Latar Belakang Masalah Efektivitas Pelatihan Identifikasi Dini Keterlambatan Bicara Pada Anak Usia Pra Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAUD

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL “Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal” 118 iSBN : 978-602-71716-2-6 EFEKTIVITAS PELATIHAN IDENTIFIKASI DINI KETERLAMBATAN BICARA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD Susiana Wijaya Magister Psikologi Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya Email: susiana.wijayagmail.com Abstrak . Permasalahan keterlambatan bicara pada usia pra merupakan keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada guru pra sekolah. Setiap tahunnya, 5 hingga 10 anak pra sekolah dipastikan mengalami gangguan keterlambatan bicara. Dalam menyikapi hal ini selain orang tua, tentunya pemahaman guru PAUD akan perkembangan anak didiknya memiliki peranan penting. Namun sangat disayangkan ketika di masyarakat ditemukan bahwa pemahaman guru terhadap karakteristik perkembangan anak didiknya masih tergolong rendah, termasuk pemahaman akan keterlambatan bicara pada anak. Padahal pemahaman tersebut tercakup dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh guru yaitu kompetensi pedagogik. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan sebuah pelatihan identifikasi dini keterlambatan bicara pada anak yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental one group pre test post test design. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 24 orang guru Taman Kanak-Kanak Buah Hati dengan berbagai macam latar belakang pendidikan dan masa kerja. Alat pengumpulan data menggunakan tes prestasi yang digunakan sebelum dan sesudah pelatihan diberikan. Teknik analisis data diperoleh secara kuantitatif melalui tes prestasi dan kualitatif melalui wawancara dan observasi. Kata Kunci : Pelatihan, Identifikasi Dini, Terlambat Bicara, Kompetensi Pedagogik Guru PAUD

1.1 Latar Belakang Masalah

Gangguan perkembangan yang sering dijumpai pada anak-anak usia pra sekolah adalah keterlambatan bicara atau lebih dikenal dengan istilah speech delay. Keterlambatan bicara merupakan keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada guru-guru pra sekolah. Masalah tentang keterlambatan bicara pada anak usia pra sekolah semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Hal ini didukung dengan beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara berkisar 5 hingga 10 pada anak pra sekolah Dworkin Cullata, 1985. Selanjutnya beberapa peneliti Felsenfeld, dkk., 1995; Lewis, dkk., 2000a telah membuktikan bahwa anak yang mengalami keterlambatan berbicara akan menghadapi beberapa masalah dalam proses belajarnya di sekolah, diantaranya kesulitan belajar, kesulitan membaca dan menulis, dan beberapa masalah akademik lainnya secara menyeluruh. Hal ini dapat berlanjut hingga mereka telah beranjak dewasa. Pencapaian akademik yang rendah akibat keterlambatan berbicara akan mengalami masalah perilaku dan penyesuaian psikososial Owens, 2001. Anak yang mengalami keterlambatan bicara dipastikan juga nantinya anak tersebut akan menghadapi kesulitan dalam belajarnya atau lebih dikenal dengan istilah learning disabilities Tiel, 2011. Merujuk pada uraian di atas maka guru PAUD sangat diharapkan memiliki pemahaman terhadap perkembangan setiap siswanya. Terlebih bagi mereka yang PROCEEDING SEMINAR NASIONAL “Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal” 119 iSBN : 978-602-71716-2-6 mengalami gangguan perkembangan dalam hal berbicara dan berbahasa mengingat jenis gangguan ini rentan dialami anak usia pra sekolah dan semakin meningkat jumlahnya dari hari ke hari Dworkin Cullata, 1985. Pemahaman akan perkembangan dan karakteristik pada anak usia dini bahkan menjadi salah satu indikator kompetensi guru PAUD yang harus dikuasai. Dalam UU nomor 14 tahun 2005 disebutkan pada pasal 1 ayat 10 tentang kompetensi seorang guru yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Barlow dalam Syah, 1999:229 bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam memahami karakteristik individu anak didik. Dengan pemahaman tersebut, maka guru juga diharapkan mampu mengenali setiap jenis kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing anak. Namun sangat disayangkan ketika saat ini ternyata kompetensi guru dalam masyarakat kita ditemukan semakin hari semakin menurun Afifah, 2012. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kompetensi guru yang semakin menurun, diantaranya adalah guru PAUD diwajibkan mengikuti sejumlah program sertifikasi guru yang di dalamnya diadakan pelatihan- pelatihan terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Selain pelatihan, guru juga diwajibkan mengikuti uji kompetensi melalui penilaian portofolio. Pelatihan dalam program ini memang ditujukan bagi mereka yang memiliki profesi sebagai guru, namun tidak seluruh guru berkesempatan mengikuti pelatihan dan juga workshop yang diadakan. Pelatihan ini hanya berlaku bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hal tersebut maka pelatihan yang secara internal dilakukan oleh pihak sekolah sangat memiliki peranan yang penting bagi peningkatan kompetensi guru-guru karena pelatihan ini sangat mungkin dilakukan oleh pihak sekolah untuk seluruh guru tanpa persyaratan di dalamnya. Seperti halnya pemerintah, sekolah TK Buah Hati juga berkomitmen untuk membekali guru-guru dengan pelatihan- pelatihan yang sifatnya wajib diikuti oleh semua guru yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan profesional para guru yang tergabung dengan sekolah ini. Pelatihan diadakan baik secara internal dan eksternal. Setidaknya sebanyak dua kali dalam satu tahun ajaran, pelatihan secara internal diadakan dengan mengundang beberapa pembicara untuk memberikan training kepada seluruh guru di tempat ini. Sedangkan pelatihan eksternal dilakukan dengan mengirim beberapa guru-guru yang terpilih untuk mengikuti pelatihan-pelatihan di luar lingkungan sekolah yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, secara keseluruhan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak sekolah secara internal cukup efektif bagi peningkatan kemampuan dan pengetahuan guru dalam menguasai metode-metode mengajar. Namun sayang pelatihan tersebut ternyata tidak begitu efektif untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam memahami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Berkaitan dengan paparan diatas, ketidak efektifan pelatihan yang diadakan oleh sekolah tentang anak berkebutuhan khusus ternyata berdampak pada pengetahuan guru terkait dengan perkembangan anak baik mencakup tahapan perkembangannya ataupun gangguan atau hambatan perkembangan yang sering dijumpai di pendidikan usia dini. Hal ini didasarkan pada kenyataan PROCEEDING SEMINAR NASIONAL “Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal” 120 iSBN : 978-602-71716-2-6 yang ada di lapangan. Setelah dilakukan eksplorasi awal preliminary melalui observasi dan pemberian kuisioner oleh peneliti 58 guru di Buah Hati tidak memiliki pengetahuan tentang anak dengan keterlambatan bicara yang juga digolongkan sebagai anak berkebutuhan khusus terlebih lagi tentang bagaimana cara mengidentifikasinya ketika berada dalam kelas. Ketidaktahuan mereka tentunya dapat berdampak pada pemberian layanan pembelajaran di sekolah ini. Dampak lainnya didapati ketika ternyata permasalahan pada anak baru terdeteksi pada saat sudah berada di level akhir atau TK B dimana usia anak akan memasuki pendidikan sekolah dasar. Seharusnya permasalahan anak tersebut bisa diintervensi sejak dini apabila permasalahannya teridentifikasi sejak awal mereka bergabung di taman kanak-kanak. Berdasarkan permasalahan- permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka penelitian ini diadakan untuk melihat keefektifan pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam mengidentifikasi dini keterlambatan bicara pada anak usia pra sekolah.

1.2 Tujuan Penulisan