BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah KPU Sumatera Utara
Pemilihan Umum sebagai sarana penyaluran aspirasi demokrasi memegang peranan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui pemilu setiap
warga negara memiliki hak untuk menentukan orang-orang yang akan duduk di kursi kepemimpinan.
Secara historis, Indonesia telah mengalami 10 kali pemilihan umum masing- masing tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009.
Pada awalnya pemilu ditujukan hanya untuk memilih anggota lembaga perwakilan seperti DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD KabupatenKota. Namun seiring
dilakukannya amandemen UUD 1945 pada tahun 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden pilpres, yang sebelumnya dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan
langsung oleh rakyat. Sehingga semenjak 2004 pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu.
Sedangkan pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah pilkada dimasukkan pula sebagai
bagian dari rezim pemilu. Sehingga pemilu yang saat ini di kenal masyarakat adalah pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan acap lima
tahun sekali
.
.
4.1.2 Tugas Dan Wewenang
Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan
Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut : 1.
Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum 2.
Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum
3. Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS
4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap
daerah pemilihan 5.
Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II
6. Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan
Umum 7.
Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf: Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor
3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan
KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 tiga tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum
.
4.1.3 Visi Dan Misi 4.1.3.1 Visi
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi
terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 4.1.3.2 Misi
Adapun misi KPU Sumatera Utara adalah sebagai berikut : 1.
Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan
Umum 2.
Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien
dan efektif 4.
Memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku 5.
Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang
demokratis .
4.2 Analisis Deskriptif
Merupakan metode analisis data dengan cara data disusun, dikelompokkan, kemudian disajikan sehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi. Analisis deskriptif pada penelitian ini adalah komposisi karyawan Komisi Pemilihan Umum KPU Sumatera Utara.
Berdasarkan data dari 37 responden sebagai karyawan Komisi Pemilihan Umum KPU Sumatera Utara, melalui daftar pertanyaan didapat kondisi
responden tentang jenis kelamin, usia, dan lama bekerja pada Komisi Pemilihan Umum KPU Sumatera Utara.
Gambaran umum objek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan sebagai berikut:
4.2.1.Karakteristik Responden 4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
1 Pria
20 54
2 Wanita
17 46
Jumlah
37 100
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner 2015.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 37 responden, 54 responden merupakan laki-laki dan 46 adalah perempuan.
4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia tahun
Frekuensi Persentase
1 24-27
2 5.4
2 28-31
7 18.9
3 31-34
11 29.7
4 35
17 46
Jumlah 37
100 Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner 2015.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berumur antara 24-27 tahun sebanyak 2 orang 5.4, diikuti dengan usia responden 28-31 tahun
sebanyak 7 orang 18,9. Lalu usia responden 31-34 tahun sebanyak 11 orang 29,7 dan umur responden serta 35 tahun sebanyak 17 orang 46.
4.2.1.3. Karakteristik Responden Masa Kerja
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No Usia tahun
Frekuensi Persentase
1 1-3
2 5,4
2 4-6
5 13,5
3 7-9
12 32,4
5 10
18 48,7
Jumlah 84
100 Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner 2015.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang telah bekerja antara 1-3 tahun sebanyak 2 orang 5,4, diikuti dengan masa kerja responden 4-6
tahun sebanyak 5 orang 13,5. Lalu masa kerja responden 7-9 tahun sebanyak 12 orang 32,4 dan masa kerja responden serta masa kerja responden diatas 10 tahun,
sebanyak 18 orang 48,7.
4.2.2 Deskriptif Variabel
Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian
berdasarkan pendapat responden mengenai variabel prestasi kerja dan variabel promosi kerja.
