THE CORRELATION BETWEEN LEARNING INTEREST AND LEARNING READINESS WITH STUDENT’S LEARNING GEOGRAPHY ACHIEVEMENT AT THE FIRST GRADE OF SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG IN CADEMIC YEAR 2012-2013

(1)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING INTEREST AND LEARNING READINESS WITH STUDENT’S LEARNING

GEOGRAPHY ACHIEVEMENT AT THE FIRST GRADE OF SMA MUHAMMADIYAH 2

BANDAR LAMPUNG IN CADEMIC YEAR 2012-2013

By

DWI YUNI ASTUTI

Abstrac: The aim of this research is to find out whether there was a correlation of learning interest and learning readiness with geography achievement at the first year students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013. Method of this research was correlation, the population are 181 students and the sample of this research are 75 students. Data collecting technique are test, questionnaire and documentation. Based on the data analysis the result of this research showed that: (1) There was a positive and significance correlation between learning interest with learning geography achievemnet class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.682). (2) There was a positive and significant correlation between physical readiness with learning geography achievement class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.524). (3) There was a positive and significant correlation between mental readiness with learning geography achievement class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.652).(4) There was a positive and significant correlation between the readiness of the media with learning geography achievement class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.577).


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X

SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh Dwi Yuni Astuti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan antara minat belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan populasi 181 siswa yang kemudian diambil sebagai sampel sebanyak 75 (41,44%) siswa. Pengumpulan datanya menggunakan angket dan dokumentasi.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ( : 0,718). Dengan demikian, semakin tinggi minat belajar siswa maka akan cenderung semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya semakin rendah minat belajar siswa maka akan

cenderung semakin rendah pula prestasi belajar yang diperoleh siswa. (2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan fisik dengan prestasi

belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ( : 0,497). Dengan demikian, semakin baik kondisi kesiapan fisik siswa dalam belajar maka akan cenderung semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya semakin buruk kondisi kesiapan fisik siswa maka akan cenderung semakin rendah pula prestasi belajar yang diperoleh siswa .(3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan mental dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ( : 0,718). Dengan demikian, semakin kuat kesiapan mental siswa maka akan cenderung semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya rendah/tidak kuat kesiapan mental siswa maka akan cenderung semakin rendah pula prestasi belajar yang diperoleh siswa.


(3)

kesiapan sarana belajar siswa maka akan cenderung semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya rendah/tidak lengkap kesiapan sarana belajar siswa maka akan cenderung semakin rendah pula prestasi belajar yang diperoleh siswa.


(4)

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KESIAPAN BELAJAR SDENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X

SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

DWI YUNI ASTUTI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X

SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

(Skripsi)

Oleh:

DWI YUNI ASTUTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Pembelajaran Geografi ... 13

2. Teori Belajar Konstruktivisme ... 15

3. Minat Belajar ... 17

4. Kesiapan Belajar ... 19

5. Prestasi Belajar ... 22

6. Hubungan Antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar ... 25

7. Hubungan Antara Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Pikir ... 30

D. Hipotesis ... 32

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

C. Variabel Penelitian ... 35


(7)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Teknik Angket ... 42

2. Teknik Dokumentasi ... 43

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 57

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian... 59

1. Lokasi Geografis Daerah Penelitian ... 59

2. Sejarah berdirinya SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 62

3. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 64

4. Keadaan Gedung SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 65

5. Keadaan Guru SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 67

6. Keadaan Siswa SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 70

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

1. Penggumpulan Data ... 73

2. Keadaan Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Geografi ... 74

3. Keadaan Responden Berdasarkan Minat Belajar Terhadap Pembelajaran Geografi ... 76

4. Kedaan Responden Berdasarkan Kesiapan ... 78

C. Analisis Data, Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 85

1. Hubungan Antara Minat Belajar Geogarfi dengan Prestasi Belajar Siswa ... 85

2. Hubungan Antara Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar Siswa ... 92

3. Hubungan Antara Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar Siswa ... 99

4. Hubungan Antara Kesiapan Sarana dengan Prestasi Belajar Siswa ... 106

E. Keterbatasan Penelitian ... 114

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 115

B.Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi Prestasi Belajar Geografi Siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum Siswa Kelas X SMA Muhammdiyah

2 Bandar Lampung Tahun 2011-2012 ... 4 2. Rekapitulasi Prestasi Belajar Geografi Siswa dengan Kriteria

Ketuntasan Minimum Siswa Kelas X SMA Muhammdiyah

2 Bandar Lampung Tahun 2012-2013 ... 5 3. Sampel Prestasi Siswa Kelas X Pada UTS Semester Ganjil dan

Kondisi Kesiapan Serta Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran Geografi ... 7 4. Jumlah Populasi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Bandar

Lampung Tahun 2012-2013 ... 34 5. Sampel Penelitian ... 35 6. Hasil Uji Validitas Angket Pada 14 Item Pertanyaan Minat dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. ... 46 7. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar Geografi, Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. . 48 8. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. . 49 9. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Sarana dengan Prestasi Belajar Geografi (X1), Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. . 50 10.Uji Normalitas ... 54 11.Uji Homogenitas ... 55 12.Uji Linieritas ... 56


(9)

13. Interpretasi Korelasi Nilai r... 58 14.Nama Kepala Sekolah yang Pernah dan Sedang Menjabat di SMA

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 63 15.Keadaan Gedung SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 65 16.Jumlah Guru Berdasarkan Mata Pelajaran dan Jenjang Pendidikan SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung TP 2011-2012 ... 67

17.Kondisi Guru Berdasarkan Usia di SMA Muhamadiyah 2

Bandar Lampung Tahun 2011-2012 ... 69 18.Keadaan Perkembangan Siswa SMA Muhammadiyah 2

Bandar Lampung Dari Tahun Pelajarn 2008-2013 ... 70 19.Keadaan Siswa SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 72 20.Keadaan Siswa Berdasarkan Prestasi Belajar Pada Saat UTS

Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2012-2013 ... 74 21.Rata-rata Prestasi dan Minat Belajar Siswa di SMA Muhammadiyah

2 Bandar Lampung ... 77 22.Rata-rata Prestasi dan Kesiapan Fisik Siswa di SMA Muhammadiyah

2 Bandar Lampung ... 79 23.Rata-rata Prestasi dan Kesiapan Mental Siswa di SMA

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 81 24.Prestasi dan Kesiapan Sarana Siswa di SMA Muhammadiyah 2


(10)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Kerangka Pikir ... 31

2. Peta Lokasi Penelitian ... 61

3. Denah SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 66

4. Diagram Pencar Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar ... 87

5. Diagram Batang Mengenai Minat Siswa dan Rata-rata Prestasi yang Diperoleh Pada Tiap Kategori Pengelompokan Minat... 89

