S SDT 1002210 Chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga sangat berperan dalam sebuah pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada cara menggali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya termasuk kepada peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh Munandar (2002:4) bahwa:

Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.

Hal ini juga tercermin dalam rumusan tujuan pendidikan nasional dan tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, yaitu: pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Semua itu tentunya menjadi landasan diadakannya pendidikan di suatu bangsa.


(2)

Dari sekian banyak unsur pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan.Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijazah.Banyak definisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli dan secara konseptual Oliviadalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007) mengungkapkan bahwa kurikulum adalah “perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat”.

Di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan kurikulum dan yang terbaru yaitu kurikulum 2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa jenjangpun sudah dimulai di tahun pembelajaran 2013/2014. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).

Pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau presentasi.

Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan sensitivitas dan kreativitas sehingga terbentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis pada siswa secara


(3)

menyeluruh. Pendidikan seni di sekolah juga lebih berorientasi pada penyiapan siswa sebagai apresiator seni yang mendapat pengalaman baik apresiasi, kreasi dan demonstrasi (bagaimana siswa belajar menari), bukan sebagai seniman (bagaimana siswa pandai menari). Oleh karena itu, “...Pengalaman kreatif bagi anak mesti menjadi bagian utama dalam pendidikan” (Masunah, Juju & Narawati,2003:249-250).Untuk memunculkan kegiatan ini, tugas guru sebagai pendidik adalah bagaimana membuat rencana dan prospek dalam menata panggung belajar.

Konteks menata panggung belajar mempunyai empat aspek: suasana, landasan, lingkungan, dan rancangan.

1. Suasana kelas ; cara mengajar menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap pengajar terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. 2. Landasan adalah kerangka kerja ; tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi pengajar dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. 3. Lingkungan adalah cara pengajar menata ruang kelas ; pencahayaan warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar. 4. Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi. (De PorterBobbi, dkk. 1999:14)

Jika keempat aspek diatas berjalan dengan selaras, maka akan menciptakan rasa memiliki dan penghargaan. Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan senang hati, bukan karna keterpaksaan. Ini akan menjadi awal yang baik, karena dengan adanya motivasi belajar dari dalam diri siswa, mereka akan mudah mengapresiasi dalam pembelajaran seni tari, baik itu proses mengamati, menghayati, mengevaluasi, dan memeprsiapkan diri melalui berbiacara dan mempraktikkan gerakan-gerakan tarian yang diamatinya. Seperti yang diuraikan oleh Bastomi(1982) dalam Nurmala (2012:2) yaitu:

Tahapan apresiasi terdiri dari empat tahapan yakni : 1. kegiatan mengamati, yaitu pengamat melakukan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari objek, bentuk kegiatannya berupa observasi, meneliti dan menganalisa objek, sehingga terjadi tanggapan tentang objek itu. 2. menghayati; yaitu kegiatan mengadakan seleksi terhadap objek sehingga


(4)

terjadi proses penyesuaian antara nilai dari objek melalui pengamatan dengan penghayat. 3. mengevaluasi; yaitu kemampuan memberi kritik pada seni, dan 4. berapresiasi; yaitu bila perasaan orang yang berapresiasi telah tergetar oleh seni dan hanyut bersama-sama seni itu, seakan-akan ia merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh pencipta seni itu.

Saat peneliti melakukan kegiatan pra-observasi di SMPN 29 Bandung, peneliti menemukan bahwa siswa masih terbatas dalam proses pencapaian sebuah apresiasi pada pelajaran seni budaya. Hal ini ditunjukkan dimana siswa masih kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kurang percaya diri dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka saat guru mengajukan sebuah pertanyaan, kurangnya kreativitas dalam bereksplorasi gerak, kurangnya kemampuan menganalisis dan berobservasi sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan. Kurangnya apresiasi siswa ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik itu metode pengajaran yang digunakan, model, maupun pendekatanyang dilakukan oleh guru yang menyebabkan kurangnya kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi. Karena dewasa ini, model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah model yang pusat pembelajarannya ada pada siswa (student centered). Artinya siswa yang harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Fawaid & Mirza (2009:31) mengemukakan empat rumpun model mengajar yakni sebagai berikut:

