PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

(1)

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK

BANDAR LAMPUNG

Oleh:

JONI KURNIAWAN SAPUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(2)

Judul Skripsi

:

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H.

ABDUL MOELOEK

Nama Mahasiswa

:

JONI KURNIAWAN SAPUTRA

No. Pokok Mahasiswa

:

0542011158

Bagian

:

Hukum Administrasi Negara

Fakultas

: Hukum

MENYETUJUI

I. Komisi Pembimbing

Dr.Yuswanto, S.H.,M.H.

Sri Sulastuti, S.H., M.H.

NIP. 196205141987031003

NIP. 196207271987032004

II. Ketua Bagian Hukum Pidana

Nurmayani, S.H.,M.H.

NIP. 196112191988032002


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

:

Dr.Yuswanto, S.H.,M.H.

...

Sekretaris/ Anggota :

Sri Sulastuti, S.H.,M.H.

...

Penguji Utama

:

Nurmayani, S.H.,M.H.

...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr.Heryandi, S.H.,M.S.

NIP. 19621109 198703 1 003


(4)

RI WAY AT H I DU P

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 17 juni

1986, dari pasangan H. Husni Thamrin dan Dra. Hj. Haiyuna

sebagai anak kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan

Taman

Kanak-kanak

(TK)

Sari

Teladan

diselesaikan tahun 1992. Sekolah Dasar Negeri 8 Sumber Rejo diselesaikan pada

tahun 1998. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 14 Bandar Lampung pada

tahun 2001. Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Bandar lampung pada tahun 2004.

Pada tahun 2005 penulis diterima sekaligus terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Hukum Extension Universitas Lampung. Penulis telah mengikuti Studi Banding

di Bali, Yogyakarta.


(5)

MOTTO

ASRI

Aktif, Segera, Ramah dan Inovatif

(RSUD Dr. H. Abdul Moeloek)

Memberikan pelayaan prima di segala bidang, menyelenggarakan dan

mengembangkan pusat-pusat pelayanan unggulan mengenai kesehatan

Dan siapa yang menempuh suatu jalan yang padanya dia

dapatkan ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya

menuju surga

(HR Muslim)


(6)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadiran Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini

kepada orang-orang yang kusayangi kemanapun langkahku pergi dan dimanapun

aku berada

Ayah dan Ibu Ku tercinta H. Husni Thamrin dan Dra. Hj. Haiyuna

Terima kasih yang tak terhingga untuk setiap tetes keringat dan air mata, kasih

sayang dan ketabahannya,Berkat

Didikan,Bimbingan,doa-doa,keikhlasan,kesabaran yang tak pernah Habis Dalam Membersarkanku

Sehingga AKU Bisa Menjadi Orang Yang Berhasil.

Ngah ku tersayang Fitri Agustiani dan kedua keponakan ku tercinta M. Kevin dan

Natasya Ayudia serta kakak ipar ku Pramono yang telah meberikan pengertian,

bantuan, penyemangat serta motifasi agar pakwo bisa segera menyelesaikan

skripsi ini hingga selesai.

Seluruh Keluarga besarku, Alm. Nenek, datuk, among, ajong, emak palapa serta

udo-udo dan uwo-uwo yang selalu memberikan dukungan moril sehingga aku

dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

Thank To

Almamater tercinta

“Universitas lampung”


(7)

SANWACANA

Puji dan syukur dipanjatkan kepada ALLAH SWT atas rahmat, hidayah dan

kenikmatan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul

“Pelayanan Jaminan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar

Lampung”, dimanapun maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai

salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar kesarjanaan di Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

Segala kemampuan telah penulis curahkan guna menyelesaikan skripsi ini, namun

penulis menyadarai masih terdapat kekurangan baik dari segi substansi maupun

penulisannya. Oleh karena itu, berbagai saran, dan kritik yang membangun dari

berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi juga berkat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga

penulisan skripsi ini dapat di selesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1.

Dr. Yuswanto, S.H.,M.H., selaku Pembimbing I, yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan saran, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti

dalam penulisan skripsi ini.


(8)

2.

Ibu Sri Sulastuti, S.H.,M.H., selaku Pembimbing II, yang dengan sabar telah

meluangkan waktunya untuk memberikan saran, bimbingan dan bantuan yang

sangat berarti dalam penulisan skripsi ini

3.

Ibu Nurmayani, S.H.,M.H., selaku Penguji Utama yang telah meluangkan

waktunya untuk membantu, mengarahkan dan memberi masukan dalam

penulisan skripsi ini.

4.

Ibu Ati Yuniati, S.H.,M.H., selaku Pembahas II yang telah memberikan waktu,

masukan, dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

5.

Bapak Dr. Heryandi, S.H.,M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

6.

Ibu Nurmayanti, S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

dan Ibu Upik Hamidah, S.H.,M.H., selaku sekertaris bagian Hukum Administrasi

Negara terima kasih atas ketersediaannya untuk membantu, mengarahkan dan

memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7.

Bapak Heni Siswanto, S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberi kritik dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

agar dapat segera menyelesaikan skripsi.

