Prosedur Pemberian Kredit dengan Jaminan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang

tanggungan telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria. Dengan dibuatnya buku tanah tersebut, hak tanggungan lahir dan kreditur menjadi kreditur pemegang hak tanggungan, dengan kedudukan mendahului dari kreditur-kreditur lain. Untuk memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sertifikat Hak Tanggungan diberi irah-irah dengan membubuhkan pada sampulnya kalimat “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pasal 14 ayat 2 dan 3 UUHT. Dengan pencantuman irah-irah tersebut pada sertifikat hak tanggungan, maka untuk itu dapat dipergunakan Lembaga Eksekusi. Setelah sertifikat hak tanggungan selesai dibuat, kemudian sertifikat hak tanggugan tersebut diserahkan kepada pemegang hak tanggungan yang bersangkutan.

B. Prosedur Pemberian Kredit dengan Jaminan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang

Undang-Undang Perbankan yang berlaku pada saat ini masih sangat menekankan pada arti pentingnya jaminan collateral sebagai salah satu sumber pemberian kredit dalam rangka pendistribusian dana nasabah dan penggerak perekonomian. Bank tidak akan memberikan kredit kepada debitur tanpa adanya jaminan yang diserahkan terhadap bank. Jaminan adalah keyakinan atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Universitas Sumatera Utara Bank sebagai kreditur tentunya tidak dengan begitu saja memberikan dana yang diminta oleh calon debitur, meskipun calon debitur tersebut dalam keadaan mampu memberikan jaminan. Bank harus tetap menjalankan prosedur pemberian kredit dengan jaminan kepada debitur dan memperhatikan tujuan dari pemberian kredit kepada calon nasabah itu seperti apa, agar sasaran dari pemberian fasilitas kredit itu dapat tercapai dengan maksimal. Agar pemberian kredit tersebut sehat dan cara pembayarannya lancar pada saat nasabah menyampaikan atau mengajukan usul permohonan pinjamannya, pihak bank dalam hal ini PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang melakukan prosedur tata cara dalam pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan, adapun prosedur yang dilaksanakan oleh pihak bank antara lain: 67 1. Pihak bank PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang dalam memberikan kredit berdasarkan pada prinsip kehati-hatian. Sebagai lembaga keuangan yang melepaskan uang kepada masyarakat, pihak bank harus berhati-hati dalam menentukan siapa yang patut untuk diberikan kredit dan berapa besarnya jumlah kredit yang akan diberikan kepada debitur, serta mengetahui apa jaminan yang diberikan oleh calon debitur. Selain itu juga harus memperhatikan bahwa perjanjian yang dibuat dengan calon debitur tidak cacat dan memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian. Apabila sejak dini bank sudah teliti dalam hal pemberian kredit, kiranya kredit yang diberikan kepada debitur nantinya terjamin dalam 67 Hasil wawancara dengan Bapak Abdi Satria Sembiring bidang admisnistrasi kredit PT. Bank SUMUT Cabang Pembantu Pasar Sidikalang, tanggal 14 juni 2016. Universitas Sumatera Utara pengembaliannya, dan pengembaliannyapun tepat pada waktu yang telah diperjanjikan. Dalam mengajukan permohonan kredit perlu diperhitungkan tentang adanya penyimpangan atau hal-hal yang tidak diinginkan terhadap barang jaminan. Untuk menyikapi hal ini pihak bank mengadakan “Survey on the spot” atau peninjauan tempat dimana barang jaminan berada. Dari hasil peninjauan tersebut, pihak bank dapat membuat laporan penilaian jaminan kredit yang kemudian diserahkan kepada direksi. Syarat calon nasabah debitur yang akan mengajukan kredit antara lain: a. Tahap Persiapan Tahap ini merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi nasabah yang hendak mengajukan kredit antara lain: 1 Nasabah membuat syarat permohonan kredit atau mengisi daftar permohonan kredit dengan melampirkan: a KTPSIM dan fotocopy KTPSIM atau surat keterangan dari LurahKepala Desa serta ikut melampirkan fotocopy kartu keluarga; b Surat izin usaha bagi pemohon pinjaman; c NPWP bagi pemohon pinjaman sebesar Rp. 50 juta keatas; d Bukti pemilikan agunan atau jaminan asli dan fotocopy; e Surat keterangan dari Kepala DesaLurah setempat yang menerangkan bahwa si pemohon kredit benar memiliki sebidang Universitas Sumatera Utara tanah dan diatas tanah itu berdiri sebuah bangunan rumah tempat tinggal dan pada saat diagunkan sebagai jaminan kredit, tanah dan bangunan tersebut tidak diagunkan, tidak dirobohkan dan tidak ada silang sengketa. 