1). Model pemrosesan informasi (Information Processing Models) yang berorientasi pada pengembangan kemampuan peserta didik dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka dengan menitikberatkan pada aspek intelektual akademis.2).Model

personal(Personal Models) yang berorientasi kepada pengembangan diri (pribadi) peserta didik, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungan, dengan menitikberatkan pada aspek kehidupan emosional.3). Model interaksi sosial(Social Interaction Models) yang berorientasi kepada pengembangan kemampuan peserta didik dalam bekerjasama dengan orang lain, berperan aktif dalam proses demokratis, dan bekerja dengan produktif di dalam masyarakat dengan menitikberatkan aspek kehidupan sosial.4). Model sistem perilaku


(5)

(Behaviorial Models) yang berorientasi kepada kemampuan menguasai fakta, konsep, keterampilan, dan kemampuan mengurangi kecemasan serta meningkatkan ketenangan dengan menitikberatkan pada aspek perbuatan perilaku yang dapat diamati.

Terkait mengenai hal tersebut, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Advance Organizer sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang termasuk ke dalam rumpun model mengajar model pemrosesan informasi. Dengan model ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka dengan menitikberatkan pada aspek intelektual akademis, sehingga tingkat apresiasi siswa pun dapat meningkat.

Model pembelajaran Advance Organizer adalah menyediakan apa yang David Ausubel sebut sebagai “intellectual scaffolding” atau perancah intelektual, pada siswa untuk menyusun gagasan-gagasan dan fakta-fakta yang mereka temui selama pembelajaran. Dalam istilah Indonesia, Advance Organizer dimaknai pengaturan awal, pembangkit motivasi dan lain-lain.Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara yang paling efisien. Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, maka siswa akan semakin belajar sepenuhnya.

Jadi, mengapa tidak menyediakan perancah (gagasan-gagasan) terlebih dahulu (dalam materi kali ini) ?Biarlah siswa berada dalam rahasia struktur, yang meliputi pemahaman tentang bagaimana perancah itu secara terus-menerus muncul melalui penelitian-penelitian berikutnya, sehingga pemikiran dapat aktif sebagai kemajuan pembelajaran. (Ausubel dalam Fawaid & Mirza, 2009:279)

Pada model pembelajaran Advance Organizer, model pembelajaran dilakukan secara deduktif, yaitu dari umum ke khusus.Dalam arti sebenarnya

AdvanceOrganizer ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan yang sedang dimilikinya sehingga informasi baru dapat dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya. Advance organizer diartikan juga sebagai kerangka isi


(6)

pengait. Saat ini, pengertian Advance Organizer mungkin dianggap sebagai alat yang dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan (preview) terhadap bahan yang dipelajari untuk membantu siswa mengorganisasi, mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari.Advanced Organizer mencakup bahan pengajaran verbal sederhana, chart, diagram, dan peta semantik. Seperti yang diterjemahkan oleh Fawaid & Mirza (2009:288-291) menjelaskan bahwa, “sintaksis model Advance Organizer mencakup tiga tahapan besar, yaitu presentasi Advance Organizer, presentasi materi, dan penguatan pengolahan kognitif”.

Dalam penyajian model Advance Organizer ini peneliti menggunakan media pembelajaran untuk membantu dalam proses penyampaian materi di dalam kelas. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media gambar dan video tari, karena dengan media tersebut siswa dapat menganalisis dengan mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi secara langsung sehingga dapat merangsang siswa untuk meningkatkan apresiasinya, dan kemampuan analisis tersebut adalah bagian daripada pendekatan scientific.

