Tim Akreditasi Pelatihan di provinsi yang anggotanya
merupakan gabungan antara Dinas Kesehatan Provinsi
dengan Bapelkes belum terbentuk maka Tim Akreditasi
Pelatihan yang ada di Bapelkes/lnstitusi Dlklat
seharusnya sudah terbentuk dan sudah berjalan . Hal ini
terjadi karena didalam akreditas i institusi diklat ada
Komponen
Pelayanan
Diklat
yang
didalamnya
mempersyaratkan berjalannya akreditasi pelatihan yang
dilakukan oleh Tim Akreditasi Pelatihan .
a. Prosedur QC bagi TPM Institusi Diklat di pusat
maupun d i provinsi yang Tim Akreditas i
Pelatiha nnya sudah berjalan
QC dilakukan terhadap pelatihan yang terakreditasi.
Apabila TPM berada di Institusi Diklat yang
merupakan
UPT
pusat
maka
prosedur
pelaksanaa n QC adalah sebagai berikut:
1) TPM ditetapkan oleh Pimpinan Institusi Diklat.
2) TPM mengumpulkan informasi awal tentang
pelatihan-pelatihan yang telah terakreditasi.
3) TPM menginventarisir rencana pe laksanaan
pelatihan yang telah terakreditasi.
4) TPM menentukan pelatihan yang akan di QC.
5) Pimpinan Institusi Diklat mengirimkan surat
kepada T im Akreditasi Pelatihan Pusat untuk
pelaksanaan QC yang akreditasi pelatihannya
d ilaksanakan d i Pusat dan kepada T im
Akred itasi
Pelatihan
Propinsi
untu k
pelaksanaan QC yang akred it asi pelat ihannya
dilaksanakan di daerah. Maksud mengirimkan
surat adalah untuk meminta foto copy berkas
pelatihan yang telah terakreditasi.
6) Sekretaris T im Akreditasi Pelatihan Pusat
atau Tim Akreditasi Pelati han Provins i
mengirimkan foto copy berkas akreditasi
pelatihan yang telah terakreditasi sesuai
permintaan berupa foto copy kepada Pimpinan
institusi diklat atau penanggung jawab program .
7) Pimpinan Institusi Diklat atau penanggung jawab
program pelatihan memberikan foto copy berkas
pelatihan yang telah terakreditasi kepada TPM .
-
8) TPM menentukan auditor yang akan melakukan
QC.
9) Auditor mendapatkan su rat tugas dari pimpinan
institusi diklat.
10)TPM memberitahu penyelenggara pelatihan
tentang rencana pelaksanaan QC.
11) Pelaksanaan QC (seperti yang dijelaskan
pad a halaman 19-22).
12)Auditor menyampaikan laporan hasil audit dan
rekomendasinya kepada TPM .
13) TP M menyampaikan laporan hasil QC termasuk
rekomendasinya kepada Pimpinan Institu si Diklat
dan te mbusannya kepada Tim Akreditasi
Pelatihan PusaUProvinsi.
b. Bila Tim Akreditasi Pelatihan Provinsi belum
berjalan.
Dalam hal ini pelatihan yang di QC adalah pelatihanpelatihan yang diakreditasi oleh Tim Akred itasi
pelati han Bapelkes dan pe laksanaan QC tetap
dilakukan oleh TPM .
Prosedur yang dilakukan sama dengan Tim
Akreditasi Pelatihan Provinsi yang sudah berjala n,
tetapi pada langkah 5) dan 6) menjadi:
1) Ti m mengirimkan su rat kepada Tim Akreditasi
Pelatihan Bapelkes/lnstitusi Diklat untuk
meminta foto copy berkas akreditasi pe latihan
yang akan diaudit
2) Sekretaris Akreditasi Pelatihan Bapelkesl
Institusi Diklat mengi rimkan berkas akreditasi
pelatihan sesuai pe rmintaan berupa fotocopy.
