Rubrik “Wajah Kita” Rubrik “Wacana” Kolom “Puisi”

6 133.BSKTDPIX2006 tanggal 25 September 2016 tentang Penerbitan Media Massa Cetak Bidang Pendidikan. SK tersebut menunjuk Hendro Martono sebagai pemimpin redaksi. Sesuai dengan surat keputusan tersebut rubrik yang disiapkan dalam Tabloid Lontar meliputi “Wajah Kita”, “Wacana”, “Telaah Pustaka”, “Suara Tokoh”, “Sastra dan Budaya”, “Infonet”, “Debat Siswa”, “Debat Guru”, “Cermin”, dan “Catatan Redaksi”. Namun ketika terbit perdana Oktober 2006 , hanya lima rubrik yang sesuai yakni “Wajah Kita”, “Wacana”,”Suara Tokoh”, “Cermin”, dan “Debat Guru”.

1. Rubrik “Wajah Kita”

Rubrik ini dibuka untuk memuat informasi tentang profil guru dan peserta didik yang layak mendapat apresiasi karena berprestasi. Pemuatan profil orang-orang yang berhasil diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca Tabloid Lontar. Pembaca Lontar sebagian besar kalangan pendidikan, dan mereka tersebar di daerah perdesaan yang miskin informasi.

2. Rubrik “Wacana”

Rubrik ini berisi artikel yang ditulis guru dengan tema bebas. Dalam terbitan perdana justru tidak ada artikel yang mengisi. Dalam edisi kedua, kolom “Wajah Kita”, “Wacana”, “Debat Guru”, bertumpang tindih karena sulit membedakan jenis tulisan yang akan dimuat. Kolom “Debat Guru” akhirnya hanya dua kali terbit karena sulitnya mendapatkan naskah. Contoh kolomnya sebagai berikut. 7

3. Kolom “Puisi”

Materi tulisan yang paling banyak dibuat dan dikirim ke Tabloid Lontar adalah puisi. Puisi ciptaan para peserta didik maupun guru selalu memenuhi ruangan yang disediakan oleh Redaktur. Rata-rata setiap terbit dimuat antara lima, enam, atau tujuh puisi. Separuh jumlah puisi berasal dari peserta didik, dan hanya kadang-kadang sisanya ditempati puisi karya guru. Salah satu sebab puisi membeludak adalah masa pembuatan yang relatif pendek, penulisnya cenderung tidak melakukan kontemplasi lebih dahulu sehingga menimbulkan kesan puisi yang ditulis sekadar kerajinan kata-kata. Untuk taraf awal dalam konteks menumbuhkan budaya literasi, hal ini harus dihargai. Salah satu contoh puisi yang dimuat dalam edisi terakhir sebagai berikut. Mawar Mawar ini semakin layu Seperti aku yang kini terjatuh Tak bisa lagi menjadi merah Dan takkan bisa seindah dulu Dulu yang jadi hiasan Kini telah dibuang Disingkirkan dan tak dihiraukan …. Fifi, Oktober-November 2016:9. 4. Kolom “Cerpen” Sumber: Tabloid Lontar edisi September 2013, hal. 12. 8 Ismoyo Sindu Lintang Ismoyo, 2013:12 merupakan salah satu anak berbakat dalam bidang penulisan kreatif. Selain menulis cerita pendek, ia juga menulis cerita bersambung. Keduanya sama-sama dimuat di Tabloid Lontar. Terjadi pertemuan yang serasi dalam konteks literasi. Tabloid Lontar menyediakan wadah berekspresi, Ismoyo berkesempatan menuangkan bakatnya. Sama seperti peserta didik mencipta puisi maupun cerita pendek, guru juga demikian. Contohnya cerita pendek yang dibuat oleh guru SMP Negeri 5 Temanggung berjudul “Eyang” sebagaimana dimuat dalam Tabloid Lontar edisi nomor 05 tahun IV Februari 2010 hal 10.

5. Kolom “Klinik Guru”