Sistem Persamaan Differensial ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TAK MONOTON.

= 2 −2 = 2 −2 adalah matriks diagonal dengan nilai eigen matriks pada diagonal utamanya. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa matriks dapat didiagonalisasi oleh matriks �.∎ Contoh 2.6: Tunjukkan bahwa matriks pada Contoh 2.3 dapat didiagonalisasi. Penyelesaian: Berdasarkan Contoh 2.3 matriks A mempunyai 2 vektor eigen yaitu 1 = 1 dan 2 = 1 . Matriks � dapat dibentuk dari vektor-vektor eigen yaitu � = 1 1 , dengan � −1 = 1 1 matriks D didefinisikan sebagai berikut, = � −1 � � −1 � = 1 1 3 3 1 1 = 3 3 = 3 3 adalah matriks diagonal dengan nilai eigen matriks pada diagonal utamanya. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa matriks dapat didiagonalisasi oleh matriks �.∎

B. Sistem Persamaan Differensial

Menurut Erwin Kreyszig 1993:1 persamaan differensial adalah persamaan yang mengandung turunan – turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui, semisal . Sedangkan sistem persamaan differensial adalah kumpulan dari beberapa persamaan differensial. Persamaan differensial sangat penting dalam pemodelan matematika khususnya untuk pemodelan yang membutuhkan solusi dari sebuah permasalahan. Misalnya seperti pemodelan matematika dalam bidang biologi khususnya untuk pertumbuhan suatu populasi. Pada dasarnya sistem persamaan differensial terdiri dari sistem persamaan differensial yang linear maupun nonlinear. Diberikan sebuah sistem persamaan differensial sebagai berikut : 1 = 1 1 , 2 , … , 2 = 2 1 , 2 , … , = 1 , 2 , … , dengan kondisi awal = dimana, : � ⊆ ℝ → ℝ , = , = 1,2, … , dan 1 , 2 , … , ∈ � ⊆ ℝ . Sistem Persamaan 2.5 dapat ditulis sebagai berikut : = � ……………………..……….2.6 dengan = 1 , 2 , … , ∈ � ⊆ ℝ dan � = 1 , 2 , … , , dan syarat awal = 10 , 20 , … , = � . Sistem persamaan differensial 2.6 disebut sistem autonomous karena pada sistem ini bergantung pada waktu secara implisit, sedangkan sistem yang bergantung pada waktu secara explisit disebut sistem non-autonomous. Sistem 2.6 disebut sistem persamaan differensial linear jika 1 , 2 , … , masing-masing linear dalam = 1 , 2 , … , . Sistem dapat ditulis sebagai = ………………….……………2.7 dengan ∈ R , matriks berukuran × dan = = 1 …………….……………2.8 ………………..….. 2.5 Dengan kondisi awal 0 = , solusi dari Persamaan 2.8 adalah = …………...….……………2.9 Bukti : = = =  ∞ =0  + ∞ =1  0 + . . −1 ∞ =1  −1 −1 ∞ =1  1 0 + 2 1 1 + 3 2 2 +  + 2 + 3 2 2 +  1 + + 2 2 2  ∞ =0 = = = ∎ Ada tiga kemungkinan bentuk yang berkaitan dengan nilai, yaitu 1. Jika matriks berukuran × , memiliki nilai eigen real dan berbeda maka bentuk menjadi Perko L,2001:7 = � [ � ] � −1 , Dengan � = [ 1 , 2 , … ] adalah matriks yang memiliki invers, dan � adalah nilai eigen dari matriksks , dengan 1 , ∈ � dan � = � 1 ⋱ � , sehingga Persamaan 2.9 menjadi = � [ � ] � −1 ………………………..2.10 2. Jika matriks berukuran × , memiliki nilai eigen kompleks yang berbeda maka bentuk menjadi Perko L,2001:29 = � cos − sin sin cos � −1 , Dengan � = [ 1 1 , 2 2 , … ] adalah matriks yang memiliki invers, dan � = ± adalah nilai eigen dari matriks , dengan 1 2 , ∈ �, sehingga Persamaan 2.9 menjadi = � cos − sin sin cos � −1 …...2.11 3. Jika matriks berukuran × , memiliki nilai eigen real yang berulang maka bentuk menjadi Perko L,2001:33 = � � 1 + � + + � −1 −1 −1 � −1 , Dengan � = [ 1 1 , 2 2 , … ] adalah matriks yang memiliki invers, dan � adalah nilai eigen dari matriks ,dan � adalah matriks nilpotent berorde k dimana � = − , = � [ � ]� −1 , dengan syarat � −1 ≠ 0 dan � = 0, untuk . Sehingga Persamaan 2.9 menjadi = � � 1 + � + + � −1 −1 −1 � −1 ……..2.12 Selanjutnya jika Sistem 2.6 tidak dapat dinyatakan dalam bentuk Sistem 2.7 maka Sistem 2.6 tersebut disebut sistem persamaan differensial nonlinear. Berikut adalah contoh sistem persamaan differensial linear, yaitu = − = sedangkan contoh persamaan differensial nonlinear adalah = 2 = − 2 Contoh 2.7a: Tunjukkan bahwa matiks � = 3 adalah matriks nilpotent Penyelesaian : Matrik � dikatakan matriks nilpotent jika matriks � memiliki sifat � −1 ≠ 0 dan � = 