53
tertanggung berstatus sebagai pemilik atau pihak yang berkepentingan atas harta yang diasuransikan.
c Obyek Asuransi
Obyek asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat pada benda dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti
kerugian. d
Peristiwa Asuransi Peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum berupa persetujuan atau
kesepakatan antara penanggung dan tertanggung mengenai obyek asuransi. Peristiwa tidak pasti yang mengancam benda asuransi dan syarat-syarat
yang berlaku dalam bentuk tertulis berupa polis. Polis ini merupakan satu- satunya bukti yang dipakai untuk membuktikan telah terjadi asuransi.
e Hubungan Asuransi
Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterikatan yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan.
Keterikatan tersebut berupa kesediaan secara sukarela dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing
terhadap satu sama lain. Artinya, sejak tercapai kesepakatan asuransi tertanggung terikat dan wajib membayar premi asuransi kepada
penanggung dan sejak saat itu pula penanggung menerima pengalihan risiko jika terjadi kerugian, penanggung wajib membayar ganti rugi sesuai
dengan ketentuan polis asuransi.
B. Pengertian Asuransi Jiwa
Hidup manusia umumnya diakui sangat tinggi nilainya. Itulah sebabnya makin banyak permintaan akan asuransi jiwa. Dua kemungkinan darurat yang
dihadapi setiap orang dalam hidup adalah mati terlalu dini atau hidup terlalu lama. Orang mungkin hidup terlalu lama sehingga melampaui produktivitas
keuangannya atau kemampuannya menyediakan kebutuhan ekonominya. Di bawah ini akan diuraikan mengenai pengertian asuransi jiwa.
54
Pengertian Asuransi Jiwa menurut A. Hasymi Ali 1993 : 74-75 adalah : 1 “Asuransi jiwa adalah alat keuangan untuk menyediakan dana bagi
pemeliharaan ahli waris dan harta peninggalan seseorang yang sudah meninggal”. 2 “Asuransi jiwa adalah suatu alat sosial dan ekonomi.
Asuransi jiwa merupakan cara sekelompok orang untuk dapat bekerja sama memeratakan beban kerugian karena kematian sebelum waktunya
premature death
dari anggota-anggota kelompok itu. Organisasi asuransi memungut kontribusi dari masing-masing anggota, menginvestasikannya
dan menjamin keamanan dan hasil bunga minimum, dan mendistribusikan untungnya
benefit
kepada ahli waris anggota yang meninggal “. Menurut Soeisno Djojosoedarso 1999: 74 pengertian asuransi jiwa adalah
“Suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian yang pasti terjadi tetapi
tidak pasti kapan terjadinya, risiko hari tua yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadi, tetapi tidak pasti berapa lama dan risiko kecelakaan
yang pasti terjadi, tetapi tidak mustahil terjadi”. Dalam Kamus Asuransi 1995: 18 Asuransi Jiwa adalah “Biasanya dipakai
hanya untuk asuransi jiwa yang memberi maslahat yang pasti untuk pemegang polis pada masa asuransi”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia 1994: 87
“Asuransi Jiwa adalah pertanggungan jiwa atas kematian”. Sedangkan menurut Undang-undang No.2 Tahun 1992 Herman Darmawi, 2001: 73 Asuransi jiwa
adalah “Perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang dipertanggungkan”.
Abbas Salim 2000: 25 mendefinisikan “Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang
disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama”. Menurut Vollmar dalam Djoko Prakoso 2000: 281 pengertian asuransi
jiwa adalah : “Secara luas pertanggungan yang tidak sesungguhnya itu dapat diartikan
sebagai suatu perjanjian dimana satu pihak mengikatkan dirinya untuk membayar sejumlah uang secara sekaligus atau periodik sedang pihak lain
mengikatkan dirinya untuk membayar premi dan pembayaran uang itu adalah tergantung kepada mati atau hidupnya seseorang tersebut”.
55
Molengraaff dalam Djoko Prakoso 2000: 282 mendefinisikan asuransi jiwa sebagai berikut :
“Asuransi jiwa adalah perjanjian mengenai pembayaran sejumlah modal atau bunga yang didasarkan atas kemungkinan hidup atau mati dan dalam
pembayaran premi atau dua-duanya dengan suatu cara digantungkan pada masih hidup atau meninggalnya seorang atau lebih”.
Pengertian asuransi jiwa pasal 302 KUHD dalam Djoko Prakoso
2000: 282 sebagai berikut : “Asuransi jiwa adalah jiwa seseorang dapat dipertanggungkan untuk
keperluan orang yang berkepentingan baik untuk selama hidupnya maupun untuk sesuatu waktu yang ditentukan dalam perjanjian”.
Pengertian asuransi jiwa menurut Pasal 306 KUHD dalam Man Suparman Sastrawidjaja 1997: 43 yaitu :
“Asuransi jiwa adalah apabila pada waktu ditutupnya perjanjian asuransi, orang yang jiwanya diasuransikan sudah meninggal maka gugurlah
perjanjian tersebut meskipun tertanggung tidak akan dapat mengetahui kematian itu, kecuali apabila diperjanjikan dan asuransi jiwa menganut
peristiwa yang belum pasti terjadi secara obyektif”. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asuransi jiwa
adalah pelimpahan risiko
risk shifting
kerugian ekonomi dari tertanggung kepada penanggung akibat meninggal atau hilangnya jiwa tertanggung pada usia
produktif atau mencapai usia tua sehingga tidak mampu bekerja. Jadi risiko yang dilimpahkan kepada penanggung bukanlah risiko hilangnya jiwa tertanggung
melainkan kerugian ekonomi sebagai akibat meninggal atau hilangnya jiwa tertanggung.
C. Manfaat Asuransi