19
BAB II TINJAUAN KASUS RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
2.1. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI INDONESIA 2.1.1 Hakekat Perumahan dan Permukiman dalam Kehidupan Manusia
Pengembangan permukiman baik di kota dan di desa pada hakekatnya adalah mewujudkan kondisi hunian yang layak untuk ditinggali, nyaman, aman, damai sejahtera hingga memiliki
keberlanjutan. Permukiman merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Pemerintah wajib memberikan akses kepada masyaraktnya untuk memperoleh pemukiman yang layak huni, sejahtera,
berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar suatu perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau,
khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya untuk perkotaan. Pengembangan permukiman juga
harus mempehatikan aspek – aspek sosial budaya masyarakat setempat agar pengembangannya kelak mampu sesuai dengan kondisi masyarakat dan lingkungannya.
Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar, sampai dengan saat ini sebagian besar disediakan secara mandiri oleh masyarakat baik membangun sendiri maupun sewa kepada pihak lain.
Kendala utama yang dihadapi masyarakat pada umumnya keterjangkauan pembiayaan rumah. Di lain pihak, kredit pemilikan rumah dari perbankan memerlukan berbagai persyaratan yang tidak setiap
pihak dapat memperolehnya dengan mudah serta suku bunga yang tidak murah.
2.1.2 Permasalahan Perumahan dan Permukiman
Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar, sampai dengan saat ini sebagian besar disediakan secara mandiri oleh masyarakat baik membangun sendiri maupun sewa kepada pihak lain.
Upaya dalam memenuhi kebutuhan permukiman dan perumahan pemerintah dalam Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah GNPSR yang dicanangkan oleh Pemerintah sejak Oktober
2003
1
sampai saat ini masih diteruskan kebijakannya tapi permasalahan yang dapat menghambat program ini antara lain :
a. terbatasnya pembiayaan perumahan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah MBR
1 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 342008 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana,
Sarana dan Utilitas PSU Kawasan Perumahan
2.1.1 Hakekat Perum m
ah ah
an dan Permukiman dalam Ke
Kehi hi
dupan Manusia
Pengembang g
an an permukiman baik
d di kota dan di desa pada hakekatn
tnya ya
adalah mewujudkan kondisi hunian
an yang laya
a k un
un tu
tu k diting
ng ga
ga li
i ,
, ny
ny am
m an
n ,
am am
an an
, damai sejahter
ra a
hingga memiliki keberlanju
u ta
tan. Permukiman me
me r
rupa p
kan salah satu kebutuhan m
men en
da da
sar manusia. Pem emerintah wajib
memb b
e erikan akses
es k k
ep epada masy
sy ar
ar ak
ak t
tn ya
unt uk
m emperole
h h
pe pe
mukiman ya ya
ng ng
l l
ay ay
ak huni, sejahtera,
berb rbudaya,
d d
an an
b b
erkead ad
il il
an sosial. Pengembangan permukim
an i
i ni m
el elip
ip ut
uti i
pengem ba
b ngan
p prasaran
n a
a da
da n sara
ra na
d asar suatu perkotaan, pengembang
an per
mu u
ki k
man ya ya
ng ng
t terjang
gka k
u, khusus
sny ny
a a bagi m
mas yarakat berp
en ghasilan ren
da h, proses pe
ny el
enggaraan la
aha h
n, p
pen en
ge ge
mbanga an
ekon on
om omi
i kota, ,
se rta penciptaan s
osia l budaya
u nt
uk perkota an
. Pengembang an
permu u
ki ki
ma ma
n juga a
ha a
ru ru
s s
me mp
p eh
at ik
an aspek – aspek
sos ial bu
da ya mas
ya rakat setempat aga
r pe ng
n em
m ba
ba ng
ng annya
kelak k
mamp p
u sesuai den
ga n
ko ndisi ma
syar akat
d an
lin gk
un gannya
. Peru
m ma
han sebagai sala h sa
tu keb
utuhan d
asar , sa
mpai den
gan saat ini s
e ebagian be
besa a
r dise
edi d
akan n
secara mandiri oleh masyara kat
ba ik membangun
sendiri maupun sewa kep a
ada pi p
ha hak lain
n. Kendala
a ut
ut am
a a yang
dihad ap
ap i
i ma
ma sy
sy ar
ar ak
ak at
a pada umumny
y a
a ke
ke te
te rj
rj an
an gk
gk au
a an
pem bi
ayaa n
n ru
rumah. Di la
la in
in pi
pihak, kredit pemilikan rumah dari per ba
ba nk
nk an
an mem mer
er lu
lu k
kan berbagai persyaratan yang tidak se se
ti i
ap ap
pi pi
ha ha
k k
dapat memperolehnya dengan mudah ser ta
ta suku bunga yang tidak murah.
2. 2.1.
1.2 2
Pe Pe
rm rm
as as
al al
ah ah
an an
P P
er er
um um
ah ah
an an
d d
an an P
Per er
mu mu
kiman
Per er
um umah
ahan an
s ebag
ag ai
ai salah satu ke
k butuhan da
a s
sar, sampai de
de ng
ng an
n s
s aa
aa t
t in
ini i
s seba
ba g
gian besar disediakan secara mandiri oleh masyarakat
t b
baik mem m
ba b
ngun sendiri maupun sewa kepada pihak lain. Upaya dalam memenuhi kebutuhan pe
ermukiman da an perumahan pemerintah dalam Gerakan
Nasional Pengembangan Sejuta Rumah G GNPSR yan
n g
g dicanangkan oleh Pemerintah sejak Oktober 2003
1
sampai saat ini masih diteruskan ke e
bi b
jakann y
ya tapi permasalahan yang dapat menghambat program ini antara lain :
a. terbatasnya pembiayaan perum ah
ahan untuk membantu masyarakat berpenghasilan
20 b. Belum ada mekanisme dengan hasil yang menggembirakan dalam upaya membantu
masyarakat berpenghasilan rendah c.
Bunga KPR perumahan yang diterbitkan oleh Bank masih terlampau tinggi untuk ukuran MBR
d. Daya beli masyarakat pada saat ini masih rendah e. Birokrasi perijinan masih cukup menyulitkan bagi para pengembang.
Permintaan akan perumahan terus meningkat tiap tahunnya. Secara nasional kebutuhan perumahan relatif besar, meliputi : kebutuhan rumah yang belum terpenuhi backlog sekitar 8 juta
unit; pertumbuhan kebutuhan rumah baru setiap tahunnya sekitar 800 ribu unit; serta kebutuhan peningkatan kualitas perumahan yang tidak memenuhi persyaratan layak huni sekitar 13 juta unit
rumah
2
. Kondisi di atas jelas menimbulkan permasalahan lingkungan, khususnya pusat kota inner-city
dimana akan tercipta kawasan dan lingkungan kumuh sick districts and neighborhoods yang dapat diindikasikan dengan munculnya permukiman kumuh dan liar slum dan squatters, kematian dan
kerusakan kawasan bersejarah, kesemrawutan dan kemacetan lalu lintas traffic congestion, kerusakan kawasan tepian air, bantaran sungai dan tepian laut, kekacauan ruang-ruang publik public
domain,public space, public easement, lingkungan pedestrian, isi dan arti komunitas, ketidak
sinambungan ekologi kota serta ketidak seragaman morfologi dan tipologi kota.
2.2. RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA RUSUNAWA 2.2.1
Pengertian Rusunawa
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, rumah adalah bangunsn tempat tinggal. Sedangkan menurut Webster Dictionary, rumah dapat didefinisikan sebagai:
x Sebuah struktur yang dimaksudkan sebagai tempat tinggal manusia x Sebgai bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal seorang atau lebih yang
memiliki fungsi yang sangat berbeda x Sebuah bangynan berisi tempat tinggal satu atau lebih keluarga
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun “UU Rusun”, definisi dari rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dan definisi dari rumah susun komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan dan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, rumah susun adalah gedung atau bangunan bertingkat terbagi atas
2 Menkimpraswil, April 2008, tentang tentangKebijakan dan Strategi NasionalPerumahan dan Permukiman KSNPP
d. Daya beli masyarakat pada sa sa
at at
i i
ni ni
m m
as as
ih rendah e. Birokrasi perijinan ma
masih cukup menyulitkan ba gi
gi p
p ara pengembang.
Permintaan akan pe pe
r rumahan terus meningkat tiap tahunnya.