2. Prosedu r pelaksanaan QC yang dilakukan oleh
struktural penanggung jawab pelatihan atau pejabat
yang ditunjuk baik di pusat maupun daerah.
QC dapat dilakukan oleh pemilik program , sehingga
pelaksananya adalah struktural penanggungjawab
pelatihan atau menugaskan stat yang dianggap
kompeten .
Prosedur yang dilakukan adalah sebaga i berikut :
a. Struktural
penanggungjawab
program
menginventarisir pelatihan-pelatihan yang telah
terakreditasi.
b. Struktural penanggungjawab program menentukan
pelatihan-pelatihan yang akan di QC.
c. Stru ktural/pejabat
penanggungjawab
program
menentukan
dan
menunjuk
stafnya
untuk
melaksanakan QC dengan cara menerbitkan surat
tugas .
Pegawai
yang
ditugaskan
untuk
melaksanakan QC disebut auditor.
d. Struktural/pejabat penanggung jawab program di
pusat mengirim surat kepada Tim Akreditasi Pusat,
sedangkan di daerah mengirmkan surat kepada Tim
Akreditasi Provinsi untuk mendapatkan fotocopy
dokumen-dokumen
pelatihan
yang
telah
terakreditasi.
e. Sekretariat Tim Akreditasi Pelatihan Pusatl
Provinsi memberikan fotocopy berkas akreditasi
pe latihan
kepada
strukturallpenanggungjawab
program .
f. Strukturallpenanggungjawab program memberitahukan
tentang rencana pelaksanaan QC kepada
penye lenggara pelatihan .
g. Petugas yang ditunjuk, melaksanakan QC
(seperti yang dijelaskan pada halaman 19-22).
h . Auditor menyampaikan laporan beserta rekomendasi
hasil QC kepada penanggungjawab program
pelatihan.
i. Penanggungjawab program pelatihan memberikan
hasilnya
kepada
Tim
Akreditasi
Pelatihan
PusaUProvinsi.
3. Prosedur pelaksanaan QC yang dilakukan oleh Tim
Akreditasi Pelatihan baik di pusat maupun di
Provins i.
Pelatihan
PusatiProvinsi
a. Tim
Akreditasi
menginventarisir pelatihan-pelatihan yang telah
mendapatkan surat keterangan terakred itasi.
b. Tim Akreditasi Pelatihan Pusatlprovinsi menentukan
pelatihan-pelatihan yang akan di QC.
c. Ti m Akreditasi Pelatihan PusatiProvinsi menu njuk
dan mene rbitkan surat tugas anggotanya untuk
melaksanakan QC. Anggota yang ditunjuk disebut
auditor.
d. Sekretaris Tim Akred itasi Pelatihan PusatiProvinsi
memberikan foto copy berkas akreditasi pelatihan
yang akan di QC kepada auditor).
e. Pelaksanaan QC (seperti yang dijelaskan pada
halaman 19-22).
f. Auditor menyerahkan laporan hasil QC disertai
dengan rekomendasinya kepada Tim Akreditasi
Pelatihan PusatiProvinsi.
g. Tim Akreditasi Pelatihan PusatiProvinsi memberikan
feedback atas hasil QC kepada penyelenggara
pelatihan .
h. Tim Akreditasi Pelatihan Pusat menyampaikan
laporan hasil QC dan rekomendasinya kepada
Kepala
Pusdiklat
Aparatur,
sedangkan
Tim
Akreditasi Provinsi menyampaikan laporan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Alur Pelaksanaan QC di PusatlProvinsi
(Langkah-Iangkah pelaksanaan QC oleh TPM , pejabat struktural, dan tim akreditasi)
Lan gka h
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PEJABAT STRUKTURAL
TPM
TIM AKREDITASI
I
Ditetapkan oleh pimpinan institusi
diklat
Mengumpulkan informasi awal tentang pelatihan-pelatihan yang telah terakreditasi
Menginventarisir pelatihan-pelatihan yang telah terakreditasi dan rencana pelaksanaannya
Menentukan pelatihan yang akan di QC
Strukturalipejabat penanggung
Pimpinan Institusi Diklat
Sekretaris Tim Akreditasi Pelatihan
jawab program mengirimkan surat memberikan berkas akreditasi
mengirimkan surat kepada Tim
kepada Tim Akreditasi Pelatih an pelatihan kepada auditor
Akreditasi Pelatihan PusatiProv
PusatlProv untuk meminta foto
untuk meminta foto copy berkas
copy berkas pelatihan yang telah
pelatihan yang telah terakreditasi .
terakreditasi .