6. Diagram Pencar Hubungan Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar 94

7. Diagram Batang Mengenai Kesiapan Fisik Siswa dan Rata-rata Prestasi yang Diperoleh Pada Tiap Kategori Pengelompokannya ... 96

8. Diagram Pencar Hubungan Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar 102 9. Diagram Batang Mengenai Kesiapan Fisik Siswa dan Rata-rata Prestasi yang diperoleh Pada Tiap Kategori Pengelompokannya .... 103

10. Diagram Pencar Hubungan Kesiapan Sarana dengan Prestasi Belajar 109 11. Diagram Batang Mengenai Kesiapan Fisik Siswa dan Rata-rata Prestasi yang diperoleh Pada Tiap Kategori Pengelompokannya .... 110


(11)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Drs. Zulkarnain, M.Si. ______________

Sekretaris : Sugeng Widodo, S.Pd, M.Pd. ______________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. ______________

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315198503 1 003


(12)

Judul Skripsi :HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN

KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Nama Mahasiswa :

Dwi Yuni Astuti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034022

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Zulkarnain, M.Si. Sugeng Widodo, S.Pd, M.Pd. NIP 19600111 198703 1 001 NIP. 19750517 200501 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs.Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600111 198703 1 001


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Seputih Raman 01 Juni 1989, sebagai anak ke-2 dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Suwarni. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yaitu: SDN 1 Metro Selatan tamat pada tahun 2002. SMPN 5 Metro Selatan tamat pada tahun 2005. SMAN 1 Kotagajah tamat pada tahun 2008.

Selanjutnya pada tahun 2008 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada kegiatan akademik, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan I (KKL I) di Kecamatan Kalianda dan KKL II di Pangandaran-Bandung. Kemudian pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Praktek Pengalaman Lapangan di SMPN 2 Tulang Bawang Tengah.


(14)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, dengan beribu syukur kepada Allah SWT dan sholawat

serta salam kepada Baginda Rosululloh Nabi Muhammad SAW, Ku

persembahkan karya sederhana ini kepada :

Beliau yang paling berjasa dalam hidupku, dan paling aku hormati serta cintai;

Ibu Bapakku. Terimakasih yang tiada tara, sujud baktiku atas segala kasih

sayang dan pengorbanannya. Semoga engkau senantiasa dalam lindungan,

kasih sayang, dan ridho Allah SWT

Mbakku, mamasku , keponakanku serta seluruh keluarga besarku yang

senantiasa memberikan semangat serta motivasi demi keberhasilanku,

kebehasilan ini tidak akan tercapai tanpa kalian

Seseorang yang kelak menjadi imam dalam hidupku yang selalu menjadi

tempat sandaranku dikala suka maupun duka

Sahabat-sahabatku tersayang yang telah memberi warna indah dalam

hari-hariku

Para Pendidik atas ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku


(15)

MOTTO

Allah akan menjadikan kemudahan setelah kesukaran (Q.S Al Albaqarah: 7)

Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akheratmu seakan-akan

kamu akan mati besok (Al Hadist)

disaat susah ingatlah dikala senang, disaat senang ingatlah dikala susah


(16)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang

senantiasa memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Hubungan Antara Minat dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013”. Tak lupa pula, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik sepanjang zaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Selanjutnya, skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, pemikiran, saran, nasihat serta kesabaran dari Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku pembimbing utama, Bapak Sugeng Widodo, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing pembantu serta, Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku penguji yang telah


(17)

doa yang tulus dan ikhlas, semoga ilmu yang diberikan selama proses bimbingan belajar menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT.

Penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan,

semangat, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang akademik di fakultas.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang sarana dan prasarana di fakultas.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang kemahasiswaan di fakultas.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas bimbingan dan arahannya dalam kegiatan akademik di program studi pendidikan geografi.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan dan selama penyusunan skripsi ini.


(18)

Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat.

8. Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, Ibu Hj. Iswani. yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Bapak Teddy Amanda Halim, S.Pd. selaku guru mata pelajaran geografi kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang telah membantu dalam penyelesain pelaksanaan penelitian.

10.Teristimewa untuk Bapak dan Ibu tercinta. Terimakasih atas kasih sayang yang tidak putus mengiringi setiap episode hidupku. Kakakku Sulis dan Isdiyanto, keponakanku Aida yang membawa keceriaan dan inspirasi dalam hidupku. Serta seluruh keluarga besarku yang telah memberi doa dan dukungannya untuk keberhasilanku.

11.Zakaria, terimakasih atas perhatian dan motivasinya. Terimakasih atas semua yang telah diberikan selama ini.

12.Sahabat-sahabatku tercinta Dedew, Fe, Tina, Ova, Gigih, Abenk dan Jenggo serta seluruh sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatan, kebersamaan, nasehat, dan semangatnya selama ini.

13.Keluarga besar geografi khususnya rekan-rekan seperjuanganku angkatan

2008 terimaksih atas do’a, dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 2013 Penulis,


(19)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: 1. Nama : Dwi Yuni Astuti

2. NPM : 0813034022

3. Program Studi : Pendidikan Geografi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila

5. Alamat : Jln. Budi Utomo, RT 015/RW 007, Margodadi, Metro Selatan, Kota Metro.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2013 Yang membuat pernyataan,

Dwi Yuni Astuti NPM. 0813034022


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melalui pendidikan manusia diupayakan untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk sikap, nilai dan prilaku. Pendidikan bukan saja sebagai upaya yang membuahkan suatu hasil yang besar, tetapi juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal, di tempat inilah kegiatan pembelajaran berlangsung oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu menerapkan strategi yang baik bagi siswanya dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan menerapkan strategi yang baik dalam belajar bagi siswa diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu tolok ukur dalam keberhasilan dunia pendidikan. Prestasi belajar yang tinggi menunjukan keberhasilan dan sebaliknya keberhasilan yang rendah manunjukan bahwa tujuan belajar yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran belum terlaksana. Pembelajaran adalah proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik yang melibatkan jiwa dan raga oleh karenanya sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku (Djamarah, 2008:13).


(21)

Salah satu ukuran keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar. Adapun tingkat ketercapaian hasil belajar atau prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Slameto(2010:54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu:

1. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu faktor jasmaniah (faktor kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), serta faktor kelelahan;

2. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa-siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah,). Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Pada hakikatnya semua pekerjaan yang akan kita lakukan pasti berdasarkan pada apa yang kita minati dan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Selain itu keberhasilan suatu pekerjaan masih banyak dipengaruhi oleh faktor yang lainnya misalnya keadaan lingkungan, waktu dan dukungan dari orang-orang terdekat dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa minat dan kesiapan berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Seperti yang telah dikemukakan oleh Slameto( 2010:180) bahwa:

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu kenyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal


(22)

daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat belajar geografi yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar geografi siswa, karena dengan adanya minat belajar geografi yang tinggi akan memberikan kemudahan pada diri anak dalam proses belajarnya, karena fikiran anak akan terkonsentrasi pada materi pelajaran yang disampaikan. Begitu juga sebaliknya rendahnya minat belajar geografi dapat menimbulkan akibat negatif yaitu siswa jadi malas belajar sehingga prestasi belajarnya sudah pasti akan kurang optimal.

