Analisis Kemampuan Dan Motivasi Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tanggamus

(1)

ABSTRACT

Analysis of Capability and Motivation and Its Influence Against Employee Performance In the Department of Mines

and Energy Tanggamus District By

Saladin Aulia Sandi

The purpose of this study is to investigate the influence of work ability and motivation of employees against the performance of employees within the Department of Mines and Energy Tanggamus District.

The samples were used as respondents in this study were all employees of the population (27 people) who work in the environment for Mines and Energy Tanggamus District. Primary data were collected by interview method using a questionnaire. Secondary data was collected through literature study. This research was conducted by using multiple linear regression analysis. To determine the effect of partial independent variable on the dependent variable, used the t test and to determine the simultaneous influence of all independent variables on the dependent variable, used F test

The results of this study indicate that the variables of work ability and work motivation has a significant and positive influence on employee performance variables either partially or simultaneously. This is proved from the t-probability value which is significant at alpha = 5%. The ability to work influence against employee performance ( = 0809) is greater than work motivation influence to employee performance ( = 0323).

Keywords: Employee Performance, Work Ability, Work Motivation, Multiple Linear Regression.


(2)

ABSTRAK

Analisis Kemampuan Dan Motivasi Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten

Tanggamus Oleh

Saladin Aulia Sandi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja dan motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

Sampel yang dipakai sebagai responden dalam penelitian ini adalah seluruh populasi pegawai (27 orang) yang bekerja di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus. Data primer dikumpulkan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t dan untuk mengetahui pengaruh bersama dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan uji F.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kemampuan kerja dan motivasi kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel kinerja pegawai baik secara parsial maupun simultan. Hal ini terbukti dari nilai t-probability yang signifikan pada alpha = 5%. Pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja pegawai lebih besar ( = 0.809) daripada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai ( = 0.323).

Kata Kunci: Kinerja Pegawai, Kemampuan Kerja, Motivasi Kerja, Regresi Linier Berganda.


(3)

62

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil pembahasan dan analisis terhadap hasil penelitian pada bab V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuan kerja pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus secara keseluruhan adalah antara cukup tinggi dan tinggi (cenderung tinggi). Kemudian variabel kemampuan kerja menunjukkan pengaruh yang signifikan (t-probability = 0,0001) dengan arah yang positif (nilai koefisien beta = 0,809) terhadap kinerja pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

2. Motivasi kerja pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus secara keseluruhan adalah antara rendah, sedang dan tinggi (cenderung sedang). Kemudian variabel motivasi kerja menunjukkan pengaruh yang signifikan (t-probability = 0,0012) dengan arah yang positif (koefisien beta = 0,323) terhadap kinerja pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

3. Variabel kemampuan kerja dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus. Dilihat dari koefiseien beta, pengaruh


(4)

kemampuan kerja lebih besar daripada motivasi kerja, dimana koefisien beta kemampuan kerja sebesar 0,809 sedangkan koefiseien beta motivasi kerja sebesar 0,323.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan kemampuan kerja pegawai maka sebaiknya Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Memberikan kesempatan yang sama kepada para pegawainya untuk mengembangkan diri, melalui pelatihan-pelatihan, pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan lain-lain.

2. Menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan informasi, misalnya penggunaan teknologi komputer.

3. Melakukan sosialisasi dan penjelasan atas perkembangan prosedur kerja sehingga pegawai tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Selanjutnya untuk meningkatkan motivasi pegawai, terdapat beberapa hal yang harus ditingkatkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus, yaitu :

1. Memberikan perhatian terhadap kesejahteraan pegawai, seperti pemberian insentif yang pasti, sesuai dengan beban dan hasil kerja, menyesuaikan gaji dan tunjangan pegawai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya..


(5)

2. Memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, misalnya dengan jaminan pemberian tunjangan kesehatan, asuransi jiwa dan sebagainya.

3. Pengaturan kondisi kerja yang baik, sehingga diharapkan semangat kerja pegawai dapat meningkat dan mendorong produktivitas kerja.

4. Memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi, misalnya insentif yang sesuai, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan lebih lanjut dan kesempatan untuk naik jabatan.

