ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

(1)

DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh

Lukman Nasution

NIM : 107046201845

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh

Lukman Nasution

NIM : 107046201845 Di bawah Bimbingan,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., M.A. Ir. Ela Patriana, MM., AAIJ.

NIP. 194507181964011001 NIP. 196905282008012010

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 18 Agustus 2011 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012

Sekretaris : Mu’min Rauf, S.Ag., M.A. NIP. 197004161997031004

Pembimbing I: Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., M.A. NIP. 194507181964011001

Pembimbing II: Ir. Ela Patriana, MM., AAIJ. NIP. 196905282008012010

Penguji I : Dr. H. Abdul Wahab Abd. Muhaimin, Lc., M.A. NIP. 195008171989031001

Penguji II : A.M. Hasan Ali, M.A. NIP. 150370226


(4)

jumlah biaya mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 2003-2010; (2) Faktor manakah yang dominan mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis regresi berganda (analysis multiple regression). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa nilai jumlah pendapatan dan jumlah biaya pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah dari tahun 2003 sampai dengan 2010. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data deret waktu (time series) periode 2003-2010. Teknik pengumpulan data yaitu penelitian arsip (archival research) dan penelitian kepustakaan (library research) yang digunakan adalah data yang diperoleh melalui observasi data berupa laporan keuangan dengan teknik pengumpulan data-data atas kejadian (fakta) historis yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data. Data kepustakaan bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya.

Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah sebagai berikut: (1) Jumlah biaya juga sangat berperan negatif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah. Hal tersebut dibuktikan karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil uji Analisis Regresi Berganda sebesar -9,939, serta uji t hitung dengan tingkat signifikansi (0,05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = -9,939 sedangkan t tabel = 1,699, karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel jumlah biaya terhadap laba perusahaan. Bahwa secara umum jumlah pendapatan sangat berperan positif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah (2) hal tersebut dibuktikan karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil uji Analisis Regresi Berganda sebesar 0,961, yang artinya pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan sangat kuat, serta uji t hitung dengan tingkat signifikansi (0,05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = 10,406 sedangkan t tabel = 1,699, karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan.

Kata kunci : Laba, Jumlah Pendapatan, Jumlah beban.

Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA.

2. Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ.


(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

18 Agustus 2011 M 18 Ramadhan 1432 H

Penulis Jakarta ;


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang menguasai segala yang ada dan tiada, tempat kembalinya setiap jiwa, asa dan karsa dengan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW, beliau adalah bak matahari yang menyinari umat dengan ilmu pengetahuan dan keimanan serta bak sedingin dan selembut salju dalam kasih sayang.

Tak terasa waktu telah bergulir, dari hari kehari, bulan ke bulan, tahun ke tahun waktu cepat berlalu, akan tetapi kenangan kebersamaan dan persahabatan dengan seluruh aktivitas akademik fakultas Syariah dan hukum dan konsentrasi Asuransi Syariah terus melekat dalam pikiran dan hati ini.

Peneliti menyadari sebagai hamba Allah SWT yang memilki kekurangan dan sebagai makhluk sosial yang bersifat interpedensi tentu tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih yang setulusnya atas bantuan moril maupun materil kepada :

1. Bapak Prof. DR. DRS. H. Amin Suma, MA., MM. dekan Fakultas Syariah dan Hukum.


(7)

kepada penulis, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta Ibu tercinta Hj. Misrah Batubara, berkat cinta dan kasih sayangnya serta do’a tulus

dan ikhlas, kini penulis tumbuh menjadi manusia “ dewasa “ semoga anakmu

kelak dapat membahagiakan dan menjadi tumpahan harapan dimasa yang akan datang. Amiin

3. DR. Euis Amalia, M.Ag dan Mu’min Roup, S.Ag., MA sebagai ketua Prodi dan sekertaris prodi Muammalat Fakultas Syariah dan Hukum.

4. Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA dan Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Fahmi M Ahmadi, S.Ag., M.Si sebagai pembimbing akademik Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan hukum.

6. Bapak Suranto sebagai Deputi Keuangan dan Administrasi, Bapak Arif Rachman sebagai kepala bagian SDM pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah yang telah memberikan data maupun wawancara kepada penulis untuk bahan penelitian.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang tiada bosan dan jenuh memberikan ilmunya kepada penulis serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa seluruh staf dan karyawan serta pimpinan jurusan yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

penulis terbantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak dan adik saya sayangi yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman teman Keluarga Sederhana Asuransi Syariah Angkatan 2007 serta teman seperjuangan yang saya kagumi serta saya cintai yang telah bersama sama dalam membangun silaturrahmi dari awal pertemuan sampai sekarang ini. Semoga persahabatan kita selalu terjaga.

Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda dan menjadi amal

kebajikan di akhirat. Akhirnya penulis berdo’a skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amiin

18 Agustus 2011 M 18 Ramadhan 1432 H

Penulis Jakarta ;


(9)

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I : PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 1. Pembatasan Masalah ... 5

2. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 6

2 Manfaat Penelitian ... 7

D. Review Kajian Terdahulu ... 8

E. Kerangka Teori Laba Asuransi Jiwa Syariah ... 15

F. Kerangka pemikiran ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 20 BAB II : LANDASAN TEORI ...


(10)

a. Pedoman Umum Asuransi Syariah ... 24

B. Sistem Mekanisme Dana pada Asuransi Jiwa Syariah ... 28

C. Laba ... 1. Pengertian Laba ... 30

2. Tujuan Pelaporan Laba ... 32

D. Akuntansi Pendapatan dan biaya ... 1. Pengertian Pendapatan ... 34

2. Pengertian Biaya ... 36

E. Perhitungan Profitabilitas Asuransi Syariah ... 39

F. Sistem Akuntansi Asuransi Syariah ... 40

G. Kerangka Konseptual Akuntansi Asuransi Syariah ... 42

H. Faktor Penghambat dari Asuransi Syariah... 45

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... A. Ruang Lingkup Penelitian ... 49

B. Metode Penentuan Sampel... 49

C. Metode Pengumpulan Data ... 50

D. Jenis dan Sumber Data ... 50

E. Teknik Analisis Data ... 52

F. Pengujian Hipotesis ... 61


(11)

1. Profil AJB Bumiputera 1912 Divisi

Asuransi Jiwa Syariah ... 63

2. Produk pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah ... 67

B. Perkembangan Laba, Jumlah Pendapatan dan Jumlah Biaya ... 68

C. Diskripsi Variabel Penelitian ... 1. Uji Asumsi Klasik ... a. Uji Normalitas Data ... 70

b. Uji multikolinearitas ... 71

c. Uji autokorelasi ... 72

d. Uji Heterokedastisitas ... 74

2. Pengujian Hipotesis ... a. Uji Simultan ... 75

b. Uji Parsial ... 78

3. Uji Koefisien Determinasi ... 80

4. Analisis Regresi Berganda ... 81

BAB V : PENUTUP ... A. Kesimpulan ... 85

B. Saran-saran ... 86


(12)

Tabel 1.1 Pangsa Pasar Asuransi Jiwa ... 3

Tabel 4.1 kantor Cabang Syariah ... 64

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 71

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 72

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 73

Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 74

Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial ... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 80

Tabel 4.9 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 82


(13)

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 19

Gambar 2.1 Mekanisme Pengelolaan Dana Pada Produk Saving ... 91

Gambar 2.2 Mekanisme Pengelolaan Dana Pada produk Non Saving ... 92

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah ... 66 Gambar 4.2 perkembangan laba, Beban dan Pendapatan ...


