Manajemen Risiko KAJIAN PUSTAKA

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Risiko

Manajemen risiko dalam bisnis melibatkan pengidentifikasian peristiwa – peristiwa yang dapat memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil tindakan untuk mencegah danatau meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa – peristiwa tersebut Brigham dan Daves, 2009:834. Ruang lingkup manajemen risiko telah diperluas menjadi turut mencakup hal – hal seperti pengendalian biaya – biaya input penting yaitu bahan bakar minyak dengan membeli transaksi berjangka untuk minyak, atau perlindungan dari perubahan dalam tingkat suku bunga atau nilai tukar dengan melakukan transaksi di pasar valuta asing. Manajer risiko juga mencoba untuk memastikan bahwa tindakan – tindakan yang dirancang untuk melindungi nilai dari risiko bukan sebaliknya justru menambah risiko. Hanafi 2012:1 menyatakan bahwa risiko adalah kejadian yang merugikan atau kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian, dimana ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi, semakin tinggi fluktuasi maka semakin besar ketidakpastiannya. Risiko keuangan Brigham dan Houston, 2011:164 merupakan tambahan risiko yang dibebankan kepada pemegang saham biasa sebagai akibat dari keputusan untuk melakukan pendanaan utang. Perusahaan yang memiliki operasi di luar negeri menghadapi beberapa risiko yang pada dasarnya berasal dari perubahan nilai tukar Horne dan Wachowicz, 2001:550. Terdapat beberapa jenis eksposur risiko nilai tukar Horne dan Wachowicz, 2001:552, yaitu yang pertama adalah eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Jenis eksposur kedua adalah eksposur transaksi yang berhubungan dengan penyelesaian transaksi tertentu pada satu nilai tukar ketika kewajibannya dicatat pada nilai tukar lainnya. Terakhir, eksposur ekonomi melibatkan perubahan arus kas yang diharapkan di masa depan, dan juga nilai ekonomi yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Hanafi 2012:234 menyatakan bahwa dalam keuangan international terdapat tiga jenis eksposur yang dihadapi oleh perusahaan yang berkaitan dengan perubahan kurs, yaitu : 1 Eksposur Transaksi adalah eksposur yang terjadi karena perusahaan memasuki kontrak tertentu, yang kemudian memunculkan sejumlah nilai uang yang rentan terhadap perubahan kurs. 2 Eksposur Akuntansi terjadi karena laporan keuangan dengan mata uang tertentu, kemudian dikonversikan ke laporan keuangan dengan mata uang lain, rentan terhadap perubahan kurs. Perubahan kurs bisa menyebabkan proses konversi semacam itu menghasilkan keuntungan atau kerugian. 3 Eksposur Operasi adalah operasi perusahaan yang rentan terhadap perubahan kurs. 4 Eksposur Ekonomi adalah eksposur operasi yang digabung dengan eksposur transaksi. Brigham dan Daves 2009:837 menjelaskan beberapa alasan yang baik bagi perusahaan untuk mengelola risikonya, yaitu : 1 Kapasitas utang. Manajemen risiko dapat mengurangi ketidakstabilan arus kas, sehingga dapat mengurangi kemungkinan kebangrutan. Perusahaan – perusahaan dengan risiko operasional yang lebih rendah dapat mempergunakan utang lebih banyak, sehingga dapat mengarah pada harga saham yang lebih tinggi lagi akibat adanya pengurangan pajak dari bunga. 2 Menjaga anggaran modal yang optimal dari waktu ke waktu. Perusahaan – perusahaan enggan memperoleh ekuitas eksternal akibat adanya biaya emisi yang tinggi dan tekanan pasar. Ini artinya anggaran modal umumnya harus didanai dengan utang ditambah dana yang diperoleh secara internal, khususnya saldo laba ditahan dan depresiasi. 3 Kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan yang dapat berupa kekhawatiran pemegang saham, tingkat suku bunga yang tinggi atas utang, kepergian pelanggan hingga kebangkrutan, memiliki keterkaitan dengan adanya penurunan arus kas di bawah tingkat yang diharapkan. Manajemen risiko dapat mengurangi kemungkinan terjadinya arus kas yang rendah, dan akibatnya kesulitan keuangan. 4 Keunggulan komparatif dalam lindung nilai. Banyak investor tidak dapat mengimplementasikan program lindung nilai sendiri seefisien sebuah perusahaan. Pertama, perusahaan umumnya memiliki biaya transaksi yang rendah karena volume aktivitas lindung nilai yang lebih besar. Kedua, adanya masalah informasi asimetris, manajer tahu lebih banyak akan eksposur risiko perusahaan daripada investor luar, sehingga manajer dapat melakukan lindung nilai yang lebih efektif. Dan ketiga, manajemen risiko yang efektif mensyaratkan adanya keahlian – keahlian dan pengetahuan khusus yang lebih besar kemungkinannya dimiliki oleh perusahaan. 