Model pemrosesan informasi Latar Belakang Penelitian

Ernita Aprilianti, 2014 IMPLEMENTASI ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terjadi proses penyesuaian antara nilai dari objek melalui pengamatan dengan penghayat. 3. mengevaluasi; yaitu kemampuan memberi kritik pada seni, dan 4. berapresiasi; yaitu bila perasaan orang yang berapresiasi telah tergetar oleh seni dan hanyut bersama-sama seni itu, seakan-akan ia merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh pencipta seni itu. Saat peneliti melakukan kegiatan pra-observasi di SMPN 29 Bandung, peneliti menemukan bahwa siswa masih terbatas dalam proses pencapaian sebuah apresiasi pada pelajaran seni budaya. Hal ini ditunjukkan dimana siswa masih kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kurang percaya diri dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka saat guru mengajukan sebuah pertanyaan, kurangnya kreativitas dalam bereksplorasi gerak, kurangnya kemampuan menganalisis dan berobservasi sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan. Kurangnya apresiasi siswa ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik itu metode pengajaran yang digunakan, model, maupun pendekatanyang dilakukan oleh guru yang menyebabkan kurangnya kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi. Karena dewasa ini, model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah model yang pusat pembelajarannya ada pada siswa student centered . Artinya siswa yang harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Fawaid Mirza 2009:31 mengemukakan empat rumpun model mengajar yakni sebagai berikut:

1. Model pemrosesan informasi

Information Processing Models yang berorientasi pada pengembangan kemampuan peserta didik dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka dengan menitikberatkan pada aspek intelektual akademis.2.Model personal Personal Models yang berorientasi kepada pengembangan diri pribadi peserta didik, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungan, dengan menitikberatkan pada aspek kehidupan emosional.3. Model interaksi sosial Social Interaction Models yang berorientasi kepada pengembangan kemampuan peserta didik dalam bekerjasama dengan orang lain, berperan aktif dalam proses demokratis, dan bekerja dengan produktif di dalam masyarakat dengan menitikberatkan aspek kehidupan sosial.4. Model sistem perilaku Ernita Aprilianti, 2014 IMPLEMENTASI ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Behaviorial Models yang berorientasi kepada kemampuan menguasai fakta, konsep, keterampilan, dan kemampuan mengurangi kecemasan serta meningkatkan ketenangan dengan menitikberatkan pada aspek perbuatan perilaku yang dapat diamati. Terkait mengenai hal tersebut, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Advance Organizer sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang termasuk ke dalam rumpun model mengajar model pemrosesan informasi. Dengan model ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka dengan menitikberatkan pada aspek intelektual akademis, sehingga tingkat apresiasi siswa pun dapat meningkat. Model pembelajaran Advance Organizer adalah menyediakan apa yang David Ausubel sebut sebagai “ intellectual scaffolding ” atau perancah intelektual, pada siswa untuk menyusun gagasan-gagasan dan fakta-fakta yang mereka temui selama pembelajaran. Dalam istilah Indonesia, Advance Organizer dimaknai pengaturan awal, pembangkit motivasi dan lain-lain.Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara yang paling efisien. Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, maka siswa akan semakin belajar sepenuhnya. Jadi, mengapa tidak menyediakan perancah gagasan-gagasan terlebih dahulu dalam materi kali ini ?Biarlah siswa berada dalam rahasia struktur, yang meliputi pemahaman tentang bagaimana perancah itu secara terus-menerus muncul melalui penelitian-penelitian berikutnya, sehingga pemikiran dapat aktif sebagai kemajuan pembelajaran. Ausubel dalam Fawaid Mirza, 2009:279 Pada model pembelajaran Advance Organizer , model pembelajaran dilakukan secara deduktif, yaitu dari umum ke khusus.Dalam arti sebenarnya AdvanceOrganizer ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan yang sedang dimilikinya sehingga informasi baru dapat dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya. Advance organizer diartikan juga sebagai kerangka isi Ernita Aprilianti, 2014 IMPLEMENTASI ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengait. Saat ini, pengertian Advance Organizer mungkin dianggap sebagai alat yang dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan preview terhadap bahan yang dipelajari untuk membantu siswa mengorganisasi, mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari. Advanced Organizer mencakup bahan pengajaran verbal sederhana, chart , diagram, dan peta semantik. Seperti yang diterjemahkan oleh Fawaid Mirza 2009:288-291 menjelaskan bahwa, “sintaksis model Advance Organizer mencakup tiga tahapan besar, yaitu presentasi Advance Organizer , presentasi materi, dan penguatan pengolahan kognitif ”. Dalam penyajian model Advance Organizer ini peneliti menggunakan media pembelajaran untuk membantu dalam proses penyampaian materi di dalam kelas. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media gambar dan video tari, karena dengan media tersebut siswa dapat menganalisis dengan mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi secara langsung sehingga dapat merangsang siswa untuk meningkatkan apresiasinya, dan kemampuan analisis tersebut adalah bagian daripada pendekatan scientific. Berdasarkan kondisi dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di dalam kelas dengan judul : “IMPLEMENTASI ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG ”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian