commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia sedang membangun di segala bidang. Untuk itu, masyarakat Indonesia perlu kebugaran yang prima. Pengukuran nilai VO
2
max
diperlukan untuk mengetahui kebugaran tersebut. Namun, pengukuran nilai VO
2
max
masih menggunakan standar orang barat. Standar tiap ras berbeda. Hal ini terbukti dari penelitian Duncan dan Horvarth 1988 yang
menyebutkan ada perbedaan nilai VO
2
max
ras Melayu, Cina dan India. Sebuah standar umumnya mempunyai beberapa faktor yang berpengaruh. Beberapa
yang mempengaruhi nilai tersebut adalah ras, usia, jenis kelamin, status sistem organ tubuh, profil hematologi, metabolisme tubuh, indeks massa
tubuh, luas permukaan tubuh, komposisi lemak tubuh., tinggi suatu daerah, suhu daerah, faktor makanan, teknik pengukuran dan latihan Levine, 2008 ;
Basset dan Boulay, 2003 ; Andreacci dkk, 2005 ; Donoghue dan Bates, 2000 ; Chatterjee dkk, 2006 ; Robergs dan Roberts, 2000. Faktor genetik
dipengaruhi oleh ras. Sedangkan, faktor genetik mempengaruhi status fungsional, struktural dan hormonal tubuh.
Leyland 2006 mempunyai pendapat yang berbeda tentang standardisasi nilai VO
2
max
. Nilai VO
2
max
merupakan gambaran aktivitas dari kemampuan paru-paru mengambil oksigen, kemampuan jantung memompa
darah, kemampuan hemoglobin mendistribusikan oksigen, kemampuan otot
1
commit to user 2
mendapatkan suplai oksigen dan kemampuan mitokondria serta enzim tubuh untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu, kemungkinan akan terjadi
banyak kesalahan dalam pengukuran. Namun, hanya pengukuran nilai VO
2
max
yang bisa menggambarkan kemampuan organ-organ tersebut dalam satu integritas.
Masyarakat Jepang telah meneliti nilai VO
2
max
. Sampel yang digunakan Nakanishi dan Nethery adalah orang yang berusia antara 19 tahun
sampai 25 tahun. Pengukuran menggunakan sepeda ergometer. Orang dengan rentang usia tersebut sama dengan para mahasiswa di Indonesia. Nilai VO
2
max
tersebut bisa dijadikan standar pembanding untuk orang Indonesia. Chatterjee dkk 2006 mengungkapkan setiap laboratorium seharusnya mempunyai
referensi standar tersendiri. Selain itu, masyarakat Jepang mempunyai genetik yang berebeda dengan masyarakat Indonesia. Selain berbeda dalam hal
genetik, juga berbeda dalam hal geografi tempat tinggal, pekerjaan, kebudayaan dan status nutrisi. Setelah perang dunia kedua, masyarakat
Jepang menitikberatkan pada diet tinggi protein, lemak, kalsium, vitamin B
2
dan vitamin C, sedangkan konsumsi karbohidrat, zat besi, dan vitamin B
1
dikurangi Nakanishi dan Nethery, 1998. Adanya beberapa faktor tersebut, maka kemungkinan terdapat perbedaan nilai VO
2
max
. Alasan inilah yang
mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang nilai VO
2
max
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sebagai ras Indonesia dan Mahasiswa Kobe sebagai ras Jepang.
commit to user 3
B. Rumusan Masalah