8.

Seluruh staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung Kiyai Apri,

kiyai Bashir, Mas Mishyo, Mas pendi, Mbak Yani, Mbak Hera yang telah

memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh studi

sampai

terselesaikanya penyusunan skripsi ini.


(9)

9.

Bapak Bahri,SE., selaku Kasubag Verifikasi di Rumah Sakit Abdul Moeloek

yang telah meluangkan waktu serta memberi informasi kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

10. Ayah dan Mamah terima kasih atas kesabarannya dalam memberikan dukungan

dan motifasinya baik secara moril, materiil, dan solusi kepada penulis selama

menyelesaikan pendidikan sampai dengan Strata Satu.

11. kakak tersayang yang tidak bosan-bosannya memarahi ku sehingga aku bisa

menyelesaikan skripsi ini, kemarahanmu adalah sebuah bukti besar bahwa beliau

sayang.

12. Keponakan ku tersayang Kevin, Tasya, yang selalu mengingatkan agar pakwo

nya cepat wisuda.

13. Untuk pacarku Rika puspa Dewi, SH yang cantik tapi bawel, Terimakasih

banyak atas semua dukungan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Keluarga pacarku khususnya om,tante,adik iin terima kasih banyak atas dorongan

dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

15. Seluruh Teman

teman Fakultas Hukum Universitas Lampung: Retno, Ducan,

Mad, Adit, andika, Nedy, dll yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terima

kasih atas kebersamaan kalian, bantuan dan dukungan kalian selama ini.

16. Buat Alm. Rendi Purnama Ningrat yang selalu memberi motivasi serta masukan,

sang penulis berterima kasih banyak atas semua bantuannya, semoga beliau

beristirahat dengan tenang.

17. Kantin emak yang selalu mengizinkan tempatnya untuk kompromi bersama

kawan-kawan perjuangan dalam mengerjakan tugas dan skripsi ini.


(10)

18. Dan teman-teman seluruh angkatan 2005 sampai 2007 terima kasih untuk selama

ini, dan untuk pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

19. Saudari Cici yang telah sangat membantu dalam proses penggandaan surat-surat

untuk menyelesaikan persyaratan ujian sampai selesai.

20. Universitas Lampung, khususnya Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT menerima dan membalas semua kebaikan yang kita perbuat,

mudah - mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang

membacanya.

Amin....

Bandar Lampung,

Penulis


(11)

ABSTRAK

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Oleh

JONI KURNIAWAN SAPUTRA

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, dinyatakan bahwa

setiap orang mempunyai derajat yang sama dalam memperoleh kesehatan yang

optimal. Namun hingga saat ini pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

masyarakat belum menghasilkan bentuk pelayanan seperti yang diharapkan.

Tingkat kesehatan masyarakat yang masih rendah dan biaya kesehatan yang

semakin mahal membuat banyak keluarga miskin tidak mampu menjangkau

pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit umum Daerah. Untuk memenuhi

hak rakyat atas kesehatan, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan telah

mengalokasikan dana bantuan

social sector

kesehatan yang digunakan sebagai

pembiayaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Jamkesda dibentuk

atas kebijakan Pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu agar

mendapatkan jaminan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah, namun

Pelaksanaan Jamkesda Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar

Lampung hanya peserta gakin yang masuk dalam daftar Jamkesda. Permasalahan

dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pelaksanaan Pelayanan Jaminan

Kesehatan Daerah di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar

Lampung? dan apa saja faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Pelayanan

Jamkesda di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung?

Untuk membahas permasalahan penelitian ini, maka digunakan pendekatan

yuridis normatif yang ditunjang dengan pendekatan yuridis empiris. yang

berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum

Dr. H. Abdul Moeloek.

Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaannya Jamkesda yang telah dijalankan

sejak tanggal 1 Juli 2008 di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar

Lampung, hanya peserta Gakin yang masuk dalam daftar Jamkesda yang berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit milik Pemerintah. Faktor

penghambat dalam pelaksanaan jamkesda di Rumah Sakit Abdul Moeloek adalah

Birokrasi yang dipersulit, sarana-sarana yang didapat pasien terkesan buruk,

kurangnya persediaan darah dan kurangnya loket pendaftaran Jamkesda. Sehingga

menjadikan masyarakat miskin menjadi skeptis, apatis terhadap dunia kesehatan.

Saran, diharapkan ke depan mengenai segala kekurangan dapat segera diperbaiki


(12)

dengan mengacu pada prosedur yang telah ditetapkan sehingga masyarakat

pengguna jamkesda dapat merasakan pelayanan yang optimal.


