INTERNAL FACTORS SUCH AS SUPPORT TO STUDENTS PURSUE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SCHOOL
INTERNAL FACTORS SUCH AS SUPPORT TO STUDENTS PURSUE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SCHOOL
(Study On Domestic Sma Bandar Lampung) By
MENDA WATI
The purpose of this research is to know the internal factors that support students extracurricular activities at school, and analyze history students extracurricular activities in the school year. This type of research is qualitative research, the use of informants as a primary data source. This approach can extract as much information as possible and as deep as possible so that we will learn very clear about what is being investigated. Collecting data through observation and documentation of in depth interviews. As for the conclusions of this study are as follows : (1) Extracurricular activities performed during hours of study (face to face), both conducted at school or outside school with the intention to enrich and expand the knowledge, skills and capacity which has been owned by several fields of study. (2) Basically, students follow the extracurricular activities based on internal as motivation, interests, talents, hobbies and intelligence factors. (3) Internal factor is the factor which falls within the own students, such as motivation, interests, talents, pastimes, and intelligence. (4) In the general interests become internal factors as support students follow the extra-curricular activities at school. (5) Interest is a preferred taste and sense of interest in a subject or activity, without telling us. The interest is essentially a relationship between the acceptance of yourself with something outside of ourselves. (6) All interested students can channel and develop extracurricular activities that interest is not only as a hobby, but can cause achievements. (7) Included in the interests of the students must be developed should not be taken no action, since the interests of the students to new activities, acquire knowledge and new experiences.
(2)
ABSTRAK
FAKTOR INTERNAL SEBAGAI PENDUKUNG SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH
(Studi Pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung )
Oleh MENDA WATI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan menganalisis latar belakang siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, menggunakan informan sebagai sumber data primer. Dengan pendekatan ini dapat digali informasi sebanyak mungkin dan sedalam mungkin sehingga akan didapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang apa yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. (2) Pada dasarnya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan faktor internal seperti motivasi, minat, bakat, hobi dan inteligensi. (3) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan inteligensi. (4) Pada umumnya minatlah yang menjadi faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. (5) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. (6) Semua minat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga minat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan prestasi. (7) Minat yang terdapat didalam diri siswa harus dikembangkan tidak boleh didiamkan saja karena dengan adanya minat siswa mendapatkan aktivitas baru, mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman-pengalaman yang baru.
(3)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan pengajaran agar serasi dan terarah serta relevan dengan segala kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pada era global, diperlukan sumber daya manusia yang handal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berbagai upaya perbaikan mutu pengajaran sangat diperlukan oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. Proses belajar mengajar memusatkan perhatian utamanya adalah pada peserta didik. Tentunya peserta didik dengan segala potensi dan kebutuhannya, diupayakan dengan segala macam persiapan yang diperoleh melalui pengalaman belajar, baik pengetahuan, keterampilan, atau sikap disiplin.
Generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber-sumber insani bagi pelaksanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu di dalam
(4)
2
pelaksanaan pembangunan nasional dan proses kehidupan berbangsa dan bernegara, keterlibatan generasi muda tidak dapat diabaikan. Sehubungan dengan itu, maka pembinaan dan pengembangan generasi muda merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas generasi muda.
Sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus digalakkan, pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu ditingkatkan, terlebih lagi pada era globalisasi seperti pada masa ini di mana kemajuan IPTEK yang mengarah pada industrialisasi modern. Proses pembangunan yang terus berlangsung tersebut dapat pula membawa dampak negatif bagi generasi muda sehingga akan dapat menimbulkan masalah-masalah sosial. Terlebih lagi umumnya, kehidupan remaja akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya relatif baru, salah satunya adalah budaya asing yang datangnya dari luar sehingga hal tersebut cenderung mengiring kearah penyimpangan perilaku, kecenderungan tersebut terjadi karena pada masa-masa remaja merupakan masa transisi bagi perkembangan seorang anak sehingga merupakan masa yang kritis.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Soekanto (1998:414), bahwa masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode ini seseorang meninggalkan taraf kehidupan anak-anak untuk menuju tahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai masa krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami perkembangan. Sementara itu pernyataan Stanley Hall sebagaimana yang dikutip Gunarsa
(5)
menyatakan, bahwa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan (1985:20).
Setiap orang setelah mengalami masa anak-anak menghadapi masa remaja akan mengalami peralihan yang waktunya sangat singkat (Djamali, 1984:50). Masa peralihan ini adalah masa kritis (berbahaya), di sebut juga fase negatif. Disebut fase negatif karena pada fase ini ditandai dengan sifat-sifat negatif dan acuh tidak acuh pada keadaan. Pada pikiran dirinya sering tidak tenang, kurang mau bekerja atau bergerak, lebih banyak tidur, kelihatannya seperti pemurung, ragu-ragu dan non sosial. Sikap yang ditunjukkan kurang menyenangkan dan tidak mau tahu keadaan lingkungannya (Djamali, 1984:51). Pada usia remaja emosi seseorang bisa dikatakan labil, serta mempunyai rasa keingintahuan yang begitu tinggi tentang hal-hal baru yang diketahuinya sehingga akan mudah sekali dipengaruhi oleh rangsangan yang datang dari dalam atau dari luar dirinya sendiri, khususnya dari lingkungan masyarakat.
Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai melalui tiga macam jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Melalui tiga macam pendidikan tersebut, diharapkan
(6)
4
tujuan pendidikan nasional dapat dicapai sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas.
Adapun usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan sekolahan kita yang strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya secara personal, mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian.
Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, nonformal, maupun yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa.
Pada jalur pendidikan formal, dilakukan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian, dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh
(7)
dalam program kurikulum dan keadaan serta kebutuhan lingkungan, serta untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sekolah adalah institusi formal bagi pelaksanan pendidikan, dan guru mempunyai peran membimbing peserta didiknya untuk mengenal dirinya sebagai manusia sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa. Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi siswa, walaupun sekolah merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa. Siswa mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah siswa masuk sekolah, siswa mengalami suasana yang berbeda di sekolah bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang di antara puluhan siswa lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas keterampilan sosialnya.
Setiap sekolah memiliki bentuk-bentuk kegiatan dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler bagi anak didiknya. Biasanya sekolah melakukan kegiatan berdasarkan rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, para guru, pembina ekstrakurikuler, ketua dari ekstrakurikuler dan perwakilan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Perilaku proaktif siswa ditinjau dari aspek keluwesan dalam mempertimbangkan pemilihan respon, kemampuan mengambil inisiatif, kemampuan untuk bertanggung jawab, intensitas keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan peranan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, meliputi posisi dalam struktur kepengurusan, tanggung jawab dan loyalitas pada kegiatan, tujuan dan manfaat yang dirasakan dengan beraktivitas dalam kegiatan
(8)
6
ekstrakurikuler, dukungan dan prestasi yang pernah diraih dari aktivitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta hubungan antara aktivitas siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan perilaku proaktif siswa di sekolah.
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang tercantum dalam susunan program bidang kesiswaan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Ekstrakurikuler dapat mencegah kegiatan siswa yang menjurus kepada hal-hal yang negatif atau kenakalan remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa.
Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu tugas bidang kesiswaan untuk menunjang kurikuler di sekolah. Tujuan pembina kesiswaan, yaitu meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya pikir pada diri siswa terhadap
(9)
pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang kegiatan pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai Undang-Undang Dasar 1945, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani.
Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler bagi murid-muridnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa-siswinya tersebut terdiri dari OSIS, KIR, PMR, PASKIBRA. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dipegang oleh seorang guru yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maka siswa akan menghabiskan waktunya di sekolah dan tidak akan terpengaruh dengan dunia luar dan hal-hal baru.
Manfaat diadakannya kegiatan ektrakurikuler di sekolah adalah sebagai wadah menyalurkan hobi, minat, bakat dan intelegensi para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Masa ini berlangsung dari usia sekitar 12 tahun sampai 20 tahun yaitu usia sekolah menengah.
(10)
8
Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati diri yakni mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat remaja menjadi isue yang penting. Dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. Adanya faktor internal maka siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, KIR, PMR, dan PASKIBRA sesuai dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki. Sehingga apa yang mereka ikuti sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa. (diakses dari www.google.co.id faktor internal .html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009).
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa berdasarkan dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi siswa sehingga siswa tahu kegiatan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan minat, bakat, hobi dan inteligensi karena sifat remaja yang bergejolak penuh dengan ambisi (semangat) pilihan alternatif sesuai dengan keinginannya.
Tujuan ekstrakurikuler adalah untuk pengembangan diri siswa terutama di segi akademis, non akademis dan nilai sikap. Semua minat dan bakat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga kemampuan atau bakat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan
(11)
prestasi. Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Salah satunya adalah kita bisa bersosialisasi dengan banyak orang, saling bertukar pikiran, membentuk persahabatan, berlatih kekompakan dan belajar tentang etika berkompetisi.
Lebih lanjut, visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi minat, bakat, hobi dan intelegensi secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan siswa yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misinya menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok dan menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan kebutuhan minat, bakat, hobi dan intelegensi.
Ekstrakurikuler yang diikuti siswa ternyata cukup banyak menyita waktu untuk belajar karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler selain menyumbangkan waktu untuk belajar dan berorganisasi, terkadang mereka sering izin tidak mengikuti kegiatan belajar karena ada kegiatan yang berhubungan dengan ekstrakurikuler, mereka juga tidak punya waktu khusus untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari hal ini mengakibatkan prestasi belajarnya kurang memuaskan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(12)
10
“Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan kajian ilmu-ilmu sosial dan memberikan referensi tambahan atau literatur bagi kita semua serta memberikan manfaat bagi ilmu sosial umumnya dan ilmu sosiologi pendidikan khususnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan bahan–bahan pertimbangan dalam hal mengambil kebijakan terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah pendidikan yang ada di sekolah.
(13)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Faktor Pendukung
Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia (Ishak,1989:65) adalah hal yang menyebabkan pendukung atau latar belakang dari suatu tindakan, reaksi, dari suatu kehidupan maupun percobaan. Sedangkan Rosaldi (1994:49) mengatakan faktor merupakan ragam pendukung yang membentuk satu kesatuan di dalam menghasilkan suatu tindakan. Jadi faktor adalah keberagaman sikap, latar belakang, pengaruh, dukungan yang membentuk suatu kesatuan tindakan atau reaksi ekologis kehidupan maupun percobaan.
Sedangkan faktor pendukung menurut kamus yang disusun oleh Poerwodarminta ( 1987-279 ) dapat diartikan sebagai berikut :
1.Faktor adalah suatu hal (keadaan atau peristiwa) yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu.
2.Pendukung adalah sesuatu yang menyebabkan menjadi berfungsi lebih baik atau berubah keadaan menjadi lebih maju.
(14)
12
Jadi faktor pendukung adalah suatu hal (keadaan atau peristwa) yang menyebabkan atau mempengaruhi sesuatu yang lebih berfungsi lebih baik atau berubah keadaan lebih maju.
B. Faktor Internal Pendukung Ekstrakurikuler
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri seseorang itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. (diakses dari www.geogle co.id Diakses pada tanggal 12 Desember 2009). Khususnya dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Faktor internal yang penulis teliti adalah faktor internal yang berasal dari motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi karena faktor internal ini sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah.
C. Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1077) yang dimaksud dengan siswa adalah murid atau pelajar yang sedang menempuh jenjang pendidikan pada tingkat sekolah menengah pertama atau pada sekolah menengah atas.
Sedangkan menurut Arikuno (1996:11) siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai obyek didik di suatu lembaga pendidikan, siswa sebagai anggota masyarakat sekolah mempunyai hak dan kewajiban.
(15)
Menurut Arikuno (1996:11) hak dan kewajiban siswa sebagai berikut: Hak siswa antara lain
1. Menerima pelajaran.
2. Mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.
3. Menggunakan semua fasilitas yang ada di sekolah. 4. Memperoleh bimbingan.
Sedangkan kewajiban siswa adalah 1. Hadir pada waktunya.
2. Mengikuti pelajaran dengan tertib.
3. Mengikuti pelajaran ujian (Ujian) atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah.
4. Mentaati tata tertib yang ada di sekolah.
D. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang tercantum dalam susunan program bidang kesiswaan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler sekolah. Ekstrakurikuler dapat mencegah kegiatan siswa yang menjurus kepada hal-hal yang negatif atau kenakalan remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa.
(16)
14
Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat, minat serta melengkapi upaya pembinaan siswa seutuhnya.
Estrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan bakat, minat, hobi serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya (Depdikbud, 1994: 6).
Ekstrakurikuler dalam KBB mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan rencana pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989:479).
Sedangkan menurut Usman (1993:2) mengungkapkan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.
(17)
SMA Negeri 9 Bandar Lampung memiliki 17 kegiatan ekstrakurikuler yaitu OSIS, KIR, ROHIS, PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, Ansambel Musik, Olah Raga, Niners English Club, Pemandu Sorak ( Cheerleaders), Orchestra Pelajar 9, Kolastra, Sagita, Pencinta Alam (PA), Pavoslan, Pasmala, dan Forsana yang aktif tahun ini. Dalam penelitian ini hanya ingin meneliti 4 kegiatan ekstrakurikuler yaitu OSIS, KIR, PASKIBRA, PMR, yang diikuti siswa kelas X1 IPA. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas para siswa. Semua kegiatan ekstrakurikuler secara bersama dilakukan setiap hari Jumat dan Sabtu di lingkungan SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari pulang sekolah hingga selesai.
1. Pengertian dari Kegiatan-Kegiatan Estrakurikuler
a. OSIS
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
b. KIR
KIR (Karya Ilmiah Remaja) kegiatan mengenai perkembangan IPTEK, dan serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendiri mempunyai arti sebagai suatu karya yang
(18)
16
dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang logis, sistematis, rasional dan ada koherensi antar bagian-bagiannya.
c. PMR
Palang Merah Remaja atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
d. PASKIBRA
PASKIBRA adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggota biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus di beberapa tingkat wilayah, provinsi, dan nasional.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler para siswa bisa memupuk jiwa sportifitas dalam aneka perlombaan (misal OSIS, KIR, PASKIBRA, PMR) baik yang digelar secara internal di sekolah. Ekstrakurikuler juga bisa mengajarkan anak akan arti organisasi, walaupun dalam skala yang kecil. Di sana anak bisa belajar menjadi pemimpin, pengurus, atau bahkan belajar mengemas suatu acara yang menarik dalam sebuah pameran ekskul.
(19)
2. Tujuan Ekstrakurikuler
a. Menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat siswa.
b. Berprestasi dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan regional maupun nasional.
c. Mendayagunakan secara optimal sarana dan prasarana sekolah yang ada. d. Menemukan bakat dan ketrampilan siswa sehingga berkembang secara
optimal.