Pegawai yang memiliki motivasi kerja tinggi akan selalu berusaha untuk memberikan hasil kerja yang terbaik darinya, sehingga akan mewujudkan tercapainya tujuan instansi dan pegawai yang memiliki kemampuan kerja yang tinggi akan mampu mewujudkan motivasinya tersebut menjadi hasil kerja yang optimal.

Kemudian disarankan kepada penelitian selanjutnya supaya penilaian kinerja tidak hanya dilakukan oleh responden tetapi juga dievaluasi oleh atasan. Karena hal ini menyebabkan biasnya penilaian kinerja masing-masing responden.


(6)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu paradigma baru dalam pembangunan di Indonesia adalah pembangunan yang memberikan kesempatan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten dalam mengatur serta membangun daerahnya masing-masing. Otonomi Daerah akan memunculkan aspek pemberdayaan daerah dan/atau sumberdaya alam yang dimiliki dalam kaitannya dengan meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Otonomi daerah diatur dalam TAP MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi daerah. Dalam pelaksanaannya, Otonomi Daerah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerintahan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.

Dilihat dari potensi daerah, hasil tambang merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup besar bagi pemerintah kabupaten Tanggamus. Dinas Pertambangan Kabupaten Tanggamus mengelola sumber tambang sebagai salah satu sumber pendapatan potensial yang dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pemerintahan dan pembangunandaerah. Dengan demikian, Dinas


(7)

Pertambangan Kabupaten Tanggamus harus meningkatkan kinerjanya agar sumber pendapatan potensial dari pertambangan dapat terkelola dengan baik.Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan tenaga kerja yang benar-benar memiliki kemampuan dalam bekerja dan memiliki semangat kerja yang tinggi atau dengan kata lain memiliki kinerja yang tinggi. Kinerja pegawai dikatakan sebagai kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan, karena keberadaan pegawai berpengaruh terhadap semua sumber daya yang ada. Berbagai sumber daya seperti, sarana dan prasarana, biaya, teknologi, informasi dan lain-lain dapat berfungsi dengan baik apabila para pegawai memiliki kemampuan yang baik pula dalam menggunakan semua sumber daya yang ada dengan optimal.

Kehidupan suatu organisasi secara mendasar sangat ditentukan oleh adanya manusia dan segenap sumber dayanya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi dengan menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya demi keberlangsungan kehidupan organisasi tersebut. Manusia adalah sumber daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar bila penggunaan tenaga manusia secara tepat guna. Oleh karena itu kinerja seseorang atau sekelompok orang sangatlah penting perannya dalam keberhasilan mencapai suatu tujuan organisasi.

Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi


(8)

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999:2).

Kinerja pegawai menurut Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Semakin tinggi kualitas pendidikan pegawai pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus artinya semakin tinggi pula kemampuan para pegawainya dan diharapkan akan semakin tinggi pula kinerja pegawainya.

Menurut Mangkunegara (2000 : 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi adalah kemampuan dan motivasi.

John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

Menurut Nawawi (1998:351) hasil kinerja pegawai dalam suatu organisasi tidak terlepas dari adanya motivasi yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dorongan tersebut mempunyai kekuatan yang besar dalam penentuan sikap pegawai dalam bekerja. Jika pengaruh yang ditimbulkannya


(9)

besar, maka dorongan kerja besar pula. Dalam organisasi motivasi mempunyai peranan penting karena ia menyangkut langsung pada unsur manusia dalam organisasi. Motivasi yang tepat akan mampu memajukan dan mengembangkan organisasi.

Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggungjawab yang tinggi 2) Berani mengambil risiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan.

Tabel 1 menunjukkan target dan realisasi PAD Galian C Tahun 2008-2010 Kabupaten Tanggamus. Realisasi yang mampu diperoleh selalu lebih rendah daripada target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2008 PAD yang mampu diperoleh bahkan kurang dari setengah daripada target PAD yang telah ditetapkan.

Tabel 1. Target dan Realisasi PAD Galian C Tahun 2008 - 2010 Kabupaten Tanggamus

Tahun Target Realisasi PersentaseRealisasi

2008 2009 2010

Rp250,000,000 Rp275,000,000 Rp170,000,000

Rp108,196,000 Rp194,462,164

-

43.28% 70.71%

- Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus

Hal ini menunjukkan ketidakmampuan Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tanggamus dalam mencapai target PAD yang telah ditetapkan, dengan


(10)

kata lain kinerja yang ditunjukkan oleh Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tanggamus belum optimal.