Sekrelaris Tim Akreditasi Pelatihan Pusal atau Provinsi mengirimkan foto copy berkas akreditasi pelatihan
Auditor melaksanakan QC terhadap faktor input, proses, output dan peran Pengendali Pelatihan dalam
pelatihan .
Laporan, diskusi hasil audit, dan menyampaikan rekomendasi kepada penyelenggara
Laporan dan rekomendasi
Laporan dan rekomendasi
Laporan dan rekomendasi
disampaikan kepada penanggung
disampaikan kepada TPM
didiskusikan dengan tim akreditasi
jawab program pelatihan
TPM menyampaikan laparan dan
Tim akreditasi memberikan
rekomendasi kepada Pimpinan
feedback kepada penyelenggara
Institusi Diklat
Tim akreditasi menyampaikan
laporan kepada ka. Pusdiklat
Aparatur/Ka Dinkes Prov
I
CiD
I II
(,
(,
(
(
I I
l
l
l
l
-
F. Metode
Metode dalam melakukan QC adalah :
1. Observasi
Yaitu melihat secara lang sung dan mengamati kegiatan
yang sedang berlangsung .
2. Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab dengan penyelenggara ,
pelatih , peserta , dan pengendali pelatihan serta pihak
yang terkait .
3. Cek dokumen
Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan
untuk kelang sungan proses penyelengggaraan pelatihan
Pemilihan metode tersebut merupakan kewenangan dan
tanggung jawab tim audit dan disesuaikan dengan
kebutuhan .
G. Pelaksanaan
Sebagaimana telah dikemukakan , bahwa pelaksanaan
Quality
Control
pelatihan
pad a
dasarnya
adalah
pelaksanaan kegiatan audit mutu , selama proses
pelaksanaan pelatihan . Oleh karena itu , idealnya dilakukan
dengan mengikuti proses pelatihan mulai dari persiapan
sampai pelatihan selesai , seh ingga audit dilakukan terhadap
faktor input, proses dan out put pelatihan .
1. Audit terhadap faktor input: merupakan audit terhadap
kesesuaian penerapan rencana pelatihan dan langkahlangkah yang dilakukan pada waktu persiapan .
a. Variabel yang diaudit
Varia bel yang diaudit adalah berdasarkan standa r
minimal input penyelenggaraan pelatihan yang
mengacu
pad a
rencana
pelatihan
(akreditasi
pelatihan).
Standar minimal tersebut adalah:
1) SK Penyelenggara Pelatihan .
2) Jadwal pelatihan sesuai dengan kurikulum.
3) Pengendali pelatihan yang dinyatakan dengan surat
tugas dan sesuai kriteria.
4) Bahan ajar sesuai dengan materi.
5) Instrumen evaluasi, terdiri dari:
a) Form evaluasi peserta:
(1) Pre/post test
(2) Check list (keterampilan )
b) Form evaluasi fasilitator
c) Form evaluasi penyelenggara
6) Panduan penugasan
7) Kerangka acuan/panduan Praktik Lapangan/PL
(apabila ada)
8) Tempat penyelenggaraan sesuai dengan fungsinya
9) Kerangka acuanlTOR pelatihan
Daftar tilik persiapan penyelenggaraan
dapat dilihat pad a lampiran 1.
pelatihan
b. Waktu audit:
Audit dilaksanakan pada saat pelatihan dimulai.
c. Cara:
1) Pelajari hasil penilaian rencana pelatihan (hasil
akreditasi pelatihan).
