Uji Coba Instrumen METODE PENELITIAN

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu urin dan proses pembentukan urin 2. Angket Faisal dan Waseso 1982: 178 menyatakan angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket jenis tertutup atau angket terbatas. Angket yang demikian biasanya meminta jawaban dengan pola “ya” atau “tidak”. Angket ini digunakan bertujuan untuk menunjang data utama dan mengetahui tanggapan siswa tentang kegiatan praktikum uji urin dan pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin serta identifikasi kesulitan yang dihadapi siswa dan menggali pengalaman siswa sebelumnya. Angket diberikan setelah selesai kegiatan praktikum uji urin dilakukan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk respon “ya” atau“tidak”. Kisi-kisi angket akan disajikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut : Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket NO. Jenis Pertanyaan No. Pertanyaan 1. Pengalaman membuat tabel hasil pengamatan 1,8 2. Pengalaman membuat grafik tabel hasil pengamatan 2,9 3. Pengalaman menjelaskan hasil pengamatan 3 4. Guru mata pelajaran biologi mengadakan kegiatan pembelajaran dengan praktikum 10 5. Pengalaman membuat kesimpulan 4 6. Tanggapan siswa mengenai pertanyaan pada LKS praktikum uji urin 5 7. Tanggapan siswa tentang praktikum uji urin 6 8. Tanggapan siswa tentang materi sistem ekskresi 7

E. Uji Coba Instrumen

Analisis instrumen ditujukan untuk mengidentifikasi instrumen tersebut layak digunakan atau tidak. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yang sebelumnya di uji coba terlebih dahulu kepada kelas non sampel untuk mengetahui kelayakan dari instrument tersebut. Pertanyaan KPS yang Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diujicobakan sebanyak 11 pertanyaaan dan dilakukan analisis pertanyaan meliputi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7. 1. Menghitung Reliabilitas Tes Instrumen penelitian dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg Arikunto, 2009. Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut : r11 = � � − 1 � 2 − pq � 2 Keterangan: r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi item yang menjawab dengan salah pq : Jumlah perkalian p dan q n : Banyaknya item S 2 : Standar deviasi tes Tabel 3.4 Tafsiran Tingkat Reabilitas Indeks Reabilitas Kriteria Tingkat Reabilitas 0,80- 1,00 Sangat Tinggi 0,60- 0,79 Tinggi 0,20- 0,59 Rendah 0,00- 0,19 Sangat Rendah Arikunto, 2009 2. Menghitung Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan instrumen penelitian tes. Suatu tes yang digunakan harus bisa mengukur apa yang hendak di ukur. Tes yang valid yaitu merupakan tes yang mampu mengukur apa yang Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu telah dipelajari secara akurat. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang ditentukan Arikunto, 2009. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson dengan formula sebagai berikut: } { } { 2 2 2 2            Y Y N X X N Y X XY N Rxy Keterangan : r xy = Koefesien relasi antar variabel x dan y yang dikorelasikan validitas item X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa N = Jumlah total seluruh siswa X = jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes tersebut Tabel 3.5 Tafsiran Skor Tingkat Validitas Harga Koefesien Korelasi Kriteria Tingkat Validitas 0,80 – 01,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi 0,40 – 0,59 Cukup 0,20 – 0,39 Rendah 0,00 – 0,19 Sangat Rendah Arikunto, 2009 3. Menghitung Tingkat Kesukaran Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian sebaiknya memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda dengan tujuan mengukur kemampuan siswa. Instrumen diklasifikasikan menjadi kategori mudah, sedang dan sukar. Klasifikasi dilakukan dengan merujuk pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Tafsiran Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria Kesukaran 0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah Arikunto, 2009 Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tingkat kesukaran instrumen berupa tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P = B Js Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta test 4. Menghitung Daya Pembeda Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kualitas instrument dalam membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Arikunto, 2009. Rentang daya pembeda adalah dari -1 sampai +1. Daya pembeda yang baik adalah yang memiliki nilai mendekati +1, hal itu berarti soal mampu membedakan anak berkemampuan tinggi dengan anak berkemampuan rendah. Apabila soal mendekati -1, maka soal tersebut memiliki daya pembeda yang jelek karena siswa yang berkemampuan tinggi dianggap tidak pintar berkemampuan rendah dan sebaliknya siswa berkemampuan rendah dianggap pintar berkemampuan tinggi. Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan pada Tabel 3.7. Perhitungan daya pembeda dapat dilakukan dengan rumusan sebagai berikut: B A B B D = - J A J B Keterangan: D : Daya pembeda B A : Banyak jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar J A : Banyak jumlah peserta kelompok atas B B : Banyak jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J B : Banyak jumpah peserta kelompok bawah P A : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7 Tafsiran Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali Arikunto, 2009 Berdasarkan analisis uji coba instrumen dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7 meperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Instrumen Kategori Uji Coba Instrumen Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Reliabilitas Sangat tinggi - - Tinggi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11 Cukup - - Rendah - - Sangat rendah - - Validitas Instrumen Sangat rendah 4 1 Rendah 1 1 Cukup 2,3,5,7,8,9,11 7 Tinggi 6,10 2 Kategori Uji Coba Instrumen Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Tingkat Kesukaran Sangat mudah 9,11 2 Mudah 3,4,5,6,8,10 6 Sedang 1,2,7 3 Sukar - - Daya Pembeda Sangat baik 2,3,5,6,7,8,9,10 8 Baik - - Cukup 1,11 2 Buruk - - Sangat buruk 4 1 Instrumen yang diujicobakan berupa 11 pertanyaan yang terdapat dalam LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian, untuk pertanyaan yang memiliki validitas „‟rendah‟‟ dan „‟sangat rendah‟‟, daya pembeda „‟sangat Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu buruk ‟‟ dan pertanyaan yang memiliki tingkat kesukaran „‟sedang‟‟ direvisi dan digunakan kembali untuk menjaring keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa. Perhitungan analisis uji coba instrumen yang telah diujicobakan selengkapnya terlampir pada Lampiran B.1.

F. Prosedur Penelitian