(13)

ABSTRACT

HEALTH SERVICES IN REGIONAL

GENERAL HOSPITAL DR. ABDUL MOELOEK

BANDAR LAMPUNG

By

JONI KURNIAWAN SAPUTRA

Under Article 4 of Law No. 23 of 1992, stated that everyone has the same degree

in obtaining optimal health. But until now the health services provided to the

community has not produced the type of services as expected. Levels are still low

public health and health care costs are increasingly expensive to make many poor

families cannot afford health care, especially in the Regional Hospital. To meet

the people's right to health, the government in this case the Ministry of Health has

allocated funding of social assistance that is used as a health sector financing for

the community, especially the poor. Jamkesda formed on the Government's policy

for the poor to get health insurance at the General Hospital, but the

implementation of the Regional General Hospital Jamkesda Abdul Moeloek

Bandar Lampung gakin only participant in the list Jamkesda. Problems in this

study is How Implementation of Health Insurance Services at the Regional

General Hospital Abdul Moeloek Bandar Lampung? and what are the limiting

factors in the implementation of Jamkesda Services at Regional General Hospital

Abdul Moeloek Bandar Lampung?

To address issues of this study, we used a normative juridical approach that is

supported by empirical juridical approach, related to service delivery Jamkesda

General Hospital Dr. H. Abdul Moeloek.

Jamkesda implementation based on research results that have been implemented

from the date of July 1, 2008 in General Hospital Abdul Moeloek Bandar

Lampung, only participants in the list Gakin Jamkesda are entitled to free health

care at the Hospital of the Government. Inhibiting factor in the implementation

Jamkesda Abdul Moeloek Hospital is a complicated bureaucracy, which means

the patient acquired a bad impression, the lack of blood supply and lack of counter

Jamkesda registration. So that makes the poor become skeptical, apathetic to the

world of health. Advice, is expected in the future about any shortcomings can be

remedied by reference to established procedures so that the user can feel

Jamkesda optimum service.


(14)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari ancaman bahaya yang akan menimpanya pada sewaktu-waktu tertentu, untuk itu kita hendaknya berusaha untuk menghindari segala macam bentuk bahaya yang akan mengancam kita, akan tetapi masih saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan misalnya dan atau terganggunya kesehatan jasmani kita.

Bahaya terbesar yang dihadapi seseorang dalam kehidupan adalah kehilangan atau kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dan penyakit yang menimpa dirinya dan atau keluarganya, yang dalam hal ini akan mengeluarkan biaya yang cukup besar, sehingga diperlukan suatu anggaran biaya yang benar-benar terencana guna mengantisipasi hal tersebut, namun bagi mereka yang tidak mampu merupakan hal yang sangat sulit, maka pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab bagi mereka yang kurang mampu untuk menjamin kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan dan keringanan biaya kesehatan.

Untuk membantu hal-hal tersebut di atas pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan memberikan jamkesda bagi mereka yang kurang mampu. Seperti tercantum dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, bahwa Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya Kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Berdasarkan pasal tersebut maka


(15)

2 pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada setiap keluarganya untuk menjamin kemudahan memperoleh pelayanan dan keringanan biaya kesehatan.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, dinyatakan bahwa setiap orang mempunyai derajat yang sama dalam memperoleh kesehatan yang optimal. Namun hingga saat ini pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum menghasilkan bentuk pelayanan seperti yang diharapkan. Tingkat kesehatan masyarakat yang masih rendah dan biaya kesehatan yang semakin mahal membuat banyak keluarga miskin tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit umum Daerah.

Pemerintah menyadari bahwa masyarakat, terutam masyarakat miskin sulit untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Kondisi tersebut semakin memburuk karena mahalnya biaya kesehatan, akibatnya pada kelompok masyartakat tertentu sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi hak rakyat atas kesehatan, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan telah mengalokasikan dana bantuan social sector kesehatan yang digunakan sebagai pembiayaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin.

Keluarga miskin disini adalah orang atau keluarga yang sama sekali tidak mempunyai suatu sumber mata pencarian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan atau orang-orang yang mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak. Setiap Rumah Sakit Pemerintah di Lampung diberi subsidi dana oleh pemerintah untuk dapat melayani keluarga miskin yang berobat ke Rumah Sakit


(16)

3 Umum Daerah tersebut secara Cuma-Cuma. Peserta Jamkesda yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan surat keterangan tidak mampu dari RT dan kelurahan, rujukan dari puskemas. Apabila berkas atau persyaratan telah lengkap, petugas Rumah Sakit lansung menangi, namun bila persyaratan belum lengkap maka petugas Rumah Sakit memberikan jangka waktu 2x24 jam untuk melengkapi berkas-berkas yang belum lengkap.

Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan melakukan berbagai kegiatan berupa pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Akan tetapi pada kenyataanya peneliti beberapa kali menemukan keluhan-keluhan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Beberapa diantaranya terdapat salah satu warga miskin yang meminta agar pihak yang berwenang menegur kinerja pegawai di Rumah Sakit Daerah karena banyak oknum pegawainya yang bersikap acuh kepada pasien atau keluarga pasien yang tidak mampu.

Dalam penyelenggara program Jamkesda tersebut, perlu dilakukan peningkatan baik dalam mutu pelayanan kesehatan serta jangkauan kepesertaannya. Jamkesda dibentuk atas kebijakan Pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu agar mendapatkan jaminan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 bahwa setiap orang mempunyai derajat yang sama dalam memperoleh kesehatan yang optimal.


