Buah Mangsi TINJAUAN PUSTAKA 1. Zat Warna

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami untukTekstil dari Buah Mangsi Universitas Sebelas Maret Surakarta putih meninggalkan bekas berwarna. Pembuatan zat warna alami untuk pewarnaan bahan tekstil dapat dilakukan menggunakan teknologi dan peralatan sederhana www.batikyogya.com.

3. Buah Mangsi

S y n o n y m s : Phyllanthusreticulatus Poir . Family : Euphorbiaceae Gambar 2.1. Tanaman Buah Mangsi Buah mangsi atau dikenal dengan nama tampal besi Phyllanthus reticulatus Poir atau anisonema dubium BL termasuk ke dalam famili tumbuhan Euphorbiceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah : cocarenean, wawulutan, rembilu, congcongbelut, woriintalun. Tanaman ini dapat ditemukan di seluruh daerah yang beriklim tropis 2000 m di atas permukaan air laut. Di Indonesia tanaman ini didapatkan di pekarangan atau di kebun-kebun yang tanahnya tandus biasanya hidup liar sebagai tanaman pagar, sebagian kecil hidup pada hutan. Setiap 1 tanaman buah mangsi menghasilkan ± 50 gram buah mangsi. Dalam 1 hektar tanah terdapat + 6000 pohon atau dapat menghasilkan 300 kilogram buah mangsi per bulan. Di Indonesia batang dan tangkainya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Kandungan kimia untuk tanaman ini belum banyak diketahui tatapi dalam farmakologi tanaman ini memiliki sifat Tawar, kelat astringen, netral dan sedikit beracun, melancarkan peredaran darah dan anti radang http:www.blog.roodo.com . Deskripsi Botani Buah mangsi : a. Family : Euphorbiaceae Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami untukTekstil dari Buah Mangsi Universitas Sebelas Maret Surakarta Spesies : Phyllanthus reticulatus Varietas : Reticulatus b. Termasuk tanaman Kormus memiliki akar, batang dan daun. c. Akar Radix : akar tunggang yang bercabang d. Jenis batang caulis : Berkayu lignosus dan bentuk penampang batang bulat dan berwarna coklat keabu-abuan. e. Daun folium : Daun Majemuk menyirip berseling. Susunan tulang : Daun bertulang menyirip penninervis. Ujung Daun : tumpul obtusus. f. Jenis Buah Fructus : Buah sejati majemuk Ø = 7 mm Berwarna biru kehitaman, bila sudah masak daging buahnya berwarna coklat keunguan. Di dalam setiap buah terdapat ± 6 biji. g. Bersifat UniSexual : berjenis kelamin satu bunga jantan saja bunga betina saja h. Termasuk jenis tumbuhan menahun dapat mencapai umur tahunan Anonym, 2006 Tanaman Mangsi berkembang biak secara UniSexual yaitu dalam satu tanaman hanya terdapat benangsari serbuksari saja atau putik saja, dengan demikian proses penyerbukan dibantu oleh angin. Sifat dari serbuksari mudah beterbangan dan ringan sehingga dengan bantuan angin serbuksari dapat sampai ke putik. Buah Mangsi tergolong dalam kelas Angiospermae disebut juga dengan tanaman berbunga. Golongan tanaman berbiji tertutup, struktur bijinya tersimpan dengan aman di dalam kantong biji ovarium. Buah Mangsi sagat toleran terhadap kondisi lingkungan yang mencekam, misalnya kekeringan direct sunlight. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 - 2000 m di atas permukaan air laut. Meskipun dapat tumbuh pada temperatur antara 15 – 45 ◦C dengan curah hujan 1000 – 2000 mm tahun . Anonym, 2006 Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami untukTekstil dari Buah Mangsi Universitas Sebelas Maret Surakarta 5 . Metode Pengambilan Zat Warna Ekstraksi merupakan suatu metode untuk mengeluarkan komponen tertentu dari zat padat atau zat cair dengan pelarutan. Teknik Ekstraksi digolongkan menjadi dua kategori : 1. Ekstraksi Padat - Cair Leaching Ekstraksi padat cair merupakan suatu proses pemisahan atau pengambilan fraksi padat cair dalam suatu campuran padat- padat dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ini digunakan secara teknik dalam skala besar terutama bidang industri bahan alam dan makanan. Misal : Mengambil minyak dari biji – bijian Mengambil kopi dari biji kopi 2. Ekstraksi Cair - Cair Ekstraksi zat cair digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur, dengan menggunakan suatu pelarut dengan cara melarutkan salah satu komponen dalam campuran itu. Ekstraksi zat cair dilakukan bila pemisahan dengan destilasi tidak efektif, atau sangat sulit, maka ekstraksi zat cair merupakan alternatif utama yang perlu diperhatikan. Campuran dari zat yang titik didihnya berdekatan atau zat yang tidak dapat menahan suhu destilasi walaupun dalam keadaan vakum sekalipun, biasanya dipisahkan dari ketidakmurnian dengan cara ekstraksi, yang menggunakan perbedaan sifat kimia sebagai pengganti perbedaan tekanan uap. Bernascony, dkk., 1995 Pada ekstraksi padat - cair, perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang sekuas mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam hal ini lintasan –lintasan kapiler yang harus dilewati dengan cara difusi menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Transfer Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami untukTekstil dari Buah Mangsi Universitas Sebelas Maret Surakarta massa suatu zat dari dalam padatan ke cairan melalui dua tahapan pokok, yaitu : a . Difusi dari dalam padatan ke permukaan padatan Semakin kecil ukuran padatan, semakin dekat jarak difusi, sehingga semakin cepat proses difusinya. b . Transfer massa dari permukaan padatan ke cairan secara konveksi karena cairan diaduk terus. Bernascony, dkk., 1995 Pelarut sangat mempengaruhi proses ekstraksi. Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi faktor - faktor antara lain : a. Selektivitas Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. b. Titik didih Ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, maka kedua titik didih dari bahan tersebut tidak boleh saling berdekatan. c. Reaktifitas Pelarut harus bersifat inert yaitu tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen – komponen bahan ekstraksi. d. Harga pelarut harus sernurah mungkin b. Pelarut harus tersedia dalam jumlah yang besar Bernascony, dkk., 1995 Macam - macam pelarut yang digunakan dalam ekstraksi zat warna alami: a. Air Merupakan pelarut yang paling mudah didapat dan murah. Pelarut ini bersifat netral dan tidak berbahaya. Lebih baik menggunakan aquades atau air yang telah disuling sehingga kadar mineralnya tidak ada atau sangat minim. Air memiliki kelemahan hanya pada Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami untukTekstil dari Buah Mangsi Universitas Sebelas Maret Surakarta proses evaporasi penguapan yang lebih lama karena titik didihnya lebih tinggi dibandingkan dengan pelarut lainnya. b. Etanol Sering digunakan sebagai pelarut dalam praktikum karena mempunyai kelarutan yang relatif tinggi, bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen lainnya. Kelemahannya etanol harganya mahal c. Petrolium Eter Pelarut ini banyak digunakan dalam industri. Mempunyai sifat stabil, selektif dalam melarutkan zat dan mudah menguap,maka pelarut ini sangat baik digunakan dalam proses ekstraksi, khususnya proses ekstraksi bunga. Guenter, 1987

6. Proses Pewarnaan Pada Tekstil