Berdasarkan kondisi dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di dalam kelas dengan judul: “IMPLEMENTASI

ADVANCE ORGANIZERBERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICPADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, teridentifikasi masalah yaitu masih kurangnya kemampuan siswa pada proses pencapaian sebuah apresiasi. Banyak faktor yang menyebabkan masih lemahnya apresiasi siswa tersebut baik karena metode yang digunakan, model, maupun pendekatan yang dilakukan oleh guru yang menyebabkan kurangnya kesempatan


(7)

siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi. Atas permasalahan ini peneliti merasa penting untuk melakukan sebuah penelitian.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut :

1. Bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientificdi kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran

Advance Organizerberbasis pendekatan scientificuntuk meningkatkan apresiasi siswa kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientific dalam peningkatan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari di kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui kemampuan apresiasi siswa kelas VII SMPN 29 Bandung dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan modelAdvance Organizerberbasis pendekatan scientific.Dimana, Advance Organizer adalah salah satu model dalam rumpun pemrosesan informasi. Dan pendekatan scientific

adalah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus


(8)

a. Memperoleh data kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 29 Bandung.

b. Memperoleh data proses penerapan model pembelajaran Advance Organizer

berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.

c. Memperoleh data hasil penerapan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari terhadap peningkatan apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Memberikan pemahaman mengenai penerapan model Advance Organizer

berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa dalam pembelajaran seni tari.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang model pembelajaran Advane Organizerdan pendekatan scientific yang merupakan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, sehingga penelitian ini bermanfaat bagi para pendidik khususnya di bidang mata pelajaran seni budaya, selain itu dapat menambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan peneliti.

b. Siswa

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena dapat mengukur sejauh mana siswa dapat menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan


(9)

menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa akan lebih aktif dan mengembangkan kreativitas diri mereka dengan pendekatan ilmiah yakni dengan proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (presentasi), sehingga apresiasinya terhadap seni tari dapat meningkat.

c. Guru Seni Budaya

Pendidik dapat mengukur sejauh mana model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientificdapat diterapkan dalam proses pembelajaran dan dapat tersampaikan secara maksimal atau tidak materinya. Dan dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Bandung

Agar pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana para pendidik dalam menjalankan profesinya sebagai guru seni budaya di sekolah, apakah dengan model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientific yang digunakan tersebut, materinya dapat tersampaikan dengan baik secara menyeluruh atau tidak.

e. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Sebagai sumber literatur bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah melalui model-model pembelajaran tertentu, serta dapat memberikan konstribusi dalam menambah sumber pustaka yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi para mahasiswa yang masih menimba ilmu di UPI.

F. Struktur Organisasi Penelitian BAB I : PENDAHULUAN

Bab I berisi uraian tentang latar belakang penelitianyang dilakukan yaitu karena permasalahan lemahnya kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari di SMPN 29 Bandung, maka peneliti menggunakan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan kemampuan


(10)

apresiasi siswa. Identifikasi masalah penelitian, yaitu lemahnya kemampuan apresiasi siswa tersebut mungkin dikarenakan kurangnya kesempatan siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atu presentasi pada proses belajar mengajar. Rumusan masalah penelitian, bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum diimplementasikan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran

Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, dan peningkatan apresiasi siswa setelah diimplementasikan model Advance Organizer berbasis pendekatan

scientific. Tujuan penelitian untuk memperoleh data tingkat kemampuan apresiasi siswa melalui implementasi Advance Organizer berbasis pendekatan scientific.

Manfaat penelitian yang dilakukan khususnya bagi peneliti sendiri, bagi siswa, guru seni budaya dan keterampilan, bagi sekolah, dan bagi jurusan peneliti. Struktur organisasi penelitian yang berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dari bab I hingga bab terakhir.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Bab II berisi uraian kajian pustaka yang memiliki peran sangat penting dimana pada bagian ini berisi tentang teori-teori yang sedang dikaji dalam penelitian dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang berfokus pada kajian penelitian terdahulu,pembelajaran seni tari (di dalamnya memaparkan pengertian pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran dan aplikasinya dalam pembelajaran seni tari), karakteristik siswa sekolah menengah pertama dan implikasinya dalam pembelajaran seni tari, model pembelajaran Advance Organizer(di dalamnya memaparkan model-model pembelajaran, pengertian