a Secara nasional kebutuhan
perumahan relatif be be
s sar, meliputi : kebu
u t
tuhan rumah yang g
belum terpenuhi hi
backlog sekitar 8 juta
unit; pertumbu u
ha han kebutuha
h n ru
ru ma
m h ba
a r
ru set et
ia i
p p
ta ta
hu u
nn nn
ya ya
s sek
ek itar 800 ribu un
nit it
; ;
serta kebutuhan peningkata
ta n kualitas perum
m a
ahan an y
yang tidak memenuhi persy ya
arat at
an a
layak huni seki i
ta ta
r 13 juta unit rumah
h
2 2
. Kondis
s i
i di
di a
ata tas
s jelas
s m
me ni
mbulkan permas alah
an lingkungan, k
hu husu
s snya
a p
p us
us at
at kota inne
ner-city yy
d dimana a
a ka
ka n
n te
tercipta a
k k
awasan d
an lingkungan ku
muh sick districts and n ei
eigh g
borh rh
oo o
ds ds
y yang d
dap a
at diindika
kasi sika
ka n deng
ng an munculnya
p ermukiman
kumu h dan liar
slu m dan sq
ua a
tters ,
k k
em em
atian da an
keru u
sa sa
ka ka
n ka
a w
wa san bersejarah,
ke semrawutan dan kem
ac etan lalu lintas
t t
ra raffic c
c on
ong ge
st ion
, ,
ke e
ru ru
sa sa
k kan ka
ka wasa
n te
pian air, bantar an
sunga i
da n tepian
lau t, kekacauan rua
ng -r
ua a
ng pub ubli
li k
k pu
p blic
doma i
in,pub b
li c
space, pu bl
ic easemen
t ,
l ingk
un gan
pe destrian, isi
da n arti k
om un
u itas, ketida
dak k
tt si
s nambung
ga n ekologi kota ser
ta ket
idak s
er agaman
m orfo
logi d
an tip ologi kota.
2. 2 2.
2 R
RU MAH SUSUN
SEDERHANA SE
WA RUSUNA WA
2.2.1 Pengertian Rusunawa
Me Me
nu nu
ru ru
t Kamus besar Bahasa Indonesia, rumah adalah bangunsn tempat tingg gg
al al. Se
e da
dang ng
k kan
me menu
nu ru
r t
t We
We bs
bs te
te r
r Di
Di ct
ct io
io na
na ry
ry, ,
ru ruma
h h
da dapa
pat t
di dide
de fi
f nisi
i ka
ka n
n se se
ba baga
gai: i:
x x
Sebu bu
ah ah
s s
tr truk
uktur r
ya ya
n ng
d d
im im
ak a
sudk kan
an s
sebagai ai
t t
e empa
pa t
t ti
ti ng
ng ga
a l
l ma
ma nu
nu sia
x Se
Se bg
bg ai
ai b
bangunan yang berfu fungsi seb
bagai tempat tinggal l
se se
or or
an an
g g
at atau lebih yang
memiliki fungsi yang sangat b
berbeda x Sebuah bangynan berisi tem
mpat tinggal sa atu atau lebih keluarga
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Und dang Nom
o or 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun “UU
Rusun”, definisi dari rumah susun umum m
adal l
a ah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat b b
er erpenghasilan rendah, dan definisi dari rumah susun
21 beberapa tempat tinggal masing-masing untuk satu keluarga; Flat
3
dan rumah susun sewa adalah rumah susun yang diselenggarakan oleh pemerintah guan memenuhi kebutuhan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah untuk disewakan dalam jangka waktu tertentu. Peraturan Bupati Sleman No 11 tahun 2007 tentang perumahan dan kawasan permukiman
menyebutkan bahwa Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah
horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan – satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda
bersama dan tanah bersama dan rumah susun sewa adalah rumah bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang tidak dapat dimiliki secara perseorangan dan pemilik wajib membayar dalam
jangka waktu tertentu. Dari semua pengertian di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan tentang pengertian
ruamh susun yaitu sebuah tempat tinggal manusia yang melindunginya dari gangguan dan keberadaan akan terus tumbuh sesuai dengan penghuninya. Pengertian rumah susun di atas juga
memliki perbedaan namun masih terdapat kesamaan yang apabila kita urutkan berdasarkan dari yang dimiliki oleh semua pengertian sampai yang hanya dimiliki oleh sebagian pengertian adalah:
x Rumah susn terdri dari beberapa unit hunian x Unit – unit tersebut disatukan dalam bangunan tunggal.
x Bangunan tunggal tersebut berupa bangunan bertingkat atau bersifat vetikal.
Perbedaan rumah susun dengan rusunawa adalah terletak pada sistem kepemilikan, rusun dapat dimiliki oleh penghuninya dengan cara membeli sedangkan rusunawa hanya dapat dipakai
dengan cara menyewa sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan Rusunawa adalah singkatan dari rumah susun sederhana sewa yaitu bangunan bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan
tempat hunian yang memiliki WC dan dapur yang menyantu, dengan cara membayar sewa tiap bulannya kepada pengembangnya.
2.2.2. Misi dan Kebijakan Rumah Susun