Sedangkan kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Kesiapan diri akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Sehingga seseorang yang siap untuk belajar maka akan mendapatkan prestasi yang baik (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:39).

Dalam Hasbullah Thabrany (1994:43) menyebutkan bahwa secara garis besar, persiapan yang harus dilakukan sebelum kita belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama adalah persiapan diri (mental dan jasmani) dan kedua adalah persiapan sarana.

Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010:13) faktor-faktor kesiapan meliputi:

1. Kesiapan fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, ngantuk, dan sebagainya);

2. Kesiapan mental misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat konsentrasi, dan ada motivasi intrinsik;

3. Kesiapan sarana misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dan lain lain.


(23)

Pada penelitian pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 08 Februari 2012 di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang terletak di Jln. Teuku Umar No. 14 Labuhan Ratu, Kedaton Bandar Lampung, tentang data prestasi belajar siswa kelas X di SMA Muhammadiyah tahun pelajaran 2011-2012 ternyata masih ada beberapa siswa yang prestasi belajarnya rendah. Berikut ini data prestasi belajar siswa dalam ujian semester geografi:

Tabel 1. Rekapitulasi Prestasi Belajar Geografi Siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum Siswa Kelas X SMA Muhammdiyah 2 Bandar Lampung Tahun 2011-2012

No Kelas Jumlah Siswa Kelas X Dalam Ketuntasan Belajar Geografi Jumlah Siswa Tuntas (>70) Persentase (%) Tidak Tuntas

(≤ 70) Persentase (%)

1 XA 25 71,43 10 28,57 35

2 XB 21 60 14 40 35

3 XC 5 13,88 31 86,11 36

4 XD 9 25 27 75 36

5 XE 25 67,57 12 32,43 37

Jumlah 85 47,48 94 52,51 179

Sumber: Dokumentasi Guru Bidang Studi Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012

Dari Tabel di atas menunjukan bahwa prestasi belajar geografi pada siswa kelas X tersebut masih rendah. Hal ini dapat diukur melalui Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) yaitu 70. Terlihat dari 179 siswa yang ada, sebanyak 94 atau sebanyak 52,51 % siswa tidak memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM), sedangkan sisanya sebanyak 85 atau hanya 47,48% siswa yang telah memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM). Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari pada siswa yang telah tuntas.

Selanjutnya berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada tanggal 8 September 2012 diperoleh data terbaru mengenai prestasi siswa kelas X SMA


(24)

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung dengan Kriteria Ketuntasan Minimum Belajar Siswa Pelajaran Geografi Tahun Pelajaran 2012-2013

No Kelas Jumlah Siswa Kelas X Dalam Ketuntasan Belajar Geogarfi Jumlah Siswa Tuntas (>70) Persentase (%) Tidak Tuntas (≤ 70) Persentase (%)

1 XA 23 71,88 9 28,13 32

2 XB 20 55,55 16 44,44 36

3 XC 20 52,63 18 47,37 38

4 XD 10 27,03 28 75,67 37

5 XE 13 34,21 24 63,16 38

jumlah 86 47,51 95 52,49 181

Sumber: Dokumentasi Guru Bidang Studi Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Berdasarkan Tabel di atas menunjukan data terbaru prestasi belajar geografi pada siswa kelas X tahun pelajaran 2012-2013 pada ujian tengah semester ganjil. Dari tabel di atas terlihat juga bahwa prestasi belajar siswanya tersebut masih rendah. Hal ini dapat diukur melalui Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) yaitu 70. Terlihat dari 181 siswa yang ada, sebanyak 95 atau sebanyak 52,49 % siswa tidak memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM), sedangkan sisanya sebanyak 86 atau hanya 47,51% siswa yang telah memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM). Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari pada siswa yang telah tuntas.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dilakukan dengan guru geografi di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor intern dan faktor ekstern. Beberapa diantaranya adalah minat,


(25)

motivasi, dan kesiapan belajar. Hal ini dapat dilihat dari kurang bersemangatnya siswa sebelum pelajaran dimulai, sulit memperhatikan atau memfokuskan perhatian terhadap pelajaran, kurang aktif bertanya saat pelajaran berlangsung, kurang tekun dan teliti dalam berlatih mengerjakan soal soal, tidak mengerjakan tugas rumah, kurang senang bekerja secara mandiri, minimnya literatur yang dimiliki, kurang tertarik membaca buku-buku pelajaran yang ada, kurang adanya kesadaran untuk meminjam dan membaca buku-buku di perpustakaan. Kesulitan-kesulitan siswa ini diduga penyebab utamanya adalah minat dan motivasi belajar yang rendah terhadap mata pelajaran geografi.

Selain itu dalam proses belajar beberapa siswa kurang aktif dan lebih cenderung diam dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, kurang bersungguh-sungguh dan kurang bersemangat dalam belajar. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa kurang mempersiapkan diri mereka pada saat akan belajar. Beberapa siswa juga merasa bahwa untuk menghadapi ujian masih sangat kurang dalam hal persiapan. Beberapa siswa mempersiapkan diri dengan belajar pada malam hari sebelum ujian berlangsung, bahkan ada pula yang belajar pada saat pagi hari sebelum ujian dimulai. Kondisi sarana belajar yang dimiliki siswa di rumah juga sangat minim di mana hanya beberapa siswa saja yang memiliki sumber belajar geografi lebih dari satu sumber, sedangkan yang lainnya hanya memiliki satu sumber belajar geografi yaitu buku diktat. Minimnya sarana belajar siswa di rumah juga turut mempengaruhi kesiapan siswa dalam proses pembelajaran terlebih ketika akan menghadapi ujian. Penulis menduga faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa adalah minat dan kesiapan belajar siswa. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan,


(26)

diperoleh gambaran akan kesiapan dan minat siswa kelas X terhadap mata pelajaran geografi. Berikut ini adalah gambaran kondisi minat dan kesiapan siswa kelas X. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Sampel Prestasi Siswa Kelas X Pada UTS Semester Ganjil dan Kondisi Minat Serta Kesiapan Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Geografi No Nama Siswa

(Sampel)

Prestasi (Angka)

Minat Siswa Kesiapan Siswa 1 Sakinah 68 (tidak tuntas) Kurang tinggi Tidak baik 2 Ridho Intan. P 67 (tidak tuntas) Kurang tinggi Tidak baik 3 Dicky Safutra.C 66(tidak tuntas) Kurang tinggi Tidak baik 4 Ayu Permatasari 58 (tidak tuntas) Tidak tinggi Tidak baik 5 Rahmad Nugroho 66 (tidak tuntas) Tidak tinggi Tidak baik Sumber: Hasil Wawancara dan Dokumentasi Nilai Ujian Siswa

Kondisi minat dan kesiapan belajar siswa di atas tentunya memberikan gambaran bahwa kondisi minat dan kesiapan belajar mereka masih rendah dan tidak baik, sehingga penulis menduga kedua faktor ini adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Antara Minat dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.


