Sesuai hasil pengamatan jumlah kelas bidang keahlian Teknik Kendaraan Ringan terdiri dari enam kelas. Jumlah siswa ditiap kelas berbeda.
Populasi siswa kelas XII program diklat teknik kendaraan ringan terdiri dari 144 siswa. Sampel yang didapat berdasarkan tabel Nomogram Harry King
dengan taraf signifikansi 5 adalah 64. Jadi total seluruh sampel yang akan diambil adalah 64 x 144 = 92,16 dibulatkan menjadi 93.
Pengambilan jumlah sampel siswa tiap kelasnya, digunakan dengan cara proportional random sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk
populasi yang mempunyai unsur atau anggota yang tidak homogen atau berstrata secara proporsional. Penjabaran dari jumlah sampel masing-masing
kelas adalah sebagai berikut : 1. Kelas III TKR 1 =
7 ,
18 93
144 29
dibulatkan menjadi 19 siswa.
2. Kelas III TKR 2 = 7
, 18
93 144
29
dibulatkan menjadi 19 siswa.
3. Kelas III TKR 3 = 5
, 24
93 144
38
dibulatkan menjadi 25 siswa.
4. Kelas III TKR 4 = 08
, 18
93 144
28
dibulatkan menjadi 19 siswa.
5. Kelas III TKR 5 = 3
, 19
93 144
30
dibulatkan menjadi 20 siswa.
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat berwiraswasta. Minat berwiraswasta merupakan gejala psikis pada diri seseorang
yang mendorong orang tersebut untuk berkecimpung terhadap suatu
pekerjaan mandiri. Gejala psikis ditunjukkan dengan adanya perasaan tertarik, perhatian, dan usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan wiraswasta di bidang otomotif. 2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar X
1
dan prestasi praktik industri X
2
. a. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan kemampuan seseorang dalam mengadakan perubahan tingkah laku dan penampilan dengan
melakukan serangkaian kegiatan yang dapat diukur dengan menggunakan tes yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan
belajar siswa selama kurun waktu tertentu yang selanjutnya akan dilakukan penilaian akhir yang dituangkan dalam bentuk nilai.
b. Prestasi praktik industri Prestasi praktik industri adalah kemampuan, keterampilan,
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan nyata untuk memproses atau mengolah barang dengan sarana dan
prasarana dengan petunjuk orang yang sudah terampil dalam pekerjaan tersebut dalam rangka mengikuti program pendidikan
kejuruan yang dilakukan di lapangan kerja maupun tempat usaha yang dapat diukur kemajuannya dengan penilaian yang diberikan
oleh pembimbing industri dan guru pembimbing. Nilai Praktik Industri diperoleh dari evaluasi oleh pihak industri dan guru
pembimbing. Setelah siswa selesai melaksanakan praktik industri