I. PENDAHULUAN
1. Dinamika ekosistem akuatik
Sebagaimana ekosistem darat terestrial, ekosistem akuatik juga menunjukkan variasi spatial dan temporal faktor lingkungan. Khususnya faktor abiotik lingkungan, ekosistem
akuatik memiliki faktor yang lebih dinamis yaitu terkait ke dalaman dan salinitas. Faktor kedalaman air ini terkait dengan faktor lainnya sehinggga menghasilkan varaisi faktor
lingkungan lainnya seperti intensitas cahaya, temperature, tekanan dan gas terlarut O2 dan CO2. Kadar garam air salinitas bervariasi antar tempat dan waktu akibat adanya aliran
sungai dan musim. Sebagaimana ekosistem terestrial, dinamika variasi spatial faktor lingkungn akuatik
dapat terjadi dalam skala kcil mikrokosmos sampai skala luas makrokosmos. Dinamika variasi temporal faktor lingkungan perairan dapat mencakup dari harian misalnya pasang
surut sampai musiman. Dinamika faktor lingkungan juga semakin bervariasi seiring dengan meningkatnya
kegiatan eksploitai oleh manusia utuk memenuhi kebutuhan hidup, bahkan melampaui ambang batas kemampuan alam untuk memperbaharui kembali, mislanya peningkatan
buangan limbah dari proses-proses ekonomi manusia. Kondisi ini akan berdampak secara domino
terhadap distribusi, struktur komunitas, proses physiologis dan produktifitas organisme produser, konsumer dan dekomposer.
2. Interdependensi
Sistim yang terjadi di alam dihasilkan oleh proses interelationship yang interdependen antar komponen lingkungan biotik dan abiotik, misalnya antara abiotik dengan biotik atau
biotik dengan biotik. Sistim interelationsip yang interdependen membentuk suatu hubungan yang bersifat umpan balik feedback positif dan negatif. Jika suatu komponen dalam kondisi
kurang baik akan mengakibatkan dampak yang kurang baik pula terhadap komponen lainnya dan sebaliknya.
Pemahaman independensi faktor abiotik dan biotik dapat fahami dengan mempelajari pengaruh faktor abiotik faktor lingkungan terhadap sistim biologis mahluk hidup. Ketika
kualitas faktor lingkungan menurun maka akan berdampak negatif terhadap proses biologis sehingga mengakibatkan produktifitas mahluk hidup menurun dan sebaliknya ketika faktor
lingkungan dalam kondisi baik maka akan menghasilkan kondisi ideal untuk proses biologis sehingga produktifitas akan maksimal.
Pengaruh faktor lingkungan terhadap organisme produser adalah terutama pengaruhnya
terhadap proses biologi organisme produser seperti fotosintesisi. Sebaliknya organisme
produser juga dapat mempengaruhi kondisi faktor lingkungan atau habitatnya melalui fotosintesisi dan bioremediasi, yang akan memperbaiki kualitas fisika kimia lingkungan
akuatik. Hubungan saling berpengaruh tersebut menggambarkan adanya saling ketergantungan interdependensi antara faktor lingkungan dengan ekofisiologi ptoduser
ekosistem akuatik.
Pengaruh faktor abiotik terhadap organisme heterotrophik misal konsumer dan dekomposer dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
faktor abiotik dapat melalui pengaruh faktor lingkungan terhadap proses fisiologis dalam tubuh organisme heterotrophik sehingga akan mempengaruhi produktifitas organisme
konsumer hewan aktifitas. Sedangkan pengaruh tidak langsung melalui pengaruh faktor lingkungan terhadap terhadap organisme produser yaitu melalui perbaikan faktor
lingkungan dan ekofisiologi produktifitas produser. Perbaikan kondisi lingkungan melalui mekanisme fotosintesis dan bioremediasi. Pengaruh ekophysiologi produktifitas tanaman
akuatik melalui mekanisme penyediaan bahan pakan mekanisme transfer energi. Selanjutnya melalui kedua mekanisme tersebut akan berpengaruh terhadap produktifitas
hewan. Pemahaman interdependensi antara faktor biotik dengan biotik dapat melalui transfer
energi dapat difahami melalui efek bottom up dan efek top down Diaz-Pulido, 2008. Effek bottom up kontrol oleh prduser primer menggambarkan dinamika perubahan naik turun
populasi produser terhadap tingkatan tropik berikutnya, dimana efeknya bersifat domino dan linier terhadap tingkatan tropik berikutnya. Ketika populasi produser meningkat maka
populasi tingkat tropik berikutnya juga akan meningkat dan sebaliknya. Effek top down kontrol oleh konsumerpredator menggambarkan efek perubahan naikturun populasi
tingkat tropik konsumer terhadap tingkatan tropik di bawahnya. Perubahan ini menghasilkan efek domino yang mosaik berbeda-beda tidak linier. Misalnya peningkatan populasi tropik
karnifora tingkat I akan berdampak negatif terhadap herbivora tapi posistif terhadap karnivora tingkat II. Peneitian experimental Diaz-Pulido 2008 menggambarkan peranan
ikan herbivora terhadap kondisi terumbu karang. Penghilangan ikan herbivora mengakibatkan pertumbuhan alga yang maksimum sehingga menutupi koral sehingga mati.
Hal yang sama dikemukakan oleh Bowen 1997 predasi sea oter terhadap bulu babi dapat meningkatkan produktifitas tanaman kelp .
Penjelasan di atas menggambarkan interdependensi antara faktor abiotik lingkungan dengan faktor biotik. Serta menunjukkan adanya efek domino akibat perubahan satu
komponen lingkungan terhadap komponen lainnya.
II. INTERDEPNDENSI PRODUSER – FAKTOR LINGKUNGAN