(27)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah yang kemungkinan berkaitan dengan prestasi belajar siawa adalah sebagai berikut :

1. Minat belajar 2. Motivasi belajar 3. Lingkungan belajar 4. Waktu Belajar 5. Kesiapan belajar

6. Prestasi belajar geografi

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar lebih terarahnya penelitian ini serta karena keterbatasan waktu, kemampuan berfikir, tenaga dan biaya yang penulis miliki, maka penulis membatasi permasalahan pada:

1. Minat belajar. 2. Kesiapan belajar.


(28)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?

2. Apakah terdapat hubungan antara kesiapan fisik siswa dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?

3. Apakah terdapat hubungan antara kesiapan mental siswa dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?

4. Apakah terdapat hubungan antara kesiapan sarana siswa dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?

E. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar geografi.

2. Ingin mengetahui hubungan antara kesiapan fisik siswa dengan prestasi belajar geografi.

3. Ingin mengetahui hubungan antara kesiapan mental siswa dengan prestasi belajar geografi.


(29)

4. Ingin mengetahui hubungan antara kesiapan sarana siswa dengan prestasi belajar geografi.

F. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Sebagai bahan informasi kepada penulis khususnya mahasiswa.

3. Untuk mendukung atau menolak teori yang dikemukakan oleh para ahli dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.

4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung dalam menumbuhkan minat dan kesiapan belajar siswa serta untuk meningkatkan prestasi dan kualitas pengajaran geografi.

5. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan, khususnya arti penting akan minat belajar dan kesiapan belajar dalam proses pembelajaran.

6. Sebagai suplemen bagi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung pada mata pelajaran geografi.


(30)

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Subjek:

Siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. 2. Ruang Lingkup Objek:

Minat dan kesiapan belajar (kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan sarana) terhadap prestasi belajar geografi.

3. Ruang Lingkup Tempat:

SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. 4. Ruang Lingkup Waktu:

Ruang lingkup waktu adalah Tahun Pelajaran 2012-2013. 5. Ruang Lingkup Ilmu adalah Pendidikan Geografi:

Pendidikan geografi adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing. (Nursid Sumaatmadja, 1997: 12).

Ruang lingkup ilmu yang lainnnya yaitu kompetensi guru. Kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru juga dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya. Seorang guru harus


(31)

memiliki 4 kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik (kemampuan dalam pembelajaran atau pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi mengajar yang sesuai dengan bahan dan perkembangan siswa, serta menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan kemampuan siswa.), kepribadian (mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral; kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin, tanggung jawab, peka, objektif, luwes, berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain; kemampuan mengembangkan profesi seperti berpikir kreatif, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang hayat, dapat mengambil keputusan dan lain-lain), sosial (kecerdasan sosial), dan professional (pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu).(http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-kompetensi guru.html., pukul 12.10, Kamis 04/04/13).


(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Geografi

Menurut Sardiman (2010:22), belajar merupakan serangkaian perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek dan tingkah laku pribadi seseorang.

Munurut Slameto (2010:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar menurut M. Dalyono (2007:12), serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman


(33)

individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah perubahan tingkah laku yang dilakukan individu secara keseluruhan dan dimanifestasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Perubahan itu hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungan.

Sedangkan pembelajaran dapat dilukiskan sebagai upaya seseorang yang bertujuan membantu seseorang untuk belajar artinya pembelajaran bukan hanya sekedar mengajar, sebab titik tolaknya adalah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar orang. Pembelajaran semestinya dirancang untuk memperlancar belajar siswa. Pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana pelajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:9-10) menyebutkan secara sederhana pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah. Oleh karena itu penjabaran konsep-konsep, materi pokok, dan submateri pokok harus disesuaikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan mental anak pada jenjang-jenjang pendidikan yang bersangkutan.

Objek kajian geografi adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang hakikatnya terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan) dan biosfer (lapisan kehidupan) yang ditinjau dari sudut pandang kewilayahan yang menunjukan adanya persamaan dan perbedaan sebagai


(34)

akibat adanya reaksi antara unsur-unsur geografi dalam ruang. Pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam kehidupan umat manusia dan variasi kewilayahannya. Mata pelajaran geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Pembelajaran geografi terbagi menjadi dua yaitu; indoor study yaitu pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dan

outdoor study yaitu pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan kelas.

2. Teori Belajar Kontruktivisme

Dalam Sardiman (2010:37) mengungkapkan bahwa kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Secara sederhana kontruktivisme itu beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi dari diri kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.

Menurut Tasker (1992:30) dalam Rion Frianda menyatakan bahwa ada tiga penekanan dalam teori belajar kontruktivisme sebagai berikut: pertama adalah peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua adalah pentingnya membuat kaitan antara gagasan dala pengkonstruksian secara bermakna. Ketiga adalah mengkaitkan antara gagasan denagn informasi baru yang diterima.


(35)

Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar kontruktivisme, Hanbury (1996:3) mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan pembelajaran, yaitu (1) siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2) pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa lebih bernilai, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya

Menurut pandangan dan teori konstruksivisme, belajar merupakan proses aktif dari seseorang yang belajar untuk merekonstruksi makna sesuatu baik itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya kurang berkembang.

Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetauann mereka melaluoi asimilasi dan akomodasi. Dalam hal ini hubungan anatara teori konstruktivisme dalam pembelajaran geografi di sekolah salig berhubungan, dimana pembelajaran geografi pafda kegiatannya ada yang bersifat indoor dan

outdoor yang keduanya dalam kajiannya akan banyak membahsa manusia dan alamnya. Pengalaman-pengalaman siswa ketika sedang melaksanakan kegiatan


(36)

pemebelajaran geogarafi outdoor maka siswa akan memahami pentingnya menjaga alam yang sangt berpenagruh pada pembentukan diri siswa.

3. Minat Belajar

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2010:57). Disebutkan pula dalam Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:191).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu kenyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2010:180).

Minat merupakan faktor psikis dalam belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari dalam hati sanubari. Minat terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi


(37)

belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah (M. Dalyono, 2010:56-57).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, apabila seorang siswa mempunyai minat dalam mata pelajaran tertentu khususnya geografi, maka ia akan memperhatikan pelajaran yang diminatinya itu. Namun sebaliknya bila siswa tidak berminat, perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan kurang dan cenderung malas untuk mempelajarinya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar dapatlah diusahakan agar ia memiliki minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan apabila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan untuk dirinya, kemungakinan besar dia akan berminat untuk mempelajarinya.

