3. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan atau
kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan dapat mengurangi minat dalam masalah perbukuan.
4. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan, baik dalam hal koleksi maupun
sistem pelayanan dapat juga memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan minat baca.
5. Dalam beberapa taraf kemampuan masyarakat berbahasa indonesia masih
dipermasalahkan. 6.
Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan. Pada kelompok masyarakat ini buku
belum merupakan kebutuhan utama.
7. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam
pemanfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca sejak masa anak-anak. Sejauh mana orang tua memberi teladan dalam hal
minat baca. Kalau orang tua tidak pernah membaca buku di rumah, maka anak-anaknya pun tidak tertarik untuk membaca buku.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat minat baca dikarenakan oleh terbatasnya sarana-sarana bacaan dilingkungan masyarakat, budaya
membaca yang jarang diwariskan oleh orang tua, serta semakin banyaknya tempat- tempat hiburanrekreasi yang lebih menarik dari tempat membaca.
2.3.6. Upaya Meningkatkan Minat baca
Dalam menanamkan kebiasan membaca harus dimulai pada usia dini, dan tidak dapat disangsikan pula bahwa sekolah merupakan tempat yang sangat tepat untuk
memupuk minat dan kebiasan membaca bagi masyarakat. Salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat adalah peran perpustakaan.
perpustakaan perlu memotivasi masyarakat untuk mencintai buku sejak awal. Karena itu upaya pengembangan peningkatan minat dan kebiasan membaca di lingkungan
masyarakat. Menurut Sutarno NS 2003 , 57. Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
minat dan kebiasan membaca. Cara-cara yang dapat ditempuh oleh pustakwan untuk meningkatkan minat baca masyarakat antara lain :
1. Penyelengaran jam-jam cerita di perpustakan umum. 2. Pemberian tugas membaca.
3. Pemberian tugas pembuatan abstraksi. 4. Memotivasi penyelengaran majalah dinding.
5. Penyelengaran lomba membaca. 6. Penyelengaran lomba pembuatan kliping.
7. Pemotivasian penerbitan majalah atau buletin sekolah. 8. Penyelengaran pameran buku yang dikaitkan dengan peringatan hari-hari
besar nasional dan agama, penugasan masyarakat membantu pustakawan di perpustakan umum.
9. Penyelengaran program membaca. 10. Pemberian bimbingan teknis membaca.
Sedangkan Menurut Siregar 2008, 2, peningkatan minat baca ditentukan oleh
dua faktor, yaitu: 1.
Keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan bacaan. Jika keinginan dan sikap positif terhadap bahan bacaan terdapat dalam masyarakat, maka
akan timbul minat baca. Dengan kata lain, minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca.
2. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ini berarti,
tersedia bahan bacaan yang diminati oleh masyarakat dan mudah untuk memperolehnya. Faktor ini erat kaitannya dengan dunia penerbitan dan
pelayanan perpustakaan. Selain itu, adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai
terbitan juga sangat membantu.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa upaya-upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan minat baca adalah dengan cara berdiskusi, membuat target
membaca, membeli buku setiap ada waktu luang, serta mengalokasikan waktu yang khusus untuk membaca.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peran perpustakaan umum sebagai tempat untuk mencerdaskan masyarakat sekitarnya menjadi sangat penting. Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai
universitas rakyat atau universitas masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan
menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh
lapisan masyarakat. Oleh karena itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua lapisan
masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca merupakan sesuatu yang harus dikembangkan secara
berkelanjutan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Perpustakaan umum berperan dalam meningkatkan minat baca masyarakat lewat
membaca seseorang akan mendapatkan informasi melalui bahan pustaka di bacanya, baik informasi pengetahuan, keterampilan, motovasi atau fakta-fakta yang aktual
yang disajikan oleh bahan pustaka. Perpustakaan memiliki citra atas penilaian dan pemberian pengakuan masyarakat yang berkunjung ke perpustakaan. Citra
merupakan cerminan kinerja dan performa perpustakaan yang diterima dan dirasakan oleh masyarakat pemakainya.
Universitas Sumatera Utara