2 Mengadakan wawancara pertanyaan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk mengenai tujuan kredit yang dimohonkan tersebut, tujuan kredit itu terdiri dari: a Kredit investasi yaitu kredit yang digunakan untuk pengembalian barang-barang modal atau aktiva tetap; b Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja. Pada umumnya habis dalam satu atau beberapa proses produksi; c Kredit konsumsi yaitu kredit yang digunakan untuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa untuk kebutuhannya secara langsung, biasanya untuk calon peminjam yang berpenghasilan tetap. b. Tahap penilaian Untuk memutuskan suatu permohonan kredit ditolak atau dipertimbangkan dapat didasarkan kepada: 1 Pemeriksaan terhadap character watak, kepribadian si pemohon pinjaman; 2 Pemeriksaan terhadap capacity kemampuan, kesanggupan; 3 Pemeriksaan terhadap capital modal; Universitas Sumatera Utara 4 Pemeriksaan terhadap condition of economi kondisi keuangan si calon pemohon kredit; 5 Pemeriksaan terhadap collateral jaminan. Selain syarat tersebut calon debitur juga harus melengkapi syarat sebagai berikut: 1 Formulir tanda penerimaan jaminan yang berisi tentang barang yang akan dijadikan jaminan, apabila barang jaminan berupa hak atas tanah maka terlebih dahulu harus dibuat SKMHT Surat Keterangan Membebankan Hak Tanggungan atau APHT Akta Pemberian Hak Tanggungan pada Notaris yang ditunjuk; a Formulir penyerahan hak milik jaminan. Formulir ini berisi daftar barang-barang jaminan. Selanjutnya yang menerangkan sebagai kuasa adalah PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang dan surat ini dikuatkan oleh pihak yang berwenang; b Surat kuasa menjual, yaitu surat yang menerangkan kesanggupan calon debitur apabila ia tidak dapat melunasi hutangnya setelah jatuh tempo maka barang yang dijadikan jaminan tersebut menjadi milik pihak bank, yang kemudian jaminan tersebut dapat dilelang secara umum. Dari hasil pelelangan tersebut, digunakan untuk melunasi biaya pokok kredit dan kelebihannya dikembalikan kepada debitur. Universitas Sumatera Utara Pada saat pengambilan kredit oleh debitur tidak dapat dikuasakan kepada orang lain namun harus secara langsung oleh yang bersangkutan dan harus menunjukkan identitas diri. Jika ingin mengajukan tambahan kredit maka debitur harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1 Pinjaman kredit yang terdahulu telah lunas; 2 Angsuran kredit yang terdahulu baik, lancar, dan pengembaliannya sesuai jangka waktu yang telah diperjanjikan; 3 Usaha yang dilakukan debitur mengalami perkembangan dengan pemberian kredit yang terdahulu. Didalam pelaksanaan perjanjian kredit tersebut menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak yaitu kreditur dan debitur, beberapa hak dan kewajiban yang terikat wajib dipenuhi guna menjamin rasa saling percaya oleh para pihak serta kegiatan perkreditan dapat dilaksanakan dengan lancar. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut: 1 Hak Kreditur a Menerima bunga sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati; b Menegur atau memperingatkan apabila dalam pembayaran angsuran kredit dinyatakan kurang lancar atau diragukan; c Menerima administrasi dan provisi. 2 Hak debitur Universitas Sumatera Utara a Menerima kredit yang diberikan oleh kreditur; b Menerima tabungan diakhir pelunasan; c Debitur diasuransikan, artinya kredit ditanggung oleh pihak asuransi. Yang dijaminkan adalah jumlah plafon kreditnya. Apabila debitur meninggal dunia sebelum jatuh tempo pembayaran kredit maka kredit dapat diklaim oleh pihak asuransi. 3 Kewajiban Kreditur a Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada debitur; b Memberikan informasi mengenai kredit; c Mematuhi segala ketentuan yang termuat didalam perjanjian kredit. 4 Kewajiban Debitur a Membayar kredit dengan tertib; b Membayar kredit tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang telah diperjanjikan; c Mematuhi segala ketentuan yang termuat didalam perjanjian kredit. 2. Pembuatan Akta Pemberian Pemberian Hak Tanggungan APHT Bagi debitur yang melakukan kredit di PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang, jaminan hak tanggungan yang berupa hak atas tanah harus dibuatkan APHT pada notaris. Dalam hal ini subjek dari Hak Tanggungan yaitu orang perseorangan atau badan hukum yang wajib Universitas Sumatera Utara membuat APHT kepada pejabat yang berwenang yaitu PPAT. Subjek hak tanggungan yaitu pemilik hak atas tanah yang mendaftarkan objek hak tanggungannya yakni berupa tanah. Didalam mendaftarkan tanah wajib dilakukan sendiri oleh pemilik hak atas tanah kecuali yang bersangkutan tidak dapat hadir pada penandatanganan APHT, maka oleh pemilik hak atas tanah dibut Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan SKMHT secara otentik. 3. Pendaftaran Akta Pemberian Hak Tanggungan Setelah kredit debitur disetujui oleh pihak bank dengan syarat yang telah ditentukan, maka pihak bank bersama-sama dengan debitur mengadakan penandatangan perjanjian kredit yang mencantumkan mengenai: a. Jumlah kredit yang diberikan; b. Addendum kredit yang berisi tentang perubahan kredit, penambahan kredit, dan nomor perjanjian; c. Jangka waktu kredit; d. Agunan yang diserahkan yang meliputi tempat dan siapa pemiliknya guna pengikatan barang jaminan. Setelah semua berkas-berkas telah lengkap, maka dikeluarkanlah APHT. APHT ini dibuat dihadapan PPAT dimana tanah tersebut berada. Pada umumnya pemberian hak tanggungan oleh debitur atau orang yang memberikan jaminan hak tanggungan kepada debitur atau bank karena adanya transaksi kredit, dimana bank menilai atau merasa yakin Universitas Sumatera Utara bahwa nasabah layak diberi kredit dan dilain pihak untuk menjamin pelunasan kredit tersebut nasabah menyerahkan agunan berupa tanah beserta benda yang melekat diatasnya. Pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan bertujuan untuk mendaftarkan hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan agar kepastian hukumnya terjamin, baik itu meliputi kepastian tentang subjek haknya maupun objek haknya. Pendaftaran Akta Pemberian Hak Tanggungan dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian hukum antara pihak kreditur sebagai pemegang hak tanggungan dan pihak debitur sebagai pemberi hak tanggungan serta mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. c. Tahap Pemutusan Keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan kewenangan haknya dalam mengambil keputusan, biasanya persetujuan awal dari petugas analisis kredit yang kemudian diteruskan kepada seksi pemasaran, pemutusan kredit ini dilakukan oleh pimpinan cabang Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang dengan wewenang yang dimilikinya setelah semua laporan penilaian sehubungan dengan permohonan kredit yang dimohonkan lengkap maka bagian pemasaran menambahkan lagi mengenai: 1 Character nasabah; 2 Kemampuan atau pengalaman pemohon pinjaman dalam menjalankan usahanya; 3 Aktivitas usaha nasabah yaitu sektor ekonomi yang diusahakan pemohon; Universitas Sumatera Utara 4 Berkas-berkas di perkara dan dipertimbangkan, semua informasi yang disampaikan bagian pemasaran, dan setelah itu pimpinan cabang yang memutuskan permohonan kredit tersebut disetujui atau ditolak. d. Tahap Realisasi atau Tahap Pelaksanaan Bila suatu permohonan pinjaman telah disetujui oleh pimpinan cabang maka sebelum diadakan pelaksanaan langkah-langkah yang diambil oleh bank adalah: 1 Pemberian secara tertulis yang merupakan keputusan dari pimpinan cabang yaitu merupakan syarat-syarat dari pinjaman tersebut yang terdiri dari: a Maksimum kredit yang diputuskan; b Provisi pinjaman; c Bunga pinjaman; d Tujuan kredit; e Bentuk kredit; f Jangka waktu kredit; g Agunan. 2 Apabila si pemohon setuju dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh bank maka langkah-langkah selanjutnya adalah: a Pemohon menandatangani surat penegasan kredit; b Debitur menandatangani kwitansi; c Debitur menandatangani formulir bukti realisasi; d Menandatangani surat pengakuan hutang; Universitas Sumatera Utara e Menandatangani berkas oleh pimpinan cabang; f Pemeriksaan yang sudah diperiksa pimpinan cabang diserahkan kepada administrasi kredit untuk mengadakan pengisian secara lengkap dan benar; g Setelah selesai diperiksa, maka berkas tersebut diperiksa kembali oleh bagian pemasaran dan menyerahkan kembali pada pimpinan cabang pembantu untuk menandatangani berkas-berkas yang perlu. e. Tahap Penatausahaan 1 Mengisi register realisasi pinjaman; 2 Setelah pencairan kredit terlaksana maka bukti-bukti kas tersebut dimasukkan kartu pinjaman; 3 Administrasi mencatat transaksi tersebut ke dalam buku register pinjaman. C. Upaya yang Dilakukan PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang Apabila Terjadi Wanprestasi Cedera Janji dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Kredit Didalam pelaksanaan suatu perjanjian pemberian kredit oleh pihak bank kepada nasabah, tidaklah selalu berjalan dengan lancar. Hal ini dapat disebabkan karena adanya halangan ataupun masalah-masalah yang timbul pada saat perjanjian pemberian kredit itu sedang berjalan. Salah satu masalah yang sering timbul pada saat perjanjian pemberian kredit itu sedang berjalan adalah terjadinya wanprestasi cidera janji. Universitas Sumatera Utara Wanprestasi cidera janji ini dapat terjadi apabila salah satu dari pihak yang terlibat didalam perjanjian pemberian kredit baik itu dari pihak bank sendiri maupun dari pihak nasabah debitor melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap isi dari perjanjian pemberian kredit yang telah ditemukan. Namun dalam hal ini, pihak yang paling sering melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap isi perjanjian pemberian kredit adalah pihak nasabah debitur. Untuk mengatasi terjadinya wanprestasi cidera janji tersebut, pihak bank sebagai kreditur tentu saja memiliki alternatif penyelesaian terhadap terjadinya masalah wanprestasi cidera janji tersebut yang meliputi: 68 1. Melalui Musyawarah a. Tahap Pertama Pihak bank sebagai kreditur akan mengadakan pendekatan persuasif kepada nasabah debitur. Pendekatan tersebut dilaksanakan oleh pihak bank dengan cara menelepon pihak nasabah debitur untuk menanyakan alasan atau sebab-sebab nasabah debitur tidak melaksanakan atau memenuhi kewajibannya dan sekaligus mengingatkan kepada nasabah debitur untuk membayar kewajibannya yaitu angsuran pokok dan bunga yang telah ditentukan didalam perjanjian pemberian kredit. Jika adanya keterlambatan pembayaran, maka nasabah debitur wajib menyertakan pembayaran denda sebesar yang telah ditentukan didalam perjanjian pemberian kredit tersebut. Apabila pihak bank telah beberapa kali 68 Hasil wawancara dengan Bapak Abdi Satria Sembiring bidang admisnistrasi kredit PT. Bank SUMUT Cabang Pembantu Pasar Sidikalang, tanggal 14 juni 2016. Universitas Sumatera Utara melakukan usaha tersebut namun tidak mendapat tanggapan dari pihak nasabah debitur, maka pihak bank akan melakukan pendekatan lain yaitu dengan cara membuat surat panggilan yang ditujukan kepada pihak nasabah debitur yang bersangkutan agar pada hari, tanggal, dan waktu yang telah ditentukan untuk datang ke tempat pihak bank yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk membicarakan masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi oleh pihak nasabah debitur yang menyebabkan nasabah debitur tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya didalam perjanjian pemberian kredit tersebut dan berusaha mencari jalan keluar agar kredit yang dijalankan oleh pihak nasabah debitur dapat kembali berjalan lancar. b. Tahap Kedua Apabila langkah pendekatan secara persuasif yang telah dilakukan oleh pihak bank seperti yang telah dilakukan diatas tidak membuahkan hasil, maka pihak bank selaku kreditur akan memberikan surat peringatan somasi kepada nasabah debitur yang isinya permintaan dari pihak bank kepada pihak nasabah debitur untuk segera membayar angsuran pokok beserta bunganya yang telah jatuh tempo. Apabila pihak bank telah mengirimkan suatu peringatan somasi pertama kepada pihak nasabah debitur namun tidak mendapat tanggapan dari pihak nasabah debitur, maka selanjutnya pihak bank akan memasukkan nama nasabah debitur tersebut ke dalam daftar debitur macet. Selanjutnya masalah ini akan Universitas Sumatera Utara diajukan pada Divisi Penyelamatan Kredit DPK yang ada pada bank tersebut. Dalam masalah terjadinya kredit macet, biasanya pihak bank akan berusaha mencari jalan keluar agar pihak nasabah debitur tetap dapat membayar angsuran kreditnya dan dengan kata lain kredit tersebut tidak putus di tengah jalan. Namun jika pihak nasabah debitur sama sekali tidak dapat meneruskan kewajibannya kepada pihak bank sebagai kreditur, maka pihak bank akan mengambil tindakan lain yaitu penyelesaian wanprestasi cidera janji, barang jaminan yang digunakan sebagai jaminan kredit akan dilelang secara umum oleh PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang sebagai pengganti pelunasan kredit dan sisa dari hasil pelelangan tersebut dikembalikan kepada debitur. Sebelum pelelangan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemberitahuan mengenai pelelangan terhadap barang jaminan debitur, seperti yang telah diperjanjikan pada perjanjian kredit. Dalam pelelangan tersebut debitur ikut serta dalam pelaksanaan lelang. Akan tetapi sebelum melakukan upaya tersebut diatas, terlebih dahulu PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang mengadakan penyelidikan terhadap sebab-sebab terjadinya kemacetan kredit tersebut. Jika penyebabnya adalah faktor eksternal seperti debitur tertimpa musibah bencana alam, maka PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang tidak perlu lagi melakukan analisis. Yang perlu dilakukan adalah membantu debitur agar segera memperoleh penggantian dari pihak Universitas Sumatera Utara asuransi dan menawarkan apakah debitur masih menghendaki berjalannya usaha atau debitur menutup kredit yang masih tersisa. Apabila sebab terjadinya kemacetan kredit dikarenakan faktor internal, misalnya debitur pailit, maka PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang masih dapat mencarikan jalan keluar untuk menormalisasikan keadaan sehingga usaha yang dijalankan oleh debitur dapat stabil dan PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang melakukan restrukturisasi kredit terhadap kredit debitur yang bersangkutan dengan catatan usaha yang dijalankan oleh debitur produktif dan berkembang dengan baik. Dengan dilakukannya upaya-upaya tersebut diharapkan debitur dapat memenuhi kewajibannya dalam membayar kreditnya. 2. Melalui Jalur Pengadilan Didalam perjanjian pemberian kredit antara pihak bank dengan pihak nasabah debitur, terdapat ketentuan bahwa seandainya cara penyelesaian perselisihan melalui musyawarah tidak dapat menghasilkan jalan keluar seperti yang diharapkan maka para pihak yang terlibat didalam perjanjian pemberian kredit tersebut sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui jalur pengadilan. Para pihak sepakat untuk memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri. Namun tidak mengurangi hak dan wewenang dari pihak bank untuk memohon pelaksanaan eksekusi atau mengajukan gugatan ataupun tuntutan terhadap nasabah debitur berdasarkan perjanjian di muka Universitas Sumatera Utara pengadilan lain didalam wilayah Republik Indonesia. Namun cara penyelesaian seperti ini sebisa mungkin untuk dihindari karena akan memakan waktu yang lama dan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Akan tetapi melalui cara inilah diharapkan para pihak akan mendapatkan suatu penyelesaian yang seadil-adilnya. Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang, apabila terjadi wanprestasi cidera janji terhadap pelaksanaan perjanjian pemberian kredit berupa Hak Tanggugan antara pihak bank tersebut dengan nasabah debiturnya, maka pihak PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang akan melaksanakan permasalahan wanprestasi cidera janji tersebut secara musyawarah untuk mencapai mufakat terlebih dahulu, namun apabila ternyata cara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut tidak dapat terlaksana, maka pihak PT. Bank Sumut akan menyelesaikan perselisihan tersebut melalui alternatif akhir yakni dengan melelang jaminan tersebut guna menutupi utang-utang dari si debitur. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit(Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)

2 108 103

Analisa Prosedur Pemberian Kredit Pada Pt Bank Sumut Cabang Pembantu Usu Medan

22 171 71

Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan Kredit Pada Bank Melalui Balai Lelang Swasta (Studi Kasus Pada Bank Swasta)

4 126 136

Tanggung Jawab Bank Dalam Pemberian Kredit Dengan Jaminan Tanah Dihubungkan Dengan Prinsip Kehati-hatian Didasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Dan Undang-undang Nomor 4 Tahun

0 0 20

Aspek Hukum Jaminan Dalam Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang)

0 0 11

Aspek Hukum Jaminan Dalam Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang)

0 0 2

Aspek Hukum Jaminan Dalam Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang)

0 0 17

Aspek Hukum Jaminan Dalam Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang)

1 1 22

Aspek Hukum Jaminan Dalam Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang)

0 0 4

Tipologi Kejahatan Perbankan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan - POLSRI REPOSITORY

0 0 9