(17)

4 Pelaksanaan Jamkesda Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung masih sangat jauh dari harapan yang diinginkan khususnya oleh pengguna Jamkesda.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah Pelaksanaan Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah di RSUD? b. Apasaja faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di

RSUD?

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek dengan objek penelitian berupa pelayanan jaminan kesehatan daerah di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan faktor-faktor penghambat dalam pelayanan jaminan kesehatan Daerah di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Data yang dijadikan dasar penelitian ini dikumpulkan pada rentang tahun 2010-2011 dengan lingkup lokasi penelitian di wilayah Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek di Bandar Lampung. Kajian selanjutnya pelayanan jamkesda ini adalah mengenai prosedur administrasi bagi para pengguna jamkesda atau warga yang kurang mampu untuk memperoleh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek.


(18)

5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Pelayanan pelaksanaan Jamkesda.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pelayanan jamkesda di Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mejadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat untuk mengidentifikasi tentang masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan pelayanan jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek di Bandar Lampung.

b. Kegunaan praktis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat terhadap pemda agar lebih bagi petugas pelayanan jamkesda di lingkungan Rumah dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya.


(19)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Publik

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Imawan, 2005: 6).

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.

b. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik, yang dapat dibedakan lagi menjadi :

1) Bersifat primer dan, adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus


(20)

7 memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.

2) Bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.

Efektifitas pelayanan publik adalah taraf tercapainya hasil suatu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya (Imawan, 2005: 8).

Substansi pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan publik ini menjadi semakin penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat ramai yang memiliki keaneka ragaman kepentingan dan tujuan. Oleh karena itu institusi pelayanan publik dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah. Jika pemerintah, maka organisasi birokrasi pemerintahan merupakan organisasi terdepan yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dan jika non-pemerintah, maka dapat berbentuk organisasi partai politik, organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan yang lain (Imawan, 2005: 18).


(21)

8 Apapun bentuk institusi pelayanananya, maka yang terpenting adalah bagaimana memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, birokrasi sebagai ujung tombak pelaksana pelayanan publik mencakup berbagai program-program pembangunan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah.

Birokrasi yang dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan tersebut, seringkali diartikulasikan berbeda oleh masyarakat. Birokrasi di dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan (termasuk di dalamnya penyelenggaraan pelayanan publik) diberi kesan adanya proses panjang dan berbelit-belit apabila masyarakat menyelesaikan urusannya berkaitan dengan pelayanan aparatur pemerintahan. Akibatnya, birokrasi selalu mendapatkan citra negatif yang tidak menguntungkan bagi perkembangan birokrasi itu sendiri khususnya dalam hal pelayanan publik. Oleh karena itu, guna menanggulangi kesan buruk birokrasi seperti itu, birokrasi perlu melakukan beberapa perubahan sikap dan perilakunya antara lain (LAN, 1998: 34):

1. Birokrasi harus lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan pada hal pengayoman dan pelayanan masyarakat; dan menghindarkan kesan pendekatan kekuasaan dan kewenangan

2. Birokrasi perlu melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan organisasi modern, ramping, efektif dan efesien yang mampu membedakan antara tugas-tugas yang perlu ditangani dan yang tidak perlu ditangani (termasuk membagi tugas-tugas yang dapat diserahkan kepada masyarakat)


(22)

9 3. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan perubahan sistem dan prosedur

kerjanya yang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi modern yakni : pelayanan cepat, tepat, akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas, efesiensi biaya dan ketepatan waktu.

4. Birokrasi harus memposisikan diri sebagai fasilitator pelayanan publik dari pada sebagai agen pembaharu (change of agent ) pembangunan.

5. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari birokrasi yang kinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya lebih desentralistis, inovatif, flrksibel dan responsif.

Dari pandangan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik secara efektif dan efesien kepada masyarakat, salah satunya jika strukturnya lebih terdesentralisasi daripada tersentralisasi. Sebab, dengan struktur yang terdesentralisasi diharapkan akan lebih mudah mengantisipasi kebutuhan dan kepentingan yang diperlukan oleh masyarakat, sehingga dengan cepat birokrasi dapat menyediakan pelayanannya sesuai yang diharapkan masyarakat pelanggannya. Sedangkan dalam kontek persyaratan budaya organisasi birokrasi, perlu dipersiapkan tenaga kerja atau aparat yang benar-benar memiliki kemampuan (capabelity), memiliki loyalitas kepentingan (competency), dan memiliki keterkaitan kepentingan (consistency

atau coherency) (Suryono, 2008: 45).

Pengukuran kinerja pelayanan publik seringkali dipertukarkan dengan pengukuran kinerja pemerintah. Hal ini tidaklah terlalu mengherankan karena pada dasarnya pelaynan publik memang menjadi tanggung-jawab pemerinatah. Dengan


(23)

10 demikian, ukuran kinerja pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Demikian juga dengan organisasi swasta, kinerja pelayanan organisasi tersebut swasta sering dilihat sebagai kinerja pelayanan organisasi tersebut karena memang organisasi tersebut mejalankan pelayanan. Sehingga apabila organisasi tersebut menyelenggarakan pelayanan dengan baik, maka kinerja organisasi dapat dianggap baik. Dengan demikian kinerja organisasi dan kinerja pelayanan sesuatu organisasi ibarat dua sisi dari satu mata uang yang sama.