2) Cek dokumen persiapan
pelatihan , dengan
memberi tanda pada kolom "sesuai atau tidak" dan
"ada atau tidak" pada daftar tilik persiapan
pelatihan.
..J
3) Coeokkan variabel dengan standar. Sta ndar
mengaeu pada akreditasi pelatihan dan Pedoman
Pengendali Pelatihan .
4) Coeokkan kesesuaian variabel yang berhubungan
dengan Pengendali Pelatihan , terhadap Pedoman
Pengendali Pelatihan .
Dalam menilai sesuai tidaknya tiap variabel digunakan
standar.
2. Audit terhadap faktor proses penyelenggaraan pelatihan ,
merupakan audit yang dilakukan terhadap proses
penyelenggaraan pelatihan dan langkah-Iangkah yang
dilakukan pada saat penyelenggaraan.
a. Variabel yang diaudit.
Variabel yang diaudit pada proses penyelenggaraan
pelatihan adalah :
1) Proses pembelajaran , meliputi:
a) Penjajagan kemampuan awal peserta (pre test,
brainstorming, dll).
b) Kontrak belajar (dinamika kelompok , BLe, dll).
e) Sekuensi penyampaian materi.
d) Evaluasi pelatih.
e) Penyampaian proses pembelajaran .
2) Proses pelaksanaan pelatihan , meliputi :
a) Respon
penyelenggara
terhadap
keluhan
peserta dan pelatih.
b) Absensi peserta.
e) Eva luasi penyelenggaraan .
d) Penerapan dan fungsi Pengendali Pelatihan ,
meliputi:
• Meraneang proses
• Mengendalikan proses
• Meneatat proses pembelajaran
Daftar tilik proses pembelajaran dapat dilihat pada
lampiran 2.
b. Waktu audit:
1) Dilakukan pada saat pelatihan sedang berlangsung ,
mulai dari penjajagan peserta sampai evaluasi.
2) Idealnya pelaksana Quality Control pada proses
penyelenggaraan pelatihan dilakukan selama
pelatihan dari sesi ke sesi, tetapi apabila tidak
dimungkinkan maka auditor harus mempelajari hasil
akreditasi pelatihan terlebih dahulu sehingga dapat
menentukan kapan saatnya harus melakukan
observasi,
dengan
memperhatikan
proses
pembelajaran yang dianggap penting/inti. Untuk
mendapatkan informasi proses pembelajaran yang
lengkap dari setiap sesi , sebagai dasar penilaian
dapat menggunakan catatan harian Pengendali
Pelatihan .
c. Cara :
lsi daftar tilik proses pelatihan pada langkah-Iangkah
yang dilakukan dengan memberi tanda pada huruf a
atau b pada kolom pilihan , memberi tanda pada kolom
"dilakukan atau tidak" dan "sesuai/tidak".
3. Audit terhadap faktor output: merupakan audit yang
dilakukan terhadap hasil belajar peserta .
a. Variabel yang diaudit:
1) Evaluasi
peserta
berupa
post
test,
test
komprehensif (bila ada).
2) In strumen post test, instrumen test komprehensif
(bila ada ).
3) Penilaian ketrampilan setiap orang (untuk pelatihan
teknis)
4) In strumen penilaian ketrampilan
5) Nilai hasil evaluasi belajar
6) Nilai hasil evaluasi pembelajaran digunakan untuk
kelulusan (untuk pelatihan teknis)
7) Kelulusan digunakan untuk dasar kelayakan
mendapatkan sertifikat (untuk pelatihan teknis)
Daftar tilik hasil belajar dapat dilihat pad a lampiran 3.
b. Waktu audit:
Audit terhadap faktor out put dilaksanakan pada akhir
pelatihani setelah seluruh sesi diselesaikan .
c. Cara :
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta latih dilakukan
dengan mengilsi daftar tilik evaluasi hasil belajar
dengan memberi tanda pad a huruf a atau b dalam
kolom pilihan .