Guru juga dapat menggunakan intensif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Intensif merupakan suatu alat atau cara yang digunakan untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya. Misalnya


(38)

dengan pemberian-pemberian hadiah, pemberian penghargaan, tidak memberikan hukuman yang terlalu berat apabila anak didik bersalah. Diharapkan pemberian intensif akan membangkitkan motivasi anak didik dan mungkin minat terhadap bahan yang akan dijarkan (Slameto, 2010:181).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru memiliki hubungan yang erat dalam menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dalam belajar harus dapat menarik minat siswa dengan berbagai usaha karena dengan minat tersebut siswa akan merasa tertarik kepada materi yang diajarkan khususnya geografi.

4. Kesiapan Belajar a) Pengertian Kesiapan

Pada hakikatnya semua pekerjaan yang akan kita lakukan haruslah kita persiapkan terlebih dahulu. Kesiapan untuk belajar merupakan suatu kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Kesiapan diri akan akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Belajar tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan atau dengan paksaan karena hal tersebut menunjukan bahwa seseorang belum siap untuk belajar.

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto, 2010:59).


(39)

Syaiful Bahri Djamrah (2008:39) menyatakan kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan kegiatan. Sama halnya dalam Wasty Soemanto (1998:191) mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seseorang baru akan dapat belajar tentang sesuatu apabila di dalam dirinya sudah terdapat readiness yaitu

kemampuan untuk mempelajari sesuatu (Dalyono, 2010:165).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, kesiapan belajar adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

b) Faktor-faktor Kesiapan

Dalam Slameto (2010:113), disebutkan bahwa kondisi kesiapan setidak-tidaknya mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu:

1. Kondisi fisik, mental, emosional;

2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan;

3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.

Ketiga aspek tersebut akan mempengaruhinya dan memenuhi/berbuat sesuatu atau jadi kecenderungan untuk berbuat sesuatu. Kondisi fisik yang dimaksud misal kondisi fisik yang temporer (lelah, keadaan, alat indra dan lain-lain) dan yang permanen (cacat tubuh). Kondisi mental yang menyangkut kecerdasan anak yang berbakat memungkinkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang lebih tinggi. Kondisi emosional juga mempengaruhi kesiapan untuk melakukan sesuatu, hal ini


(40)

karena adanya hubungan dengan motif (insentif positif, insentif negatif, hadiah, hukuman) dan itu akan berpengaruh terhadap kesiapan untuk belajar.

Menurut Hasbullah Thabrani (1994:43) secara garis besar, persiapan yang harus dilakukan sebelum kita belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama adalah kesiapan diri (mental dan jasmani) dan kedua adalah kesiapan sarana.

Dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008:39) faktor-faktor kesiapan meliputi:

1. Kesiapan fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya);

2. Kesiapan mental misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik;

3. Kesiapan sarana misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dan lain-lain.

c. Prinsip-prinsip Kesiapan

Dalam Slameto (2010:115) menyebutkan prinsip-prinsip kesiapan yaitu:

1. Semua aspek berkembang dan berinteraksi (saling pengaruh dan mempengaruhi);

2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman;

3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan; 4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu

selama pembentukan dalam masa perkembangan.

Prinsip-prinsip bagi perkembangan readiness dalam Wasty Soemanto (1998:192) adalah:

1. Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness.

2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu. 3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi

kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.

4. Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka saat-saat teertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.


(41)

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang pada masa-masa yang lalu akan mempunyai arti bagi aktivitas-aktivitasnya sekarang apa yang terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap readiness individu di masa mendatang. Dengan adanya persiapan yang baik maka kegiatan atau pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, apabila belajar telah dipersiapkan sedemikian rupa tentunya hasil yang akan diperoleh akan baik pula.

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1998:787), pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan dan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru atau dosen.

Pendapat lain menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Wasty Soemanto, 1998:156).

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka.


(42)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

1. Faktor Intern

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu: a. Faktor Jasmaniah

Dalam keadaan yang baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

b. Faktor Psikologis

Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Diantaranya adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan kesiapan.

1. Faktor Ekstern a. Faktor Keluarga

Faktor keluarga sangat menentukan karakter anak faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga


(43)

,suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa adalah metode mengajar guru , kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa – siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi belajar anak diantaranya adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul bentuk kehidupan masyarakat.

Wasty Soemanto (1998:113) menyebutkan bahwa dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi sehingga dapat digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu:

1. faktor-faktor stimuli belajar. 2. faktor-faktor metode belajar. 3. faktor-faktor individual.

Dari penejelasan di atas diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu.


(44)

5. Hubungan Antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Minat merupakan faktor psikis dalam belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari dalam hati sanubari. Minat terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah (M. Dalyono, 2010:56).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu kenyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2010:180).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat seseorang dapat ditimbulkan dari rasa ketertarikan seseorang terhadap pembelajaran geografi. Apabila seorang siswa mempunyai minat dalam mata pelajaran tertentu khususnya geografi, maka ia akan memperhatikan pelajaran yang diminatinya itu sehingga prestasi belajarnya pun akan meningkat. Namun sebaliknya bila siswa tidak berminat, perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan kurang dan cenderung malas untuk mempelajarinya sehingga prestasi belajarnya pun akan cenderung kurang memuaskan.


(45)

6. Hubungan Antara Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

Kesiapan belajar seseorang siswa sangat berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajarnya. Seorang siswa yang dalam proses belajar sudah siap dengan berbagai persiapannya seperti kesiapan fisik, mental dan sarana maka pasti pencapaian prestasinya akan tinggi pula, sebaliknya seorang siswa yang selalu tidak siap dalam belajar maka prestasi belajarnya pun akan kurang baik atau bahkan buruk.

Dalam Hasbullah Thabrany (1994:43) disebutkan bahwa kesiapan sangat membantu dalam proses belajar. Kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Kesiapan diri akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Akhirnya setelah kita mempersiapkan diri untuk belajar maka akan menghasilkan hasil belajar yang optimal (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:39).

Dalam Slameto (2010:114) disebutkan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Pada hakikatnya semua pekerjaan itu harus kita kesiapan terlebih dahulu, tidak ada lagi dalam keadaan ragu-ragu atau belum siap apabila kita belajar dalam keadaan belum siap maka belajar itu akan sia-sia dan akhirnya prestasi belajar yang dicapai pun pasti akan kurang memuaskan. Begitu juga sebaliknya apabila kita sudah benar-benar siap untuk belajar maka pasti prestasi belajar yang dicapai akan tinggi. Seperti yang disebutkan dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008:39) orang yang belum siap untuk belajar sama halnya seperti orang yang ingin menuangkan air, tetapi tempat penampungannya belum disiapkan sehingga air terbuang dengan sia-sia.