Berdasarkan review literatur diketemukan adanya beberapa indikator penyusun kinerja. Indikator-indikator ini sangat bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks penelitian yang dilakukan dalam proses penemuan dan penggunaan indikator tersebut. Beberapa diantara indikator tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. McDonald & Lawton (1977:75): output oriented measures throughput,

efficiency, effectiveness.

a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam suatu penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi.

2. Salim & Woodward (1992: 34): economy, efficiency, effectiveness, equity.

a. Economy atau ekonomis adalah penggunaan sumberdaya yang sesedikit mungkin dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.


(24)

11 b. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan

tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam suatu penyelenggaraan pelayanan publik.

c. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi.

d. Equity atau keadilan adalah pelayanan publik yang diselenggarakan dengan memperhatikan aspek-aspek kemerataan.

3. Lenvinne (1990: 79): responsiveness, responsibility, accountability.

a. Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers.

b. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stake holders, seperti nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

4. Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990: 56): tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty.

a. Tangibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers.


(25)

12 b. Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk menyelenggarakan

pelayanan yang dijanjikan secara akurat.

c. Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong customer dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas.

d. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customers.

e. Emphaty adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

provider kepada customer.

5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004: Asas Pelayanan.

a. Transparansi b. Akuntabilitas c. Kondisional d. Partisipatif e. Kesamaan hak

f. Keseimbangan hak dan kewajiban.

6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63 Tahun 2004: Prinsip Pelayanan Publik.

a. Kesederhanan b. Kejelasan c. Kepastian Waktu d. Akurasi


(26)

13 f. Tanggung jawab

g. Kelengkapan sarana dan prasarana h. Kemudahan akses

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan j. Kenyamanan

7. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004: Satndar pelayanan publik.

a. Prosedur Pelayanan b. Waktu penyelesaian c. Biaya pelayanan d. Produk pelayanan e. Sarana dan Prasarana

f. Kompetisi petugas pemberi pelayanan

8. Gibson, Ivancevich & Donnelly (1990: 112): Kepuasan, efisiensi, produksi, perkembangan, keadaptasian, dan kelangsungan hidup.

a. Kepuasan, artinya seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan anggotanya.

b. Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara keluaran dan masukan. c. Produksi adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan organisasi untuk

menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh lingkungan.

d. Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di lingkungannya.


(27)

14 e. Pengembangan adalah ukuran yang mencerminkan kemampuan dan

tangungjawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan potensinya untuk berkembang.

Sebagaimana dapat dicermati dalam review tersebut di atas, indikator-indikator kinerja sangat bervariasi. Akan tetapi dari sekian banyak indikator tersebut, kesemuanya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu indikator kinerja yang berorientasi pada proses dan indikator yang berorientasi pada hasil. Adapun pengelompokkan indikator-indikator tersebut

B. Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek.

Jaminan Kesehatan Daerah adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi warga yang kurang mampu yang diselenggarakan secara merata di ruang lingkup Rumah Sakit Umum Daerah, agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi warga yang kurang mampu. Jamkesda merupakan perwujudan pemenuhan hak rakyat atas kesehatan dan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Nasional (SJSN), dan merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

1. Ketentuan Umum Jamkesda

Ketentuan Umum Jamkesda Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Jamkesda: a) Setiap peserta Jamkesda mempunyai hak-hak mendapat pelayanan kesehatan


(28)

15 serta pelayanan kesehatan rujukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), rawat inap tingkat lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat.

b) Pelayanan Kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan.

c) Pelayanan obat di Rumah Sakit Daerah dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah Sakit,

Instalasi Farmasi atau Apotek Rumah Sakit bertanggung jawab menyediakan semua obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang diperlukan.

2) Untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan yang dikirim lansung melalui pihak ketiga Franko Kabupaten/Kota. d) Pelayanan kesehatan RJTL dan RITL di Rumah Sakit mencangkup: Tindakan,

Pelayan obat, Penunjang diagnostik, Pelayanan darah serta pelayanan lainnya dilakukan secara terpadu sehingga biaya pelayanan kesehatan diklaimkan dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta jamkesda tahun 2008, atau sesuai penggunaannya.

e) Peserta tidak dibebankan biaya diluar kelengkapan berkas-berkas individu. f) Pelayanan kesehatan RJTL dan RITL di Rumah Sakit Daerah mencangkup:

Tindakan, Pelayanan obat, Penunjang diagnostik, Pelayanan darah serta pelayanan lainnya dilakukan secara terpadu sehingga biaya pelayanan kesehatan diklaim dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta jamkesda, atau pengguna INA-DRG, sehingga dokter berkewajiban melakukan penegakan diagnosa sebagai dasar pengajuan.