4.2.2.1 Deskripsi Variabel Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan. Hasil tanggapan terhadap prestasi kerja dapat dijelaskan pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Prestasi Kerja
Indikator Penelitian Pernyataan Variabel Prestasi Kerja
Rata –
rata Skor 5
Skor 4 Skor 3
Skor 2 Skor 1
SS S
KS TS
STS N
N N
N N
1.
saya mampu melaksanakan program KPU Sumatera Utara
14 37,84 18 48,65 2
5,41 2 5,41 1 2,70 4,14
2.
saya mampu bekerja sesuai dengan standart pekerjaan
10 27,03 18 48,65 8
21,62 1 2,70 0 0,00 4,00
3.
saya mampu memutakhirkan data pemilu berdasarkan data
kependudukan yang tersedia 18 48,65 18 48,65
1 2,70
0 0,00 0 0,00 4,46
4.
saya mampu menyusun daftar peserta pemilu
6 16,22 16 43,24 12 32,43 3 8,11 0 0,00 3,68
5.
saya selalu hadir tepat waktu dalam bekerja
10 27,03 23 62,16 4
10,81 0 0,00 0 0,00 4,16 6.
saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu
19 51,35 18 48,65 0,00
0 0,00 0 0,00 4,51 7.
saya aktif bekerja dalam proses pemilu
16 43,24 19 51,35 2
5,41 0 0,00 0 0,00 4,38
8. saya semangat menyelesaikan
pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan
10 27,03 23 62,16 4
10,81 0 0,00 0 0,00 4,16 9.
saya mampu bersosialisasi dengan baik kepada rekan
kerja 22 59,46 11 29,73
3 8,11
1 2,70 0 0,00 4,46 10.
saya mampu bekerja sama dengan kelompok
24 64,86 10 27,03 3
8,11 0 0,00 0 0,00 4,57
Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 Juli 2015
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa: 1.
Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu melaksanakan program KPU Sumatera Utara, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 14
orang 37,84, responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang 48,65, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 2 orang 5,41 responden
yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 orang 5,41 dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 orang 2,70.
2. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu bekerja sesuai dengan
standart pekerjaan, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 10 orang 27,03, responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang 48,65,
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 8 orang 21,62 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang 2,70.
3. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu memutakhirkan data
pemilu berdasarkan data kependudukan yang tersedia, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 18 orang 48,65, responden yang menjawab
setuju sebanyak 18 orang 48,65, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang 2,70.
4. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu menyusun daftar peserta
pemilu, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 6 orang 16,22, responden yang menjawab setuju sebanyak 16 orang 43,24,
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 12 orang 32,43 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang 8,11.
5. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya selalu hadir tepat waktu dalam
bekerja, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 10 orang 27,03, responden yang menjawab setuju sebanyak 23 orang 62,16,
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 4 orang 10,81. 6.
Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 19
orang 51,35, responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang 48,65, 7.
Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya aktif bekerja dalam proses pemilu, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 16 orang 43,24,
responden yang menjawab setuju sebanyak 19 orang 51,35, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 2 orang 5,41.
8. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya semangat menyelesaikan
pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 10 orang 27,03, responden yang menjawab setuju
sebanyak 23 orang 62,16, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 4 orang 10,81.
9. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu bersosialisasi dengan baik
kepada rekan kerja, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 22 orang 59,46, responden yang menjawab setuju sebanyak 11 orang 29,73,
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 3 orang 8,11 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang 2,70.
10. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa dalam pelaksanaan tugas saya mampu
bekerja sama dengan kelompok, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 24 orang 64,86, responden yang menjawab setuju sebanyak 10
orang 27,03, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 3 orang 8,11.
4.2.2.2 Deskripsi Variabel Promosi Jabatan
Promosi jabatan adalah kenaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab
sebelumnya dalam sturuktur organisasi. Hasil tanggapan terhadap promosi jabatan dapat dijelaskan pada Tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Promosi Jabatan
Indikator Penelitian Pernyataan
Variabel Promosi Jabatan Rat
a – rata
Skor 5 Skor 4
Skor 3 Skor 2
Skor 1 SS
S KS
TS STS
N N
N N
N
11.
karyawan ditempatkan pada posisijabatan sesuai
dengan latar belakang pendidikannya
16 43,24 19 51,35 1 2,70
1 2,70 0 0,00 4,35
12.
karyawan di tempatkan pada posisijabatan sesuai
dengan kemampuannya 11 29,73 18 48,65 7 18,92 1 2,70 0 0,00 4,05
13.
kenaikan pangkatjabatan sesuai dengan prestasi
kerja karyawan 23 62,16 12 32,43 1
2,70 1 2,70 0 0,00 4,54
14.
promosi jabatan ditetapkan sesuai dengan
pengalaman karyawan 18 48,65 18 48,65 1
2,70 0 0,00 0 0,00 4,46
15.
karyawan yang memiliki ide kreatif dalam
memecahkan permasalahan mendapat
kesempatan promosi
18 48,65 18 48,65 1 2,70
0 0,00 0 0,00 4,46
jabatan
16.
karyawan yang memiliki inisiatif tinggi memiliki
peluang mendapatkan promosi jabatan
22 59,46 12 32,43 3 8,11
0 0,00 0 0,00 4,51
Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 Juli 2015
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa: 1.
Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa karyawan ditempatkan pada posisijabatan sesuai dengan latar belakang pendidikannya, responden yang
menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 16 orang 43,24, responden yang menjawab setuju sebanyak 19 orang 51,35, responden yang menjawab kurang
setuju sebanyak 1 orang 2,70 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang 2,70.
2. Melalui peryataan dari kuesioner bahwa karyawan di tempatkan pada
posisijabatan sesuai dengan kemampuannya, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 11 orang 29,73, responden yang menjawab setuju
sebanyak 18 orang 48,65, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 7 orang 18,92 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang 2,70.
3. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa kenaikan pangkatjabatan sesuai dengan
prestasi kerja karyawan, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 23 orang 62,16, responden yang menjawab setuju sebanyak 12 orang
32,43, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang 2,70 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang 2,70.
4. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa promosi jabatan ditetapkan sesuai
dengan pengalaman karyawan, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 18 orang 48,65, responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang
48,65, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang 2,70. 5.
Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa karyawan yang memiliki ide kreatif dalam memecahkan permasalahan mendapat kesempatan promosi jabatan,
responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 18 orang 48,65, responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang 48,65, responden yang
menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang 2,70. 6.
Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa karyawan yang memiliki inisiatif tinggi memiliki peluang mendapatkan promosi jabatan, responden yang menjawab sangat
setuju yaitu sebanyak 22 orang 59,46, responden yang menjawab setuju sebanyak 12 orang 32,43, responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 3
orang 8,11.
4.3 Analisis Kuantitatif
4.3.1 Metode Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas prestasi kerja X terhadap variabel terikat promosi jabatan Y yang
dilakukan pada 37 orang karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera
Utara.
Analisis Regresi Linear Sederhana dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS. Bentuk perumusannya sebagai berikut:
Y=a+bX
Tabel 4.6 Coefficients Regresi Sederhana
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 7.413
4.707 1.575
.124 Prestasi_Kerja
.446 .110
.564 4.042
.000 a. Dependent Variable: Promosi_Jabatan
Sumber: Data diolah 2015
1. Konstanta a = 7,413, ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel
prestasi kerja X adalah 0, maka promosi jabatan Y tetap ada sebesar 7,413, dengan asumsi variabel lain tetap.
2. Koefisien X= 0,446. Hal ini menunjukkan prestasi kerja berpengaruh positif
terhadap promosi jabatan. Dengan kata lain jika prestasi kerja ditingkatkan sebesar satu-satuan maka akan meningkatkan promosi jabatan sebesar 0,446
4.3.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Pengujian Hipotesa: H0: Prestasi kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan
pada karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Ho diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Ha: Prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan pada karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Ha diterima jika
t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Nilai t
tabel
dapat dilihat pada α = 5 yang diperoleh dari n-k n= jumlah sampel yaitu 37 orang
k= jumlah variabel yang digunakan yaitu 2 maka nilai t
tabel
535 adalah 1,68. hasil uji secara dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 7.413
4.707 1.575
.124 Prestasi_Kerja
.446 .110
.564 4.042
.000 a. Dependent Variable: Promosi_Jabatan
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat nilai T
hitung
T
tabel
4,0421,68 dan nilai signifikan 0,00. Hal ini dapat disimpulkan “Variabel prestasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap promosi jabatan pada karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara” Ha diterima.
4.3.3 Pengujian Koefisien Determinan R²
Koefisien Determinasi R
2
pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi dan kemampuan varian dari varibel bebas menjelaskan variabel
terikat. Jika R
2
semakin besar nilainya mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas prestasi kerja besar terhadap variabel terikat promosi
jabatan. Berarti model yang digunakan semakin kuat menerangkan pangaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
4.8 Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .564
a
.318 .299
2.27077 a. Predictors: Constant, Prestasi_Kerja
Pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan sebagai berikut: Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat nilai R= 0,564. Hal ini dapat disimpulkan
hubungan antara variabel prestasi kerja dengan promosi jabatan cukup erat dengan nilai hubungan 56,4. Sedangkan nilai R square = 0,318. Hal ini dapat
menyimpulkan variabel Promosi Jabatan dapat dijelaskan sebesar 31,8 oleh prestasi kerja pada karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara.
Sisanya 1-0,318= 0,682 = 68,2 lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan pernyataan yang telah diberikan kepada responden, pernyataan yang paling dominan pada variabel prestasi kerja yang memiliki rata-rata tertinggi
adalah pernyataan nomor 10 dimana setiap karyawan mampu berkerja sama dalam
melaksanakan tugas dengan rata-rata nilai sebesar 4,57. Sedangkan pada variabel promosi jabatan, pernyataan yang paling dominan adalah penyataan nomor 13 dimana
kenaikan pangkat jabatan pada karyawan sesuai dengan prestasi kerja yang telah dihasilkan oleh karyawan dengan rata-rata nilai sebesar 4,54.
Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan dalam penelitian ini variabel prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan. Hasil ini dapat
disimpulkan jika prestasi kerja baik, maka promosi jabatan akan meningkat namun sebaliknya jika prestasi kerja buruk maka promosi jabatan akan turun. Menurut
Hasibuan 2003:93, prestasi kerja adalah “salah satu kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta ketetapan waktu”. Kerja yang baik menunjukkan sumber daya yang kompeten, dan memiliki loyalitas yang tinggi
terhadap perusahaan. Prestasi kerja karyawan yang menunjukkan peningkatan dapat membantu karyawan tersebut untuk di promosikan jabatannya, karena salah satu
syarat promosi jabatan adalah prestasi kerja yang dapat dilihat dari catatan-catatan kerja selama ini yang ada. Penilaian prestasi kerja terhadap pegawai maupun
karyawan merupakan tolak ukur utama dalam pengembangan SDM. Hariandja dalam Hasibuan 2007:99 “promosi adalah kemungkinan seseorang dapat berkembang
melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, ini juga dapat mempengaruhi prestasi kerja
seseorang”
Sesuai dengan hasil yang telah didapat, penelitian ini mendukung beberapa penelitian yang telah dilakukan peneliti terdahulu yaitu oleh Cressida dkk, 2010
yang menyatakan “prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan pada Karyawan Bank Sumatera Selatan Bangka Belitung cabang Palembang”.
Penelitian dari Maulida 2010 “ prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan pada karyawan PT.X Bogor yang merupakan perusahaan
telekomunikasi”. Penelitian dari Rani 2012 “prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan pada PT. KK Indonesia”.
Berdasarkan hasil yang didapat, penilaian prestasi kerja merupakan hal yang berpengaruh terhadap promosi jabatan. Oleh sebab itu, KPU perlu melakukan
penilaian yang lebih efektif dan efisien sehingga karyawan dapat ditempatkan sesuai dengan kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta ketepatan waktu, sehingga
promosi jabatan dapat dilaksanakan dengan baik. KPU harus lebih mampu melakukan penilaian kinerja karyawan dengan lebih baik serta mampu membedakan karyawan
yang produktif dan yang tidak produktif sehingga nantinya ketika ada promosi jabatan, hasil dari promosi jabatan tersebut dapat diterima oleh berbagai pihak.
Tentunya dalam penilaian prestasi kerja karyawan harus dilihat dalam target pekerjaan yang telah disusun dalam Rencana Kerja Anggaran RKA. Sehingga ini
mampu menjadi tolak ukur dalam melakukan penilaian terhadap karyawan. Dalam melakukan pekerjaan, karyawan juga harus mengetahui apa yang
diharapkan dalam dirinya dan mengetahui sasaran spesifik dalam penilaian kinerja,
sehingga juga dibutuhkan deskripsi dari sebuah jabatan yang berhubungan dengan jabatan karyawan tersebut. Disisi lain KPU harus mampu mengarahkan serta
memberikan pelatihan dan pengembangan agar karyawan yang lebih baik lagi agar karyawan mampu memberikan hasil pekerjaan yang baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN