Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5
Oleh sebab itu, analisis pembiayaan pendidikan sangat perlu dilakukan oleh para administrator pendidikan.
Nanang Fattah 2004: 24 menyatakan bahwa dalam konsep pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau dianalisis, yaitu biaya
pendidikan secara keseluruhan total cost dan biaya satuan per siswa unit cost. Biaya satuan di tingkat sekolah merupakan agregat biaya pendidikan
tingkat sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan dalam satu
tahun pelajaran. Biaya satuan per siswa unit cost merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar biaya yang dialokasikan ke satuan pendidikan
secara efektif terserap untuk kepentingan siswa dalam menempuh pendidikan. Karena satuan biaya pendidikan diperoleh dengan memperhitungkan jumlah
siswa pada masing-masing satuan pendidikan, maka ukuran biaya satuan dianggap standar dan dapat dibandingkan antara satuan pendidikan yang satu
dengan satuan pendidikan yang lainnya. Menurut Indra Bastian 2007 selama ini perkembangan perhitungan
biaya di tingkat sekolah dasar dan menengah belum mampu menjawab tantangan era otonomi dan globalisasi secara optimal. Perhitungan biaya di
sekolah dasar dan menengah yang ada selama ini masih sangat sederhana dan belum mampu mengungkapkan informasi penting sebagai materilandasan
pengambilan keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per unit untuk belanja pegawai dan non pegawai. Perhitungan yang ada belum mampu
mengungkapkan dan memunculkan data informatif sebagai bahan
6
pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan penyelenggaraan pendidikan.
Charles T. Horngren, dkk 2008: 167 menyatakan bahwa salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem perhitungan biaya adalah dengan
menerapkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas atau Activity Based Costing ABC. Sistem ABC memperbaiki sistem kalkulasi biaya dengan
mengidetifikasi aktivitas idividual sebagai objek biaya dasar fundamental. Perbedaan utama penghitungan biaya antara akuntansi biaya tradisional dengan
ABC adalah jumlah cost driver pemicu biaya yang digunakan dalam metode ABC lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya
tradisional. Indra Bastian 2015: 350 mengemukakan bahwa penerapan Activity
Based Costing di dalam organisasi pelayanan pendidikan merupakan suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi pelayanan pendidikan yang
memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan. Pehitungan biaya dengan pendekatan ini didasarkan pada konsep pelayanan pendidikan yang
mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas yang mengkonsumsi sumberdaya organisasi pelayanan pendidikan. Metode ini dapat diterapkan sebagai upaya
untuk membantu manajemen atau administrator pendidikan dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah atau aktivitas
yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi baik terhadap nilai peserta didik maupun terhadap kebutuhan organisasi pelayanan pendidikan.
7
Sekolah merupakan sektor terkecil pelaku pengelola pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan melalui berbagai macam aktivitas pembelajaran.
Sekolah sebagai lembaga nonprofit yang bergerak dalam bidang jasa layanan pendidikan tentu sangat membutuhkan informasi biaya dalam menetapkan
biaya penyelenggaraan pendidikan secara akurat, tidak terlalu mahal atau terlalu murah, serta dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya untuk
membiayai berbagai aktivitas secara efektif dan efisien. Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah. SMK membuka beragam paket keahlian bagi
para peserta didiknya. Pengembangan paket keahlian di SMK turut ditentukan oleh tuntutan kebutuhan pengembangan SDM di wilyahdaerah setempat baik
untuk kebutuhan lokal wilayah maupun daerah lain secara regional. Penambahan dan penutupan paket keahlian di SMK dilakukan dengan
didasarkan atas inisiatif masyarakat, pemerintah maupun stakeholders lainnya. Inilah yang membuat paket keahlian yang ada di SMK menjadi sangat beragam,
dengan kebutuhan yang beragam pula untuk masing-masing paket keahlian, sehingga akan sulit untuk membuat standarisasi biaya pendidikan di SMK.
SMK N 1 Wonosari merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang memiliki lima paket keahlian, yakni Akuntansi, Multimedia, Pemasaran,
Administrasi Perkantoran, dan Busana Butik. Aktivitas pembelajaran yang dinikmati antar peserta didik yang ada di sekolah ini sangat beragam.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, keberagaman aktivitas pembelajaran
8
tersebut terjadi bukan hanya karena perbedaan paket keahlian yang ada namun perbedaan tingkat kelas dari peserta didik pun turut mengakibatkan perbedaan
aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Aktivitas yang beragam antar tingkat dan paket keahlian ini dapat memungkinkan adanya perbedaan jumlah biaya
yang dikeluarkan untuk membiayainya, untuk itu peneliti beranggapan bahwa analisis terkait biaya yang dikeluarkan untuk membiayai aktivitas-aktivitas
tersebut perlu dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menerapkan perhitungan biaya satuan model Activity Based Costing ABC untuk
menentukan harga pokok kegiatan pelayanan pendidikan per siswa per tingkat per paket keahlian di SMK Negeri 1 Wonosari. Diharapkan melalui perhitungan
ABC ini, dapat diukur biaya layanan pendidikan secara akurat dengan melakukan penelusuran tidak hanya pada seluruh siswa di sekolah namun lebih
kepada tiap unit siswa dari masing-masing tingkat dan paket keahlian, serta dapat diidentifikasi besarnya konsumsi biaya dari tiap-tiap aktivitas yang
dilaksanakan. Analisis ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna bagi administrator sekolah sebagai bahan pertimbangan, baik dalam
menetapkan standar biaya pendidikan peserta didik maupun sebagai bahan pertimbangan dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas yang
tidak memberikan nilai tambah kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti bermaksud untuk menganalisis biaya satuan unit cost siswa pada jenjang pendidikan menengah kejuruan atau
SMK. Dimana SMK memiliki beragam paket keahlian bahkan dalam satu
9
sekolah. Apabila sekolah dapat menghitung biaya per siswa unit cost dengan akurat dan menyajikan informasi biaya secara transparan, akuntabel dan valid
terhadap biaya pendidikan yang terjadi di sekolah, maka diharapan semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan menengah khususnya
pada sekolah menengah kejuruan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, maupun pihak pengelola administrator sekolah itu sendiri mampu
mempergunakan informasi tersebut sebagai dasar dalam pengambilan dan penetapan kebijakan pengelolaan, pengembangan serta partisipasi pendidikan
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perhitungan Biaya Satuan Unit Cost dengan
Model Activity Based Costing
ABC di SMK Negeri 1 Wonosari.”