(14)

Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian dari

AJB Bumiputera 1912 Divisi asuransi Jiwa Syariah Lampiran 2 : Surat pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3 : Surat Permohonan Data

Lampiran 4 : Surat Kesediaan Menjadi pembimbing Skripsi Lampiran 5 : Tabel Data Keuangan AJB Bumiputera 1912

Divisi Asuransi Jiwa Syariah

Lampiran 6 : Regulasi dalam Perasuransian Syariah di Indonesia


(15)

A. Latar Belakang Masalah

Inti ajaran islam mencakup kedamaian, kesejahteraan, ekonomi dan memerintahkan kepada setiap muslim untuk melakukan upaya terbaik dalam kegiatan mereka serta mencari proteksi (perlindungan) dari musibah dan kemalangan. Dalam kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan terjadinya berbagai risiko, baik risiko yang bersifat spiritual. Biasanya risiko yang banyak dihadapi dan adakalanya sulit diatasi adalah risiko yang bersifat material, terutama ketika kuantitas risiko yang mesti ditanggung itu diluar kemampuannya.1

Dalam perkembangannya, asuransi syariah menghadapi beberapa kendala, seperti banyaknya pesaing dan semua perusahaan asuransi syariah dan bank syariah yang menyediakan produk asuransi dan masyarakat muslim sendiri belum mengetahui apa itu asuransi syariah dan belum menganggap asuransi syariah itu sebagai suatu kebutuhan sementara itu mayoritas agama penduduk Indonesia adalah muslim. Hal ini sudah menjadi sebuah pekerjaan rumah dan ini tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan bagi industri asuransi dalam usaha meningkatkan pendapatan preminya. Premi adalah kewajiban peserta

1


(16)

untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad agar kehidupan bersama dapat terselenggara. Sesama umat manusia harus saling tolong menolong, saling bertanggung jawab dan saling menanggung antara yang satu dengan yang lainnya. Takaful (amanah) yang berarti saling menanggung antar umat manusia merupakan dasar pijakan kegiatan manusia sebagai makhluk sosial.2

Per 31 Desember 2009, jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia adalah 379 perusahaan, terdiri atas 144 perusahaan asuransi dan reasuransi, dan 235 perusahaan penunjang asuransi. Perusahaan asuransi dan reasuransi terdiri dari 46 perusahaan asuransi jiwa, 89 perusahaan asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial dan jaminan sosial tenaga kerja, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI / POLRI. Perusahaan penunjang usaha asuransi terdiri dari 142 perusahaan pialang asuransi, 22 perusahaan pialang reasuransi, 28 perusahaan penilai kerugian asuransi, 29 konsultan aktuaria, dan 14 agen asuransi. Jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah per 31 Desember 2009 adalah 42 perusahaan yang terdiri dari 3 perusahaan asuransi syariah (murni syariah), 36 perusahaan asuransi yang memiliki unit syariah dan 3 perusahaan reasuransi yang memiliki unit syariah.

2

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihan Ditengah Asuransi


(17)

Jumlah premi bruto industri asuransi pada tahun 2009 mencapai Rp 106,4 triliun, meningkat 17,9% dari angka tahun sebelumnya Rp 90,3 triliun. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata premi bruto adalah sekitar 21,1%.

Pangsa pasar industri asuransi jiwa dan asuransi jiwa dengan prinsip syariah pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan.3 Tabel 1.1 menunjukkan pangsa pasar industri asuransi dengan prinsip syariah.

Tabel 1.1Pangsa Pasar Asuransi Jiwa dan Asuransi Jiwa dengan Prinsip Syariah (Dalam Milliar Rupiah)

Keterangan

Polis/ Tertanggung

Premi Bruto Klaim Bruto Aktiva 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 Seluruh

Asuransi Jiwa 38.387,4 43.410.774 61.725,5 50.370,0 38.788,1 31.531,0 141.646,2 102.404,7 Asuransi Jiwa

Syariah

3.375.358 2.792.913 1.897,1 1.153,9 570,7 312,2 2.120,1 1.151,4 Persentasi

Asuransi Jiwa Syariah

8.85 6.4% 3.1% 2.3% 1.5% 1.0% 1.5% 1.1%

Sumber : BAPEPAM LK 2009

Dari pemaparan di atas terlihat bahwa kontribusi sektor asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana dicerminkan oleh rasio antara premi bruto terhadap PDB hanya sebesar 1,9% pada tahun 2009 dari 1,8% pada tahun 2008. Yang artinya bahwa pangsa pasar asuransi masih sedikit yang seharusnya apabila jumlah premi bruto tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009, yaitu sebesar 237,5 juta jiwa akan diperoleh insurance density sebesar Rp 448.193. Ini berarti, secara rata-rata

3


(18)

setiap penduduk Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 448.193 untuk membayar premi asuransi.

Perusahaan asuransi harus dapat melakukan pengelolaan dana masyarakat agar memberikan hasil yang optimal, pengendalian terhadap alokasi biaya-biaya perusahaan, dan penyusunan terhadap rencana anggaran perusahaan agar sedini mungkin ditetapkan rencana target perolehan keuntungan perusahaan. Pada perusahaan dengan prinsip syariah harus senantiasa memenuhi karakteristik yang selaras dengan etika dan bisnis perusahaan yang berlandaskan pada etika bisnis Islam (Gillian, 1999; Alma, 2003). Selain itu, misi yang harus diemban asuransi syariah adalah misi akidah, ibadah (ta’awun), ekonomi (iqtisadl), dan pemberdayaan umat (sosial) (Anshori, 2007).

Sumber-sumber pendapatan perusahaan secara umum bersumber dari ujrah atau fee (fee pengelolaan penjualan produk asuransi, nisbah bagi hasil investasi dan atau dari surplus operasional dari pengelolaan risiko) yang sebagian besar bersifat variabel, tergantung dari volume penjualan dan jumlah dana kelolaan oleh perusahaan, sedangkan sumber-sumber pengeluaran perusahaan dikelompokkan pada pengeluaran biaya variabel (variable cost)-biaya-biaya yang dikeluarkan tergantung pada besarnya volume penjualan dan biaya tetap (fix cost) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendukung kegiatan


(19)

operasional yang tidak tergantung langsung pada volume penjualan. Biaya tetap ini menjadi indikator langsung terhadap tingkat efisiensi suatu perusahaan.4

Berdasarkan pemikiran diatas, penulis ingin melakukan penelitian terhadap “ ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA

SYARIAH yang mendorong minat dan gagasan penulis dan mengangkatnya

menjadi bahan dan judul skripsi sebagai tugas akhir jenjang S1 yang sedang penulis tempuh.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis faktor–faktor yang mempengaruhi laba pada AJB 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. Agar masalah lebih terfokus dan spesifik, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan selama periode 2003 sampai 2010;

b. Pengaruh Jumlah Biaya terhadap laba perusahaan selama periode 2003 sampai 2010;

4

Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Penetapan Target Premi

Asuransi Jiwa Syariah untuk Mencapai Titik Impas dengan Pendekatan Model Profit Testing, Volume 16, Nomor 2 ISSN 0854-3844, Mei-Agustus 2009, hlm. 59-67


(20)

2. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian mengenai analisis faktor–faktor yang mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 2003-2010, penulis merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut :

a. Seberapa besar jumlah pendapatan dan jumlah biaya mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 2003-2010?

b. Faktor manakah yang dominan mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 2003-2010?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Menganalisa seberapa besar pengaruh jumlah pendapatan dan jumlah beban terhadap laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah.

b. Menganalisa faktor mana yang lebih dominan mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah;

2. Manfaat Penelitian

adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini adalah :


(21)

Memperdalam pengetahuan dan wawasan tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah.

Sebagai sarana evaluasi untuk terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik khususnya terhadap kinerja keaungan perusahaan asuransi.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan

menambah khazanah intelektual bagi perkembangan Asuransi Syariah khususnya mengenai laba perusahaan Asuransi Syariah.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai kontribusi positif dalam rangka menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan terutama laba PT Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah dan mensosialisasikannya kepada masyarakat.

D. Review Kajian Terdahulu

1. Nurhasanah, Konsentrasi Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Skripsi Tahun 2009

Judul Pengaruh Promosi Terhadap Peningkatan Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Sejahtera Divisi Syariah.

Variabel Penelitian

Variabel dependen : promosi

variabel independen : pendapatan premi, jumlah nasabah Fokus Penelitian

Bagaimana pengaruh promosi yang dilakukan PT. Asuransi jiwa BRIngin life Sejahtera Divisi Syariah terhadap peningkatan pendapatan premi dan jumlah nasabah.


(22)

Objek Penelitian PT. Asuransi jiwa BRIngin life Sejahtera Divisi Syariah Metode

Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam dalam menganalisis data adalah dengan metode analisis statistik yaitu analisis regresi dengan mengetahui besarnya pengaruh promosi (X) terhadap pendapatan premi (Y1) dan jumlah nasabah (Y2). Hasil Penelitian  Perhitungan analisis regresi biaya promosi terhadap

pendapatan premi diperoleh 0,919

 Perhitungan analisis regresi biaya terhadap jumlah nasabah diperoleh 0,857.