3. Fungsi Ekstrakurikuler
a. Pengembangan minat bakat.
b. Meningkatkan hubungan sosial sesama. c. Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif.
d. Sebagai persiapan karir sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
E. Sekolah
Sekolah adalah institusi formal bagi pelaksanan pendidikan, dan guru mempunyai peran untuk membimbing peserta didiknya untuk mengenal dirinya sebagai manusia sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa. Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah ia masuk sekolah akan mengalami suasana yang berbeda di sekolah bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang di antara
(20)
18
puluhan murid lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas keterampilan sosialnya.
Tujuan didirikannya sekolah adalah sebagai wahana aktif bagi usaha memanusiakan manusia sehingga bisa membawa bangsa dan negara kita yang sedang terpuruk ini untuk dapat bangkit menuju posisi yang terhormat dan diperhitungkan di dunia internasional. Dalam usaha untuk mewujudkan manusia yang seperti digambarkan di atas, terdapat beberapa masalah di bidang pendidikan yang harus segera dipecahkan, antara lain rendahnya mutu lulusan, tidak meratanya kesempatan belajar dan lulusan sekolah yang kurang relevan terhadap kebutuhan pembangunan.
F. Faktor Internal yang Mendukung Siswa Mengikuti Ekstrakurikuler
1. Motivasi adalah tingkah laku yang terjadi karena didorong oleh adanya kebutuhan yang disadari dan terarah pada tujuan yang relevan dengan kebutuhan itu.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai daya dorong atau alasan seseorang untuk bertindak atau untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai arti motivasi, salah satunya yang diungkapkan oleh Winardi (1995:43) memberikan pengertian motivasi sebagai keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
(21)
a. Kebutuhan-kebutuhan pribadi
b. Tujuan-tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan
c. Dengan cara apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan direalisasikan.
Sedangkan menurut Wasti Sumanto (dalam Panji Anoraga 1986:191) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga didalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha dalam mencapai tujuan. Dari dua pemikiran mengenai motivasi yang ada diatas dapat dinyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan, keinginan sehingga orang melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik bagi dirinya, baik waktu maupun tenaga demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka motivasi siswa mengikuti ekstrakurikuler adalah dorongan atau keinginan dari diri siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
2. Menurut Sukardi (1994:61) minat merupakan suatu kesukaan, gambaran atau kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori minat akan mengidentifikasikan preferensi anda terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika aktivitas kerja anda adalah menarik hati anda.
(22)
20
Menurut Slameto (1995:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Selanjutnya bentuk-bentuk minat menurut (Buchori, 1991:136) minat dapat dibedakan menjadai dua macam yaitu:
A. Minat Primitif
Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.
B. Minat kultural
Minat kultural dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural di sini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.
3. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa menealisasikan bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.
(23)
4. Hobi adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan kegemaran, kesenangan istimewa pada waktu senggang yang dapat memberikan kepuasan terhadap dirinya. (Tim Geneca Sains Bandung. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Penabur Ilmu. Bandung).
5. Intelegensi adalah seseorang yang mempunyai atau menunjukkan tingkat kecerdasan yang tinggi, berpikir tajam, cerdas dan berakal. ( Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta).
G. Kerangka Pikir
Estrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik disekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan bakat, minat, hobi serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya (Depdikbud, 1994: 6).
Salah satu kebutuhan siswa di dalam sekolah adalah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah supaya mereka bisa memperdalam dan memperluas pengetahuan mereka, mengenai hubungan antara pembinaan siswa seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh besar atau berdampak positif bagi siswa karena dapat mengubah diri siswa menjadi lebih baik dan mengetahui motivasi,
(24)
22
minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki dan mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan faktor internal yang mereka miliki.
Motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi yang dimiliki siswa dapat disalurkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adanya kegiatan ekstrakurikuler disekolah seperti OSIS, PMR, PASKIBRA, KIR sebagai wadah penyaluran hobi, minat dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya. Akan lebih baik lagi apabila mampu memberikan prestasi yang gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.
Faktor internal motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi dapat mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR PASKIBRA yang mereka inginkan sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa. Tapi siswa memiliki perbedaan dalam menentukan faktor internal dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR, PASKIBRA akan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, minat, bakat, hobi dan intelegensi yang dimiliki siswa. Dalam hal ini, faktor internal yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi, karena adanya faktor internal siswa dapat menentukan kegiatan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa bukan dari faktor eksternal. Dari keadaan tersebut maka timbul pertanyaan mengenai faktor internal apakah yang mendukung siswa
(25)
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adapun untuk lebih memahami alur kerangka pikir maka dapat dilihat pada bagan.
Bagan kerangka pikir
Kegiatan Ekstrakurikuler 1. OSIS
2. PMR 3. KIR
4. PASKIBRA Faktor Internal
1. Motivasi 2. Minat 3. Bakat 4. Hoby 5. Intelegensi
(26)
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, metode merupakan faktor penting dalam memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode dalam penelitian ini merupakan cara untuk memahami dan mengerti segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian, kemudian digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan ini, penulis menginginkan adanya penggambaran secara jelas mengenai faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Menurut Meleong ( 2003:3), penelitian kualitatif adalah yang menghasilkan data deskriftip berupa kata-kata, tulisan dari orang-orang dan perilakunya yang dapat diamati. Dengan pendekatan kualitatif dapat digali informasi sebanyak mungkin dan sedalam mungkin sehingga akan didapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang apa yang diteliti.
(27)
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian penting dalam suatu penelitian yang bersifat kualitatif. Hal ini untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan memegang peranan yang penting dalam memandu serta mengarahkan jalannya suatu penelitian. Dengan adanya penfokusan, maka dapat menghindari adanya pengumpulan data yang sembarangan dan hadirnya data melimpah ruah. Oleh karena itu fokus penelitian memiliki peranan yang sangat penting untuk memandu dan mengarahkan jalannya penelitian. Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu:
1. Faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikule di sekolah ;
a. Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
C. Lokasi Penelitian
Dalam usaha untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka yang menjadi lokasi penelitian adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang berada di Jl. Panglima Polem No.18 Kel. Segala Minder, Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, dengan fokus penelitian siswa kelas XI , dengan alasan bahwa SMA ini merupakan salah satu SMA yang mempunyai prestasi di bidang ekstrakurikuler.
(28)
26
D. Penentuan Informan
Menurut Sprayono dan Tabroni yang dikutip oleh Wijaya (2007:94) dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting bukan sekedar memberikan respon melainkan pemilik informasi, karena itu disebut sebagai informan (orang yang memberikan informasi, sumber data, sumber informasi) atau disebut juga subjek yang diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang menjadi subjek dalam studi ini adalah kepala sekolah, guru serta siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
Menurut Spradley (dalam Faisal 1990:78), agar memperoleh informasi yang lebih terbukti, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1. Subyek yang lama dan intensif terlibat dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian.
2. Subyek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran perhatian penelitian.
3. Subyek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan.
4. Subyek yang berada atau tempat tinggal pada sasaran yang mendapat perlakuan yang mengetahui kejadian tersebut.
Dalam studi ini yang dijadikan informan adalah siswa-siswi kelas XI IPA, yang mana siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler secara baik yang diselenggarakan di sekolah maupun pada kegiatan di luar sekolah. Untuk mengetahui informan
(29)
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kelas XI IPA pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Informan yang Mengikuti Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah Siswa
OSIS 1
PMR 1
KIR 2
PASKIBRA 1
Jumlah 5 Siswa
Sumber: Data Primer SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010
Jadi informan yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 5 siswa dari kelas XI IPA dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.
E. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer, yakni data dari sumber- sumber yang menghasilkan data secara langsung. Data primer dalam penelitian ini terdiri dari data hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan yang dipilih, serta hasil observasi atau pengamatan terhadap peristiwa, aktivitas, lokasi dan lain-lain.
(30)
28
2. Data Sekunder, yakni data yang diambil secara tidak langsung dari sumber-sumbernya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka atau berbagai buku, laporan, keliping media massa, ataupun dokumen arsip-arsip kantor yang menyimpan fakta-fakta penting yang berhubungan dengan penelitian ini secara langsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung (pengamatan langsung kelapangan). Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung keadaan di lapangan untuk mendapat data-data mengenai faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Observasi di sini dilakukan untuk keperluan melengkapi data penelitian, yaitu data mengenai gambaran umum SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan secara langsung bertatap muka dengan informan dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Dengan menggunakan metode wawancara mendalam, peneliti mengharapkan akan memperoleh data yang terperinci dan gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang akan diteliti.
(31)
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan dapat terarah tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan, serta suasana tetap terjaga agar terkesan dialogis dan tampak informal. Peneliti juga mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan untuk melakukan wawancara, di antaranya alat tulis, dan kesiapan mental.
Wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka, sehingga informan tahu bahwa mereka diwawancarai dan mengetahui pula maksud wawancara. Sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan wawancara, peneliti terlebih dahulu memulai wawancara dengan obrolan ringan agar tercipta suasana akrab dengan informan, serta meminta waktu dan kesedian informan untuk diwawancarai. Selain itu, dalam penelitian ini wawancara juga dilakukan terhadap kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
3. Dokumentsi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari atau mengumpulkan data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian yang kaitannya untuk melengkapi data primer, dengan cara mempelajari sumber-sumber data, mencatat dokumen-dokemen atau arsip-arsip yang ada di lokasi penelitian.
(32)
30
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif yaitu menganalisis data dengan cara menjelaskan dalam bentuk kalimat logis. Analisis data ini dilakukan bersamaan dengan jalannya penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga jalur yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang direduksi adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap informan yaitu siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Data yang diperoleh tersebut dikumpulkan, dipilah-pilah digolongkan sedemikian rupa serta membuang data yang tidak perlu sehingga dapat ditarik kesimpulannya.
2. Penyaji Data
Alur kedua dari kegiatan analisis yaitu penyajian data. Data dari hasil wawancara yang telah direduksi selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi deskriftif hasil penelitian. Selain itu juga digunakan berbagai tabel untuk lebih mempermudah dalam memahami hasil penelitian.
3. Menarik Kesimpulan
Alur ketiga dari analisis yaitu penarikan kesimpulan. Setelah dilakukan proses pengumpulan dan penyajian data, langkah berikutnya adanya menarik kesimpulan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
(33)
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah SMA Negeri 9 Bandar Lampung
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat akhir-akhir ini mengharuskan pengelola dan pelaksana pendidikan selalu mencari langkah yang kreatif dan inovatif agar terjadi percepatan dalam peningkatan mutu pendidikan. Telah sama-sama disadari bahwa ketersediaan SDM yang berkompeten merupakan modal utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempertahankan martabat sebagai bangsa. Kegalauan sering muncul karena tidak siapnya bangsa kita untuk memasuki abad 21.
Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya mutu pendidikan yang tercermin melalui rendahnya daya saing tenaga kerja baik di tingkat regional, nasional maupun global. Penyiapan SDM yang berkualitas hanya dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan, termasuk SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Lembaga pendidikan perlu mengembangkan diri, baik dari sisi tenaga pengajar, fasilitas, sarana-prasarana, dan kurikulum. Standar Pelayanan Minimal (SPM) perlu dipenuhi agar sekolah mampu melayani peserta didik dengan baik. Dalam rangka
(34)
32
menyongsong pelaksanaan sekolah bertaraf internasional, SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari beberapa indikator telah memenuhi SPM, namun demikian pembenahan dan penyempurnaan prasarana maupun sarana dan kompetensi guru/tenaga administrasi masih terus dilaksanakan.
SMA Negeri 9 Bandar Lampung memiliki nomor statistik sekolah 0.1.12.60.01.009, bertempat di Jl. Panglima Polen No. 18 Kelurahan Segala Mider, Kecamatan Tanjung karang Barat Kota Bandar Lampung Kode Pos 35152. Luas lahan yang dimiliki 44.725 M2 sesuai dengan sertifikat nomor 08.01.01.04.4.00024, tahun 1993, nomor buku AC 858499 dan buku sertifikat asli tersimpan pada Bagian Perlengkapan Dinas Pendidikan Propinsi Lampung. Pada awal pendirian SMU Negeri 9 Bandar Lampung bernama SMPP 51 (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), mulai melaksanakan aktifitas belajar mengajar sejak tanggal 2 Januari 1976 sampai dengan November 1995, berdasar Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 0265/O/1995, tanggal 20 November 1995. Tahun 1995 berubah nama menjadi SMA Negeri 5 Tanjung karang, dan pada tanggal 7 Maret 1997 berubah nama menjadi SMU Negeri 9 Bandar Lampung sesuai Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 035/O/1997, sejak tanggal 1 April 2004 berubah menjadi SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
Kepala sekolah yang pernah memimpin SMA Negeri 9 Bandar Lampung adalah sebagai berikut:
1. Drs. Hi. A. Sani Djuned Tahun 1975 s.d Tahun 1980 2. Drs. Hi. Syamsuddin Kadan Tahun 1980 s.d Tahun 1990 3. Drs. Hi. M. Nasir Husin (Alm) Tahun 1990 s.d Tahun 1997
(35)
4. Drs. Robby Suharlan Suarsa Tahun 1997 s.d Tahun 2000 5. Drs. Hi. Suyitno Tahun 2000 s.d Tahun 2002 6. Drs. Sobirin Tahun 2002 s.d Tahun 2009 7. Drs. Hendro Suyono Tahun 2009 s.d Saat ini
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Telah lama dilakukan. Begitu juga untuk lebih mempertajam upaya peningkatan mutu sekolah, maka disusun visi, misi dan tujuan sekolah, serta upaya peningkatan kualitas sekolah secara komprehensif, terutama peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.
Salah satu upaya peningkatan mutu SMA Negeri 9 Bandar Lampung adalah sebagai salah satu sekolah piloting Pelaksana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Dari pengalaman yang telah berjalan selama tiga tahun menjadi sekolah rintisan Uji Coba SBI, Nampak terasa adanya kecenderungan positif bagi anak didik dan guru dalam proses dan hasil belajar, serta adanya komitmen dan munculnya kemandirian sekolah. Dari hasil yang nampak misalnya peningkatan standar ketuntasan dari 65 untuk kelas X menjadi 70 untuk kelas XI dan XII, peningkatan kecakapan komunikasi guru, lisan maupun tertulis yang dimiliki oleh siswa, dan peningkatan kompetensi guru, hal ini terlihat dari banyaknya sekolah-sekolah yang terdapat di kota Bandar Lampung maupun luar kota Bandar Lampung yang meminta dari SMA Negeri 9 Bandar Lampung menjadi narasumber sosialisasi dan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kombinasi Kurikulum Internasional (A-Level) di SMA/MA maupun SMP.
(36)
34
B. Visi dan Misi SMA Negeri 9 Bandar Lampung
1. Visi Sekolah : SMA Negeri 9 Bandar Lampung Terdepan Dalam Imtaq dan IPTEK Menuju Masyarakat Pendidikan Bertaraf Internasional.
Indikator
a. Terwujudnya suasana sekolah yang kondusif, taqwa, harmonis dan indah. b. Terwujudnya sekolah yang berbudaya mutu dan berakhlak mulia.
c. Terwujudnya kemandirian, kompeten dan berdaya saing IPTEK.
d. Mampu bersaing dan berkompetensi dalam pendidikan bertaraf Internasional dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
e. Mampu memanfaatkan fasilitas ICT dalam pemebelajaran melalui E– Learning.
2. Misi Sekolah
a. Menjadikan masyarakat sekolah beriman dan bertaqwa, serta berbudaya mutu.
b. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan bahasa pengantar bahasa Inggris.
c. Meningkatkan profesionalisme ketenagaan
d. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mutu lulusan bertaraf Internasional.
(37)
f. Menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan tuntutan kualitas sumberdaya manusia yang dapat diterima oleh dunia Internasional.
g. Menumbuhkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stake holder sekolah.
C. Fasilitas SMA Negeri 9 Bandar Lampung
Fasilitas yang dimiliki SMA Negeri 9 Bandar Lampung antara lain:
a. Ruang Kelas b. Ruang Komputer c. Ruang Guru
d. Ruang Kepala Sekolah e. Ruang BP
f. Ruang Pertemuan g. Fasilitas Kesenian h. Perpustakaan
i. Laboratorium Fisika j. Laboratorium Bahasa k. Laboratorium Kimia l. Laboratorium Biologi m. Saluran Internet n. Sarana Ibadah
(38)
36
D. Tujuan Sekolah
1. Tujuan Jangka Pendek Tahun 2008/2009
a. Tercapainya target Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Plus (internasional).
b. Disiplin KBM tepat waktu.
c. Kerja guru dan pegawai yang sinergis fungsional. d. Kekeluargaan dan kerjasama yang harmonis.
e. Tertib administrasi pembelajaran dan ketatausahaan. f. Tertib pengelolaan kelas.
g. Efektivitas kegiatan ekstrakulikuler.
h. Fungsionalisasi Laboratorium dan Perpustakaan. i. Disiplin tata karma dan tatatertib.
j. Terbentuknya sekolah rintisan SBI. k. Cepat dan tepat pelayanan.
2. Tujuan Jangka Menengah Tahun 2008 – 2009
a. Performance sekolah yang menarik. b. Menggunakan Kurikulum Plus.
c. Jaminan pelayanan keamanan dan ketertiban.
d. Terselenggaranya ancrichment dan remedial teaching. e. Meningkatnya minat baca dan belajar siswa.
f. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan. g. Terwujudnya group siswa unggulan yang kompetitif.
(39)
h. Terbentuknya club-club olah raga prestasi. i. Terlaksananya sekolah rintisan SBI.
j. Terbentuknya lingkungan seni/group seni budaya.
3. Tujuan Jangka Panjang Tahun 2008 – 2012
Terwujudnya sekolah yang memiliki prestasi akademis dan non akademis yang terdepan dan terciptanya lingkungan pendidikan yang menyenangkan, dengan cara:
a. Meningkatkan performance sekolah dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
b. Meningkatkan pelayanan sekolah dan mutu pendidikan. c. Terlaksananya Sekolah Bertaraf Internasional.
E. Staf Pengajar dan Karyawan
Staf pengajar di SMA Negeri 9 Bandar Lampung berjumlah 87 orang, selain itu terdapat karyawan sebanyak 8 orang, 3 orang pesuruh, dan 2 orang satpam. Latar belakang pendidikan para pengajar bervariasi, di SMA Negeri 9 Bandar Lampung mempunyai pengajar yang menetap atau yang menjadi PNS sebanyak 65 orang sedangkan yang honor sebanyak 22 orang. Jumlah pengajar berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 56 orang sedangkan pengajar yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang, setiap pengajar mengajar mata pelajaran yang berbeda-beda.
(40)
38
F. Profil Siswa dan Siswi
1. Jumlah Murid dari Tahun 2008-2010
Untuk mendapatkan gambaran mengenai jumlah murid SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Jumlah Murid dari Tahun 2008-2010 Tahun
Pelajaran
Jumlah Kelas
Jumlah Siswa Total %
Laki-laki Perempuan
2005/2006 5 Kelas 438 450 888 19,38 2006/2007 5 Kelas 440 455 895 19,53 2007/2008 5 Kelas 445 480 925 20,18 2008/2009 5 Kelas 450 496 946 20,64 2009/2010 5 Kelas 424 504 928 20,27
Jumlah 2197 2385 4582 100
Sumber: analisis data pada murid SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah murid SMA Negeri 9 Bandar Lampung selama 5 tahun terakhir mengalami penurunnan. Peningkatan jumlah murid terjadi pada tahun pelajaran 2007/2008 yaitu dari 20,18% naik menjadi 20,64% atau sebesar 0,46%. Sedangkan Penurunan jumlah murid terjadi pada tahun pelajaran 2008/2009 yaitu dari 20,64% turun menjadi 20,27% atau sebesar 0,37%.
(41)
2. Jumlah Murid Perkelas
Untuk mendapatkan gambaran mengenai jumlah murid kelas X sampai dengan XII SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Jumlah Murid Perkelas Tahun 2010
Kelas Jumlah %
X 286 30,82
XI IPA 221 23,82
XI IPS 79 8,51
XII IPA 225 24,25
XII IPS 117 12,60
Jumlah 928 100
Sumber: analisis data jumlah murid perkelas SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 928 siswa yang terbagi dalam 5 kelas yaitu kelas X berjumlah 286 siswa ( 30,82%), Kelas XI IPA berjumlah 221 siswa ( 23,82%), Kelas XI IPS berjumlah 79 siswa ( 8,51%), Kelas XII IPA 225 (24,25%), Kelas XII IPS berjumlah 117 siswa ( 12,60%). Dari tabel juga dapat dilihat bahwa kelas yang jumlah siswanya terbanyak yaitu Kelas X dan XII IPA sebesar 30,82% dan 24,25%, dan kelas yang jumlah siswanya paling sedikit yaitu kelas XI IPS.
(42)
40
3. Keadaan Murid Menurut Jenis Kelamin
Keadaan murid di SMA 9 Bandar Lampung menurut jenis kelamin pada tahun pelajaran 2009/2010 secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Keadaan Murid Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
Kelas Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki Perempuan
X 98 188 286 30,82
XI IPA 102 119 221 23,81
XI IPS 53 26 79 8,51
XII IPA 98 127 225 24,25
XII IPS 73 44 117 12,60
Jumlah 424 504 928 100
Sumber: analisis data murid menurut jenis kelamin SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010
Dari tabel di atas, jumlah murid SMA Negeri 9 Bandar Lampung secara keseluruhan berjumlah 928 siswa murid yang terbagi dalam 5 kelas serta terdiri dari 424 siswa laki-laki dan 504 siswa perempuan, artinya lebih banyak siswa perempuannya dari pada murid laki-lakinya. Kelas yang mempunyai jumlah siswa perempuan terbanyak yaitu kelas XII IPA sebanyak 127 siswa atau sekitar 99, 96%. Sedangkan jumlah siswa perempuan yang paling sedikit yaitu ada dikelas XI IPS berjumlah 26 siswa atau sekitar 23,65%. Demikian juga dengan jumlah siswa
(43)
laki-lakinya, yang mana Kelas XI IPS mempunyai jumlah siswa laki-laki paling sedikit yaitu 53 siswa atau sekitar 50,30%.
4. Keadaan Murid Menurut Agama
Keadaan murid menurut agama di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2009/2010 secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Keadaan Murid Menurut Agama Tahun 2010
Agama Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki Perempuan
Islam 376 454 830 89,43%
Kristen 26 35 61 6,58%
Katolik 17 11 28 3,02%
Budha 0 0 0 0%
Hindu 5 4 9 0,97%
Jumlah 424 504 928 100
Sumber: analisis data murid menurut agama SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010.
Dari tabel di atas, siswa SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang memeluk agama Islam sebanyak 830 siswa ( 89,43%), Kristen 61 siswa ( 6,58%), Katolik 28 siswa (3,02%), Budha 0 siswa ( 0%), Hindu 9 siswa ( 0,97%). Hal ini berarti mayoritas siswa SMA Negeri 9 Bandar Lampung beragama Islam karena 89,43% siswa SMA Negeri 9 Bandar Lampung agama Islam.
(44)
42
G. Pengelolahan Kelas
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari kelas X, XII, XII. Waktu belajar dimulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 14.00 WIB untuk hari Senin sampai dengan Kamis. Hari Jumat dimulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00 sedangkan hari Sabtu dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 14.30. Sebagian siswa ada yang mengikuti jam tambahan yang dilaksanakan pada pukul 16.00
H. Kegiatan Ekstrakurikuler
Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti semua siswa-siswinya tersebut terdiri dari OSIS, KIR, ROHIS, PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, Ansambel Musik, Olah Raga, Niners English Club, Pemandu Sorak ( Cheerleaders), Orchestra Pelajar 9, Kolastra, Sagita, Pencinta Alam (PA), Pavoslan, Pasmala, dan Forsana. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan jadwal yang ditentukan oleh pihak sekolah. Semua kegiatan ekstrakurikuler secara bersama dilakukan setiap hari Jumat dan Sabtu di lingkungan SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari pulang sekolah hingga selesai. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dipegang oleh seorang guru yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya dan yang membimbing para siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
(45)
1. Keadaan Murid Kelas XII IPA yang Mengikuti Ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR,PASKIBRA
Keadaan jumlah siswa kelas XII IPA yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR, PASKIBRA pada tahun pelajaran 2009/2010 secara rinci dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6 Jumlah Murid Kelas XII IPA yang Mengikuti Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah Siswa
OSIS 16 Siswa
PMR 10 Siswa
KIR 21 Siswa
PASKIBRA 17 Siswa
Jumlah 64 Siswa
Sumber: SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010
I. Sekilas Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung
1. Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengamatkan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan untuk
(46)
44
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu di antara perangkat normatif untuk menjalankan undang-undang tersebut adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tantang pembinaan kesiswaan, yang menegaskan berbagai aktivitas yang dapat dilaksanakan sekolah dalam melakukan pembinaan siswa untuk menjadi manusia yang memiliki kepribadian seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, pembinaan yang menyangkut pembentukan kepribadian dan kemandirian dapat dilaksanakan melalui ekstrakurikuler dan kokurikuler. Pembinaan kesiswaan melalui kokurikuler dapat terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan.
Sedangkan yang melalui ekstrakurikuler dibutuhkan suatu pedoman pelaksanaan. Agar pedoman-pedoman tersebut tepat sasaran dan sesuai dengan tujuannya, masih diperlukan masukan-masukan dari para Pembina Kesiswaan dari masing-masing stakeholder. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan dalam Rapat Kerja Kesiswaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA melalui Subdit Kegiatan Siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dapat diikuti semua siswa-siswi kegiatan dilaksanakan pda hari Jumat dan Sabtu yang didampingi oleh guru pembimbing ekstrakurikuler. SMA Negeri 9 Bandar Lampung merupakan sekolah yang mempunyai prestasi dibidang ekstrakurikuler.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung, ternyata yang menjadi alasan diselenggarakannya kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini adalah sebagai wadah penyaluran hobi, minat, bakat
(47)
dan intelegensi para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler sering diikuti siswa dan siswi berdasarkan faktor internal keinginan dirinya sendiri tanpa mengikuti orang lain atau teman sebayanya.
Selain itu juga orang tua mempercayai pihak sekolah untuk mendidik anak-anak agar mandiri, ini sesuai dengan visi dan misi SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Tujuan dari SMA Negeri 9 Bandar Lampung yaitu dapat menjadi wadah untuk mengembangkan bakat, minat dan prestasi serta membina kepribadian sehingga dapat menjadi pribadi yang tangguh, karena dua hal itu maka pihak sekolah merasa mempunyai tanggung jawab moral bagi perkembangan anak didik dan membantu orang tua untuk mengerti keinginan anaknya dalam mengembangkan bakat, minat, hobi dan intelegensi yang dimiliki anaknya.
Ekstarakurikuler yang diberikan di sekolah ini bertujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan hanya sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan mempunyai peranan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada, untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa, diarahkan untuk
(48)
46
membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreataif.
2. Proses Kegiatan Ekstrkurikuler di Sekolah
Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung, penulis melakukan wawancara terhadap Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang merupakan pihak yang memberikan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dari wawancara diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung terdiri dari OSIS, PMR, PASKIBRA, KIR yang diikuti siswa dan siswi yang dilaksanakan setiap hari Jumat, Sabtu dan hari Minggu sebagai jam tambahan dilingkungan SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
Selain itu siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan mendapatkan materi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan oleh para guru pembimbing ekstrakurikuler adalah:
A. Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa Jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-masing, (2) memperingati hari-hari besar agama, (3) membina kegiatan toleransi antar umat beragama (4) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (5) menyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.
(49)
B. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan upacara bendera pada hari Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial, (3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran pelajar antar provinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional.
C. Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2) melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa, (4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat perjuangan para pahlawan bangsa.
D. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan, (3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orang tua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat.
E. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan jenis kegiatannya adalah : (1) mengembangkan peran siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (2) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4) mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu pementasan atau bazar.
F. Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan jenis kegiatannya adalah : (1) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, (2) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik,
(50)
48
pertanian dan peternakan, (3) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan usaha koperasi sekolah, (5) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah
G. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis kegiatannya adalah : (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olah raga.
H. Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni jenis kegiatanya adalah : (1) meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, (3) meningkatkan daya cipta seni, (4) mementaskan, memamerkan hasil berbagai cabang seni. (Depdikbud, 1998: 6-10).
(51)
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Informan
1. Informan I
Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk agama Islam dan bersuku Jawa, informan sekarang duduk di kelas XI IPA 4 kegiatan ekstrakurikuler yang dia ikuti adalah Kelompok Ilmiah Remaja ( KIR). Informan bertempat tinggal di Jalan. Panglima Polem 99 Sawo 1, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Informan tergolong siswa yang ramah dan mau bergaul dengan siapa saja. Dalam lingkungan sekolah informan cepat bergaul dengan siapa saja mulai dengan teman sebayanya, kakak kelasnya dan semua orang yang berada di lingkungan sekolah. Informan memiliki prestasi yang bagus di bidang akademik, walaupun informan aktif di kegiatan ekstrakurikuler prestasi belajarnya tidak menurun karena menurut informan kegiatan ekstrakurikuler tidak menggangu kegiatan belajarnya.
