Rasio Kompresi Waktu Kompresi Waktu Dekompresi Hasil Penelitian Sebelumnya

Gambar 2.13 Tahap Ketiga Reverse Transform dari BWT Van, 2009 Output dari reverse transform juga berada di indeks 4, itulah mengapa indeks dimanfaatkan untuk merepresentasikan output dari forward transform dan urutannya adalah , yang mana memiliki urutan asli dari vektor p. Setelah proses dekompresi dengan metode BWT selesai, data citra diubah kembali dari bentuk piksel satu dimensi berurutan ke bentuk piksel dua dimensi dengan cara pemindaian unzig- zag sehingga citra hasil dekompresi dapat ditampilkan kembali.

2.7 Rasio Kompresi

Rasio kompresi pada kedua citra akan diukur untuk mengetahui mana yang lebih baik sesuai kinerja proses kompresinya. Citra sebelum dikompresi akan dibandingkan dengan citra hasil kompresi. Rasio kompresi dapat dinyatakan dengan persamaan matematis sebagai berikut Putra, 2010: Dimana:  = Rasio kompresi compression ratio  = Ukuran citra asli  = Ukuran citra kompresi Citra hasil kompresi yang kecil akan memberikan nilai rasio kompresi yang semakin kecil dan sebaliknya, nilai rasio kompresi yang besar akan menjadi target Universitas Sumatera Utara dalam suatu teknik kompresi citra. Namun besarnya nilai rasio kompresi harus diikuti dengan kualitas citra Napitupulu, 2012.

2.8 Waktu Kompresi

Dalam melakukan kompresi citra dengan metode yang berbeda pasti membutuhkan waktu yang berbeda pula. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tahapan kompresi citra akan memengaruhi kinerja metode kompresi citra tersebut. Semakin cepat waktu kompresi maka akan menjadi salah satu faktor pendukung terhadap suatu metode kompresi citra untuk menjadikannya sebagai metode kompresi citra yang baik. Tapi metode kompresi citra yang memiliki tahapan cukup banyak dan dalam penyelesaiannya memerlukan proses yang rumit pasti akan memakan waktu yang lama. Hal ini kurang baik jika diterapkan nantinya dalam aplikasi kompresi citra.

2.9 Waktu Dekompresi

Tidak hanya waktu kompresi yang berpengaruh pada kinerja metode kompresi citra, waktu dekompresi juga menjadi salah satu faktor pendukung apakah kinerja sebuah metode kompresi citra bisa dikatakan baik atau tidak. Waktu mengembalikan file citra yang telah terkompres akan menjadi penilaian yang sama pentingnya dengan waktu memproses kompresi pada citra.

2.10 Hasil Penelitian Sebelumnya

Untuk melengkapi pengetahuan tentang metode Joint Photographic Experts Group JPEG dan Burrows-Wheeler Transform BWT, berikut adalah Tabel 2.2 berisi tentang hasil penelitian sebelumnya yang telah membahas kedua metode tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Hasil Penelitian Metode JPEG dan Metode BWT No Nama Judul Tahun Hasil Penelitian 1. Pramitarini, Y. Analisa Pengiriman Citra Terkompresi JPEG Dengan Teknik Spread Spektrum Direct Sequence DS- SS 2011 Kompresi JPEG yang disimulasikan dengan menggunakan tiga citra digital memberikan hasil berupa kualitas citra yang baik dan rasio kompresi yang tinggi jika digunakan parameter quality di atas 75, Dimana pada parameter ini diperoleh nilai PSNR antara 32,83 sampai 48,23 dan jumlah bit per pixel 3.63 bpp. 2. Napitupulu, H. S. Analisa Perbandingan Kinerja Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode JPEG Dan Wavelet Multi Variable 2012 Karakteristik citra yang memiliki penyebaran dan variasi nilai derajat keabuan level medium sangat optimum dikompres baik dengan metode JPEG dan Wavelet. Hasil simulasi yang diperoleh adalah Wavelet Biorthogonal yang menjadi perwakilan Wavelet dikarenakan memiliki hasil yang paling optimum dalam mengkompres citra dibandingkan jenis Wavelet yang lain memiliki tingkat kompresi lebih baik dari JPEG, berkisar antara 65-70 kali pemampatan sementara pada JPEG hanya 20-25 untuk nilai PSNR yang sama yaitu berkisar 35-45 db. Universitas Sumatera Utara No Nama Judul Tahun Hasil Penelitian 3. Setiawan, A, E. Implementasi Penggabungan Algoritma Run- Length Encoding dan Metode Burrows- Wheeler Transform Pada Pemampatan Citra BMP 24- Bit 2014 Metode Burrows-Wheeler Transform sangat efektif jika digabungkan dengan algoritma Run-Length Encoding pada kompresi citra bitmap 24 bit. Rasio kompresi yang dihasilkan oleh penggabungan Run-Length Encoding dan Burrows-Wheeler Transform lebih baik dibandingkan rasio kompresi yang dihasilkan oleh Run-Length Encoding tanpa Burrows-Wheeler Transform. Setelah mengetahui hasil dari beberapa penelitian diatas, penulis akan membandingkan kompresi citra antara metode Joint Photographic Experts Group JPEG dengan metode Burrows-Wheeler Transform BWT agar dapat diketahui manakah hasil kompresi yang terbaik. Universitas Sumatera Utara BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini berisikan uraian analisis mengenai proses kerja dari metode Joint Photographic Experts Group JPEG dan Burrows-Wheeler Transform BWT yang terdiri dari use case diagram, sequence diagram, activity diagram, pseudocode program, flowchart, dan perancangan tampilan form dari aplikasi.

3.1 Analisis Sistem