Secara teori, menurut Grifin (2004: 38) kinerja individu secara umum dipengaruhi oleh tiga hal: motivasi (keinginan untuk melakukan pekerjaan), kemampuan (kapabilitas untuk melakukan pekerjaan), dan lingkungan kerja (sumber- sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan). Dari ketiga hal tersebut, motivasi merupakan hal yang paling penting, karena perilaku individu adalah suatu fenomena yang kompleks, sangat menentukan kinerja dan sifatnya yang tidak berwujud.

1.2. Rumusan Masalah

Kinerja pegawai merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu motivasi dan kemampuan. Kemampuan kerja pegawai secara langsung berperan terhadap hasil kerja dan motivasi yang tepat akan memajukan dan mendorong pegawai untuk bekerja dengan kemampuan terbaiknya. Berdasarkan tabel 1 dapat kita ketahui bahwa kinerja pegawai Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tanggamus belum optimal.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus?”


(11)

1.3. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi pegawai terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai pendalaman tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sumber daya manusia serta upaya identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai khususnyadi lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

2. Manfaat Bagi Unit Kerja

Diharapkan dapat memberikan gambaran dan rekomendasi bagi Pimpinan dan seluruh jajaran khususnya di lingkungan Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus dalam menentukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja para pegawainya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai


(12)

dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2001:34)

Menurut Mangkunegara kinerja seseorang dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi. Kemampuan seseorang dapat dilihat dari kecerdasan, tingkat pendidikan dan kemampuan fisik. Dengan ditempatkannya pegawai pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan didukung dengan kemampuan fisik yang sehat dan kuat maka kinerja akan lebih meningkat.

Sedangkan motivasi seseorang, menurut Herzberg dalam Manullang (1981, 151- 155) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor motivator (intrinsik) dan faktor

hygiene (ekstrinsik). Faktor hygiene/maintenance adalah faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor-faktor penyebab kepuasan adalah faktor motivator. Faktor hygiene tidak berhubungan langsung dengan kepuasan kerja, tetapi faktor hygiene berhubungan langsung dengan timbulnya ketidakpuasan kerja. Oleh karena itu, faktor-faktor hygiene tidak dapat digunakan sebagai alat motivasi, tetapi merupakan alat untuk menciptakan kondisi yang mencegah timbulnya ketidakpuasan.

Sedangkan faktor motivator adalah faktor-faktor yang terutama berhubungan langsung dengan isi pekerjaan (job content) atau faktor-faktor intrinsik. Motivator akan mendorong terciptanya kepuasan kerja, tetapi tidak terkait langsung dengan ketidakpuasan. Sedangkan faktor hygiene adalah rangkaian kondisi yang


(13)

berhubungan dengan lingkungan tempat pegawai yang bersangkutan melaksanakan pekerjaannya (job context) atau faktor-faktor ekstrinsik.

Alur penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:

Faktor Ekstrinsik

Kemampuan Pegawai

Kinerja Pegawai

Faktor Intrinsik

Motivasi Pegawai

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

1.6. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Kemampuan kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus..

2. Motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

3. Kemampuan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.


(1)

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999:2).

Kinerja pegawai menurut Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja )

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya”.

Semakin tinggi kualitas pendidikan pegawai pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus artinya semakin tinggi pula kemampuan para pegawainya dan diharapkan akan semakin tinggi pula kinerja pegawainya.

Menurut Mangkunegara (2000 : 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi adalah kemampuan dan motivasi.

John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah

pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu

prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi

yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

Menurut Nawawi (1998:351) hasil kinerja pegawai dalam suatu organisasi tidak terlepas dari adanya motivasi yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dorongan tersebut mempunyai kekuatan yang besar dalam penentuan sikap pegawai dalam bekerja. Jika pengaruh yang ditimbulkannya


(2)

besar, maka dorongan kerja besar pula. Dalam organisasi motivasi mempunyai peranan penting karena ia menyangkut langsung pada unsur manusia dalam organisasi. Motivasi yang tepat akan mampu memajukan dan mengembangkan organisasi.

Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggungjawab yang tinggi 2) Berani mengambil risiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan.

Tabel 1 menunjukkan target dan realisasi PAD Galian C Tahun 2008-2010 Kabupaten Tanggamus. Realisasi yang mampu diperoleh selalu lebih rendah daripada target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2008 PAD yang mampu diperoleh bahkan kurang dari setengah daripada target PAD yang telah ditetapkan.

Tabel 1. Target dan Realisasi PAD Galian C Tahun 2008 - 2010 Kabupaten Tanggamus

Tahun Target Realisasi PersentaseRealisasi

2008 2009 2010

Rp250,000,000 Rp275,000,000 Rp170,000,000

Rp108,196,000 Rp194,462,164

-

43.28% 70.71%

- Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus

Hal ini menunjukkan ketidakmampuan Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tanggamus dalam mencapai target PAD yang telah ditetapkan, dengan


(3)

kata lain kinerja yang ditunjukkan oleh Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tanggamus belum optimal.

Secara teori, menurut Grifin (2004: 38) kinerja individu secara umum dipengaruhi oleh tiga hal: motivasi (keinginan untuk melakukan pekerjaan), kemampuan (kapabilitas untuk melakukan pekerjaan), dan lingkungan kerja (sumber- sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan). Dari ketiga hal tersebut, motivasi merupakan hal yang paling penting, karena perilaku individu adalah suatu fenomena yang kompleks, sangat menentukan kinerja dan sifatnya yang tidak berwujud.

1.2. Rumusan Masalah

Kinerja pegawai merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu motivasi dan kemampuan. Kemampuan kerja pegawai secara langsung berperan terhadap hasil kerja dan motivasi yang tepat akan memajukan dan mendorong pegawai untuk bekerja dengan kemampuan terbaiknya. Berdasarkan tabel 1 dapat kita ketahui bahwa kinerja pegawai Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tanggamus belum optimal.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja pegawai di


(4)

1.3. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi pegawai terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai pendalaman tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sumber daya manusia serta upaya identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai khususnyadi lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

2. Manfaat Bagi Unit Kerja

Diharapkan dapat memberikan gambaran dan rekomendasi bagi Pimpinan dan seluruh jajaran khususnya di lingkungan Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus dalam menentukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja para pegawainya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai


(5)

dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2001:34)

Menurut Mangkunegara kinerja seseorang dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi. Kemampuan seseorang dapat dilihat dari kecerdasan, tingkat pendidikan dan kemampuan fisik. Dengan ditempatkannya pegawai pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan didukung dengan kemampuan fisik yang sehat dan kuat maka kinerja akan lebih meningkat.

Sedangkan motivasi seseorang, menurut Herzberg dalam Manullang (1981, 151- 155) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor motivator (intrinsik) dan faktor

hygiene (ekstrinsik). Faktor hygiene/maintenance adalah faktor-faktor yang

menyebabkan ketidakpuasan dan faktor-faktor penyebab kepuasan adalah faktor

motivator. Faktor hygiene tidak berhubungan langsung dengan kepuasan kerja,

tetapi faktor hygiene berhubungan langsung dengan timbulnya ketidakpuasan

kerja. Oleh karena itu, faktor-faktor hygiene tidak dapat digunakan sebagai alat

motivasi, tetapi merupakan alat untuk menciptakan kondisi yang mencegah timbulnya ketidakpuasan.

Sedangkan faktor motivator adalah faktor-faktor yang terutama berhubungan

langsung dengan isi pekerjaan (job content) atau faktor-faktor intrinsik. Motivator

akan mendorong terciptanya kepuasan kerja, tetapi tidak terkait langsung dengan


(6)

berhubungan dengan lingkungan tempat pegawai yang bersangkutan

melaksanakan pekerjaannya (job context) atau faktor-faktor ekstrinsik.

Alur penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:

Faktor Ekstrinsik

Kemampuan Pegawai

Kinerja Pegawai

Faktor Intrinsik

Motivasi Pegawai

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

1.6. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Kemampuan kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus..

2. Motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.

3. Kemampuan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanggamus.