30
Sekolah Dasar umur 67 sampai 9 tahun dan b masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar usia 910 sampai kira-kira 13 tahun.
Kesemuanya  ini,  pada  akhirnya  berdampak  pada  perkembangan aspek kognitif kecerdasan, afektif perasaan, dan maupun psikomotorik
gerak.  Sehingga  dapat  disimpulkan  melihat  paparan  diatas  bahwa karakteristik siswa atau peserta didik Sekolah Dasar dibagi  menjadi  dua
fase    yaitu  :  masa  kelas  rendah  atau  bawah  dan  masa  kelas  atas. Sehingga,  pada  dasarnya  bahwa  usia  Sekolah  Dasar  dapat  dikatakan
karakteristik  anak  sudah  kompleks.  Ada  beberapa  hal  yang  memang belum  sempurna  baik  otot,  kecerdasan,  pola  pikir,  sikap  dalam
menghadapi  suatu  kejadian  keadaan,  emosi  siswa,  dan  pola  gerak  siswa yang masih dapat dikatakan belum sempurna.
B. Penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian  oleh  Nurridwan  Yuli  Prihantoro  2011  yang  berjudul
“Tingkat  Keterampilan  Bermain  Sepakbola  Siswa  Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola SMP N 3 Sleman
”. Penelitian ini merupakan penelitian  deskriptif  kuantitatif.  Populasi  yang  digunakan  sebanyak  35
siswa  dan  sampel  yang  digunakan  sebanyak  20  siswa.  Secara keseluruhan  keterampilan  teknik  dasar  bermain  sepakbola  dengan
kategori  sangat  baik  sebanyak  0  siswa  atau  0,  kategori  baik sebanyak  3  siswa  15,  kategori  cukup  sebanyak  8  siswa  40,
31
kategori  kurang  sebanyak  5  siswa  25,  dan  kategori  kurang  sekali sebanyak 4 siswa 20.
2. Penelitian  oleh  Ilmo  Fajar  Riska  2015  yang  berjudul  “Tingkat
Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola Siswa Putra Kelas Atas Di SD Negeri  1  Sembukan  Kecamatan  Sidoharjo  Kabupaten  Wonogiri
”. Penelitian  ini  merupakan  penelitian  deskriptif  kuantitatif  dan  sampel
yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  sebanyak  21  siswa.  Secara keseluruhan  keterampilan  dasar  bermain  sepakbola  yang  masuk
kategori  sangat  tinggi  tidak  ada  atau  0,  kategori  tinggi  sebanyak  0 siswa  atau  sebesar  0,  kategori  cukup  sebanyak  6  siswa  atau  sebesar
28,57,  kategori  rendah  sebanyak  15  siswa  atau  sebesar  71,43,  dan tidak ada yang masuk kategori sangat rendah atau sebesar 0.
C. Kerangka Berpikir
Dari  uraian  beberapa  pendapat  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  bahwa tingkat keterampilan merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh setiap
pelatih  ataupun  guru.  Menurut  Daral  Fauzi  R  2009:  35  melakukan  tes keterampilan  sepakbola  merupakan  bagian  dari  upaya  pembinaan  dan
pengembangan  olahraga.  Melalui  tes  keterampilan  sepakbola  ini  akan dapat  diketahui  tingkat  keterampilan  peserta  didik  sejak  dini.  Dalam
paparan  di  atas,  hal  yang  disinggung  merupakan  seberapa  baik  tingkat keterampilan bermain sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler. Sedangkan
prestasi yang dimiliki SD tersebut tidaklah maksimal, sehingga diperlukan penelitian  mengenai  tingkat  keterampilan  peserta  ekstrakurikuler  tersebut
32
dengan menggunakan tes. Banyak hal  yang memengaruhinya, baik  faktor internal maupun eksternal, sehingga peneliti melakukan penelitian ini.
Dalam  bermain  sepakbola  tentu  keterampilan  dasar  merupakan pondasi  utama  setiap  pemain.  Apabila  pondasi  yang  diberikan  itu  keliru
tentu  akan  jadi  hambatan  untuk  ke  depannya.  Sama  halnya  dengan sepakbola,  apabila  keterampilan  yang  diberikan  kurang  baik  dan
maksimal, tentu ketika bermain tidak akan maksimal juga. Menurut Daral Fauzi  R  2009:35  diharapkan  para  Guru,  Pelatih,  ataupun  pengguna
lainnya  dapat  menggunakan  tes  keterampilan  sepak  bola  ini,  karena  tes keterampilan  ini  merupakan  alat  yang  layak  untuk  menilai  keberhasilan
pembinaan  sepakbola  secara  objektif.  Dengan  hal  itu  maka  Guru  atau Pelatih  dapat  mengukur  tingkat  keterampilan  setiap  peserta  didik  sejak
dini. Sehingga dalam membuat program latihan dapat disesuaikan dengan hasil  dari  tes  keterampilan  sepak  bola  yang  sudah  dilakukan.  Selain  itu,
diharapkan  dengan  tes  keterampialn  sepakbola  yang  dilaksanakan sebagaimana mestinya, dapat memberikan dampak yang baik bagi potensi
setiap anak.
33
BAB III METODOLOGI  PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis  penelitian  ini  adalah  penelitian  deskriptif  dan  teknik pengambilan  data  dengan  menggunakan  survey.  Penelitian  ini  bermaksud
untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Bermain Olahraga Sepakbola Siswa Peserta Ekstrakurikuler  SD N Karangjati, Ngaglik, Sleman.
Penelitian  deskriptif  adalah  penelitian  yang  pada  data  populasi  atau sampling total, atau sensus dengan tidak melakukan pengujian hipotesis tetapi
lebih  menggambarkan  keadaan  seperti  apa  adanya  tentang  suatu  variabel, gejala  atau  keadaan  Sugiyono,  2009:  84.  Menurut  B.  Syarifudin  2010:5
penelitian  deskriptif  bertujuan  untuk  menggambarkan  secara  sistematik  dan akurat  fakta  dan  karakteristik  mengenai  populasi  atau  mengenai  bidang
tertentu.  Analisis  yang  sering  digunakan  adalah  analisis  presentase  dan analisis kecenderungan.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut sugiyono 2010: 3 mengartikan istilah variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi  tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti  untuk  dipelajari  dan  ditarik kesimpulannya.  Variabel  dalam  penelitian  ini,  yaitu  tingkat  keterampilan
bermain  olahraga  sepakbola  dalam  ekstrakurikuler  di  SD  N  Karangjati, Ngaglik,  Sleman.  Keterampilan  bermain  sepakbola  dalam  penelitian  ini
adalah siswa melakukan tes  keterampilan sepakbola usia 10- 12 tahun,  yang