(46)

a. Hubungan Antara Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar

Kesiapan fisik meliputi tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk). Jika seseorang dalam keadaan sakit, janganlah ia mengikuti ujian di hari itu, karena tubuh yang dalam keadaan sakit tidak bisa dipaksa untuk berkonsentrasi penuh. Oleh karenanya, menjaga kesehatan jasmani amat penting dalam suksesnya belajar. Jangan tunggu sampai diri kita sakit tetapi peliharalah agar tetap sehat (Hasbullah Thabrani, 1994:46).

Sesuai dengan salah satu prinsip belajar utama adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat (Dalyono, 2010:51). Dalam Slameto (2010:114) dikatakan bahwa kondisi fisik yang dimaksud misal kondisi fisik yang temporer (lelah, keadaan alat indera dan lain-lain) dan yang permanen (cacat tubuh). Dalam Dalyono (2010:55) disebutkan bahwa kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya dalam kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

b. Hubungan Antara Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar

Yang dimaksud dengan kesiapan mental adalah tekad kita untuk belajar, benar-benar sudah siap. Tidak lagi dalam keadaan ragu-ragu. Sehingga persiapan mental kita sangat membantu dalam proses belajar (Hasbullah Thabrani,1994:43).


(47)

Dalam Dalyono (2010:55) disebutkan bahwa:

kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya dalam kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula dengan kesehatan rohani (jiwa) kurang baik misal gangguan pikiran, konflik dan sebagainya dapat menggangu/megurangi semangat belajar. Oleh karena itu memelihara kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik kesehatan fisik maupun mental agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Sesuai dengan salah satu prinsip belajar utama adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan berfikir, ingatan, fantsi dan sebagainya (Dalyono, 2010:51).

Kesehatan mental juga harus dijaga dengan baik. Walaupun melamun itu merupakan proses normal, janganlah membiarkan diri kita terlalu banyak melamun atau dibebankan oleh pikian-pikiran lain yang dapat mengganngu belajar (Hasbullah Thabrani,1994:49).

Dalam Dalyono (2020:73) juga disebutkan bahwa kapasitas mental anak menentukan prestasi belajarnya. Lebih lanjut persiapan metal yang harus dilakukan adalah: memahami arti atau tujuan belajar, kepercayaan pada diri sendiri, keuletan. Syaiful Bahri Djamarah (2002:58).

c. Hubungan Antara Kesiapan Sarana dengan Prestasi Belajar

Dalam dunia pendidikan modern kesiapan belajar tidak cukup hanya dengan kesiapan diri kita saja. Dalam kamus Bahasa Indonesia (Depdikbud,1997:784) sarana dapat diartikan segala sesuau yng dapat dipakai sebagai alat dalam


(48)

mencapai alat dalam mencapai maksud dan tujuan, dapat berbentuk alat ataupun media.

Berikut ini beberapa sarana belajar dan pengaruhnya terhadap proses dan keberhasilan belajar menurut (Hasbullah Thabrani, 1994:48), ruang belajar memiliki peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang. Persyaratan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai, sedangkan perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah berupa perabot belajar, buku pelajaran, buku catatan, dan alat-alat tulis.

Dalam Dalyono (2010:52) disebutkan bahwa:

setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, kesiapan dalam belajar jangan hanya diartikan siap dalam arti fisik. Tetapi artikanlah dalam arti psikis (kejiwaan) dan materiil. Kesiapan fisik, misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan), lesu, mengantuk dan sebagainya. Kesiapan psikis, misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, atau memiliki motivasi yang menggelora. Kesiapan materiil karena adanya ruang dan perlengkapan belajar yang mendukung.


(49)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Merujuk pada hasil penelitian yang sejenis, dalam:

1. Qorina Tacibana Tahun 2012. Peneliti meneliti tentang hubungan antara sarana belajar di rumah dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar geografi di SMAN 9 Bandar Lampung, yang hasilnya adalah adanya korelasi positif antara sarana belajar di rumah dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar geografi siswa SMAN 9 Bandar Lampung kelas XI IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampug Tahun Pelajaran 2011-2012.

2. Rion Frianda Tahun 2012. Peneliti juga meneliti tentang hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi, dimana hasilnya adalah adanya korelasi positif antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa SBI kelas X SMA Negeri 9 Bandar Lampug Tahun Pelajaran 2011-2012.

C. Kerangka Pikir

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran proses tersebut. Faktor-faktor tersebut muncul dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar diantaranya adalah yang berasal dari dalam diri siswa yaitu faktor minat dan kesiapan.

Meningkatnya minat siswa terhadap pelajaran akan mendorong siswa untuk melakukan suatu gerak atau kegiatan belajar yang seakan-akan telah menjadi kesenangannya. Bahkan siswa bisa menganggap bahwa belajar merupakan


(50)

kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap harinya, hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.

Kesiapan siswa merupakan faktor yang berkolerasi dengan prestasi belajar geografi. Adanya kesiapan belajar maka akan mendorong seseorang lebih mencurahkan perhatian pada hal yang dipelajari. Dalam proses belajar , kesiapan belajar akan meyebabkan seseorang belajar secara aktif, sungguh-sungguh dan bersemangat. Seseorang siswa yang belajar dalam keadaan siap maka akan memperoleh hasil belajar yang baik.

Penelitian ini membahas tentang korelasi variabel bebas yang dalam penelitian ini adalah minat belajar ( ), dan kesiapan belajar (kesiapan fisik ( ), kesiapan mental ( dan kesiapan sarana ( ), sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar geografi (Y). Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Paradigma Penelitian Hubungan Antara Minat Belajar ( ), dan Kesiapan Belajar (kesiapan fisik ( ), kesiapan mental ( ) dan kesiapan sarana ( ). Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar geografi (Y)

Minat Belajar ( )

Kesiapan Belajar

Kesiapan Fisik ( )

Kesiapan Mental ( )

Kesiapan Sarana ( )

Prestasi Belajar Geografi


(51)

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis untuk penelitian ini, yaitu :

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan fisik dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan mental dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan sarana dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.


(52)

III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:4) bahwa, metode penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan minat dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun 2012-2013.

B. Populasi dan Sampel. 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2010:117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan mengacu pada pengertian tersebut maka yang menjadi populasi dalam


(53)

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung sebanyak 181 orang siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.Jumlah Populasi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun 2012-2013

No Kelas Jumlah Siswa Kelas X Dalam Prestasi Belajar Geografi

Jumlah Siswa (populasi) Tuntas (>70) Tidak Tuntas

(≤ 70)

1 XA 23 9 32

2 XB 20 16 36

3 XC 20 18 38

4 XD 10 28 37

5 XE 13 24 38

Jumlah 86 95 181

Sumber : Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi dan Pengolahan Data 2012

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sempel dengan pertimbangan tertentu. Kelas yang dipilih sebagai sampel dianggap memiliki karakteristik yang sama .

Berdasarkan data prestasi siswa ada 2 kelas yang menunjukan prestasi belajar yang rendah, rendahnya prestasi ini diduga karena adanya hubungan dengan minat dan kesiapan siswa pada mata pelajaran geografi. Dua kelas ini yaitu kelas XD


(54)

dan XE yang berjumlah 75 siswa. Berikut adalah Sempel yang diambil dalam penelitian:

Tabel 5. Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Sampel

1 XD 37

2 XE 38

Jumlah 75

Sumber: Pengolahan Data 2012

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannnya (Sugiyono, 2010:60). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2010:61).

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat belajar ( ), dan kesiapan (kesiapan fisik ( ), kesiapan mental ( ) dan kesiapan sarana ( ), sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar geografi (Y).


(55)

D. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel penelitian ini adalah:

1. Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2010:57). Disebutkan pula dalam Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu kenyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2010:180).

Minat siswa terhadap mata pelajaran geografi maksudnya adalah gejala psikis yang ada pada diri siswa untuk merasa tertarik terhadap mata pelajaran geografi, sehingga ada kecenderungan bagi siswa untuk mempelajari mata pelajaran geografi dengan senang hati dan sungguh-sungguh. Dengan indikator minat sebagai berikut: bersemangatnya siswa sebelum pelajaran dimulai, belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai, memperhatikan atau memfokuskan perhatian terhadap pelajaran, aktif bertanya saat pelajaran berlangsung, tekun dan teliti dalam berlatih mengerjakan soal soal, mengerjakan tugas rumah, senang bekerja secara mandiri, memiliki literatur yang cukup, tertarik membaca buku-buku pelajaran yang ada, adanya kesadaran untuk meminjam dan membaca buku-buku di perpustakaan.


(56)

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel minat belajar adalah skala Likert

(Soegiyono, 2010: 134) dalam bentuk 4 (empat) alternatif jawaban:

1. Ya (Y) = 4 (empat)

2. Sering (S) = 3 (tiga) 3. Kadang-kadang (KK) = 2 (dua) 4. Tidak Pernah (TP) = 1 (satu)

Pertanyaan berjumlah 14 soal, dengan skor tertingginya adalah 56 dan skor terendahnya adalah 14. Dengan ketentuan apabila memilih a memperoleh skor 4, bila memilih b memperoleh skor 3, bila memilih c memperoleh skor 2 sedangkan apabila memilih d memperoleh skor 1.

Rumus interval digunakan untuk menentukan kategori minat belajar

menggunakan rumus yaitu: Ket :

I = Interval

NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai variabel terendah K = Kategori

(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)

Maka, = 10,5 dibulatkan jadi 10 Jadi skor minat belajar siswa adalah:

>47 = Minat belajar sangat tinggi 36-46 = Minat belajar tinggi


(57)

25-35 = Minat belajar kurang tinggi 14-24 = Minat belajar tidak tinggi

2. Kesiapan

a. Kesiapan Fisik

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto, 2010:59).

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kesiapan belajar adalah kondisi fisik siswa, mental siswa, dan sarana belajar siswa. Menurut Djamarah (2008:39): 1. Kesiapan fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu,

mengantuk, dan sebagainya);

2. Kesiapan mental misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik;

3. Kesiapan sarana misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dan lain-lain.

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel kesiapan fisik adalah skala likert

(Soegiyono, 2010:134) dalam bentuk 5 (lima) alternatif jawaban:

1. Sangat Baik (SB) = 5 (lima)

2. Baik (S) = 4 (empat)

3. Kurang Baik (KB) = 3 (tiga) 4. Tidak Baik (TB) = 2 (dua) 5. Sangat Tidak Baik (STB) = 1 (satu)


(58)

Pertanyaan berjumlah 6 soal, dengan skor tertingginya adalah 30 dan skor terendahnya adalah 6. Selanjutnya untuk menggolongkan tingkatan kesipan fisik siswa. Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori persiapan fisik

siswa menggunakan rumus yaitu: Ket

I = Interval

NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai variabel terendah K = Kategori

(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)

Maka,

Jadi skor kesiapan fisik siswa adalah:

≥ 26 = Fisik sangat baik 21-25 = Fisik baik

16- 20 = Fisik kurang baik 11- 15 = Fisik tidak baik

6- 10 = Fisik sangat tidak baik

b. Kesiapan Mental

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel kesiapan mental adalah skala

Likert (Soegiyono, 2010: 134) dalam bentuk 5 (lima) alternatif jawaban: 1. Sangat Kuat (SK) = 5 (lima)


(59)

3. Kurang Kuat (KK) = 3 (tiga) 4. Tidak Kuat (TK) = 2 (dua) 5. Sangat Tidak Kuat (STK) = 1 (satu)

Pertanyaan berjumlah 6 soal dengan menggunakan angket check list , dengan skor tertingginya adalah 30 dan skor terendahnya adalah 6. Selanjutnya untuk menggolongkan tingkatan kesiapan mental siswa. Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori persiapan mental siswa menggunakan rumus yaitu:

Ket :

I = Interval

NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai variabel terendah K = Kategori

(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)

Maka,

Jadi skor kesiapan fisik siswa adalah:

≥ 26 = Mental sangat baik 21-25 = Mental baik

16- 20 = Mental kurang baik 11- 15 = Mental tidak baik


(60)

c. Kesiapan Sarana

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi adalah skala Likert

(Soegiyono, 2010:134) dalam bentuk 5 (lima) alternatif jawaban: 1. Sangat Lengkap (SL) = 5 (lima)

2. Lengkap (L) = 4 (empat)

3. Kurang Lengkap (KL) = 3 (tiga) 4. Tidak Lengkap (TL) = 2 (dua) 5. Sangat Tidak Lengkap (STL) = 1 (satu)

Pertanyaan berjumlah 4 soal dengan menggunakan angket check list, dengan skor tertingginya adalah 20 dan skor terendahnya adalah 4. Selanjutnya untuk menggolongkan tingkatan kesiapan fisik siswa. Rumus interval yang digunakan rumus yaitu:

Ket :

I = Interval

NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai Variabel terendah K = Kategori

(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)

Maka , 20−4


(61)

Jadi skor kesiapan sarana siswa adalah:

≥ 19 = Sarana lengkap

14-18 = Sarana kurang lengkap 9- 13 = Sarana tidak lengkap

4- 8 = Sarana sangat tidak lengkap

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Wasty Soemanto, 1998: 156). Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Hasil ini diambil dari nilai ujian tengah semester ganjil (UTS) siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Dengan krieria ketunasan minimal (KKM) adalah sebagai berikut: tuntas (>70) dan tidak tuntas (≤ 70).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Angket/ Kuesioner

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ( Sugiyono, 2010:199). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data langsung dari responden tentang indeks prestasi siswa hubungannya dengan


(1)