2. M. Agung Ali Fikri, H24051995, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Skripsi Tahun 2009

Judul Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa.

Variabel Penelitian

Variabel Independen : Laba

Variabel Dependen : Pendapatan Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi dan Hasil Underwriting

Fokus Penelitian Apakah tingkat premi, klaim, hasil investasi dan underwriting berpengaruh dalam meningkatkan laba asuransi jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah.

Objek Penelitian PT. Asuransi Syariah Mubarakah Metode

Penelitian

Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Melakukan analisa terhadap penilaian hasil underwriting serta pegaruh premi, klaim dan hasil investasi terhadap laba perusahaan asuransi. Bentuk umum persamaan linier berganda Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4

Hasil Penelitian  Premi secara umum memiliki nilai yang negative significant terhadap laba pada setiap kwartal (-0,208),

 Klaim secara umum memiliki nilai yang negative significant terhadap laba pada setiap kwartal (-0,243),

 Investasi secara umum memiliki nilai yang positif significant terhadap laba pada setiap kwartal (1,389),

 Hasil Underwriting secara umum memiliki nilai yang positif significant terhadap laba pada setiap kwartal (1,005).


(23)

3. Ayu Hartini, 103046228369, Konsentrasi Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Skripsi Tahun 2010

Judul Pengaruh Rate Mudharabah dan Hasil Investasi Terhadap Pendapatan Premi Pada PT. Asuransi BRIngin life Syariah. Variabel

Penelitian

variabel Independen : Pendapatan Premi

variabel Dependen : Rate Mudharabah dan Hasil Investasi Fokus Penelitian Bagaimana pengaruh rate mudharabah dan hasil investasi

terhadap pendapatan premi. Sumber data pada penilitian ini dilakukan di PT. Asuransi BRIngin life Syariah

Objek Penelitian PT. Asuransi jiwa BRIngin life Sejahtera Divisi Syariah Metode

Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen dimana rate mudharabah (X1) dan hasil investasi (X2) sebagai variabel bebas dan pendapatan premi (Y) sebagai variabel terikat atau dependen.

Hasil Penelitian  Rate Mudharabah secara umum memiliki nilai yang negative significant terhadap laba pada setiap kwartal (-1430,729),

 Hasil Invstasi secara umum memiliki nilai yang positif significant terhadap laba pada setiap kwartal (2,919).

4. Sapto Amal Damandari, Jurnal Ilmiah Ranggagading, Volume 4 No. 2, Oktober 2004 : 61-66

Judul Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban dalam Kaitannya dengan PSAK No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero)). Variabel

Penelitian

Variabel Penelitian : Evaluasi Pengakuan pendapatan pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero); pendapatan premi bruto, premi Reasuransi dan Evaluasi Pengakuan beban pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero); beban klaim, klaim reasuransi, estimasi kewajiban klaim.

Objek Penelitian PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Metode

Penelitian

Metode pengumpulan data yaitu wawancara dengan direksi dan manager PT. Asuransi Jiwasraya (persero) dari


(24)

masing-masing sub divisi dan observasi langsung dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung kegiatan-kegiatan sub divisi PT. asuransi Jiwasraya (persero).

Hasil Penelitian  Pencatatan pengakuan pendapatan pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero) dicatat pada saat premi premi diterima yang dibayarkan secara tunai oleh tertanggung dan pada saat jatuh tempo,

 PT. Asuransi Jiwasraya (persero) mencatat pengakuan pendapatannya dengan menggunakan metode akrual basic yang telah disesuaikan dengan pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan No. 36,

 Beban diakui pada saat terjadinya klaim sehingga pencatatan pengakuan beban berdasarkan peristiwa yang diasuransikan,

 Pencatatan pengakuan beban PT. Asuransi Jiwasraya (persero) mencatat pengakuan pendapatannya dengan menggunakan metode akrual basic yang telah disesuaikan dengan pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan No. 36,

 Pencatatan dan pembukuan pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero) sudah menggunakan proses komputerisasi dimana pencatatan jurnal tidak dilakukan secara manual tetapi langsung dimasukkan kedalam computer sesuai dengan transaksi yang terjadi,

 PT. Asuransi Jiwasraya (persero) tidak mengakui pendapatan premi berdasarkan premi kontrak jangka pendek dan premi kontrak jangka panjang sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 36 tetapi lebih mengutamakan pada cara pembayaran premi secara berkala atau sekaligus.

5. R. Weddie Andriyanto, Sari Wahyuningsih, Jurnal Akuntansi Keuangan & Perpajakan, Vol. 1 No. 1, November 2007

Judul Implementation Of Financial Accounting Standards Principal No. 28 To Decide The Taxable Income In Loss Insuransce Company (survey on PT. ABC Insurance).


(25)

Penelitian penghasilan terutang

Fokus Penelitian  apakah terdapat perbedaan jumlah laba antara perhitungan menurut PSAK No. 28 dengan perhitungan ketentuan perpajakan dalam industry kerugian pada PT. Asuransi ABC,

 apakah pajak penghasilan terutang yang harus dibayar perusahaan lebih besar atau lebih kecil dari pajak yang dihitung menurut perhitungan berdasarkan PSAK No. 28. Objek Penelitian PT. ABC Insurance

Metode Penelitian

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, penulis menyimpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan PSAK No. 28 dan ketentuan perpajakan yang berlaku dibidang asuransi kerugian pada PT. Asuransi ABC.

Hasil Penelitian  premi yang belum merupakan pendapatan, secara akuntansi premi yang belum merupakan pendapatan belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi. Sedangkan menurut ketentuan perpajakan, pengertian premi yang belum merupakan pendapatan mengacu pada metode pembukuan yang dianut oleh wajib pajak.

 Beban yang dimaksud dalam PSAK No.28 adalah klaim bruto dan estimasi klaim retensi sendiri yang termasuk didalamnya klaim yang terjadi namun belum dilaporkan oleh tertanggung tidak dapat dibentuk cadangan klaimnya.

 Pajak penghasilan terutang yang diperkirakan perusahaan dalam laporan keuangan komersial yaitu sebesar Rp. 32.585.808.000,00 sedangkan pajak pengahasilan yang ditetapkan oleh fiskus sebesar Rp. 22.345.490.900,00 jadi pajak yang harus dibayar perusahaan menjadi lebih kecil dari yang diperkirakan oleh perusahaan sebelumnya. Sedangkan laba sebelum pajak yang menjadi pengahasilan kena pajak menurut fiskus adalah sebesar Rp. 74.543.303.000,00. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan laba sebelum pajak yang dihitung perusahaan yang didasarkan pada PSAK No.28 sebesar Rp. 108.677.693.000,00.


(26)

6. Sugeng Soedibjo dan Rachma Fitriati, Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei-Agustus 2009, hlm. 59-67 Volume 16, Nomor 2 ISSN 0854-3844

Judul Penetapan Target Premi Asuransi Jiwa Syariah untuk Mencapai Titik Impas dengan Pendekatan Model Profit Testing.

Variabel Penelitian

 Asumsi tabel mortalita yang digunakan, asumsi hasil investasi yang akan dicapai dalam tahun-tahun mendatang.

 Asumsi data pertanggungan yang meliputi rata-rata usia peserta yang akan menjadi nasabah perusahaan yang bersangkutan.

 Asumsi biaya dan beban perusahaan yang meliputi asumsi biaya pemasaran.

Fokus Penelitian Pencapaian target premi ini dipengaruhi oleh jenis produk yang akan dipasarkan, jaringan pemasaran, penerapan akad asuransi, dan kualitas pelayanan perusahaan. analisa tentang penetapan target premi peserta untuk menganalisis cara menetapkan target premi agar tercapai titik impas (break even point) yang mengacu pada produk-produk asuransi yang dipasarkan dari akad akad asuransi yang diterapkan.

Objek Penelitian PT AJBRIngin Jiwa Sejahtera Divisi Bisnis Syariah Metode

Penelitian

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini menggunakan model Profit Testing, yaitu model matematis yang berupa proses iterasi dari keseimbangan cash flow antara sumber pendapatan dengan sumber pengeluaran perusahaan pada setiap tahun produksi.