0, untuk . � = 3 � 2 = � × � = 3 3 = Jadi telah tertunjukkan bahwa matriks N adalah matriks nilpotent dengan orde 2. Contoh 2.7: Akan dicari solusi dari = , dimana = 5 −4 4 −5 Berdasarkan Contoh 2.1 matriks memiliki 2 nilai eigen real yang berbeda yaitu � 1 = 3 dan � 2 = −3 dengan 2 vektor eigen yang bersesuaian yaitu 1 = 1 2 dan 2 = 2 1 . Sehingga diperoleh matriks � yang dibentuk dari vektor- vektor eigen yaitu � = 1 2 2 1 , dengan � −1 = − 13 23 23 −13 Solusi dari sistem tersebut adalah = = � [ � ] � −1 = 1 2 2 1 3 −3 − 13 23 23 −13 = 3 2 3 2 −3 −3 − 13 23 23 −13 = − 3 3 + 4 −3 3 − 2 3 3 + 2 −3 3 2 −3 3 −2 −3 3 4 3 3 − −3 3 Contoh 2.8: Akan dicari solusi dari = , dimana = −4 1 Berdasarkan Contoh 2.2 matriks memiliki 2 nilai eigen kompleks yang berbeda yaitu � 1 = 2 dan � 2 = −2 dengan 2 vektor eigen yang bersesuaian yaitu 13 1 = 1 −0,5 dan 2 = − 2 1 . Sehingga diperoleh matriks � yang dibentuk dari vektor-vektor eigen yaitu � = 1 −0,5 −2 1 , dengan � −1 = 12 4 12 � −1 � = 2 −2 Solusi dari sistem tersebut adalah = = � −2 cos − sin sin cos � −1 = 1 −0,5 −2 1 2 cos0 − 0. sin0 0. sin0 −2 cos0 12 4 12 = 1 −0,5 −2 1 2 −2 12 4 12 = 2 −2 −2 −0,5 2 −2 12 4 12 = 0,5 2 0,5 2 −0,25 2 + 0,25 −2 0,5 −2 Contoh 2.9: Akan dicari solusi dari = , dimana = 3 3 Berdasarkan Contoh 2.3 matriks memiliki nilai eigen kembar yaitu � 1 = � 2 = 3 dengan 2 vektor eigen yang bersesuaian yaitu 1 = 1 dan 2 = 1 . Sehingga diperoleh matriks � yang dibentuk dari vektor-vektor eigen yaitu � = 1 1 dengan � −1 = 1 1 Solusi dari sistem tersebut adalah = = � � 1 + � + + � −1 −1 −1 � −1 = 1 1 3 3 1 1 = 3 3 14 Perilaku pada sistem persamaan differensial dapat dilihat dari medan arah, orbit, dan potret fase dari sistem tersebut, berikut penjelasan tentang medan arah orbit, dan potret fase. 1. Medan Arah Setiap titik pada ruang , dimana � terdefinisi, ruas kanan Persamaan 2.7 memberikan nilai-nilai dari turunan yang dianggap sebagai gradien dari ruas garis pada titik tertentu. Kumpulan dari ruas garis tersebut disebut medan arah dari Persamaan 2.7. Grafik solusi Persamaan 2.7 yang melalui merupakan kurva pada ruang dimensi , yang didefinisikan oleh , � , : ∈ � . Contoh 2.9 : Diberikan sistem persamaan differensial sebagai berikut : = = − ……..………………..……..2.12a Grafik solusi dari Sistem 2.12a dengan nilai awal pada titik 1,2 berbentuk spiral yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Pada Gambar 2.1 terlihat bahwa untuk kenaikan waktu , kurva akan berputar mengelilingi sumbu menjauhi bidang-xy. Gambar 2.1 dibuat menggunakan aplikasi Maple 15 dengan perintah pada lampiran 10. Gambar 2. 1. Grafik solusi sistem 2.12a pada ruang �, , Titik awal 15 Gambar 2.1 menunjukkan bahwa ketika t terus bertambah kurva membentuk spiral, dimana nilai x dan y berulang pada periode 2 П. 2. Orbit Orbit menurut Hale dan Kocak merupakan proyeksi dari grafik solusi pada bidang-xy. Pada orbit diberi panah untuk mengindikasikan arah dimana � , mengalami perubahan untuk yang semakin meningkat. Gambar 2.2 merupakan orbit dari Sistem 2.12a yang dibuat menggunakan aplikasi Maple 15 dengan perintah pada lampiran 10. Gambar 2. 2 Orbit sistem 2.12a Gambar 2.2 menunjukkan bahwa pada kuadran I dan IV ketika nilai x membesar maka nilai y mengecil, sedangkan pada kuadran II dan III ketika nilai x membesar maka nilai y juga membesar, dan nilai solusi x,y dari Sistem 2.12a dengan nilai awal 1,2 memiliki jarak yang sama terhadap titik pusat 0,0, sehingga membentuk suatu lingkaran. 3. Potret Fase Potret fase dari persamaan differensial menurut Hale dan Kocak merupakan kumpulan dari semua orbit, dengan kata lain potret fase juga merupakan proyeksi dari grafik solusi pada bidang-xy. Pada potret fase juga diberi panah berarah. Gambar 2.1 merupakan potret fase dari sistem 2.12a yang dibuat menggunakan aplikasi Maple 15 dengan perintah pada lampiran 10. y x 0,0 Tititk Awal 16 Gambar 2. 3 Potret fase sistem 2.12a Gambar 2.3 merupakan kumpulan dari grafik solusi pada bidang-xy dengan nilai awal 1;2, 1;1,5, 1;1, dan 1;0,5.

C. Model Predator Prey Lotka-Voltera, Model Logistik, dan Fungsi