H. Pelaporan
lsi pelaporan merupakan catatan harian auditor yang terdiri
dari :
1. Catatan penyelenggaraan pelatihan yang meliputi:
a. Kesesuaian antara tempat yang direncanakan dengan
realisasi.
b. Kesesuaian antara waktu yang direncanakan dengan
realisasi.
c. Kesesuaian antara jumlah jam pelajaran dengan
realisasi.
--
2. Catatan kegiatan panitia yang meliputi:
a. Keterlibatan panitia dalam penyelenggaraan pelatihan
meliputi perencanaan, persiapan , pelaksanaan dan
evaluasi.
b. Panitia yang piket dan bertugas mengikuti proses
pembelajaran di kelas untuk membantu Pengendali
Pelatihan. Untuk mendapatkan informasi kegiatan
panitia dilakukan dengan observasi atau ditanyakan
kepada salah seorang panitia.
3. Catatan peran Pengendali Pelatihan , meliputi:
a. Keterlibatan Pengendali Pelatihan dalam merancang
proses pelatihan yang mengacu pada kurikulum :
1) Tujuan pelatihan .
2) Materi pelatihan .
3) Lama pelatihan .
4) Metode pembelajaran .
5) Metode evaluasi.
6) Membantu menyusun jadwal.
7) Urutan materi.
8) Memilih fasilitator.
9) Menentukan alat bantu dan metode pelatihan.
10) Merancang instrument evaluasi.
11) Menyusun rancangan PL Oika ada ).
b. Keterlibatan Pengendali Pelatihan dalam proses
pembelajaran:
1) Mengendalikan proses pembelajaran .
2) Membuat laporan proses pembelajaran .
3) Sebagai penghubung antara panitia dengan
fasilitator, peserta dengan penyelenggara .
4) Memberi motivasi kepada peserta yang kurang
aktif.
c. Keterlibatan Pengendali Pelatihan dalam merancang
instrumen evaluasi. Hal tersebut di alas dapat
ditanyakan kepada salah seorang panitia.
4 . Catatan proses pembelajaran me lip uti:
kurikulum
dengan
a. Kesesuaian
anlara
pembelajaran.
b. Catatan terhadap fasilitator.
c. Catatan terhadap peserta.
proses
-'
Sistematika pelaporan auditor sebaga i berikut:
Nama Pelatihan
Waktu Pelatihan
Tempat Pelatihan
Waktu Pe laksanaan QC
Petugas QC
Catatan Penyelenggaraan
Pelatihan :
Catatan Kegiatan Pan itia :
Pelaporan dilengkapi dengan formulir laporan ketidaksesuaian .
FORMULIR LAPORAN
KETIDAKSESUAIAN
Nama Pelatihan
Waktu Pelatihan
Waktu Audit
Tempat Pe latihan
Instansi Penyelenggara
FAKTOR
URAIAN
KESESUAIAN
URAIAN
KETIDAKSESUAIAN
BUKTI-BUKTI
REKOMENDASI
OBJEKTIF
INPUT
PROSES
OUTPUT
... . . . .......... . . .. .. .. . . . . .
I.
Laporan QC
Laporan yang dimaksudkan be rikut ini adalah laporan yang
disusun oleh
koo rdinator Quality Control, setelah
mendapatkan pelaporan dari aud itor.
Sistematika Laporan Quality Control yang disusun oleh
koordinator Quality Control setelah mendapatkan pelaporan
dari auditor ada lah sebaga i berikut:
Bab I.
Pendahuluan
A. Latar belakang dilakukannya Quality Control
B. Maksud dan tujuan Quality Control
C. Ru ang lingkup Quality Control
Bab II.
Pelaksanaan Quality Control
A . Persiapan pelaksanaan
Berisi kegiatan mulai dari proses penyusunan
Kerangka
Acuan , SK, penyusunan
jadwal ,
penyusunan instrumen , pembagian tim Quality
Control dan kegiatan lain yang mendukung .