Hasil Penelitian  pencapaian portofolio premi dalam mencapai titik impas sangat tergantung pada jenis produk yang dipasarkan, biaya operasional, hasil investasi, dan tingkat resiko calon peserta asuransi,

 berdasarkan analisa profit testing dan sensitivitas, produk asuransi jenis Tabarru’ menghasilkan titik impas dan indikator profitabilitas lebih baik dari pada produk yang mempunyai unsur tabungan. Namun demikian jumlah portofolio peserta produk Tabarru’ harus besar agar dapat menutup segala biaya,

 pencapaian target portofolio peserta dari produk tabungan membutuhkan jumlah populasi yang lebih kecil mengingat


(27)

premi untuk produk tabungan ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan produk Tabarru’,

 setiap unit pemasaran membutuhkan biaya operasional per tahun antara Rp 247.500.000 hingga Rp 302.500.000.

Untuk produk Tabarru’, unit pemasaran akan mencapai

titik impas pada selang 3,60 tahun sampai 5,26 tahun. Sementara produk Tabungan akan mencapai titik impas pada selang 3,91 tahun sampai 5,47 tahun

 faktor mortalita untuk produk Tabarru’ memilki tingkat kepekaan yang kuat dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya yaitu hasil investasi dan biaya, sedangkan untuk produk Tabungan faktor yang paling sensitif adalah perubahan hasil investasi,

 tingkat pengembalian dan profit marjin produk Tabarru’ lebih baik dibandingkan dengan produk tabungan.

Berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya, maka secara umum perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada :

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian, penelitian ini mengunakan jumlah pendapatan dan jumlah beban secara keseluruhan sebagai variabel independennya.

2. Periode penelitian yang digunakan adalah rentang waktu (time series) periode 2003 sampai dengan 2010.

3. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah.

4. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan laba sebagai variabel dependen dan jumlah pendapatan, jumlah beban sebagai variabel independen


(28)

Sedangkan persamaan secara umum dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terletak pada :

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah laba/pendapatan perusahaan sebagai variabel dependen (variabel terikat).

2. Tujuan penelitiannya, yaitu berusaha untuk mengetahui berapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laba perusahaan.

E. Kerangka Teori Laba Asuransi Jiwa Syariah

Industri asuransi Jiwa Syariah merupakan salah satu industri yang perkembangannya menjanjikan dimasa depan. Asuransi Jiwa Syariah berperan untuk mengelola dana masyarakat yang telah terhimpun secara efisien dan efektif berdasarkan prinsip-prinsip. Perusahaan asuransi Jiwa Syariah harus berusaha untuk menciptakan citra yang baik dengan cara menunjukkan kinerja dan kapasitas usaha yang baik. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para nasabah maupun calon nasabah yang ingin memilki asuransi terutama asuransi jiwa syariah. Citra yang baik sangat diperlukan bagi pengembangan usaha perusahaan asuransi, karena perusahaan asuransi adalah lembaga jasa keuangan yang bertumpu pada kepercayaan, baik yang sudah maupun yang akan menggunakan jasanya, tanpa adanya kepercayaan masyarakat maka bidang usaha asuransi ini akan sulit untuk berkembang.


(29)

Keuntungan perusahaan asuransi jiwa syariah diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil). Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi antara dana peserta dan dana pengelola sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah disepakati.

Laba perusahaan asuransi jiwa syariah dipengaruhi oleh pendapatan premi dan hasil investasi. Pendapatan premi bersumber dari pembayaran yang wajib dilakukan oleh setiap peserta asuransi jiwa syariah yang dilakukan secara teratur kepada perusahaan asuransi jiwa syariah yang bersangkutan sesuai kesepakatan dalam akad. Total dana premi yang diterima selanjutnya wajib diinvestasikan sesuai dengan kaidah islam. Investasi yang dilakukan harus secara efesien dan efektif agar hasil investasi yang diperoleh dapat maksimal sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Oleh karena itu, pendapatan premi dan hasil investasi merupakan faktor utama bagi laba perusahaan asuransi syariah.

Perusahaan asuransi Jiwa syariah memiliki kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu klaim dari nasabahnya. Klaim ini tidak dapat dipastikan kapan terjadinya, oleh karena itu perusahaan asuransi jiwa syariah harus selalu siap ketika terjadi klaim, baik klaim yang ditimbulkan akibat peserta meninggal dunia, mendapat bencana, peserta mengundurkan diri dan masa kontrak atau perjanjian berakhir. Besarnya klaim ini akan memengaruhi laba yang diterima oleh perusahaan asuransi jiwa syariah, dimana semakin besar klaim akan


(30)

menyebabkan laba yang dapat diperoleh perusahaan asuransi jiwa menjadi berkurang.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisa pengaruh dari faktor-faktor jumlah pendapatan dan jumlah biaya terhadap tingkat laba AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah di Indonesia, karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan usaha perusahaan.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir dalam penelitian ini erat kaitannya dengan laba perusahaan. Secara sederhana laba dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya jumlah pendapatan dan jumlah biaya. Dengan mengacu pada kerangka berfikir, dapat dirumuskan beberapa pernyataan sebagai berikut :

1. Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah adalah sebagai objek penelitian tempat dimana peneliti akan melihat data berupa laporan keuangan serta wawancara langsung pada bagian keuangan.

2. Laba sebagai variabel terikat dan jumlah pendapatan dan jumlah biaya sebagai variabel bebas yang akan dijadikan bahan untuk melihat sejauh mana laba perusahaan akan mengalami kenaikan atau penurunannya.

3. Uji Asumsi Klasik adalah suatu cara untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik layak uji atau tidak. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(31)

uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.5

4. Analisis Regresi Berganda merupakan alat penelitian yang menekankan pada pengujian teori – teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik dan permodelan matematis. Adapun caranya yaitu data dikumpulkan maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian menginterpretasikan hasil analisis data tersebut.

5. Koefisien Korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y) secara

serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2) secara serentak terhadap variabel

dependen (Y).

6. Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2) secara serentak terhadap variabel

dependen (Y).6

7. Interpretasi, yaitu pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah.

5

Duwi Priyatno. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS,

(Yogyakarta : Gava Media, 2010), Edisi Pertama, hal. 51

6

Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS, (Yogyakarta: MediaKom,


(32)

Lebih jelas akan dilihatkan pada skema 1.1 sebagai berikut :

Laba Perusahaan

AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

Variabel Bebas

 Jumlah Pendapatan(X1)

 Jumlah Biaya (X2)

Variabel Terikat

Laba

Uji Asumsi Klasik

 Uji Normalitas

 Multikolinearitas


(33)

G. Pedoman Penulisan Laporan

Penulisan penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

H. Sistematika Penulisan

Untuk penyusunan penelitian ini, pembahasan dibagi menjadi lima bab yang memuat ide – ide pokok dan kemudian dibagi lagi menjadi sub bab, sehingga secara keseluruhan menjadi satu kesatuan yang saling menjelaskan sebagai satu

PENGARUH FAKTOR – FAKTOR TERHADAP LABA PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

Analisis Regresi Berganda

Koefisien Korelasi

Koefisien Determinasi


(34)

pemikiran. Secara garis besar muatan yang terkandung dalam masing-masing bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka konseptual, pedoman penulisan laporan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai pengertian asuransi syariah, regulasi dalam perasuransian syariah di Indonesia, sistem mekanisme dana pada asuransi jiwa syariah, pengertian laba, perhitungan profitabilitas asuransi syariah dan kondisi asuransi syariah di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

mengenai data yang telah diperoleh dan dikumpulkan, uji regresi linear berganda yang dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, disertai dengan hasil pembahasannya.


(35)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas untuk memperoleh solusi atas permasalahan tersebut.


(36)

PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH

A. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Pengertian Asuransi Syariah Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/ DSN-MUI/X/2001 :

Asuransi Syariah (Ta‟min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha

saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak

melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru‟ yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui aqad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulum (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Sedangkan akad tijarah adalah semua pihak bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.


(37)

Pengertian Asuransi menurut UU No. 2 th 1992 pasal 1 :

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang diper-tanggungkan.1

Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuantungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak

1

Abdul Ghoni, Erni Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah (Antara Teori dan Praktik),


(38)

sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.2

Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah sharing of risk saling menanggung resiko. Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi) yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal, misalnya ayat

2 surat Al maa‟idah yang memerintahkan untuk saling menolong dalam

perbuatan yang positif.

B. Sistem Mekanisme Dana pada Asuransi Jiwa Syariah

1. Sistem pada Produk Saving (Unsur Tabungan)

Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara teratur kepada perusahaan. Besar premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan dibayarkan. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda.

2

Hendi Suhendi, deni K. Yusup, asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis,


(39)

a. Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan milik peserta, yang dibayarkan bila:

 Perjanjian berakhir,

 Peserta mengundurkan diri,

 Peserta meninggal dunia.

b. Rekening tabarru, yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, yang dibayarkan bila:

 Peserta meninggal dunia,

 Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)

Sistem inilah sebagai implementasi dari akad takafuli dan akad mudharabah, sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari unsur gharar dan maisir. Selanjutnya kumpulan dana peserta ini diinvestasikan sesuai dengan syariat islam. Tiap keuntungan dari hasil investasi, setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi reasuransi), akan dibagi menurut prinsip al mudharabah. Persentase pembagian mudharabah dibuat dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dan peserta, misalnya dengan 70:30, 60:40, dan seterusnya.


(40)

2. Sistem pada Produk Non Saving (Unsur Non Tabungan)

Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam

rekening tabarru‟ perusahaan. Yaitu, kumpulan dana yang telah diniatkan oleh

peserta sebagai iuran dan kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, dan dibayarkan bila:

 Peserta meninggal dunia,

 Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)

Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi asuransi), akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip al mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan (takaful) dan peserta.3

C. Laba

1. Pengertian Laba

Laba akuntansi (accounting Income) adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah

3


(41)

perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

Menurut Belkaoui definisi tentang laba itu mengandung lima sifat, yaitu :

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya

merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.4

2. Tujuan Pelaporan Laba

4

Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Edisi Revisi 10, (Jakarta: Rajawali Pers,


(42)

Tujuan pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna kepada pihak yang memilki kepentingan terhadap laporan keuangan seperti investor, stokeholder, pemasok, kreditor, pelanggan, karyawan dan masyarakat.5 Menurut Sofyan Syafri Harahap laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan.6 Angka ini penting untuk :

1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima Negara.

2. Menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan.

3. Menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan.

4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan dating.

5. Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

6. Menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan/divisi

7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.

5

Eldon S Hendriksen dan Michel F. Van Breda, Accounting Theory, Edisi Ke-8,

Richard D Irwan Inc. Boston. Massachusetts, hal. 130

6


(43)

Pengukuran dan pengakuan laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep penghimpunan dan realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap pendapatan.

3. Manfaat laba

Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung didalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, dan menaksir resiko investasi atau meminjamkan dana. Oleh karena itu, laba/rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain dan menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus dan sebagainya. Hal inilah yang menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.7

7


(44)

D. Akuntansi Keuangan Pendapatan dan Biaya

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk ini tidak berasal dari kontribusi penanaman ekuitas, tetapi dapat mengakibatkan kenaikan ekuitas.

Arus masuk bruto adalah jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Sementara jumlah yang harus dibayar untuk pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi perusahaan sehingga tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, oleh karena itu, jumlah ini harus dikeluarkan dari pendapatan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan timbul karena terjadinya transaksi dan peristiwa ekonomi sebagai berikut :

a. Penjualan barang,

b. Penjualan jasa, dan

c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang mengasilkan bunga, royalty dan deviden.

Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk sebagai berikut:


(45)

a. Bunga, bunga ialah pembebanan atas penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan.

b. Royalty, royalty adalah pembebanan atas penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, misalnya hak paten, merek dagang dan hak cipta.

c. Deviden, deviden adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan program dari jenis ekuitas tertentu.

Pendapatan yang dimaksud disini adalah penerimaan bersih dari hasil operasi (baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur) atau jasa, bunga, royalty,dan dividen sebagai hasil penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain. Penghasilan bersih adalah penghasilan setelah dikurangi semua biaya langsung yang melekat pada penerimaan tersebut, seperti komisi penjualan, return, rabat, diskon dan sebagainya.

2. Pengertian Biaya

Beban/biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dapat dijual kembali, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Dalam perhitungan laba rugi atau menambah rugi perusahaan.8

8

Kuswandi, Meningkatkan Laba melalui Pendekatan Akuntansi keuangan dan


(46)

Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat-alat yang diperlukan untuk aktifitas dan penegndalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Dalam hal tersebut maka akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut :

a. Menyusun dan melaksanakan rencana anggaran operasi perusahaan,

b. Menetapkan metode perhitungan biaya dan prosedur yang menjamin adanya pengendalian dan jika memungkinkan pengurangan biaya atau pembebanan biaya dan perbaikan mutu,

c. Menentukan nilai persediaan dalam rangka kalkulasi biaya dan menetapkan harga, evaluasi kinerja suatu produk, departemen atau divisi, dan sewaktu-waktu memeriksa persediaan dalam bentuk fisik.

d. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk suatu periode akuntansi, tahunan atau periode yang lebih singkat,

e. Memilih alternatif yang terbaik yang menaikkan pendapatan ataupun menurunkan biaya.

Manajer perusahaan menggunakan data biaya dalam pengambilan keputusan, mengevaluasi kinerja dan dalam mengendalikan operasi perusahaan. Kegiatan tersebut merupakan hal penting bagi keberhasilan suatu


(47)

perusahaan. Oleh karena itu perlu pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan biaya-biaya tersebut, apakah sudah digunakan dengan baik atau terjadi penyalahgunaan terhadap biaya-biaya tersebut. Data biaya tersebut dapat digunakan oleh manager untuk tujuan :

a. Perencanaan

perusahaan menggunakan data biaya untuk memilih metode atau program pencapaian tujuan yang terbaik masa akan datang yang ingin dicapai pada saat menelaah alternatif pelaksanaan tindakan. Perusahaan juga menggunakan data biaya untuk pembuatan anggaran (budget) yang digunakan untuk memperkirakan bahan baku, tenaga kerja dan teknologi. Hal diatas tersebut dapat dilakukan dalam tahapan perencanaan. Perencanaan tersebut berorientasi kepada masa akan datang dan dapat berbentuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.

b. Pengawasan

pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah anggaran atau program yang dbuat sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan fungsi perencanaan. Tahapan ini adalah merupakan tahapan pemantauan terhadap pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat, baik yang berhubungan dengan pencapaian harga pokok standar digariskan pada anggaran (budget), tetapi juga masalah-masalah penyusunan


(48)

terhadap anggaran. Membandingkan anggaran dan standar dengan aktual dapat digunakan untuk pengendalian sehingga kinerja masing-masing divisi atau departemen dapat dinilai.

c. Penetapan harga,

pertimbangan yang diperlukan dalam penetapan biaya selain permintaan dan penawaran adalah biaya. Oleh karena itu pertimbangan yang baik seorang manajemen dalam keputusan penetapan harga yaitu dengan memastikan pemulihan atas semua biaya dalam mencapai laba.

d. Menentukan laba

akuntansi biaya dimulai dari proses produksi sehingga terbentuk output atau produk yang dihasilkan. Pada akhirnya produk yang dihasilkan tersebut ditujukan untuk dapat menghasilkan laba. Laba yang dhasilkan dapat ditentukan dengan mengumpulkan seluruh biaya yang dikeluarkan yang kemudian akan dibandingkan dengan biaya-biaya lain. Penentuan laba tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk keseluruhan perusahaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk pelaporan segmen dan lini produk.

e. Pengambilan kesimpulan

akuntansi biaya dapat digunakan untuk memilih berbagai macam alternatif dalam pengambilan keputusan. Misalnya; keputusan apakah


(49)

suatu perusahaan akan menghentikan atau meneruskan suatu segmen yang secara terus menerus mengalami kerugian. Membuat atau membeli suku cadang, memproses suatu lini produk untuk diproses lebih lanjut, perencanaan laba, memasuki pasar, mengembangkan suatu produk baru, membeli mesin baru. Berdasarkan informasi biaya maka perusahaan dapat mengambil keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun yang bersifat jangka panjang.9

E. Laporan laba Rugi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Divisi

Asuransi Jiwa Syariah

1. Pendapatan Premi

Premi adalah biaya yang dibebankan suatu perusahaan asuransi untuk jumlah uang pertanggungan tertentu. Aktuaris perusahaan asuransi mempertimbankan banyak faktor ketika melakukan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk menetapkan tarif premi yang memadai dan wajar. Tarif premi harus adequate (memadai) agar perusahaan mempunyai cukup dana untuk membayar manfaat polis. Premi harus pula equitable (wajar) sehingga setiap pemegang polis dikenakan premi yang mencerminkan tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dalam memberi pertanggungan.