Advance Organizer, langkah-langkah Advance Organizer dan aplikasinya pada proses pengajaran), pendekatan scientific (di dalamnya memaparkan kurikulum 2013, pendekatan scientific dan aplikasinya pada proses pengajaran), apresiasi (di


(11)

dalamnya memaparkan pengertian apresiasi, dimensi apresiasi, dan fungsi, tujuan, dan manfaat apresiasi),dan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, tenaga, dan waktu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab III berisi uraian tentang metode penelitianyang digunakan, termasuk beberapa komponen lainnya yaitu, lokasinya di SMPN 29 Bandung, populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII dengan jumlah 620 orang, dan sampel penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas VII-C yang berjumlah 34 orang. Desain penelitian mulai dari persiapan penelitian sampai pelaksanaan penelitian. Metode penelitianyang digunakan yaitu metode quasi experiment dengan menggunakan pola one-group pretest-posttest design. Definisi operasional penjabaran dari judul penelitian berdasarkan batasan-batasan istilah yang digunakan. Instrumen penelitianyang terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan tes.Teknik pengumpulan datayang terdiri dari studi pustaka, observasi langsung, observasi berperanserta, wawancara, studi dokumentasi,dan tes. Analisis datayang berisi pemaparan data mengenai kemampuan apresiasi siswa yang didapatkan melalui data-data kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test dan post-test selama penelitian dilaksanakan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi uraian yang terdiri atas dua hal utama, yakni hasil penelitian atau pemaparan data, dan pembahasan hasil penelitian atau pembahasan data, di dalam bab ini juga terdapat hasil data saat melakukan pre-test dan post-test, dan juga ada hasil data dari pengujian uji hipotesis uji-t.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan bagian terakhir dalam sistematika penulisan skripsi yang meliputi simpulan dan saran.Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa


(12)

hasil penelitian berdasarkan hasil analisis pada bab IV diperoleh data tingkat apresiasi siswa signifikan meningkat. Sedangkan untuk saran atau rekomendasi yang ditulis setelah simpulan ditunjukkan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan yaitu pihak sekolah, guru seni budaya dan keterampilan, siswa, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang selanjutnya.


(1)

siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi. Atas permasalahan ini peneliti merasa penting untuk melakukan sebuah penelitian.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut :

1. Bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientificdi kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran

Advance Organizerberbasis pendekatan scientificuntuk meningkatkan

apresiasi siswa kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientific dalam peningkatan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari di kelas VII-C SMPN 29Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui kemampuan apresiasi siswa kelas VII SMPN 29 Bandung dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan modelAdvance Organizerberbasis pendekatan scientific.Dimana, Advance Organizer adalah salah satu model dalam rumpun pemrosesan informasi. Dan pendekatan scientific

adalah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus


(2)

a. Memperoleh data kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 29 Bandung.

b. Memperoleh data proses penerapan model pembelajaran Advance Organizer

berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.

c. Memperoleh data hasil penerapan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari terhadap peningkatan apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Memberikan pemahaman mengenai penerapan model Advance Organizer

berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa dalam pembelajaran seni tari.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang model pembelajaran Advane Organizerdan pendekatan scientific yang merupakan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, sehingga penelitian ini bermanfaat bagi para pendidik khususnya di bidang mata pelajaran seni budaya, selain itu dapat menambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan peneliti.

b. Siswa

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena dapat mengukur sejauh mana siswa dapat menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan


(3)

menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa akan lebih aktif dan mengembangkan kreativitas diri mereka dengan pendekatan ilmiah yakni dengan proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (presentasi), sehingga apresiasinya terhadap seni tari dapat meningkat.

c. Guru Seni Budaya

Pendidik dapat mengukur sejauh mana model pembelajaran Advance

Organizer berbasis pendekatan scientificdapat diterapkan dalam proses

pembelajaran dan dapat tersampaikan secara maksimal atau tidak materinya. Dan dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Bandung

Agar pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana para pendidik dalam menjalankan profesinya sebagai guru seni budaya di sekolah, apakah dengan model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientific yang digunakan tersebut, materinya dapat tersampaikan dengan baik secara menyeluruh atau tidak.

e. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Sebagai sumber literatur bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah melalui model-model pembelajaran tertentu, serta dapat memberikan konstribusi dalam menambah sumber pustaka yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi para mahasiswa yang masih menimba ilmu di UPI.

