Tempat dan Waktu Sentra Pengrajin Batik Motif Medan

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2016 di Sentra UMKM pengrajin batik khas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Letda Sudjono, Medan Tembung. Lokasi kegiatan di Jl. Letda Sudjono, masuk Jl. Bersama Gg. Musyawarah No 2. Gambar 3. 1 Lokasi pengerajin ardhina batik motif medan Lokasi penelitian Universitas Sumatera Utara 40 Gambar 3. 2 Ardhina Batik Motif Medan

3.2. Sentra Pengrajin Batik Motif Medan

Ardhina Batik Motif Medan memiliki dua jenis batik yang dikembangkan adalah batik tulis dengan motif khas Jawa serta batik cap atau cetak dengan motif Gorga atau khas Batak. Produksi batik dari sentra ini sering dipamerkan pada acara-acara pameran yang diadakan di Sumatera Utara dan beberapa sudah mendapat pesanan dari beberapa instansi pemerintah untuk pakaian seragam. UMKM Ardhina Batik Motif Medan BMM yang meproduksi kain batik khas Sumatera Utara. Batik dengan motif yang disesuaikan dengan lima etnis Batak yang ada di Sumatera Utara yaitu Mandailing Tapanuli Utara Toba Simalungun Karo Pakpak Dairi dan Tapanuli Tengah. Ardhina Batik Motif Medan tahun 2009. Gambar 3. 3 Manajemen Produksi Ardhina Batik Motif Medan Aspek produksi dan Manajemen dari usaha pembuatan kain batik oleh mitra kerja sama terdiri dari tiga aspek yaitu perencanaan produksi, pengendalian produksi dan pengawasan produksi. Pada aspek produksi meliputi jenis produk berupa kain untuk bakal baju dengan jumlah produksi rata-rata perhari 10 meter utuk tiap motif dengan jumlah motif yang dihasilkan rata-rata perhari 2-3 motif. Pengendalian produksi meliputi penjadwalan kerja yaitu untuk Ardhina Universitas Sumatera Utara 41 Batik Motif Medan dengan jam kerja dari Senin sampai Sabtu dari jam 08.00 – 17.00 WIB, Ardhina Batik Motif Medan terdiri dari 9 orang pekerja yang merupakan masyarakat sekitar. Pemasaran batik melalui reseller dan dijual di galeri-galeri batik. Pengawasan produksi meliputi kualitas dan standar produk yang dihasilkan, produk yang dihasilkan sudah dipamerkan di beberapa acara dan sudah dipasarkan ke berbagai daerah serta dipesan oleh beberapa instansi pemerintah sebagai baju seragam. Kisaran harga untuk per lembar kain batik yang dipasarkan sekitar 150 ribu sampai dengan 300 ribu rupiah, untuk cost produksi rata-rata 100 ribu sampai dengan 200 ribu rupiah per lembar. Proses produksi kain batik terdiri dari tiga tahapan yaitu pewarnaan, pemberian malam lilin pada kain dan pelepasan lilin pada kain. Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka malam dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik yang telah jadi direbus hingga malam menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur. Proses pembatikan tersebut menghasilkan limbah cair batik yang menimbulkan masalah pada lingkungan jika tidak dikelola. Limbah cair batik dibuang begitu saja ke saluran drainase tanpa memikirkan dampaknya. Keterbatasan air bersih untuk proses pewarnaan dan pelontoran perebusan memerlukan jumlah air yang cukup banyak, hal tersebut akan menambah biaya produksi. Seperti Universitas Sumatera Utara 42 Mulai kita ketahui bahwa UMKM selalu terkendala dengan modal. 3.3. Metodologi Penelitian 3.3.1. Jenis Penelitian