9

Bastian Bustami, Nurlela, Akuntansi Biaya Teori & Aplikasi, (Yogyakarta: Graha


(50)

Faktor-faktor berikut ini turut dipertimbangkan dalam menghitung tarif premi asuransi jiwa :

1. Rate of mortality (Tingkat mortalitas/kematian).

Tingkat dimana orang-orang yang jiwanya diasuransikan diperkirakan meninggal dunia.

2. Investment earnings (Pendapatan investasi)

Dana yang diperoleh perusahaan asuransi dari investasi premi yang diterimanya.

3. Expense (Biaya)

Semua biaya yang timbul dari penerbitan polis asuransi dan pengoperasian perusahaan asuransi.

Pendapatan perusahaan asuransi jiwa sebagian besar diperoleh melalui premi asuransi dan pendapatan investasi. Pendapatan premi asuransi diperoleh melalui penjualan produk dan jasa asuransi ke tertanggung. Pendapatan investasi diperoleh perusahaan asuransi jiwa melalui penanaman modal dengan melakukan diversifikasi portofolio untuk mendapatkan perolehan bunga/bagi hasil yang optimum.

Pendapatan premi adalah jumlah pendapatan premi dari penjualan polis asuransi yang biasanya diukur dalam periode satu tahun. Pendapatan ini merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Oleh karenanya penetapan premi mempunyai peranan penting dalam strategi


(51)

perusahaan. Tarif premi yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi sebagian besar didasari oleh jumlah risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut untuk polis yang diterbitkan. Jika perusahaan asuransi secara konsisten salah menilai risiko yang akan ditanggung, maka preminya tidak akan cukup untuk membayar klaim dan manfaat yang dijanjikan.

Aspek penting dari penetapan premi asuransi jiwa adalah bagaimana perusahaan asuransi mengelola hasil penetapan premi setelah perkenalan suatu produk baru. Pengelolaan hasil penetapan premi termasuk membandingkan pengalaman operasional aktual dari perusahaan asuransi. Apabila pengalaman aktual sesuai dengan asumsi-asumsi aktuaria, maka asumsi-asumsi tersebut dapat menjadi dasar bagi tahapan desain teknis pengembangan produk berikutnya. Proses penetapan premi asuransi jiwa merupakan siklus, jika kinerja aktual suatu produk menyimpang secara signifikan dari hasil-hasil yang diharapkan, maka perusahaan asuransi akan membuat alasan-alasan untuk penyimpangan tersebut dan jika memungkinkan mengambil tindakan perbaikan.Tindakan-tindakan perbaikan dalam penetapan premi dapat berkisar dari merevisi harga sampai melakukan revisi total terhadap struktur tarif produk asuransi10.

2. Premi Reasuransi

10

M. Agung Ali Fikri, Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT. Asuransi Syariah Mubarakah), (Bogor : Skripsi, Institut Pertanian Bogor) hal. 29-30


(52)

Awalan Re mengandung arti suatu yang diulang. Reasuransi berarti asuransi yang diasuransikan kembali. Dilihat dari segi maknanya reasuransi adalah suatu cara asuradur melimpahkan sebagian atau seluruh resiko atas suatu pertanggungan (asuradur) yang telah ditutupnya kepada penanggung lain (reasuradur.

Sebagai suatu perjanjian, asuransi adalah persetujuan antara asuradur dan reasuradur,dimana asuradur bersedia melimpahkan sebagian atau seluruh resiko atas suatu pertanggungan yang ditutupnya kepada reasuradur. Dengan menerima premi dari asuradur, reasuradur menyetujui untuk membayar ganti rugi kepada asuradur, berhubunngan dengan yang terjadi atas pertanggungan yang ditutupnya.

Adapun fungsi reasuransi adalah sebagai berikut :

a. Reasuransi meneruskan prinsip dasar asuransi yaitu berfungsi sebagai alat penyebaran resiko/spreading of risk.

b. Reasuransi memberikan jaminan tambahan secara tidak langsung terhadap tertanggung atau pemegang polis.

c. Reasuransi mempunyai fungsi menaikkan kapasitas akseptasi dari penanggung terhadap risiko yang nilainya tinggi melampaui retensinya sendiri.


(53)

d. Reasuransi mempunyai fungsi meningkatkan stabilitas keuangan asuradur, seolah-olah menyediakan “ banking facility “ kepada asuradur.

Pada perusahaan AJB Bumiputera 1912, reasuransinya diatur sebagai berikut : (untuk tahun 1984 ). Nama-nama Re Asuradur :

1. PT. Reasuransi Umum Indonesia (Indonesia Re).

2. Swiss Reasurance Company, Zurich Switzerland (Swiss Re).

3. The Dai-ichi Life Insurance Company, Tokyo Japan.

4. Maskapai Reasuransi Indonesia (MAREIN).

Premi dasar reasuransi untuk satu tahun adalah angka premi menurut usia tertanggung dikalikan dengan jumlah resiko yang diasuransikan pada tahun yang bersangkutan.

Jika asuransi mencakup resiko kematian bagi sekelompok orang, maka premi dasar reasuransinya adalah jumlah keseluruhan dari premi-premi reasuransi yang diperhitungkan untuk masing-masing jiwa menurut ketentuan-ketentuan yang disepakati.

Premi asuransi dan premi tambahan jika ada senantiasa dihitung untuk satu tahun penuh dan dibayar dimuka oleh asuradur kepada reasuradur tanpa memperhatikan cara-cara pembayaran premi asuransi antara tertanggung dan


(54)

asuradur. Pembayaran premi asuransi kepada asuradur dilanjutkan sepanjang masa berlakunya polis yang bersangkutan.

Jika suatu reasuransi berakhir bukan karena kematian tertanggung, maka reasuradur membayar kembali kepada asuradur sebagian dari premi asuransi yang belum diterima oleh asuradur dari tertanggung11.

3. Hasil Investasi

Premi yang terkumpul pada setiap perusahaan asuransi jiwa mencapai jumlah milyaran rupiah. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil investasinya untuk menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada tertanggung.

Perusahaan asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai instrumen portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang paling baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 424 tahun 2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan strategi investasinya dengan regulasi yang telah ada.

11


(55)

4. Beban Klaim

Klaim adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian pertanggungan untuk mendapatkan manfaat atas suatu kerugian. Dalam menghitung jumlah klaim yang akan dibayarkan perusahaan asuransi kepada claimant, Claim analyst menetapkan tiga jumlah manfaat klaim, yaitu :

1. Jumlah Manfaat Kematian

Jumlah manfaat kematian yang harus dibayar atas kematian tertanggung didasari oleh jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan. Oleh karena itu, Claim analyst memulai perhitungan jumlah manfaat dengan menentukan jumlah manfaat kematian dasar yang harus dibayarkan.

Manfaat kematian asuransi dasar biasanya sama dengan jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan. Namun demikian, jika surat permintaan polis mengandung pernyataan yang tidak benar mengenai usia, maka jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan akan disesuaikan untuk menutup pernyataan yang tidak benar tersebut.