B. Pelaksanaan
Berisi tentang tahap pelaksanaan aG, siapa yang di
aG, kegiatan yang di aG dan hasil temuan audit
pelaksanaan suatu pelatihan
G. Sumbe r dana
Berisi tentang sumber dana kegiatan Quality
Control.
D. Kendala
Berisi tentang kendala yang muncul di dalam
pelaksanaan Quality Control.
Bab III. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berisi tentang pelaksanaan kegiatan dibanding
perencanaannya .
B. Saran
Merupakan saran -sa ran penyelesaian dari kenda lakenda la yang dihadapi dan rencana tindak lanjut.
BAB III
PENUTUP
Pedoman Quality Control ini merupakan acuan bagi Pusdiklat
Aparatur, penyelenggara pelatihan, maupun tim akreditasi
dalam melakukan penilaian terhadap proses penyelenggaraan
pelatihan sehingga peserta pelatihan mendapatkan pelatihan
yang berorientasi mutu .
Idealnya akreditasi pelatihan dilakukan dari mu lai input
(perencanaan) , proses , sampai dengan output, bahkan
outcome , apabila memungkinkan .. Dengan demikian , akan
memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang
penerapan manajemen mutu pelatihan.
Hal ini akan mendorong terjadinya upaya perbaikan yang terus
menerus dalam penyelenggaraan suatu program pelatihan,
sehingga menjamin kepuasan bagi pengguna jasa pelatihan
tersebut, yang pada gilirannya menjamin mutu lulusan
pelatihan , serta berdampak pada peningkatan mutu kinerjanya .
...I
DAFT AR ISTILAH
Akreditasi pelatihan kesehatan
Pengakuan yang diberikan oleh pemerintah atau Badan
Akreditasi yang berwenang kepada suatu pelatihan
kesehatan yang telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan
berdasarkan
hasil
penilaian
terhadap
komponen yang diakreditasi.
Institusi pelatihan
Balai Pelatihan Kesehatan dan unit pelatihan kesehatan
lainnya yang memiliki tugas dan fungsi menye lenggarakan
pelatihan kesehatan .
Jam pembelajaran Upl)
Satuan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
suatu pelatihan , dimana 1 (satu) jpl adalah 45 (empat puluh
lima) men it. Sedangkan untuk proses pembelajaran di luar
kelas yang kegiatannya berupa magang , maka 1 (satu ) jpl
adalah 60 (enam puluh) men it, dalam waktu 4 jpl selama
sehari.
Kompetensi
Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang
Pegawai Negeri Sipil be rupa wawasan , pengetahuan ,
keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
Komponen akreditasi pelatihan
Komponen-komponen yang dinilai dalam akreditasi
pelatihan, terdiri dari 5 komponen yaitu kurikulum , peserta
latih , pelatih , penyelenggara pelatihan , dan sarana .
Kurikulum
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai
pedoman dalam
mengajar.
menyelenggarakan
kegiatan
belajar
Pelatihan
Proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja ,
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
30
jam
fungsinya
yang
dilaksanakan
minimal
pembelajaran.
..J
Pelatihan aparatur
Proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja ,
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir
aparatur pemerintah (Pegawai Negeri Sipil) yang
dilaksanakan minimal 30 jam pembelajaran .
Pelatihan teknis kesehatan
Pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas di bidang kesehatan .
Pelatihan fungsional kesehatan
Pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional.
Pelatihan tenaga kesehatan
Proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja ,
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir
tenaga kesehatan non aparatur (non Pegawai Negeri Sipil)
yang dilaksanakan minimal 30 jam pembelajaran .
Penyelenggara pelatihan
Suatu lembaga (pemerintah dan swasta ) yang diberikan
kewenangan untuk menyelenggarakan pelatihan, baik
berupa organisasi kepanitiaan dan atau yayasan maupun
institusi pelatihan.