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan mental dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Ini dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan yaitu didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,633 > 0,227 hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian, semakin kuat kesiapan mental siswa maka akan cenderung semakin tingginya prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya rendah/tidak kuat kesiapan mental siswa maka akan cenderung semakin rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kurang kuatnnya kesiapan mental siswa yaitu diantaranya: rendahnya minat siswa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki minat yang rendah terhadap mata pelajaran geografi sehingga dapat menimbulkan kesulitan belajar, faktor lain diantaranya yaitu sebagain dari siswa ada yang merasa salah pilih sekolah dan pilihan itu merupakan paksaan dari orang tua, sehingga mereka beranggapan bahwa mata pelajaran geografi sulit akibatnya pelajaran itu sering menjadi momok yang seolah-olah hanya akan percuma ketika mempelajarinya, selain itu guru yang menyampaikan pelajaran kurang meguasai sehingga tidak dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar. 4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan sarana belajar

dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Ini dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan yaitu didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,456 > 0,227


(2)

hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian, semakin lengkap kesiapan sarana belajar siswa maka akan cenderung semakin tingginya prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya rendah/tidak lengkap kesiapan sarana belajar siswa maka akan cenderung semakin rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.

Faktor-faktor yang menyebabkan kurang lengkapnya kesiapan sarana belajar siswa adalah bayak siswa mengatakan kesiapan sarana belajar mereka di rumah kurang memadai hal ini dikarenakan keadaan ekonomi keluarga mereka yang sulit, mereka memiliki buku pelajaran geografi yang kurang lengkap beberapa dintaranya hanya memiliki LKS saja, ruang untuk belajar pun kurang memadai, banyak diantara siswa yang tidak memiliki ruang belajar sendiri padahal idealnya ruang belajar itu harus terpisah dari ruang lainnya agar dalam proses belajarnya tidak terganggu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara Minat belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, maka disarankan:

1. Bagi Sekolah

Agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekolah perlu meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, menciptakan kondisi lingkungan belajar yang nyaman sehingga siswa akan merasa senang dalam kegiatan belajar mengajar.


(3)

Menyediakan sarana dan prasarana seperti fasilitas internet dan perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku pelajaran sehingga siswa dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah dan dapat menunjang siswa dalam belajar hal ini akan meningkatkan minat belajar siswa sehingga siswa lebih senang dan siap dalam belajar dan dapat meningkatkan juga pengetahuan mereka.

2. Bagi Guru

Untuk meningkatkan prestasi belajar geografi siswa, yang perlu dilakukan oleh guru adalah menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga siswa dapat menumbuhkan dan memupuk minat belajar dalam diri siswa sehingga siswa lebih giat lagi dalam belajar serta mengerjakan tugas rumah serta meningkatkan kesiapan belajar mereka agar siswa tidak tertekan dengan adanya tugas, menumbuhkan keaktifan siswa agar dapat berkonsenstrasi dalam belajar, dan menumbuhkan ketertarikan siswa agar dapat mempersiapkan diri sebelum belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat terus meningkatkan minat belajarnya khususnya terhadap pelajaran geografi dengan cara belajar sebelum pelajaran diimulai, tekun dan teliti dalam berlatih dan mengerjakan soal-soal, aktif bertanya saat jam pelajaran berlangsung, mengerjakan tugas rumah, senang mengerjakan tugas secara mandiri, memperhatikan dan memfokuskan perhatian trhadap pelajaran, rajin membaca buku-buku pelajaran yang ada serta adannya kesadaran untuk meminjam buku di perpustakaan


(4)

Siswa juga hendaknya memperhatikan kondisi fisik serta kesehatan mereka, mempersiapkan mental dengan sebaik mungkin, serta memanfaatkan semua sarana belajar yang tersedia baik di sekolah maupun di rumah guna membantu memahami ilmu yang telah diperoleh.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Anonimus. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Basrowi. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Jenggala Pustaka Utama. Jakarta. Bimo Walgito. 1980. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yayasan Penerbitan

Psikologi UGM. Yogyakarta.

Hasbullah Thabrany. 1994. Rahasia Sukses Belajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

M. Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. ___________2010. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1997. Metologi Pengajaran Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara. Jakarta. _____________ 2004. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Qorina Tacibana. 2010. Hubungan Antara Sarana Belajar di Rumah dan Minat

Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Geografi di SMA N 9 Bandar Lampung. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung.

Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta. Bandung.

Rion Firnanda. 2012. Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siwa SBI Kelas X SMAN 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung.

Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.


(6)

Soegyarto Mangkuatmodjo. 1997. Pengantar Statistik. Rineka Cipta. Jakarta. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

________________ 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

________________ 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Yogyakarta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. ___________________2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. ___________________2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Wasty Seomanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Herlin Poetri Luqman. 2012. Empat Kompetensi Dasar Guru. (Online). (http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-kompetensi-guru.html, Kamis 04/04/13, pukul 12.10).


Dokumen yang terkait

The correlation between students' interest in learning english and their english learning achievement : a survey at second year students of mts. an.nizhomiyah depok

0 6 61

The correlation between students interest and their achiement in learning english at the second year of SLPTN 1 Pamulang

3 23 42

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS' ACHIEVEMENT IN GENERIC STRUCTURE AND THEIR LISTENING COMPREHENSION AT THE FIRST YEAR OF SMAN 5 BANDAR LAMPUNG

0 6 51

THE INFLUENCE OF STUDENTS MOTIVATION AND ATTITUDE TOWARD ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT AT FIRST GRADE OF SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011-2012

0 8 35

THE INFLUENCE OF STUDENTS MOTIVATION AND ATTITUDE TOWARD ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT AT FIRST GRADE OF SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011-2012

0 6 50

The Relationship of Self-Directed Learning Readiness and Learning Motivation Towards Learning Achievement of First Year Medical Students

0 3 16

A CORRELATION BETWEEN STUDENT’S ENGLISH LEARNING ACTIVITY AND READING ACHIEVEMENT AT THE SECOND YEAR OF A Correlation Between Student’s English Learning Activity And Reading Achievement At The Second Year Of SMA N 1 Gondang Sragen In 2011/2012 Academic Y

0 0 14

A CORRELATION BETWEEN STUDENT’S ENGLISH LEARNING ACTIVITY AND READING ACHIEVEMENT AT A Correlation Between Student’s English Learning Activity And Reading Achievement At The Second Year Of SMA N 1 Gondang Sragen In 2011/2012 Academic Year.

0 0 15

THE CORRELATION BETWEEN STUDENT’S MISBEHAVIOR WITH ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT OF THE EIGHT GRADE STUDENTS

0 0 10

THE CORRELATION BETWEEN THE MOTIVATION OF THE FIRST- YEAR STUDENTS OF SMA IN SURABAYA IN LEARNING ENGLISH AND THEIR ENGLISH ACHIEVEMENT

0 0 13