2. Jumlah Penambahan

Claim analyst kemudian akan menetapkan semua jumlah yang harus ditambahkan ke jumlah manfaat kematian tambahan. Daftar


(56)

jumlah manfaat yang dapat ditambahkan ke manfaat kematian asuransi dasar adalah sebagai berikut :

a. Asuransi tambahan yang dibayar penuh b. Accidental death benefit

c. Kelebihan premi yang dibayar dimuka d. Dividen polis yang masih harus dibayar

e. Dividen polis yang disimpan di perusahaan asuransi untuk mendapatkan bunga/bagi hasil

f. Bunga pembayaran klaim yang ditangguhkan g. Bunga pinjaman yang dibayar dimuka

3. Jumlah pengurangan

Claim analyst juga dapat mengurangi jumlah tertentu dari manfaat kematian dasar, termasuk :

a. Premi yang harus dibayar namun belum dibayar selama masa tenggang (grace period)

b. Pinjaman atas polis

c. Bunga/bagi hasil pinjaman polis yang belum dibayar

Total pengeluaran yang ada di perusahaan asuransi jiwa terdiri dari beban klaim asuransi, pemasarann administrasi dan umum. Pengeluaran terbesar yang dimiliki perusahaan asuransi jiwa berasal dari klaim asuransi, yaitu klaim yang langsung didapat tertanggung yang mengalami kerugian. Biaya pemasaran merupakan pengeluaran yang harus dipersiapkan perusahaan


(57)

asuransi dalam rangka membiayai proses penjualan dan distribusi produk dan jasa asuransi ke calon tertanggung. Pengeluaran adminitrasi dan umum tidak kalah pentingnya dalam keberlangsungan operasional perusahaan, seperti pembayaran gaji karyawan.

Administrasi klaim terdiri dari beberapa kegiatan yang pada dasarnya sama untuk sebagian besar pertanggungan. Umumnya, seseorang atau sistem yang menangani klaim akan menentukan apakah informasi yang diserahkan atas suatu klaim telah sesuai dengan pertanggungan yang tercantum dalam suatu polis yang inforce atau tidak, sehingga orang atau sistem tersebut dapat mengambil keputusan untuk menyetujui atau menolak klaim.

Dalam melakukan verifikasi bahwa kerugian yang termasuk di dalam pertanggungan terjadi pada saat kontrak asuransi dalam keadaan inforce, Claim analyst akan menetapkan tanggal dimulainya pertanggungan. Jika pertanggungan sudah tidak dalam keadaan inforce lagi, maka Claim analyst akan menetapkan tanggal berakhirnya pertanggungan

Claim analyst yang menerima klaim untuk asuransi kumpulan akan melakukan verifikasi bahwa kerugian terjadi pada saat pertanggungan dalam kondisi inforce. Dan orang-orang yang menderita kerugian tersebut adalah orang yang dipertanggungkan dalam polis kumpulan. Analyst juga melakukan verifikasi bahwa semua persyaratan ketenagakerjaan yang diberlakukan dalam polis tersebut telah dipenuhi, yaitu bahwa masa kerja karyawan yang


(58)

mengajukan klaim sesuai dengan yang dipersyaratkan dan bekerja di lokasi kerja yang telah ditentukan.

F. Perhitungan Profitabilitas Asuransi Jiwa Syariah

Profitabilitas adalah selisih antara pendapatan yang lebih besar atas pengeluaran. Suatu perusahaan yang secara konsisten menghasilkan laba dapat terus berbisnis, tumbuh dan meningkatkan kesejahteraan atau meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan diindikasikan oleh ukuran-ukuran kenaikan harga saham perusahaan dan pertambahan akun modal dan surplus di dalam neraca perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang terus mengalami kerugian akhirnya akan hilang dari dunia bisnis.

Walaupun profitabilitas dapat diperoleh dan diukur dalam jangka waktu yang pendek, perusahaan asuransi biasanya berusaha untuk mendapatkan profitabilitas jangka panjang. Profitabilitas jangka panjang memungkinkan perusahaan asuransi untuk :

1. Menyediakan dana untuk investasi,

2. Membayar dividen polis atau participating policy,

3.Membayar dividen tunai kepada para pemegang saham dan meningkatkan daya tarik saham perusahaan kepada para investor,

4.Membuat pemeringkatan yang bermutu tinggi dari lembaga pemeringkat asuransi


(59)

5.Menyedaikan dana untuk mengembangkan produk, lini produk dan jalur distribusi,

6. Menyediakan dana untuk ekspansi dan akuisisi.

Laporan laba rugi memberikan beberapa pengertian mendalam terhadap profitabilitas suatu perusahaan asuransi, paling tidak untuk jangka pendek karena laporan laba rugi tersebut menunjukkan pendapatan bersih atau rugi bersih selama suatu jangka waktu tertentu. Tetapi laporan laba rugi tidak dapat memberikan pengertian mendalam terhadap profitabilitas perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Return on capital ratio adalah rasio yang digunakan untuk memperbandingkan beberapa ukuran dari penghasilan suatu perusahaan asuransi selama jangka waktu yang ditentukan dengan beberapa ukuran dari modal dan surplusnya. Hasil dari rasio penghasilan modal menunjukkan efektifitas suatu perusahaan asuransi dalam menggunakan modal dan surplusnya untuk menghasilkan laba. Umumnya, semakin tinggi rasio penghasilan modal, semakin efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya untuk memperoleh laba. Mengingat tingkat risiko yang dimiliki perusahaan asuransi, penghasilan modal dapat tak tertimbang atau tertimbang. Rasio tak tertimbang menujukkan bahwa rasio tersebut tidak menunjukan tingkat risiko yang menjadi ciri operasi perusahaan asuransi. Jika suatu rasio tak tertimbang disesuaikan untuk membentuk keterpaparaan tingkat risiko suatu perusahaan asuransi, maka rasio tersebut menjadi tertimbang. Dalam melakukan kegiatan bisnis secara normal, suatu perusahaan asuransi menghadapi kemungkinan risiko serius yang dapat


(60)

mengancam solvency. Solvency (soolvabilitas) menurut istilah umum adalah keadaan dimana suatu perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya secara tepat waktu. Risiko-risiko tersebut dapat dikelompokan dalam empat kategori risiko yang luas, yang dikenal sebagai contingency risks. 1. Asset Risk

Adalah risiko rugi pada suatu investasi untuk alasan selain daripada perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko aset dengan mengevaluasi kemungkinan investasi secara hati-hati, menginvestasikan aset mereka dengan jumlah yang besar di dalam investasi bermutu tinggi, serta mengalokasikan dana untuk seluruh katagori investasi yang berbeda.

2. Pricing Risk

Disebut juga insurance risk yaitu risiko dimana pengalaman nyata perusahaan asuransi dalam tingkat kematian atau biaya-biaya akan sangat berbeda dari perkiraan, menyebabkan perusahaan asuransi tersebut menderita kerugian material atas produk tersebut.

3. Interest Rate Risk

Adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko ini melalui asset liability management. 4. General Business Risk

Yaitu risiko kerugian yang diakibatkan oleh praktek-praktek bisnis umum yang tidak efektif atau faktor-faktor lingkungan yang di luar kendali perusahaan. Perusahaan mengendalikan risiko ini dengan menugaskan tim


(61)

manajemen yang bermutu tinggi dan berpengalaman untuk mengendalikan biaya usaha, melaksanakan pertimbangan manajerial yang sesuai, mendukung perilaku etis, memantau hasil-hasil keuangan serta melakukan audit internal dan eksternal secara teratur.12

G. Sistem Akuntansi Asuransi Syariah

Perbedaan yang paling mendasar antara asuransi syariah dan konvensional dalam bidang akuntansi adalah pada penggunaan cash basis atau accrual basis. Pada akuntansi asuransi syariah lebih cenderung menggunakan cash basis daripada accrual basis, dengan pertimbangan-pertimbangan syar‟I. sistem accural basis dianggap bertentangan syariah karena telah mengakui adanya pendapatan, harta, beban, ataui utang yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Padahal yang terjadi tersebut, belum benar-benar terjadi, bisa terjadi dan bisa tidak terjadi. Apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang hanya Allah SWT yang mengetahui, dan itu menjadi hak prerogatif Allah. Allah berfirman Q.S Luqman : 34

                                                

Artinya:“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa

12


(62)

yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”

Mohamed Arif Abdul Rashid, CEO PT. Syarikat Takaful Indonesia, mengatakan bahwa berdasarkan praktik accounting takaful, semua angsuran/kontribusi takaful juga keuntungan atas investasi dan pendapatan lain dianggap sebagai pendapatan hanya setelah kas actual sudah diterima perusahaan (cash basis). Hal ini ditandai oleh penerbitan tanda terima yang tepat. Praktik ini penting bagi implementasi prinsip al-mudharabah dalam melakukan bagi hasil antara peserta dan perusahaan sebagaimana yang diakadkan di depan. Pembagian keuntungan (jika ada) untuk kedua belah pihak dibuat setiap bulan setelah rekening ditutup. Dan bagi hasil disini dilakukan atas dasar tanda terima actual (cash basis).