..J
Post test
Evaluasi akhir yang dilakukan setelah proses pelatihan
selesai dengan maksud untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta terhadap materi-materi yang telah
diberikan selama pelatihan .
Pre te st
Evaluasi awal yang dilakukan sebelum proses pelatihan
dimulai dengan maksud untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta terhadap materi-materi yang akan
disampaikan selama pelatihan .
Quality Control (QC)
Proses pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pelatihan dalam rangka mencapai tujuan
pelatihan , berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada
quality planning.
Sertifikasi
Pengaturan pemberian sertifikat kepada seseorang yang
telah mengikuti suatu pelatihan yang telah terakreditasi.
Sertifikat pelatihan
Tanda bukti otentik yang menerangkan bahwa pemiliknya
telah berhasil mengikuti suatu pelatihan serta memiliki
kompetensi tertentu .
Lampiran 1.
Daftar Tilik Audit terhadap Faktor Input (Persiapan)
Penyelenggaraan Pelatihan
DAFTAR TILIK
PERSIAPAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Nama Pelatihan
Waktu Pelatihan
Waktu Audit
Tempat Pelatihan
Instansi Penyelenggara
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11 .
VARIABEL
SK Penyelenggaraan
Pelatihan
Jadwal pelatihan
Pengendali Pelatihan
Bahan ajar
Form eva luasi peserta
a. Pre/post test
b. Check list (keterampilan)
Form evaluasi fasilitator
Form evaluasi
penyelenqqara
Panduan penuqasan
Kerangka acuan/panduan
PL (bila ada )
Tempat Penyelenggaraa n
sesuai denqan funqsinya
Kerangka acuanlTOR
pelatihan
SESUAI TlDAK
KET.
Hasil temuan audit faktor input :
Rekomenda si :
Catatan:
• lsi kolom keterangan :
Alasan apabila ada perubahan/ketidaksesuaian
rencana (hasil akreditasi pelatihan)
• Sistematika Kerangka Acuan :
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Kriteria Peserta
4. Jumlah Pesaerta
5. Waktu Pelatihan
6. Struktur Program
7. Kriteria Pelatih
8. Tempat penyelenggaraan
9. Biaya
dengan
Lampiran 2.
Daftar Tilik
Pe latihan
Audit
terhadap
Proses
Penyelenggaraan
DAFT AR TILIK (2a)
PROSES PEMBELAJARAN
Nama Pelati han
Waktu Pelatihan
Waktu Audit
Tempat Pelatihan
Instansi Penyelenggara
NO
1.
2.
3.
4.
5.
VARIABEL
Penjajagan kemampuan awal
peserta (pre test, brain
storming, dll )
Instrumen pre test
Kontrak belajar (dinamika
kelompok , BLC, dll )
Sekuensi penyampaian materi
sesuai dengan Jadwal
Evaluasi pelatih
(eek hasi l evaluasi pelatih
yang dilakukan oleh peserta)
PILIHAN
a. Dilakukan
b. Tidak
a. Sesuai
b. Tidak
a. Dilakukan
b. Tidak
a. Sesuai
b. Tidak
a. Dilakuka n
b. Tidak
Hasil temuan audit faktor proses pembelajaran :
Rekomendasi :
KET
PENYAMPAIAN PROSES PEMBElAJARAN BERDASARKAN KURIKUlUM
Stan dar: Hasil akred itasi pelatihan
PELATIH
MATERI
Sesual
Tidak
POKOK
BAHASAN
Sesuai Tidak
METODE
Sesuai
Tidak
ALAT BANTU
Sesuai
Tidak
WAKTU
PENYAMPAIAN
Sesuai Tidak
KET
DASAR:
1.
2.
Dst
INTI :
1.
2.
3.
Dst
PENUNJANG :
1.
2.
Dst
Catatan:
• lsi kolom keterangan : alasan apabila ada perubahan/ketidak sesuaian dengan rencana (hasil
akreditasi pelatihan)
セ@
l
l
l
l
l
l.
l
l
l
l
l l
l l C l
l