(52)
50
Informan mengatakan bahwa kegiatan eksrakurikuler merupakan hal yang penting dan harus bisa diikuti walaupun kegiatannya belum cukup lancar, karena kurangnya koordinasi dari pembina dan seringkali terhambat dengan masalah pendanaan. Berikut ini Pendapat informan mengenai ekstrakurikuler KIR.
“Menurut saya kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat karena dapat mengembangkan minat yang saya miliki dan dapat meningkatkan kemampuan Non-Akademik. Ekstrakurikuler KIR ini merupakan suatu organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun masa mendatang”.
(Prayoga, 17 tahun wawancara pada tanggal 29 maret 2010)
Demikian juga dengan ekstrakurikuler KIR bagi informan ekstrakurikuler KIR sama pentingnya dengan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya, yang juga harus diikuti informan. Informan mengatakan bahwa saya megikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan disekolah berdasarkan minat yang ada dalam dirinya sendiri atau faktor internal bukan dari faktor eksternal, yang mana dapat membantu kita mendapatkan banyak prestasi yang berguna dalam ujian masuk perguruan tinngi. Informan mengetahuinya karena informan merupakan salah satu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR di sekolahnya. Manfaat KIR bagi siswa adalah membangkitkan rasa ingin tahu terhadap fenomen alam yang berhubungan dengan IPTEK, meningkatkan daya nalar terhadap fenomena-fenomena alam, meningkatkan data kreasi dan daya kreatif serta daya kritis, menambah wawasan terhadap IPTEK, meningkatkan keterampilan menguasai IPTEK.
(53)
2. Informan II
Informan kedua bernama Kholfa Anisa yang usianya 17 tahun. Informan bersuku Lampung dan memeluk agama Islam. Informan duduk di kelas XII IPA 4. Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Informan bertempat tinggal di Jalan. Pramuka Ragom Gawi Blok D1 No 25, Bandar Lampung. Di lingkungan sekolah informan tergolong anak yang ramah, santun dan memiliki prestasi di bidang akademik. Informan juga cepat bergaul dengan siapa saja karena ia mempunyai pemikiran yang luas.
Informan mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bisa membangun jiwa sportifitas dan dapat menambah pengetahuan dibidang non-akademik. Jadi ekstrakurikuler sangat penting bagi dirinya. Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR berdasarkan minat yang dia miliki. Berikut ini pendapat informan tentang ekstrakurikuler KIR.
“Menurut saya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menyenangkan, karena selain dapat berkumpul dengan teman-teman juga mendapatkan banyak informasi-informasi yang sangat berguna untuk diri saya, dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR ini saya dapat mengurangi kejenuhan saya dalam berbagai kegiatan intrakurikuler. Walaupun saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Asamble dan English Club tetapi saya lebih tertarik dengan KIR”. ( Kholfa Anisa, 17 tahun, hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010)
Menurut informan ekstrakurikuler KIR sangatlah bagus karena di KIR saya dapat berpikir luas dan mendapatkan pengetahuan yang dapat membantu bidang akademiknya. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR berdasarkan faktor internal yang saya miliki yaitu minat diekstrakurikuler KIR ini saya banyak
(54)
52
menemukan teman-teman yang mempunyai minat yang sama seperti saya. Tujuan yang harus saya dicapai oleh anggota KIR secara individual adalah pengembangan sikap ilmiah, kejujuran dalam memecahkan gejala alam yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi dengan metode yang sistematis, objektif, rasional dan berprosedur sehingga akan didapatkan kompetensi untuk mengembangkan diri dalam kehidupan.
3. Informan III
Informan ketiga bernama Fifin yang usianya 16 tahun bersuku Lampung dan beragama Islam. Informan duduk di kelas XI IPA 3 kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya adalah PMR. Informan bertempat tinggal di Jalan. Abdul Muis Griya Gedung Meneng Blok C3 No 2 Bandar Lampung. Di lingkungan sekolah informan dikenal sebagai siswa yang periang, mudah bergaul dan aktif terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler maupun akademik. Informan sangat menyukai ekstrakurikuler PMR karena menurutnya kegiatan ini sangat menarik dan sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Informan sangat serius mengikuti kegiatan ini dan informan sangat menguasai tentang kesehatan dan informan juga suka dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bakti sosial, kegiatan seperti ini yang dilakukan ekstrakurikuler PMR.
Informan mengatakan bahwa ekstrakurikuler di sekolah merupakan hal yang paling penting karena dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah kegiatan siswa di sekolah sehingga siswa tidak melakukan hal-hal yang negatif di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Adanya kegiatan
(55)
ekstrakurikuler dapat mengajari kita tentang berinteraksi dan bersosialisasi dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler yang lain dan dapat membangun kerjasama antar sesama siswa. Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler PMR.
“Etrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler juga sebagai faktor pendukung prestasi kegiatan ekstrakurikuler sangat baik dan diperlukan karena dengan adanya ekstrakurikuler para siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan hobi yang meraka miliki dan dapat membantu para siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang baru dikenal dan bisa mengajari tentang hidup bersosial, berbakti kepada masyarakat, Mempertinggi keterampilan dalam rangka meningkatkan kebersihan dan kesehatan, memperaerat persahabatan nasional dan internasional . Di ekstrakurikuler PMR ini saya dapat banyak pengalaman mulai dari pengalaman berani berbicara didepan tanpa rasa takut dan saya mendapatkan wawasan pengetahuan yang sangat luar biasa yang baru saya ketahui”.
( Fifin, 16 tahun, hasil wawancara tanggal 29 maret 2010)
Menurut Informan ekstrakurikuler PMR merupakan kegiatan yang sangat bagus untuk diikuti karena di PMR kita dapat diajarkan untuk disiplin, tegas dan mandiri. Bukan hanya itu saja di PMR kita dapat mengikuti kegiatan-kegiatan bakti sosial dengan adanya kegiatan semacam ini maka kita dapat mengetahui keadaan lingkungan disekitar kita. Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR berdasarkan bakat yang dimilikinya, dan informan ingin mengembangkan bakat yang dimilikinya.
4. Informan IV
Informan keempat bernama Ratna Leli yang usianya 17 tahun bersuku Jawa dan beragama Islam. Informan duduk di kelas XI IPA 1 kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti adalah PASKIBRA. Informan bertempat tinggal di Jalan. Tupai Gang. Cempaka No 9, Segala Mider Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Di
(56)
54
lingkungan sekolah informan dikenal sebagai anak yang agamis dan pintar. Banyak teman-teman sebayanya yang menyukai kepribadiannya. Informan sangat menyukai ekstrakurikuler PASKIBRA, karena sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA bagi informan yaitu untuk mendukung program kurikuler maupun upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, khususnya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA.
Informan mengatakan melalui ekstrakurikuler siswa dapat benar benar menjadi manusia yang intensif. Siswa dapat belajar untuk menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang intuk mencapai prestasi secara jujur dan lain-lain. Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler PASKIBRA.
“ Ekstrakurikuler suatu kegiatan yang dilakukan pada jam di luar sekolah (dilakukan termasuk hari libur) yang dilakukan di luar sekolah dan bertujuan memperluas pengetahuan siswa, mengenal dan menambah berbagai kegiatan, menyalurkan minat serta melengkapi upaya pembinaan seutuhnya, kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dilakukan secara berkala atau hanya dalam kurun waktu dan ikut dinilai oleh siswa-siswa yang linnya.. Di ekstrakurikuler PASKIBRA ini saya diajarkan disiplin dan bertanggung jawab. Jiwa kepatriotan juga tertanam pada kami rasa kekeluarga yang kuat kami juga dapatkan di ekstrakurikuler Paskibra”.
( Ratna Leli, 17 tahun, hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010).
Menurut Informan kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA sangat bagus sebab didalam kegiatan ekstrakurikuler ini mempelajari sejarah nasional Indonesia, yang juga ditanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme dan mempelajari juga perjuangan bangsa. Kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dimana nilai-nilai rasa cinta tanah air, nasionalisme serta nlai-nilai kemanusiaan, patriotisme sangat ditekankan.
(57)
5. Informan V
Informan kelima bernama Pandu Wijaya yang usianya 16 tahun bersuku Jawa agama Islam duduk di kelas XI IPA 1 kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya adalah OSIS. Informan bertempat tinggal di Jalan. Tupai Gang. Cempaka No 9, Segala Mider, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Dilingkungan sekolah atau di organisasinya informan dikenal orang yang pendiam dan tertutup tetapi informan memiliki semangat yang luar biasa dalam mengikuti dan menjalani kegiatan ekstrakurikuler OSIS. Semangat informan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS sangat luar biasa. Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler OSIS.
“Menurut informan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan minat serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya, karena dengan adanyanya minat dapat mendukung kita mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Di ekstrakurikuler OSIS saya dituntut harus bisa berbicara dan berani mengungkapkan pendapat, supaya kegiatan yang saya ikuti dapat berjalan secara lancar dan hasilnya memuaskan.
(Pandu Wijaya, 16 tahun,hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010)
Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS berdasarkan dengan minat yang dimilikinya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini informan mendapatkan pengalaman atau wawasan yang baru, karena di organisasi ini informan sudah berani berbicara didepan dan berani mengeluarkan pendapat. Dengan adanya ekstrakurikuler OSIS di sekolah maka dapat menghilangkan kejenuhan informan di sekolah .
(58)
56
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini adalah pembahasan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada 5 (lima) orang informan yang telah peneliti tentukan. Dalam penelitian ini pembahasan sesuai dengan difokuskan pada satu hal seperti yang terdapat dalam fokus penelitian. Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
1. Pemahaman Siswa tentang Ekstrakurikuler, Dampak Positif, Negatif dan Hambatan dalam Mengikuti Ekstrakurikuler di Sekolah
Dari Hasil penelitian diketahui adanya perbedaan informan yang memahami kegiatan ekstrakurikuler. Setiap informan memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga pemahaman tentang ekstrakurikuler, dampak positif, negatif saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan hambatan-hambatan yang informan rasakan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga berbeda-beda. Latar belakang ekstrakurikuler yang diikuti berpengaruh pada bagaimana mereka menjelaskan ekstrakurikuler dan faktor yang mendukung mereka mengikuti ekstrakurikuler juga berbeda-beda.
Pendapat informan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR informan mengartikan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menyenangkan karena selain dapat berkumpul dengan teman-teman informan juga mendapatkan banyak informasi-informasi yang sangat berguna untuk dirinya, dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler informan dapat mengurangi kejenuhan dalam berbagai
(1)
MOTTO
Keberhasilan dalam hidup tidak ada kaitannya dengan apa yang kita peroleh
dalam kehidupan atau apa yang telah kita capai untuk untuk diri kita sendiri .
Keberhasilan adalah apa yang kita lakukan untuk orang lain.
(Danny Thomas)
“ Kebahagian besar dalam hidupku adalah
membuat orang sekitarku bahagia”
(Menda)
Segala Perkara dapat ku tanggung dalam DIA yang memberikan kekuatan
kepadaku
(2)
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhanku Yesus Kristus,, dengan tulus hati
kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua orangtuaku yang kusanyangi,
Yang tercinta Mama dan Bapa
Yang telah membesarkan dan menyayangiku dengan sepenuh hati,
serta selalu sabar membimbing dan berdoa untuk keberhasilanku.
Akhirnya anakmu yang manis dan cerewet ini wisuda juga.hehe
Maafin menda ya”Bapa, Mama Kalo selama ni menda dah buat bapa ma mama
pusing karena banyak permintaan.
Adik-adikku Eva Ronika, Naek Maruli, Habel Boni Facius, Magdalena
Yang selalu ada dihatiku.
Teman-temanku Agnes, Enita, Mba Tiara, Rumondang, Silvi, Mba tini, Novi,
Via, iwan.
Yang selalu mendukung aku, kalian teman-teman terbaik aku
Abang Hasian yang ada dihatiku, yang slalu memberikan semangat, dukungan
pada diriku untuk menyelesaikan skripsi ini, dirimu cowok terbaik yang aku
kenal bang,hehe
Almamaterku tercinta.
(3)
SANWACANA
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini yang berjudul:
“Faktor Internal Sebagai Pendukung Siswa Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung)”.
Adapun maksud dari penulisan skiripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar keserjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Dalam penulisan ini, penulis menyadari atas segala kekurangan sebagai manusia biasa dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, guna kesempurnaan skripsi ini diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang atas bantuan dan dorongannya yang telah diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan karya ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
(4)
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. A. Efendi, MM, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Benjamin, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.
4. Ibu Dra. Paraswati DM, selaku pembimbing utama yang telah mengerti, bersabar, berbaik hati memberikan bimbingan, saran, arahan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Abdul Syani, M.I.P, selaku dosen pembahas dan penguji utama yang telah memberikan kritikan yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Gunawan Budi Kahono, selaku Pembimbing Akedemik yang selalu membimbing penulis selama masa perkuliahan.
7. Semua dosen FISIP Universitas Lampung, khususnya jurusan Sosiologi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Guru SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan membantu Penulis dalam proses penelitian ini.
9. Mama dan Bapa ku, yang dengan sabar membesarkan, mendidik, dan menyayangi dengan sepenuh hati dan selalu berdoa untuk keberhasilanku. Terima kasih atas segala kasih sayang yang tulus, bimbingan dan selalu menuntun langkah dalam hidupku.
10.Adik-adikku tersayang yang telah mendukung dan menyayangiku serta berdoa untuk keberhasilanku.
(5)
11.Semua keluarga besarku yang telah memberikan semangat dan perhatian selama ini.
12.Sahabat-sahabat karibku Agnes ( terima kasih atas dukungannya dan bantuannya), Enita ( terima kasih sudah menemaniku dan mundukungku), Rumondang ( terima kasih atas dukungannya dan perhatiannya). Semoga kita semua sukses.
13.Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2006 Jurusan Sosiologi tanpa terkecuali, terima kasih atas persahabatan, segala nasehat dan kritikannya, semoga kita berhasil dalam menggapai cita-cita yang kita inginkan, Amien.
14.Semua pihak yang telah membantu dan menemani Penulis selama masa studi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, agar segala yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis mendapatkan berkat melimpah dari Tuhan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, 16 Juli 2010
(6)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, Tesis/ Skripsi/ Tugas akhir ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akedemik (Megister/ Sarjana/ Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun diperguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantua pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, Juli 2010 Yang membuat pernyataan,
Menda Wati NPM. 0646011023