(29)

16 2. Tata Laksana Jamkesda

Tata laksana jamkesda memiliki ketentuan umum, sebagai berikut:

a) Peserta program Jamkesda adalah setiap orang yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) berhak mendapatkan pelayanan kesehatan setelah mendapat surat pernyataan dari RT dan kelurahan yang menerangkan bahwa warga tersebut memang kurang mampu. KTP sementara tidak diperbolehkan kecuali dalam keadaan/kondisi tidak tersedianya blangko KTP maka yang mendatangi adalah pihak Kantor Kecamatan setempat (Sekretaris Kecamatan) sedangkan penerbitan KTP sementara dari Kepala Desa dinyatakan tidak berlaku.

b) Pegawai negeri sipil (PNS) Anggota TNI/POLRI dan karyawan BUMN/BUMD tidak dibenarkan ikut program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

C. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit bagi Keluarga Miskin

1. Pengertian Keluarga Miskin

Berbicara keluarga miskin amatlah komplek, karena adanya banyak faktor yang perlu diperhatikan dan sifatnya multidimensional, yang artinya dikarenakan kebutuhan manusia itu banyak. Maka pengertian keluarga miskin dapat dilihat dari pengertian kemiskinan itu sendiri, yang juga meliputi banyak aspek, seperti: a. Kemiskinan primer, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh miskinnya

sumber daya produksi, miskin organisasi sosial politik, dan miskin pengetahuan dan keterampilan


(30)

17 b. Kemiskinan sekunder, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh miskinnya

jaringan sosial, sumber keuangan dan informasi.

Kategori Keluarga Miskin menurut Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1981 Kategori keluarga miskin adalah orang atau keluarga yang sama sekali tidak mempunyai suatu sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang-orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.

Dari pengertian diatas dapat ditarik gambaran bahwa keluarga miskin pada umumnya adalah mereka yang tidak memiliki sumber mata pencaharian atau bila ada tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup yang pokok sekalipun yang layak bagi kemanusiaan.

Indikator keluarga miskin penerima bantuan pada program kesehatan menurut Instruksi Gubernur No. INST/10/B.IV/HK/2002 mengacu pada data Keluarga Pra Sejatera – Alasan Ekonomi (KPS-ALEK) tahap I Alasan Ekonomi (KS I ALEK) yang dikeluarkan oleh BKKBN. Indikator keluarga prasejatera menurut BKKBN adalah:

a. Pada umumnya keluarga pra sejatera tidak makan dua kali sehari atau lebih; b. Anggota keluarga pra sejatera tidak memiliki pakaian yang berbeda dirumah,

bekerja, keluar dan berpergian; c. Bagian lantai yang terluas tanah;

d. Jika ada anggota dari keluarga pra sejatera yang sakit tidak dibawa kesarana kesehatan.


(31)

18 2. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan disebut sarana kesehatan.

Tujuan utama dari rumah sakit sebagai sarana kesehatan masyarakat adalah membantu komunitas dalam mengurangi timbulnya kesakitan dan meningkatkan kesehatan umum masyarakat. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkisinambungan (Siregar, 2004).

Rumah sakit pada umumnya memiliki tugas menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut keputusan Mentri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004).


(32)

19 Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan. Maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit memberikan pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga merupakan fungsi yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Rumah sakit memiliki pelayanan bagi penderita yang lansung dari rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan penderita melibatkan pemeriksaan dan diagnosa, pengobatan penyakit atau luka, pencegahan, rehalibitasi, perawatan dan pemulihan kesehatan.

Menurut Alexandra Irianti Dewi (2008:383) Rumah Sakit adalah salah satu dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan atau lebih cepat disebut sebagai sarana kesehatan. Menurut Permenkes No. 159b/Men.Kes/Per/II/1998 Tentang Rumah Sakit disebutkan sebagai sarana upaya kesehatan serta upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

Rumah Sakit sebagai salah satu sarana penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Tugasnya adalah melaksanakan upaya kesehatan yang mengutamakan penyembuhan dan


(33)

20 pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan pasal 7 No. 23 Tahun 1992 tentang Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

Peran dan fungsi Rumah Sakit sebagai tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan yang profesional akan erat kaitannya dengan 3 unsur, yaitu:

c. Unsur mutu yang dijamin kualitasnya

d. Unsur keuntungan atau dimanfaat yang tercermin dalam mutu pelayanan, dan e. Hukum yang mengatur perumahsakitan secara umum dan kedokteran dan atau

medik khususnya (Hermien Hdiati K, 2002:118).

F. Peran Pemerintah dalam Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek di Bandar Lampung.

Kewajiban Pemerintah untuk mewujudkan kesejateraan umum bagi masyarakat

(welfare state) terlebih bagi masyarakat yang kurang mampu, menyebabkan terjadinya peralihan dari prinsip staatsonthouding menjadi perinsip

staatsbemoeinis yaitu perinsip yang menghendaki negara dan pemerintah terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Menurut E. Utrecht, sejak negara turut serta secara aktif dalam pergaulan kemasyarakatan, lapangan pekerjaan pemerintah makin lama makin luas.