F. Struktur Organisasi Penelitian BAB I : PENDAHULUAN

Bab I berisi uraian tentang latar belakang penelitianyang dilakukan yaitu karena permasalahan lemahnya kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari di SMPN 29 Bandung, maka peneliti menggunakan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan kemampuan


(4)

apresiasi siswa. Identifikasi masalah penelitian, yaitu lemahnya kemampuan apresiasi siswa tersebut mungkin dikarenakan kurangnya kesempatan siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atu presentasi pada proses belajar mengajar. Rumusan masalah penelitian, bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum diimplementasikan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran

Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, dan peningkatan apresiasi siswa setelah diimplementasikan model Advance Organizer berbasis pendekatan

scientific. Tujuan penelitian untuk memperoleh data tingkat kemampuan apresiasi siswa melalui implementasi Advance Organizer berbasis pendekatan scientific.

Manfaat penelitian yang dilakukan khususnya bagi peneliti sendiri, bagi siswa, guru seni budaya dan keterampilan, bagi sekolah, dan bagi jurusan peneliti. Struktur organisasi penelitian yang berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dari bab I hingga bab terakhir.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Bab II berisi uraian kajian pustaka yang memiliki peran sangat penting dimana pada bagian ini berisi tentang teori-teori yang sedang dikaji dalam penelitian dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang berfokus pada kajian penelitian terdahulu,pembelajaran seni tari (di dalamnya memaparkan pengertian pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran dan aplikasinya dalam pembelajaran seni tari), karakteristik siswa sekolah menengah pertama dan implikasinya dalam pembelajaran seni tari, model pembelajaran Advance

Organizer(di dalamnya memaparkan model-model pembelajaran, pengertian

Advance Organizer, langkah-langkah Advance Organizer dan aplikasinya pada proses pengajaran), pendekatan scientific (di dalamnya memaparkan kurikulum 2013, pendekatan scientific dan aplikasinya pada proses pengajaran), apresiasi (di


(5)

dalamnya memaparkan pengertian apresiasi, dimensi apresiasi, dan fungsi, tujuan, dan manfaat apresiasi),dan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, tenaga, dan waktu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab III berisi uraian tentang metode penelitianyang digunakan, termasuk beberapa komponen lainnya yaitu, lokasinya di SMPN 29 Bandung, populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII dengan jumlah 620 orang, dan sampel penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas VII-C yang berjumlah 34 orang. Desain penelitian mulai dari persiapan penelitian sampai pelaksanaan penelitian. Metode penelitianyang digunakan yaitu metode quasi experiment dengan menggunakan pola one-group pretest-posttest design. Definisi operasional penjabaran dari judul penelitian berdasarkan batasan-batasan istilah yang digunakan. Instrumen penelitianyang terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan tes.Teknik pengumpulan datayang terdiri dari studi pustaka, observasi langsung, observasi berperanserta, wawancara, studi dokumentasi,dan tes. Analisis datayang berisi pemaparan data mengenai kemampuan apresiasi siswa yang didapatkan melalui data-data kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test dan post-test selama penelitian dilaksanakan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi uraian yang terdiri atas dua hal utama, yakni hasil penelitian atau pemaparan data, dan pembahasan hasil penelitian atau pembahasan data, di dalam bab ini juga terdapat hasil data saat melakukan pre-test dan post-test, dan juga ada hasil data dari pengujian uji hipotesis uji-t.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan bagian terakhir dalam sistematika penulisan skripsi yang meliputi simpulan dan saran.Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa


(6)

hasil penelitian berdasarkan hasil analisis pada bab IV diperoleh data tingkat apresiasi siswa signifikan meningkat. Sedangkan untuk saran atau rekomendasi yang ditulis setelah simpulan ditunjukkan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan yaitu pihak sekolah, guru seni budaya dan keterampilan, siswa, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang selanjutnya.