5 Biaya pinjaman. Perusahaan terkadang dapat menurunkan biaya – biaya input, khususnya tingkat bunga atas utang, melalui penggunaan instrumen – instrumen derivatif yang disebut “swap”. 6 Dampak perpajakan. Perusahaan dengan laba yang tidak stabil membayar pajak yang lebih tinggi daripada perusahaan yang lebih stabil karena adanya perlakuan kredit pajak dan ketentuan – ketentuan yang mengatur kerugian perusahaan yang dibawa ke depan dan dibawa ke belakang. Oleh karena itu, sistem perpajakan yang ada mendorong manajemen risiko menstabilkan laba. 7 Sistem kompensasi. Kebanyakan sistem kompensasi menetapkan angka “batas atas” dan “batas bawah” untuk bonus atau memberikan imbalan kepada para manajer karena telah memenuhi sasarannya. Meskipun tidak memberikan tambahan nilai yang terlalu banyak bagi para pemegang saham, lindung nilai masih dapat memberikan manfaat bagi para manajer. Beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi keputusan perusahaan dalam mengelola risikonya Zubir, 2011 : 20, antara lain : 1 Risiko suku bunga, yaitu risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga tabungan dan tingkat bunga pinjaman. Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi berisiko rendah seperti deposito lebih tinggi daripada return investasi yang berisiko tinggi seperti saham. 2 Risiko pasar, yaitu risiko yang disebabkan oleh gejolak return suatu investasi sebagai akibat dari fluktuasi transaksi di pasar keseluruhan. Risiko pasar disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang bersifat menyeluruh yang mempengaruhi kegiatan pasar secara umum, seperti resesi, peperangan, perubahan struktur keuangan, dan perubahan selera keuangan. 3 Risiko inflasi, yaitu risiko yang disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara umum. Hal ini akan berdampak buruk pada perusahaan karena permintaan terhadap barang yang diproduksi menurun, sehingga penjualan juga menurun dan harga saham melemah. 4 Risiko bisnis, yaitu risiko yang disebabkan oleh tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan makin berat, baik akibat tingkat persaingan yang ketat, perubahan peraturan pemerintah, maupun klaim dari masyarakat terhadap perusahaan karena merusak lingkungan. 5 Risiko finansial, yaitu risiko keuangan ang berkaitan dengan struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai utang besar mempunyai risiko yang besar juga di mata pemegang sahamnya karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan digunakan untuk membayar bunga pinjaman tersebut. Akibatnya, bagian laba atau dividen yang diterima oleh pemegang saham menjadi kecil. Jika pendapatan perusahaan tidak stabil, maka makin besar pula kemungkinan pemegang saham tidak menerima dividen dan hal ini akan mengakibatkan saham perusahaan menjadi tidak menarik, sehingga harga sahamnya akan jatuh. 6 Risiko likuiditas, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk menjual saham karena tidak ada yang membeli saham tersebut. Risiko likuiditas juga berkaitan dengan kondisi perusahaan seperti menghadapi kesulitan keuangan. Investor yang memegang saham perusahaan tidak likuid akan menanggung risiko yang tinggi karena harganya akan jatuh pada waktu dijual, sehingga real return akan berada jauh di bawah expected return. 7 Risiko nilai tukar mata uang, yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan nilai mata uang suatu Negara. Hal ini menjadi faktor penyebab real return lebih kecil dari expected return. Perubahan nilai tukar dapat disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap mata uang suatu Negara dalam perdagangan internasional dan mata uang sebagai “komoditas” yang diperjualbelikan. 8 Risiko Negara yaitu risiko yang berkaitan dengan investasi lintas Negara yang disebabkan oleh kondisi politik, keamanan, dan stabilitas perekonomian suatu negara. Semakin tidak stabil keamanan, politik, dan perekonomian suatu negara, makin tinggi risiko berinvestasi di negara tersebut, karena return investasi jadi makin tidak pasti, sehingga kompensasi atau return yang dituntut atas suatu investasi makin tinggi. Oleh karena itu, stabilitas negara tujuan investasi menjadi pertimbangan yang sangat penting sebelum memutuskan melakukan investasi di negara lain.

2.2 Derivatif Mata Uang