Dalam penyelenggaraan kesehatan di masyarakat, diperlukan suatu peningkatan pembangunan di bidang kesehatan. Dalam hal ini Pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab agar tujuan pembangunan bidang kesehatan mancapai hasil yang optimal melalui pemanfaatan tenaga, sarana, dan prasarana, baik dalam


(34)

21 jumlah (kuantitas) maupun mutu (kualitas). Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat terlebih warga kurang mampu yang optimal. Terciptanya masyarakat Indonesia seperti ini ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki kesehatan yang optimal bagi seluruh warga yang kurang mampu.

Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menjalankan otonomi seluas-luasnya yaitu untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam Pasal 13 Ayat (1), Butir (e) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU No. 32 Tahun 2004), disebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Propinsi. Dengan demikian dalam menangani bidang kesehatan, situasi, kondisi dan potensi daerah perlu diakomondasi dalam rangka melaksanakan pembangunan kesehatan agar lebih efesien. Pasal 22, Ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004, menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.

Perkembangan Jamkesda di daerah-daerah maju sudah sedemikian baiknya. Setiap orang merasakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejateraan sosial Pasal 2 ayat (1) yang dimaksud dengan kesejateraan


(35)

22 sosial suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material dan spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. Yang dimaksud dengan jaminan sosial menurut Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 yaitu sebagai perwujudan dari pada sekuritas sosial adalah seluruh sistem perlindungan dan pemeliharaan kesejateraan sosial bagi warga negara yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan masyarakat guna memelihara taraf kesejateraan sosial.


(36)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Untuk membahas permasalahan penelitian ini, maka digunakan pendekatan yuridis normatif yang ditunjang dengan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara menelusuri dan menelaah berbagai teori-teori dan konsep-konsep tentang pelaksanaan pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek. Pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara dan mengumpulkan informasi terhadap pihak-pihak yang dianggap mengetahui masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek.

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data lapangan dan data kepustakaan. Sedangkan jenis data dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer, yaitu data yang lansung dikumpulkan oleh peneliti (Soemali Suryabrata, 2000:85). Data primer ini didapat dari penelitian lapangan yang berupa keterangan dari aparat yakni data yang didapat dari keterangan atau penjelasan yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berhubungan dengan Pelyanan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di Rumah Sakit Daerah Bandar Lampung, yaitu Direktur RSUD.


(37)

24 2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara

mengutip, menelaah dan mencatat bahan-bahan peraturan dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Data sekunder ini terdiri dari:

a. Bahan HukumPrimer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat (Soerjono Soekanto, 1990:52).

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer (Soerjono Soekanto, 1990:52).

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum lain yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan hukum sekunder, seperti hasil penelitian, Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel-ertikel di internet dan bahan-bahan lain yang sifatnya karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengelolaan Data 1. Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data yang akurat dalam penelitian ini ditempuh prosedur sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.


(38)

25 b. Studi Lapangan (Field Research)

Studi Lapangan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara yang dilakukan terhadap para pihak-pihak yang berkaitan.

2. Pengolahan Data

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Rekonstruksi Data (reconstrusion), yaitu menyusun ulang data secara teratur, berurutan dan logis, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

b. Penelaah Data (editing), yaitu pemeriksaan data yang terkumpul yang sudah dianggap lengkap, relevan dan jelas.

c. Sistematika data (systematizing), yaitu penempatan data menurut kerangka sistematika pokok bahasan berdasarkan urutan masalah.

D. Analisis Data

Data yang telah terkumpul dan tersusun secara sistematis kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu mengungkapkan dan memahami kebenaran masalah serta pembahasan dengan menafsirkan data yang diperoleh kemudian menuangkannya dalam bentuk kalimat yang tersusun secara terinci dan sistematis yang mengacu pada perundang-undangan yang berlaku.


(39)

26 Dari analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan secara induktif, yaitu cara berfikir dalam mengambil suatu kesimpulan secara umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.


(40)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.

Abdul Moeloek yaitu hanya peserta Jamkesda yang dulunya gakin masuk

dalam daftar Jamkesda yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek, yang mengacu kepada

prosedur yang telah ditetapkan.

b. Faktor penghambat dalam Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda yaitu :

1. Birokrasi yang masih dipersulit.

2. Adanya pembedaan ruang kelas perawatan.

3. Sarana yang kurang memadai sehingga terkesan buruk, prasarana lain

seperti kipas angin dan air bersih yang tidak tersedia.

4. Adanya keterbatasan loket

Sehingga menjadikan

keluarga pasien

mengantri serta masih kurangnya persediaan darah dari PMI.


(41)

43

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu:

a. Diharapkan ke depan mengenai birokrasi agar diperbaiki agar lebih efisien dan

optimal sehingga dapat mempermudah keluarga pasien mengurus persyaratan

yang dibutuhkan.

b. Untuk permasalahan sarana dan prasarana, diharapkan pihak rumah sakit

dapat memperbaiki kekurangan sehingga memberi kemudahan terhadap

pasien di layanan rawat inap, dan menambahkan loket pendaftaran pada

masing-masing poliklinik serta membuka bank darah di dalam area rumah

sakit dengan tetap mengkoordinasikan bersama pihak PMI baik menyangkut

pengadaan darah maupun sistem pembiayaannya mengacu pada prosedur yang

telah ditetapkan.


