Konsumsi Pakan Pertambahan Bobot Badan

commit to user 15 O O R — C + NaOH R — C + H 2 O OH Basa ONa Air asam lemak bebas Sabun O O R — C + 3CaCl 3 R — C + 3 NaCl ONa OCa Garam asam lemak Sabun Kalsium Garam kalsium dari asam lemak dikenal sebagai sabun kalsium, dibentuk dari penggabungan asam lemak jenuh maupun tidak jenuh dengan ion kalsium. Mekanisme dari sabun kalsium ini tidak didasarkan titik cair asam lemak, tetapi berdasarkan level keasaman atau pH rumen dan usus halus. Sabun kalsium tetap utuh pada lingkungan netral pH 7 tetapi akan terurai dalam lingkungan asam pH 3 Fernandes, 1999.

C. Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan merupakan faktor penentu yang paling penting yang menentukan jumlah nutrien yang didapat oleh ternak dan selanjutnya mempengaruhi tingkat produksi. Akan tetapi pengatur konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat kompleks dan banyak faktor yang terlibat serta biasanya digolongkan kedalam bidang yang luas seperti: sifat-sifat pakan, faktor ternak dan faktor lingkungan Wodzicka et al., 1993. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, faktor ternak itu sendiri berat badan, status fisiologik, potensi genetik, tingkat produksi dan kesehatan ternak. Kedua, faktor pakan yang diberikan bentuk dan sifat, komposisi nutrien, frekuensi pemberian, keseimbangan nutrien dan antinutrisi. commit to user 16 Ketiga, faktor lain suhu dan kelembaban, curah hujan, lama siang dan malam Siregar, 1994. Semakin meningkat nilai nutrisi suatu ransum akan meningkatkan konsumsi energi Parakkasi, 1999. Produksi ternak hanya dapat terjadi apabila konsumsi energi pakan berada diatas kebutuhan hidup pokok. Keragaman konsumsi pakan disebabkan oleh aspek individu, spesies dan bangsa ternak, status fisiologis, kebutuhan energi, kualitas pakan dan kondisi lingkungan Soebarinoto et al., 1991. Penambahan sabun kalsium dalam ransum menunjukkan kecenderungan meningkatkan konsumsi bahan kering, hal ini menunjukkan bahwa suplementasi sabun kalsium dapat meningkatkan kualitas ransum sehingga konsumsi meningkat Joseph, 2007. Parakkasi 1995 menyatakan bahwa ransum yang berkualitas baik, tingkat konsumsi relatif tinggi dibandingkan dengan ransum berkualitas inferior.

D. Pertambahan Bobot Badan

Pertumbuhan sering didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang dapat ditetapkan terhadap perubahan hidup, bentuk ukuran, bentuk tubuh, serta komposisi tubuhnya. Hal ini dapat digambarkan terhadap perubahan karkas serta otot daging, lemak serta tulang ataupun perubahan komposisi kimia seperti kandungan air, lemak, protein dan abu pada karkas. Pada umumnya lingkungan dan genetik mempengaruhi kecepatan pertumbuhan serta komposisi tubuh yang meliputi berat dan komposisi kimia karkas Soeparno, 1992. Menurut Williamson dan Payne 1993, pertambahan bobot badan terjadi apabila ternak mampu mengubah zat-zat pakan yang diperolehnya manjadi lemak dan daging setelah kebutuhan hidup pokoknya terpenuhi. Pada jenis ternak termasuk ternak domba, pertumbuhannya pada mulanya lambat, kemudian berubah menjadi lebih cepat. Tetapi pertumbuhan itu akan kembali lambat sewaktu hewan itu mendekati kedewasaannya. Secara umum domba berada pada puncak commit to user 17 pertumbuhan pada masa-masa lepas sapih sekitar 4 bulan sampai saat dewasa tubuh Sumoprastowo 1993. Penambahan L-carnitine yang berlebih ternyata tidak memberikan pertumbuhan yang lebih baik. Penambahan L-carnitine pada dosis yang lebih tinggi tidak selalu memberikan respon biologis yang lebih baik. Pakan dengan dosis L-carnitine 0,29 pada penelitian dengan judul pengaruh kadar L-carnitine berbeda dalam pakan terhadap kadar lemak daging dan pertumbuhan ikan patin Pangasius hypopthalmus menghasilkan pertumbuhan yang lebih rendah dibanding dosis L-carnitine 0,18. Semakin tinggi dosis L-carnitine yang diberikan, oksidasi asam lemak rantai panjang semakin tinggi. Namun dipihak lain, asam lemak rantai panjang ini dibutuhkan oleh tubuh ikan sebagai asam lemak esensial, sehingga apabila tidak terpenuhi, maka dapat mengganggu proses metabolisme Suwarsito, 2004. Suplementasi minyak ikan pada level 100 ml maupun 200 ml pada ransum babi landrace fase starter secara nyata belum mampu meningkatkan pertambahan berat badan dibandingkan dengan kontrol. Kondisi ini kemungkinan pada fase starter, pemanfaatan nutrien dalam tubuh lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tulang, yang umumnya relatif seragam. Disamping itu kemungkinan adanya keterbatasan kemampuan dalam proses pencernaan nutrien oleh babi landrace fase starter, sehingga nutrien yang tersedia dengan adanya penambahan minyak ikan belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertambahan bobot badan Astawa et al., 2006. Penambahan sabun kalsium dalam ransum domba pada pertambahan bobot badan harian menunjukkan tidak terjadi perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa sabun kalsium tidak mempunyai pengaruh terhadap pertambahan bobot badan harian. Pertambahan bobot badan harian PBBH merupakan manifestasi dari kualitas pakan yang diberikan. Tidak adanya perbedaan pertambahan bobot badan harian disebabkan pemberian pakan dalam presentase yang sama, meski commit to user 18 demikian, pertambahan bobot badan harian yang mendapat tambahan sabun kalsium 5 dan 10 memberikan pengaruh yang lebih baik Joseph, 2007.

E. Konversi Pakan