Sebagai contoh, premi asuransi benar-benar diakui sebagai pendapatan jika uangnya sudah diterima secara tunai. Sedangkan, pada asuransi konvensional (khususnya general insurance) premi asuransi diakui sebagai pendapatan meskipun premi asuransi diakui sebagai pendapatan meskipun premi asuransi belum dibayarkan. Demikian juga beban retakaful diakui sebagai utang sampai angsuran atau premi takaful dibayarkan. Dan beban retakaful diakui sebagai pendapatan jika premi dibayar lebih awal. Tentu hal ini beda dengan asuransi konvensional, dimana beban reasuransi selama masa perjanjian diakui sebagai asuransi awal yang discover.


(63)

Pada sisi lain dalam pengakuan sebagai pendapatan, hanyalah laba dari dana investasi asuransi jiwa syariah, yang dibagi antara peserta (shahibul mal) dan perusahaan (mudharib) sesuai dengan perjanjian. Dengan demikian, perusahaan asuransi syariah tidak berhak untuk mengakui surplus ini sebagai pendapatan, sebagaimana pada asuransi konvensional, dimana surplus dari investasi ditransfer kerekening pemegang saham sebagai pendapatan.13

H. Kerangka Konseptual Akuntansi Asuransi Syariah

Kerangka konseptual asuransi syariah ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi asuransi syariah. Apabila tidak diatur secara spesifik dalam kerangka konseptual berlakulah kerangka dasar akuntansi umum, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Tujuan akuntansi keuangan asuransi syariah adalah :

1. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan dan epatuhan terhadap nilai-nilai bisnis islami,

13


(64)

2. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan untuk pengambilan keputusan,

3. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

Tujuan laporan keuangan asuransi syariah pada dasarnya sama dengan tujuan laporan keuangan yang berlaku secara umum dengan tambahan, antara lain, menyediakan :

1. Informasi kepatuhan asuransi syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai prinsip syariah bila ada dan bagaimana pendapatan dan beban tersebut diperoleh serta penggunaannya,

2. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab asuransi syariah terhadap amanah atas dana peserta, pengelolaan resiko, serta pengelolaan investasi atas dana tersebut.

3. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial asuransi syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran dana ZIS.

Prinsip syariah islam dalam pengelolaan resiko dalam kehidupan

didasarkan atas prinsip saling tolong menolong dan bekerja sama (ta‟awun) dan


(65)

implementasi dari prinsip ekonomi islam denga karakteristik, antara lain sebagai berikut :

1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuk,

2. Pelarangan akan gharar,

3. Pelarangan akan maisir.

Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah memenuhi seluruh syarat berikut ini :

1. Transaksi tidak mengandng unsur kedzaliman,

2. Bukan riba,

3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau piha lain,

4. Tidak ada penipuan (gharar),

5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan dan,

6. Tidak mengandung unsure judi (maisir).14

I. Faktor Penghambat dari Asuransi Syariah

1. Keseriusan Para Takaful Operator

14


(1)

Data View

Laba Biaya Pendapatan RES_1

0.995179799 11.43024563 12.42542543 1.495056716

1.98686791 10.46565453 12.45252244 1.782106018

1.699808161 9.456234364 11.15604253 1.764795469

0.087783029 16.47302312 16.56080615 1.020043556

4.340600867 22.02923887 26.36983973 1.756258713

0.024500931 25.32113233 25.34563326 0.553203118

1.094303688 22.02923887 23.12354255 0.97778527

-3.659399133 26.02923887 26.36983973 -3.407141382

-0.960999192 36.42432543 35.46332623 -0.249902615

6.708382103 38.43525253 45.14363463 1.486591076

11.01841108 31.43524255 42.45365364 2.877477271

13.4749927 36.42751604 49.90250873 3.211735973

10.82072912 84.52452542 95.34525455 0.120049394

14.0100018 80.42525245 94.43525425 1.094101773

7.696891021 89.84524252 97.54213355 -0.900662016

8.758688256 89.89358625 98.65227451 -0.648507096

1.209203901 134.2542525 135.4634564 -4.723357468

12.61731098 100.5242525 113.1415634 -0.265854338

18.9270998 115.4252455 134.3523453 0.486611326

23.06304791 126.4113945 149.4744424 0.917621524

8.272969902 144.2524555 152.5254254 -3.539815076

23.93692728 142.5425252 166.4794525 0.303742798

-7.301390122 151.6536354 144.3522452 -7.652405665

-9.566829991 176.0467124 166.4798824 -9.440847739

1.738100984 162.5245252 164.2626262 -6.03962509

7.25880183 135.2664524 142.5252543 -3.324311963

7.09123722 135.4542173 142.5454545 -3.374079288

27.53420636 148.1391017 175.6733081 0.880697186

7.035025658 228.4253524 221.3903268 2.562591924

9.996885486 203.2334233 193.2365378 9.062007479

9.403148958 231.4253522 222.0222033 6.57781471

9.832134011 284.2535243 274.4213903 4.636218441


(2)

Regression

Va riables Ente red/Rem ove db

pendapata

n, biay aa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: laba b.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .895a .801 .787 3.92050 a. Predictors: (Constant), pendapatan, biaya

b. Dependent Variable: laba

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1788.605 2 894.302 58.184 .000a

Residual 445.740 29 15.370 Total 2234.345 31

a. Predictors: (Constant), pendapatan, biaya b. Dependent Variable: laba

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.840 1.327 -1.386 .176 biaya -.709 .071 -6.240 -9.939 .000 pendapatan .760 .073 6.533 10.406 .000 a. Dependent Variable: laba


(3)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -1.840 1.327 -1.386 .176

biaya -.709 .071 -6.240 -9.939 .000 .017 57.300 pendapatan .760 .073 6.533 10.406 .000 .017 57.300 a. Dependent Variable: laba

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) biaya pendapatan

1 1 2.760 1.000 .03 .00 .00

2 .237 3.412 .80 .00 .00

3 .003 31.050 .17 .99 1.00 a. Dependent Variable: laba

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.9323 26.6535 7.1608 7.59585 32 Residual -9.44085 9.06201 .00000 3.79193 32 Std. Predicted Value -1.065 2.566 .000 1.000 32 Std. Residual -2.408 2.311 .000 .967 32 a. Dependent Variable: laba

Correlations

Model Summaryb

.895a .801 .787 3.92050 2.015

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), pendapatan, biaya a.

Dependent Variable: laba b.


(4)

Correla tions

1 .236 .348 .447*

.194 .051 .010

32 32 32 32

.236 1 .991** .000

.194 .000 1.000

32 32 32 32

.348 .991** 1 .000

.051 .000 1.000

32 32 32 32

.447* .000 .000 1

.010 1.000 1.000

32 32 32 32

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

laba

biaya

pendapatan

Unstandardiz ed Residual

laba biaya pendapatan

Unstandardiz ed Residual

Correlat ion is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Correlat ion is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

3.00E10 2.00E10

1.00E10 0.00E0

-1.00E10

laba 10

8

6

4

2

0

Frequency

Mean = 7.1608E9 Std. Dev. = 8.48974E9 N = 32


(5)

3.00E11 2.50E11

2.00E11 1.50E11

1.00E11 5.00E10

0.00E0

pendapatan 7

6

5

4

3

2

1

0

Frequency

Mean = 1.066E11 Std. Dev. = 7.29599E10 N = 32

pendapatan

3.00E11 2.50E11

2.00E11 1.50E11

1.00E11 5.00E10

0.00E0

biaya

7

6

5

4

3

2

1

0

Frequency

Mean = 1.0158E11 Std. Dev. = 7.47025E10 N = 32


(6)

1.00000E10 5.00000E9

0.00000E0 -5.00000E9

-1.00000E10 -1.50000E10

Unstandardized Residual 8

6

4

2

0

Frequency

Mean = 1.6689301E-5 Std. Dev. = 4.43000844 E9

N = 32 Unstandardized Residual