(42)

DAFTAR ISI

Halaman

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup...

4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...

4

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual...

5

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Publik...

6

B. Pelaksanaan Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah ...

14

C. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit bagi Keluarga Miskin ...

17

III.

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah...

24

B. Jenis dan Sumber Data ...

24

C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data...

25

D. Analisis Data ...

26

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...

27

B. Permasalahan yang Dihadapi Mengenai Pelayanan

Jamkesda di RSUD Abdul Moeloek

…………

...

36

C. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Pelayanan

Jamkesda di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung ...

39


(43)

V.

PENUTUP

A. Kesimpulan ...

42

B. Saran...

43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandra Irianti Dewi, 2008.

Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik dengan

Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSDUD Semarang. Skripsi.

Gibson, Ivancevich & Donnelly, 1990.

Organisasi Jilid I, Terjemahan Darkasih.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hermien Hadiati K, 2002.

Hukum Untuk Perumahsakitan. PT. Citra Aditya Bakti.

Bandung.

Imawan, 2005.

Pelayanan Publik di Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

LAN, 1998.

Reformasi Karakter Manusia dalam Pembangunan. Yogyakarta.

UGM

Lenvinne, 1990.

Responsiveness, Responsibility, Accountability. Free Print

Mobile Collections Report Document

McDonald & Lawton, 1977.

Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Kabupaten dan Kota.

Keputusan Menteri Kesehatan No.686/Menkes/SK/VI/2010 tentang pembentukan

jaminan kesehatan

Salim & Woodward, 1992.

Analisis Pelayanan Publik. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta

Soerjono Soekanto, 1990.

Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Rajawali. Jakarta

Suryono, 2008.

Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Zeithaml, Parasuraman & Berry, 1990. Delivering Quality. Service: Balancing

Customer Perception and Expextation. Jurnal of Marketing Vol. 49.


(45)

2


(1)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek yaitu hanya peserta Jamkesda yang dulunya gakin masuk dalam daftar Jamkesda yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek, yang mengacu kepada prosedur yang telah ditetapkan.

b. Faktor penghambat dalam Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda yaitu : 1. Birokrasi yang masih dipersulit.

2. Adanya pembedaan ruang kelas perawatan.

3. Sarana yang kurang memadai sehingga terkesan buruk, prasarana lain seperti kipas angin dan air bersih yang tidak tersedia.

4. Adanya keterbatasan loket Sehingga menjadikan keluarga pasien mengantri serta masih kurangnya persediaan darah dari PMI.


(2)

43

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu: a. Diharapkan ke depan mengenai birokrasi agar diperbaiki agar lebih efisien dan

optimal sehingga dapat mempermudah keluarga pasien mengurus persyaratan yang dibutuhkan.

b. Untuk permasalahan sarana dan prasarana, diharapkan pihak rumah sakit dapat memperbaiki kekurangan sehingga memberi kemudahan terhadap pasien di layanan rawat inap, dan menambahkan loket pendaftaran pada masing-masing poliklinik serta membuka bank darah di dalam area rumah sakit dengan tetap mengkoordinasikan bersama pihak PMI baik menyangkut pengadaan darah maupun sistem pembiayaannya mengacu pada prosedur yang telah ditetapkan.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Publik... 6

B. Pelaksanaan Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah ... 14

C. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit bagi Keluarga Miskin ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah... 24

B. Jenis dan Sumber Data ... 24

C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data... 25

D. Analisis Data ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

B. Permasalahan yang Dihadapi Mengenai Pelayanan Jamkesda di RSUD Abdul Moeloek…………... 36

C. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung ... 39


(4)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 42 B. Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandra Irianti Dewi, 2008. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSDUD Semarang. Skripsi.

Gibson, Ivancevich & Donnelly, 1990. Organisasi Jilid I, Terjemahan Darkasih. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hermien Hadiati K, 2002.Hukum Untuk Perumahsakitan. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Imawan, 2005.Pelayanan Publik di Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. LAN, 1998. Reformasi Karakter Manusia dalam Pembangunan. Yogyakarta.

UGM

Lenvinne, 1990. Responsiveness, Responsibility, Accountability. Free Print Mobile Collections Report Document

McDonald & Lawton, 1977. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten dan Kota.

Keputusan Menteri Kesehatan No.686/Menkes/SK/VI/2010 tentang pembentukan jaminan kesehatan

Salim & Woodward, 1992. Analisis Pelayanan Publik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Soerjono Soekanto, 1990.Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Rajawali. Jakarta Suryono, 2008.Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Zeithaml, Parasuraman & Berry, 1990. Delivering Quality. Service: Balancing Customer Perception and Expextation. Jurnal of Marketing Vol. 49.


(6)

2